Tampilkan postingan dengan label KOMPILASI MISTERI 4 IN 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KOMPILASI MISTERI 4 IN 1. Tampilkan semua postingan

KOMPILASI MISTERI 4 IN 1 - Cover

 Thread ini berisi 4 cerita horor ketengan yang ditulis untuk event Kaskus Mitos & Mistis pada tanggal 16 - 31 Maret 2020


KOMPILASI MISTERI 4 IN 1 - Ojol Bonceng Pocong

 


Kisah ini merupakan pengalaman nyata dari seorang tukang ojol bernama Odji yang sedang bernasib sial membonceng sesosok pocong.

Beginilah kisahnya.....

Sehari hari Odji menghabiskan waktunya untuk mengojek online di kota Batu , sejak jam 5 pagi hingga jam 9 malam ia terus mengojek demi mendapatkan pundi pundi rupiah untuk menafkahi keluarganya , tak jarang ia masih berada di luar hingga hampir tengah malam demi menutup jumlah point harian yang menghasilkan bonus cukup lumayan , begitulah hari hari yang dilalui Odji sebagai tukang ojol yang tak kenal lelah memburu rupiah di jalanan.

Pada suatu malam Odji mengantarkan seorang penumpang ke daerah Junrejo , rumah orang itu berada di pedesaan yang agak terpencil sehingga Odji harus melewati jalanan yang sepi dan dikelilingi area persawahan yang cukup luas , belum lagi suasananya sangat gelap karena tidak ada satupun lampu yang menerangi jalanan , meskipun begitu Odji santai saja karena sudah terbiasa melewati jalanan pedesaan yang sepi dan gelap.

Begitu tiba di tujuan Odji langsung menurunkan orang yang menumpangi motornya , setelah mendapat bayaran ngojek iapun segera tancap gas mencari warung kopi di sekitar desa , maklum hawa udara kota Batu sangat dingin kalau malam sehingga Odji harus sering sering mampir warung buat minum kopi panas.

Saat sudah menemukan warung Odji langsung memesan segelas kopi dan meminta sebatang rokok eceran , tak lama kemudian ia sudah duduk lesehan di amben warung sembari menyeruput kopi dan menghisap rokoknya dalam dalam , tak lupa ia terus mengecek aplikasi ojol di ponselnya sambil berharap ada orderan masuk , siapa tahu ada orang desa sekitar yang mau pergi ke kota.

Saat Odji selesai ngopi rupanya tak ada satupun orderan yang masuk , apa boleh buat terpaksa Odji harus kembali ke kota dan mencari penumpang di sana untuk menutup jumlah point harian yang kurang sedikit lagi akan mendapat bonus , langsung saja Odji bersiap memacu motornya dan kemudian tancap gas melewati jalanan persawahan yang ia lewati tadi.

Setelah melewati persawahan Odji memutuskan untuk berbelok melewati jalan trabasan kecil yang berbatasan dengan tegalan , walaupun suasananya sepi dan gelap tapi jarak yang ditempuh jauh lebih singkat daripada melewati jalan di persawahan tadi , tak butuh waktu lama iapun sudah melintasi area tegalan dan kemudian langsung bablas melewati area kuburan kampung yang suasananya sangat gelap dan sepi , namun Odji tidak merasa takut karena memang sudah terbiasa lewat kuburan malam malam , lagipula ia tak percaya dengan hantu , setan atau dedemit yang baginya cuma sekedar khayalan film horor.

Setelah melewati kuburan Odji terus melaju melintasi area kebun jagung yang cukup luas , tetapi entah kenapa tiba tiba motornya jadi terasa agak berat sehingga lajunya jadi agak melambat " weerr !!... weerr !!.... weeer !!... " meskipun Odji sudah menarik gas lebih kencang tetap saja motornya lambat melaju dan terasa berat , Odji berpikir mungkin ban belakang motornya agak kempes sehingga ia berniat untuk mencari tukang tambal ban saat tiba di kampung nanti.

Lama lama Odji merasakan laju motornya malah semakin lambat dan semakin berat " weeer !!.... weeeer !!.... " berkali kali ia menarik tuas gas lebih kencang tetapi tetap saja motornya hanya bisa melaju tak lebih dari 30 km/jam , Odji benar benar tidak menyadari bahwa sesungguhnya ada sesuatu yang sedang membonceng di belakangnya , ia sama sekali tidak tahu kalau sesuatu yang diboncengnya itu adalah penyebab motornya jadi terasa berat dan lambat.


Dengan lambat Odji terus memacu motornya hingga hampir mencapai kampung " weer !!.... weeer !!... weeer !!... " tuas gas terus ditarik dengan kencang tetapi laju motor tetap saja lambat dan berat hingga Odji merasa kesal sendiri " juancuuk !!.. opo'o iki cuuk ?!!.. " berkali kali Odji mengumpat karena terlanjur kesal dengan motornya yang tak bisa diajak melaju kencang.

