ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2009 ketika aku masih kuliah semester 4 di UMM Malang
Tampilkan postingan dengan label PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3. Tampilkan semua postingan
PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 1
Gelak canda tawa terdengar begitu riuh di sudut ruangan warung kopi depan kampus UMM ini , teman temanku tak kuasa untuk tidak tertawa mendengar bermacam banyolan dari mulut Bang Renggo , padahal baru 2 jam lalu aku mengenalkannya pada mereka dan kini ia sudah berbaur akrab bagaikan seorang kawan lama.... hal ini tidaklah mengherankan karena aku sendiri mengenal Bang Renggo Joyo sebagai seorang yang berwatak supel , mudah bergaul dan memiliki rasa humor yang tinggi , alhasil dia memiliki banyak teman dimana mana.
Niken : " bang , tebakan yang lainnya dong !!.. yang paling susah "
Renggo : " eh apa ya ?!... gw masih mikir nih "
Niken : " katanya masih banyak tebakannya bang ? "
Renggo : " eh ini gw inget , gajah kalo manjat pohon kelihatan apanya coba ?!?... bisa jawab gak lu ?! "
Niken : " ahh gampang tu , ya kelihatan buntutnya lah bang "
Renggo : " ha.. ha.. salah lu , ayo yang lainnya coba tebak ! "
Zul : " kelihatan bokongnya deh bang "
Renggo : " yakin lu zul ? "
Zul : " yakin deh bang , apalagi kalo ngga kelihatan bokongnya.... iya ngga ndik ? "
Pendik : " ujutes bro "
Renggo : " salah semuanya deh.. ha.. ha.. "
Niken : " huh gw nyerah deh bang , kelihatan apanya coba ?! "
Renggo : " jawaban yang bener ya kelihatan bohongnya lah... ha.. ha.. ha.. "
Niken : " arrghhh !!.... sial lu bang , udah capek mikir nih gak taunya boong... huh !! "
Renggo : " ha.. ha... mana ada coba gajah bisa manjat pohon ?!? "
Zul : " ha.. ha... kita aja yang bego mau dikibulin nik "
Renggo : " ha.. ha... ngakunya mahasiswa tapi gw kibulin mau aja... ha.. ha.. "
Di saat mereka masih asik main tebak tebakan aku dan Steve yang duduk di meja terpisah mulai ngobrol soal sosok kuntilanak merah penunggu gedung GKB 1.
Me : " stiv , kita ntar kalo beneran ketemu kuntilanak merah di gkb 1 lu bisa ngatasin kan ? "
Steve : " aku sih asalkan ada bang renggo ngga masalah mas , dia tenaga dalamnya setingkat di atasku.... tapi kita harus benar benar bisa kendaliin pikiran sama kuasain rasa takut kita mas "
Me : " biar kita gak kesurupan ? "
Steve : " makhluk itu kalo sampe masuk bisa bikin repot mas , trus dia bisa nyamar jadi orang juga "
Me : " maksud lu ? "
Steve : " dia bisa jadi siapa saja dari kita mas , makanya kita harus bisa kendaliin pikiran kita "
Me : " gw takut juga sebenernya stiv "
Steve : " pokoknya tenang aja deh mas , masak udah takut duluan padahal ketemu aja belom "
Me : " ya moga aja ntar gak kenapa napa , tapi ntar kita jelajahin sebelah timur kampus dulu deh "
Steve : " lapangan bola ya mas ? "
Me : " gw penasaran sama rusunawa stiv "
Steve : " rusunawa kan baru aja kelar dibangun tuh mas , kayaknya sih ngga ada apa apanya "
Me : " ya ntar kita lihat aja dulu "
Tak terasa waktu telah menunjukkan jam setengah 11 malam , kami semua lekas menghabiskan minuman yang masih tersisa dan kemudian beranjak meninggalkan warung kopi ini , hanya perlu menyeberangi jalan raya dan tibalah kami di pelataran atm dekat gerbang masuk kampus UMM... sesaat kami berdiri mematung sambil memandangi komplek kampus yang begitu luas ini , kami para personel yang tersisa dan juga Bang Renggo Joyo telah siap untuk melakukan rencana besar kami malam ini , sebuah lanjutan dari penjelajahan mistis sebelumnya yang kami rasa masih belum tuntas dan menyisakan tabir misteri yang belum tersingkap sepenuhnya.
Dengan langkah tergesa kami berjalan memasuki komplek kampus yang tampak lengang ini , kuputuskan untuk mengajak teman temanku menuju ke komplek rusunawa yang baru kelar dibangun sebulan lalu , tempat itu akan menjadi sesi pembuka penjelajahan mistis kali ini.