" Ancuuk ki !!.. ra iso banter blas !!.. " umpatan Odji semakin menjadi jadi karena ia sudah sangat kesal dengan motornya yang melaju lambat , berkali kali ia mengumpat sebelum akhirnya ia terkaget saat mendengar suara serak dari boncengan belakang " maas !!.. ojok misuh misuh ngono !!.. sedelut ngkas aku mudhun !!!... " karena kaget dengan suara serak itu akhirnya Odji langsung menengokkan kepala ke belakang dan ternyata " waaanjuuuk ??!? !!... " seketika Odji berteriak kaget setelah tahu kalau di boncengan motornya ternyata ada sesosok pocong.


" Bruuakk !!.. " saking takutnya Odji langsung menjatuhkan motor dan kemudian lari terbirit birit menuju kampung yang letaknya tak jauh lagi , begitu bertemu dengan warga kampung ia langsung menceritakan kejadian menyeramkan yang dialaminya tadi.

Odji : " onok pocong pak !!.. ndek mau poconge nggonceng motorku pak !!.. "

Warga : " nang ndi mas poconge ?! "

Odji : " nang ladang jagung pak !!.. motorku keri nang kono sisan "

Warga : " ayo wes tak terno njukuk !! "

Seorang warga mengantarkan Odji untuk mengambil motornya yang terjatuh di ladang jagung dekat kampung , begitu tiba di sana sosok pocong yang membonceng tadi sudah tak ada entah menghilang kemana.

Odji : " poconge gak onok pak "

Warga : " ndek mau mesti kroso abot tha motormu pas mari liwat kuburan ? "

Odji : " iyo e pak , mari liwat kuburan motorku kroso abot ora iso mlaku banter "

Warga : " yo poconge iku ancen kerep nunut uwong seng liwat kuburan bengi bengi "

Odji : " temenan tha pak ? "

Warga : " lho iyo temenan iki , wong kampung kene wes kerep diboncengi pocong , mangkane saiki gak onok seng wani liwat kuburan bengi bengi "

Kejadian menyeramkan ini membuat Odji tersadar bahwa yang namanya makhluk gaib seperti pocong memang benar benar nyata adanya dan bukan hanya sekedar muncul di film horor saja , karena itulah ia kapok melewati kuburan malam malam karena takut kalau ada pocong yang membonceng motornya lagi.

Salam Satu Aspal

penulis : vigo vampiro
narasumber : odji
waktu kejadian : 2016

KOMPILASI MISTERI 4 IN 1 - Kuntilanak Mampir Angkringan

 


Kisah ini adalah pengalaman nyata seorang pedagang angkringan bernama Pak Samsul yang sedang sial didatangi sesosok kuntilanak saat sedang berjualan malam malam.

Beginilah kisahnya...

Pak Samsul sudah bertahun tahun menjadi pedagang warung angkringan di kota Batu , sehari hari ia berjualan di pinggiran jalan raya daerah Beji yang biasanya selalu ramai dilewati banyak kendaraan , mulai jam 5 sore ia sudah menggelar gerobak angkringannya di sana dan baru akan pulang setelah lewat tengah malam , banyak orang yang mampir angkringannya sekedar untuk cangkrukan sambil minum kopi atau makan nasi kucing dan beraneka gorengan , dari dagangan angkringannya itu Pak Samsul bisa menafkahi keluarganya serta membiayai sekolah anak anaknya yang masih duduk di bangku SD , bahkan ia masih bisa menyisihkan pendapatan untuk tabungan ongkos umroh dan naik haji , yang jelas rejeki Pak Samsul selalu lancar karena tiap hari ada banyak orang yang mampir angkringannya.

Tetapi ada kalanya angkringan Pak Samsul jadi sepi , biasanya saat musim hujan orang jadi malas keluar rumah sehingga angkringannya tak banyak didatangi orang , meskipun begitu Pak Samsul tetap berjualan hingga larut malam karena ia belum mau pulang kalau dagangannya belum habis , tak heran kalau Pak Samsul sampai ketiduran hanya untuk menunggui angkringannya hingga dini hari.

Pada suatu malam menjelang dini hari Pak Samsul sedang menunggui angkringannya yang sedang sepi selepas hujan reda , sambil leyeh leyeh ia asik mendengarkan siaran radio sekedar untuk menghibur diri biar tidak mengantuk , hingga tak lama kemudian ada seorang perempuan yang tiba tiba datang dan langsung duduk begitu saja di bangku angkringan , karuan saja Pak Samsul merasa senang dan ia langsung menanyai apa yang akan dipesan perempuan itu.

Pak Samsul : " mau minum apa mbak ? "

Perempuan : " buatkan kopi hitam pak "

Pak Samsul : " tunggu sebentar mbak ya , saya buatkan dulu kopinya "

Dengan cekatan Pak Samsul langsung membuatkan secangkir kopi yang dipesan perempuan itu , begitu sudah beres ia langsung menyuguhkan secangkir kopi itu sembari menanyai perempuan yang memesannya.

Pak Samsul : " sampeyan dari mana mbak ?!.. kok malem malem keluar sendirian ?? "

Perempuan : " saya dari pujon "

Pak Samsul : " oh rumahnya pujon ??.. lha emang mau kemana kok malem malem keluar sendirian ?? "

Perempuan : " saya mau ke malang , mau naik angkot "

Pak Samsul : " oh angkot jam segini susah mbak , nunggu aja di sini paling masih ada bus dari jombang yang lewat "

Setelah menjawab apa yang ditanyakan Pak Samsul perempuan itu langsung mereguk kopinya yang masih panas , Pak Samsul sendiri kembali asik mendengarkan siaran radio sambil sesekali mengamati penampilan perempuan yang duduk berhadap hadapan dengannya itu , wajahnya cukup cantik namun terlihat murung dan agak pucat , sementara bajunya yang berwarna krem tampak usang dan lusuh seperti baju bekas yang tidak pernah dicuci , dalam hati Pak Samsul merasa agak heran melihat penampilan perempuan itu tetapi ia sungkan bertanya macam macam padanya , entahlah mungkin perempuan itu sedang bermasalah dengan pacar atau suaminya.

Sebungkus nasi kucing baru saja disantap perempuan itu , dengan lahap ia menyantap nasi yang hanya berlauk ikan teri itu hingga butiran nasinya berceceran mengotori meja angkringan , anehnya setelah menghabiskan sebungkus nasi perempuan itu terus mengambil sebungkus lagi dan begitu seterusnya hingga semua nasi kucing dagangan Pak Samsul habis tak tersisa , kali ini Pak Samsul benar benar heran bukan kepalang melihat nasi kucing dagangannya dihabiskan semua oleh perempuan itu , selapar laparnya orang tak ada yang menghabiskan nasi kucing sampai berbungkus bungkus , sungguh benar benar aneh.

" Huukk !!... huuk !!... " setelah makan perempuan itu bersendawa berkali kali sebelum akhirnya meminta Pak Samsul untuk membuatkan secangkir kopi lagi dan ditambahi dengan jahe , lekas saja Pak Samsul mengiris potongan jahe dan kemudian menumbuknya dengan ulekan " duuk !!... duuk !!... duuk !!... " saat Pak Samsul masih menumbuk jahe tanpa disadari perempuan itu tiba tiba merubah wujudnya menjadi berbeda daripada sebelumnya.


Kini perempuan itu terlihat menyeramkan karena ia sudah menampakkan wujud aslinya yaitu sesosok kuntilanak yang bermuka pucat dan mengenakan kain putih yang menutupi sekujur tubuhnya , sosok kuntilanak itu masih duduk diam sementara Pak Samsul belum selesai menumbuk jahe " duuk !!.. duuk !!... duuk !!.. " hingga tak lama kemudian ketika Pak Samsul akan mencelupkan jahe ke dalam cangkir kopi barulah ia menyadari bahwa sosok perempuan yang duduk di hadapannya itu ternyata adalah sesosok kuntilanak " yaa allaahhh ?!?... astaghfirullaaah !!... opoo iki yaa allaah ?!??!... " seketika Pak Samsul kaget bukan kepalang hingga ia langsung berlari terbirit birit meninggalkan gerobak angkringannya " tuuloong !!... tuuloong !!... onok kuntilanaak !!... kuntilanaaak !!.. " sambil berteriak teriak Pak Samsul terus berlari menuju area SPBU yang masih buka , hanya itulah satu satunya tempat yang masih ramai dan berdekatan dengan lokasi gerobak angkringan Pak Samsul , tetapi sebelum berhasil mencapai SPBU itu tiba tiba Pak Samsul terjatuh karena kakinya terantuk batu yang berserakan di pinggir jalan.

Menjelang shubuh petugas SPBU yang hendak pulang menemukan Pak Samsul tergeletak pingsan di tepi jalan raya , setelah diberi pertolongan Pak Samsul segera dipulangkan ke rumahnya dan dipanggilkan seorang kiai , rupanya Pak Samsul mengalami gejala trauma mendalam yang membuatnya sering berteriak teriak sendiri seperti orang ketakutan , untungnya seminggu kemudian Pak Samsul sudah waras setelah tiap hari rutin meminum air yang sudah dibacakan doa oleh kiai.


penulis : vigo vampiro
narasumber : pak samsul
waktu kejadian : 2006

KOMPILASI MISTERI 4 IN 1 - Pocong Ngeband

 


Kisah ini merupakan pengalaman nyata seorang pemilik studio musik bernama Mas Didik yang diganggu sesosok pocong dari kuburan sebelah yang suka numpang ngeband malam malam.

Beginilah kisahnya....

Mas Didik dulunya adalah seorang rocker yang disegani di scene permusikan kota Malang , tapi saat musik alay mulai ngetren Mas Didik terpaksa harus menggantung gitarnya karena tak ada lagi orderan manggung buat bandnya yang biasa memainkan lagu lagu rock lawas , setelah pensiun ngeband Mas Didik akhirnya membuka sebuah studio musik di ruko sewaan yang bersebelahan dengan komplek kuburan di daerah Sumbersari , kata warga setempat komplek kuburan itu dikenal angker karena sudah sering terjadi penampakan sosok pocong atau kuntilanak , rumor keangkeran kuburan itu membuat Mas Didik sedikit takut tetapi ia mencoba untuk mengabaikannya agar ia bisa merasa tenang menunggui studionya yang buka hingga lewat tengah malam.

Baru sebulanan Mas Didik membuka studio sama sekali tak ada kejadian yang aneh aneh , justru studionya malah laris dibooking anak anak band yang kebanyakan adalah mahasiswa dari berbagai kampus , bahkan saking ramainya studio Mas Didik baru tutup menjelang shubuh dan dibuka lagi selepas dhuhur , begitulah operasional harian studio Mas Didik yang omsetnya kian lama kian menggunung , hanya tinggal ongkang ongkang menunggui studio pundi pundi rupiah sudah masuk sendiri ke kantongnya Mas Didik , tak heran kalau dalam waktu singkat ia bisa membeli peralatan musik bermerk top seperti microphone Shure , gitar Ibanez , keyboard Korg Triton hingga set drum elektrik yang harganya sangat mahal , wajar kalau anak anak band semakin banyak yang keranjingan ngejam di studionya.

Tiap hari suara musik selalu terdengar dari ruangan studio yang berada di lantai 2 , sementara Mas Didik biasanya hanya duduk duduk di lantai 1 sambil sesekali ngobrol dengan anak anak band yang sedang antre menunggu waktu bookingan , begitulah suasana sehari hari studio musik Mas Didik yang sama sekali tak pernah sepi disambangi anak anak band dari berbagai aliran musik , mulai anak punk , anak metal , anak emo , anak reggae hingga anak dangdut semuanya keranjingan ngejam di studionya Mas Didik yang punya peralatan serba wah , bahkan meskipun tarif bookingan dinaikkan tetap saja anak anak band itu tak pindah ke studio lain yang bertebaran di seantero kota Malang.

Beberapa bulan kemudian mulai ada kejadian aneh di studio Mas Didik , kata anak anak band yang sedang latihan ada suara misterius yang tiba tiba ikut bernyanyi saat mereka sedang ngejam lagunya Koes Plus , mereka bilang suara misterius itu terdengar melalui salah satu mic yang tak dipakai buat nyanyi.

Mas Didik : " beneran tha ? "

Anak Band 1 : " iya mas , suaranya serak serem banget tadi "

Anak Band 2 : " kita kan lagi mainin musiknya trus suaranya itu kedengeran ikut nyanyi juga mas "

Mas Didik : " mungkin halusinasi thok iku "

Anak Band 1 : " sumpah mas suaranya kedengeran dari ampli mic , serak serem banget makanya kita langsung udahan aja "

Anak anak band yang biasa ngejam lagu jadul itu akhirnya pulang setelah ada suara misterius yang katanya ikut bernyanyi bersama mereka , Mas Didik sendiri masih tak percaya kalau di studionya ada kejadian aneh seperti ini sehingga dia memilih untuk cuek cuek saja menyikapinya.

Hari hari berikutnya Mas Didik kembali dibuat heran dengan anak anak band yang sedang latihan di studionya , ada yang bilang keyboardnya tiba tiba bunyi sendiri atau stand mic tiba tiba jatuh sendiri , bahkan ada juga yang ketakutan gara gara kenop ampli berputar sendiri hingga membuat sound musik jadi tak karuan , mendengar pengakuan anak anak band itu membuat Mas Didik teringat lagi dengan rumor keangkeran komplek kuburan di sebelah studionya , jangan jangan dedemit dari kuburan itu yang sering mengganggu anak anak band ngejam saat malam malam.

Mas Didik semakin pusing dengan berbagai kejadian aneh yang belakangan makin sering terjadi di studionya , gara gara itu omset studionya jadi turun drastis karena anak anak band di Malang sudah banyak yang mendengar keangkeran studionya Mas Didik , tak heran kalau lama lama studionya jadi sepi hingga Mas Didik frustasi sendiri memikirkan omsetnya yang terus menurun.

Pada suatu malam Mas Didik duduk termangu di kursinya , dengan muka kusut ia menunggui studionya yang sudah sepi tak lagi disambangi anak anak band seperti biasanya , sambil termangu ia terus menghisap rokoknya hingga habis berbatang batang , lama kelamaan iapun tertidur karena sudah terlalu pusing memikirkan masalah studionya yang kian sepi.

" Dug jess !!.. dug jess !!.. " suara drum yang terdengar gaduh dari lantai 2 seketika membuat Mas Didik terbangun , walaupun masih kaget ia berusaha menenangkan diri agar tidak terlalu syok dengan suara drum yang masih terus terdengar itu " dug dug tak !!... dug dug tak !!... jess !!.. jess !!.. " begitu gaduh suara drum itu terdengar dari ruangan studio di lantai 2 hingga iapun memutuskan untuk mengeceknya , jangan jangan ada orang yang nyelonong masuk dan iseng memainkan drum saat dirinya sedang tertidur.

Dengan tergesa Mas Didik menaiki anak tangga menuju lantai 2 , tapi sebelum ia sampai di ruangan studio suara drum itu tiba tiba tak terdengar lagi , begitu Mas Didik membuka pintu ruangan studio ternyata tak ada seorangpun di dalam , sementara set drum yang tadi sempat berbunyi sendiri kini tampak berantakan seperti baru saja dimainkan dengan kasar.

" Woee !!.. jancook !!.. nek kate dolenan musik ngetoko nang ngarepku !!... ojo ilang ilangan ae !!... " Mas Didik mengumpat dengan kesal karena merasa dipermainkan sosok yang tak dapat ia lihat wujudnya , karena sudah terlanjur kesal ia langsung turun ke lantai 1 dan kemudian bersiap untuk segera pulang , tapi belum sempat ia menutup pintu rolling door tiba tiba terdengar suara nyanyian dari lantai 2 studionya " bukan lautan tapi kolam susu !!... kail dan jala cukup menghidupimu !!... " mendengar suara serak yang menyanyikan lagu Koes Plus itu langsung membuat Mas Didik bergidik , kali ini ia mulai ketakutan tapi sekaligus juga merasa penasaran dengan sosok tak kasat mata yang sedang menyanyikan lagu itu , akhirnya iapun memutuskan untuk kembali ke lantai 2 sambil berjalan sepelan mungkin , ia yakin sosok yang sedang berada di dalam ruangan studionya tak akan menghilang kalau tak merasa terusik , karena itulah ia terus berjalan mengendap endap sambil menguatkan nyali menuju ruangan studio.

" Orang bilang tanah kita tanah surga !!.. tongkat kayu dan batu jadi tanaman !!.. " nyanyian suara serak itu masih terdengar saat Mas Didik sudah tiba di depan pintu ruangan studio " fuuh !!... fuuhh !!.. " setelah menghela nafas beberapa kali barulah ia memberanikan diri membuka pintu studio pelan pelan " sreeeek !!.. " begitu Mas Didik mengintip barulah ia menyadari bahwa sosok yang sedang menyanyikan lagu Koes Plus itu ternyata adalah sesosok pocong.


" Jaa !!... jaampuut !!... ooocooongg !!.... pocooongg !!!.. " seketika Mas Didik berteriak histeris saat melihat sosok pocong di dalam ruangan studio , sekejap kemudian sosok pocong itu langsung menghilang sementara Mas Didik malah tergeletak pingsan di depan pintu ruangan studio , hingga keesokan harinya ia dibangunkan oleh beberapa warga setempat yang curiga melihat pintu rolling door masih terbuka " maas !!.. maas tangi mas !!.. opo'o samean iki mas ?!.... " begitu terbangun raut muka Mas Didik masih tampak pucat dan ketakutan , setelah diberi minum barulah ia menceritakan kejadian semalam kepada warga yang menolongnya.

Sebulan setelah kejadian menyeramkan itu Mas Didik memutuskan untuk pindah tempat , ia sudah tak mau lagi menempati ruko sebelah kuburan itu walaupun jangka sewanya masih tersisa lama , apa boleh buat lebih baik membuka studio di tempat lain saja daripada terus terusan diganggu sosok pocong yang suka ngeband.



penulis : vigo vampiro
narasumber : mas didik
waktu kejadian : 2009

KOMPILASI MISTERI 4 IN 1 - Rumah Angker Garum Blitar

 



Kisah ini merupakan pengalaman nyata seorang pria bernama Priono yang mencoba untuk ngalap berkah di sebuah rumah angker yang terletak di daerah Garum kabupaten Blitar.

Inilah kisahnya......

Sehari hari Priono sibuk mengurusi toko ikan hias yang menjadi tempatnya mengais rejeki , mulai pagi sampai sore ia terus berkutat dengan pekerjaannya mengurusi ikan dan peralatan aquarium yang ia jual , tetapi saat malam hari ia sering keluyuran ke berbagai tempat wingit yang ada di kabupaten Blitar , mulai dari sendang , petilasan , rumah sakit angker , hingga kuburan pendekar sakti pernah ia datangi demi tujuan tujuan tertentu , maklum Priono memang dikenal sebagai orang yang gemar lelaku ngelmu dan terobsesi dengan hal hal klenik yang dirasa ada manfaat bagi dirinya , tidaklah mengherankan kalau ia punya benda benda keramat seperti batu mustika , jimat semar , jenglot hingga tali pocong perawan , semua benda klenik itu ia dapatkan dari tempat tempat wingit yang pernah ia datangi di seantero Blitar.

Pada suatu ketika Priono bingung mau mendatangi tempat wingit yang mana lagi , maklum tempat tempat wingit di seantero Blitar sudah ia datangi semua sehingga ia kebingungan mencari cari informasi mengenai tempat wingit yang belum pernah ia ketahui , hingga akhirnya ada seorang tetangga yang memberi info mengenai rumah angker yang berada di daerah Garum , katanya rumah itu sudah lama kosong dan sering terjadi penampakan makhluk gaib yang biasanya menghantui warga setempat.

Setelah mendapat informasi Priono akhirnya berangkat ke rumah angker di daerah Garum itu , sambil melihat petunjuk Google map ia terus mencari cari rute menuju rumah angker yang letaknya belum ia ketahui secara pasti , hingga saat tiba di daerah Garum ia mulai bertanya pada sejumlah warga yang mengarahkannya pada area persawahan yang cukup luas dan gelap , ternyata rumah angker yang ia cari cari itu berada di sana.


Sekitar jam 10 malam Priono akhirnya tiba di rumah angker yang ia cari , letak rumah ini dikelilingi area persawahan yang cukup luas sehingga suasananya terasa sepi dan gelap saat malam hari , sementara halaman rumah ini dipenuhi tanaman labu yang sengaja dibudi daya oleh pemilik rumah , memang rumah ini ada pemiliknya tapi entah kenapa malah dibiarkan mangkrak tak terurus , bisa jadi karena ada sosok makhluk gaib yang menghuni rumah ini.

Priono yang masih berdiri di halaman terus menyorotkan senternya untuk melihat kondisi rumah yang gelap tanpa lampu , arsitektur rumah ini tampak kuno seperti rumah Belanda sementara di terasnya terdapat tulisan 'bohemian rhapsody' yang menggantung di antara pilar , bisa jadi orang yang memiliki rumah ini adalah penggemar fanatik band Queen.

Karena pintu rumah terkunci Priono akhirnya duduk bersila di lantai teras yang kotor dan berdebu , tak lama kemudian ia mulai mengeluarkan beberapa barang yang tersimpan di dalam tas slempangnya , ada sebuah bokor kuningan dan juga sekresek kembang yang langsung ia taruh di bokor kuningan , setelah itu ia menyalakan rokok klembak menyan yang bau asapnya sangat menyengat , dengan santai ia menghisap rokok itu sambil mengepulkan asapnya berkali kali , konon bau asap rokok klembak menyan disukai oleh makhluk gaib.

" Fuuuh !!... " mulut Priono terus menghembuskan asap rokok hingga kepulannya tampak memenuhi teras rumah , tiap sebatang rokok habis Priono akan menyalakan sebatang lagi dan begitu seterusnya sampai ia terbatuk batuk akibat kebanyakan menghisap rokok berbahan menyan itu " uhuuk !... uhuuk !... ' uhuuk !... " meskipun berulang kali terbatuk Priono tetap menghisap rokok klembak menyan hingga menghabiskan berbatang batang.

Ketika waktu sudah hampir tengah malam tiba tiba Priono mendengar suara perempuan yang melantunkan kidung Jawa dari atas genteng rumah ini , segera saja ia berlari ke halaman dan mendongakkan kepalanya ke arah genteng rumah yang cukup tinggi , ternyata di sana sudah ada sesosok perempuan bersanggul yang mengenakan jarik dan kebaya merah , perempuan itu duduk bersimpuh di bagian depan genteng yang datar sambil lirih melantunkan kidung Jawa yang terdengar membuai.

" rumekso ingsun lakunisto ngoyo woro kelawan , howo kang dur angkoro senadyan setan gentayangan , tansah gawe rubeda nganti pupusing jaman "

Priono tidak takut melihat sosok perempuan berkebaya merah itu , justru ia malah menikmati suaranya yang terdengar lembut melantunkan kidung Jawa , bahkan Priono juga sempat mencoba merekam video menggunakan ponselnya tetapi sayang hasilnya nihil , sosok perempuan itu benar benar tak bisa direkam wujud maupun suaranya.


Priono bukan seorang Youtuber dan ia tak terlalu peduli dengan urusan rekaman video , setelah memasukkan ponsel ke dalam saku ia malah menikmati merdunya kidung Jawa yang dilantunkan perempuan berkebaya merah itu.

" sumebyar ingsukmo madusarining perwito maneko warno prodo, mbangun projosampurno sengkolo tido mukso kolobendu nyotosirno tyasing roso mardiko "

Entah kenapa Priono tiba tiba merasakan kepalanya mulai pusing dan matanya juga berkunang kunang , hingga lama kelamaan ia semakin tak kuat menahan rasa pusing di kepalanya " argh !! . argh !!.. " sambil memegangi kepalanya yang nyut nyutan Priono mencoba untuk berjalan kembali ke teras , tetapi pandangan matanya semakin berkunang kunang hingga tak jelas lagi melihat apa yang ada di hadapannya " argh !!.. argh !!.. " dengan langkah sempoyongan Priono terus mencoba berjalan menuju teras , sayangnya ia malah terjatuh setelah menabrak tanaman labu dan akhirnya ia menggelepar kesakitan menahan rasa pusing yang semakin tak tertahankan " aaarghh !!.... aaarrghh !!... " di saat Priono mengerang erang kesakitan perempuan berkebaya merah itu justru semakin nyaring melantunkan kidungnya.

" mugiyo sedoyo pusoko kalimosodo yekti dadi mustiko sajeroning jiworogo bejomulyo waskito digdoyo bowo leksono byarmanjing sigro sigro "

Mendengar kidung yang dilantunkan perempuan berkebaya merah itu malah membuat Priono jadi semakin kesakitan " aaarrghh !!... aaarrghh !!!... " ia terus mengerang erang sambil memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing nyut nyutan , hingga saat merasa tak kuat lagi akhirnya Priono tergeletak pingsan di halaman rumah.

........................

Saat tersadar dari pingsannya Priono malah berada di pendopo kecil yang berada di tengah tengah sawah , sementara sosok perempuan berkebaya merah tadi malah sudah duduk bersimpuh di hadapannya sambil tersenyum penuh pesona , Priono menyadari kalau saat ini dirinya sedang berada di alam gaib karena saat pingsan tadi sukma atau tubuh astralnya keluar sendiri dari tubuh fisiknya yang tergeletak pingsan di halaman rumah , kini dengan penuh keheranan ia mencoba bertanya kepada sosok perempuan berkebaya merah yang duduk di hadapannya.

Priono : " njenengan sinten nyai ? "

Perempuan : " jenengku ora entuk dingerteni manungso "

Priono : " lha njenengan lapo teng mriki ? "

Perempuan : " aku iki danyange kene kaet jamane mojopait mbiyen "

Rupanya perempuan berkebaya merah ini adalah danyangnya daerah Garum sejak jaman kerajaan Majapahit dulu , jika dihitung mungkin sudah ratusan tahun umur perempuan ini namun wujud penampilannya masih tampak cantik penuh pesona , bahkan tubuhnya tampak sintal menggoda.

Perempuan : " kowe nyapo kok mrene wayah bengi ? "

Priono : " kulo pados barang nyai "

Perempuan : " barang ??.. barang opo seng mbok goleki ? "

Priono : " lha teng mriki wontene barang nopo mawon nyai ? "

Perempuan : " akeh barangku nang kene , nek awakmu gelem tak wenehi pusoko keris manikmoyo "

Priono : " keris manikmoyo ??... "

Perempuan : " nek kowe nyekel keris iku iso ndadekno uripmu entuk kamulyan ndonyo , kabeh seng mbok angen angen bakalane mesti keturutan "

Priono merasa senang karena akan diberi pusaka keris manikmaya oleh perempuan berkebaya merah , katanya keris itu bisa membuat hidup jadi lebih makmur dan apa saja yang diinginkan pasti kesampaian , karena itulah Priono langsung bersemangat menanyakan syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keris manikmaya itu.

Priono : " nggeh kulo purun keris manikmoyo niku nyai , pripun syarate kulo saget angsal keris niku ? "

Perempuan : " syarate reneo !!... nyedeko aku mrene ! "

Perempuan berkebaya merah itu menyuruh Priono untuk mendekat , tetapi begitu Priono sudah duduk bersila dengan posisi berhadapan hadapan ternyata perempuan itu malah langsung duduk di pangkuannya.

Perempuan : " iki syarate seng kudu mbok lakoni "

Priono : " nyai ??.. "

Rupanya syarat untuk mendapatkan keris manikmaya adalah dengan cara memenuhi nafsu birahi perempuan berkebaya merah itu , Priono sebenarnya ingin menolak tetapi ia merasa tak kuasa menahan pesona perempuan berkebaya merah yang penampilannya tampak cantik menggoda , ia hanya terdiam saat perempuan berkebaya merah itu duduk di pangkuannya dengan tangan yang bergelayut mesra di lehernya , sekejap kemudian perempuan itu mulai menciumi Priono dengan penuh nafsu.


Priono yang sebenarnya sudah punya istri ini malah menikmati cumbuan perempuan berkebaya merah , bahkan ia semakin tak kuasa menahan gejolak nafsunya sendiri saat perempuan yang sedang dipangkunya itu mulai melepas kebaya merah yang dikenakan , seketika nafsu Priono terbangkitkan melihat ranumnya payudara yang tersembul dibalik kemben jarik perempuan itu , dengan penuh nafsu ia mulai meremas sepasang payudara itu sembari terus berciuman " aaah !!... aaahh !!... aaahh !!.. " terdengar rintihan perempuan itu yang membuat Priono justru semakin liar bercumbu.

Di saat percumbuan hampir mencapai klimak tiba tiba Priono merasa aneh dengan apa yang tersembunyi dibalik jarik perempuan itu , saat ia merabanya terasa begitu kasar seperti ekor ular yang terus bergerak gerak dibalik jarik , karena penasaran Priono akhirnya langsung menyingkap jarik perempuan itu dan ternyata memang benar ada ekor ular bersisik kasar yang menjuntai di antara selangkangan , karuan saja Priono kaget dan langsung menyingkir dari perempuan yang ditindihnya itu.

Perempuan : " nyapo ??... terusno ojo ngaleh kowe , durung tutuk iki "

Priono : " kowe ulo tibakno !!... "

Perempuan : " ora aku uduk ulo... "

Priono : " iku nang njero jarikmu onok buntut ulo klekat klekot !! "

Perempuan : " iyo aku iki pancen ulo , tapi aku iki iso dadi koyok manungso... aku saiki wes dadi wong wadon ayu "

Priono : " aku ora butuh keris manikmoyo , aku wegah karo siluman ulo koyok kowe "

Perempuan : " ojo ngono tho !!.. ojo ngaleh disek !!... tutukno disek !!.. "

Priono yang mengetahui siapa sebenarnya perempuan itu langsung mengenakan pakaiannya dan kemudian beranjak meninggalkan pendopo , tetapi saat ia masih berjalan di persawahan tanpa diduga tiba tiba ia dililit oleh seekor ular yang sangat besar , rupanya perempuan tadi sudah kembali ke wujud aslinya yaitu sesosok siluman ular sebesar anaconda yang setengah badannya adalah manusia seperti sosok Nyai Blorong , dengan penuh amarah sosok siluman ular itu melilit Priono yang hanya bisa meringis menahan kesakitan.


Priono berusaha melepaskan lilitan ekor ular itu tetapi sayangnya ia merasa semakin tak berdaya , justru perempuan itu malah semakin mengencangkan lilitan ekor ularnya sambil mengancam akan menghabisi Priono.

Perempuan : " aku kurang opo ndek mau wes macak dadi wong wadon ayu !!... saiki kowe ora iso mlayu soko aku !!... kowe arep tak pateni saiki !!.. "

Priono : " aampun nyai !!... aku arep muleh nyai !!.. "

Perempuan : " kowe ora iso muleh !!.. kowe wes nglarani atiku !!.. saiki arep tak pateni kowe !!... "

Priono yang sudah ketakutan sama sekali tak berdaya melepaskan lilitan ekor ular yang semakin kencang melilit tubuhnya , hingga lama kelamaan ia merasa semakin lemas dan kehilangan kesadaran seperti mau mati.

.......

Dengan lemas Priono terbangun di halaman rumah angker tempatnya pingsan tadi , matanya masih berkunang kunang melihat keadaan sekeliling yang kembali seperti semula , tidak ada pendopo di persawahan ataupun siluman ular yang tadi nyaris membunuhnya , yang ada hanyalah rimbun tanaman labu di halaman rumah angker yang tadi.

Priono tidak mengerti kenapa tiba tiba ia bisa tersadar dari pingsannya , tetapi ia bersyukur bahwa ia sudah terbebas dari siluman ular yang tadi nyaris merenggut nyawanya , kini dengan langkah gontai ia segera mengemasi barang bawaannya dan kemudian beranjak pergi meninggalkan rumah angker itu tanpa mendapat apa apa.



penulis : vigo vampiro
narasumber : priono
waktu kejadian : 2016