Renggo : " mentereng juga ya kampus lu vig , luas banget ampe capek gw jalan "
Niken : " ahh payah lu bang , gw tiap hari jalan kaki muterin kampus ini ngga capek tuh "
Me : " ini baru setengahnya bang , belum nyampe sebelah timur "
Renggo : " lu tau kereta keretaan yang biasa dinaikin bocah itu ?!... yang bayarnya seribu perak ? "
Niken : " emang napa bang ?!.. lu mau naek itu sambil kelilingin kampus ini ? "
Renggo : " ha.. ha.. mau gw sih gitu... lu bilang dong ma rektor lu buat ngasih kereta keretaan , biar gak capek "
Me : " ha.. ha.. ntar gw omongin sama pak muhadjir deh "
Niken : " ha.. ha.. lucu juga tuh vig kalo ada gituan di kampus ini "
Sekitar 10 menitan kami berjalan santai dari depan kampus dan kini kami telah tiba di sebelah timur gedung GKB 2 yang berupa komplek lapangan bola , namun kami terus berjalan menuju gerbang belakang karena lokasi rusunawa tujuan kami terletak di belakang kampus dan menyatu dengan perkampungan Tegalgondo.
Renggo : " sepi amat vig kampungnya "
Me : " ya emang gini bos dari dulu , beda sama tirto yang rame terus "
Begitu kami melintasi gerbang belakang kampus terlihatlah komplek rusunawa yang dibangun di atas tanah seluas 4000 meter persegi itu.... dahulu area itu tak lebih sekedar lahan persawahan yang begitu sunyi dan gelap gulita , seperti halnya suasana kampung Tegalgondo yang selalu sepi dan terisolasi dari keramaian.
Sejenak kami menghentikan langkah kaki saat tiba di dalam komplek rusunawa yang begitu luas ini , ada 2 blok asrama yang masing masing terdiri dari 2 bangunan berlantai 4 , kami bingung sendiri mau masuk blok yang mana sebelum akhirnya kami mulai berunding singkat.
Me : " gimana stiv ?!.. lu bisa deteksi energi makhluk gaibnya ? "
Steve : " ngga terlalu kerasa sih mas , lemah banget energinya "
Renggo : " emang lemah banget vig , gw juga ngerasain "
Niken : " emang itu makhluk apaan sih bang ? "
Renggo : " gw juga gak bisa nebak apaan , yang jelas bukan kunti ato gendruwo ini "
Zul : " trus kita mau ke blok yang mana nih ? "
Steve : " kita coba blok a aja deh mas , kayaknya yang di sana energinya lebih besar dikit dari blok b "
Renggo : " iya , emang besaran dikit stiv "
Niken : " ya udah ayo masuk deh guys !!.. eh ndik lu keluarin dong senternya ! "
Pendik : " oh iya nik , kelupaan "
Dengan sigap Pendik mengeluarkan 4 buah senter dari dalam ranselnya , sementara Steve dan Bang Renggo mulai berjalan menuju bangunan asrama di blok A dengan telapak tangan yang terus terulur ke arah depan , mereka mencoba mendeteksi posisi dari makhluk gaib yang berada di salah satu bangunan asrama ini.
Renggo : " gw dapet nih , lu coba rasain stiv ! "
Steve : " oh iya bang , kerasa nih "
Bergegas kami memasuki salah satu bangunan asrama yang tentu saja keadaannya sangat gelap gulita karena instalasi listrik belum terpasang , begitu berada di dalam kami lekas mengarahkan sorotan senter ke segala arah , sementara Pendik mulai menyalakan 2 batang hio dan juga mengeluarkan speaker portable barunya yang telah tertancap flashdisk.
Niken : " eh ndik , beli lagi tuh speakernya ? "
Pendik : " iya nik , yang kemaren kan ilang ketinggalan di gazebo taman "
Zul : " trus infrasoundnya kok kamu punya lagi ndik ? "
Pendik : " filenya kan ada di komputerku zul , tinggal copas aja ke flashdisk "
Infrasound telah diputar dan semerbak aroma khas hio mulai menyengat indra penciuman kami , kini kami semua duduk bersila di tengah hall lantai 1 sembari mengamati keadaan sekeliling , sementara tangan kami terus menyoroti berbagai penjuru mulai dari balkon tiap tiap lantai hingga atap kanopi cembung yang berada di atas kepala kami.... entah ada kejutan apa di dalam bangunan yang tak lama lagi akan ditinggali para mahasiswa baru ini , adakah makhluk gaib yang telah duluan tinggal di sini ?!?!
PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 2
Baru sebentar kami duduk sudah terdengar suara gaduh dari lantai 4 , seperti ada orang yang berlarian dalam jumlah banyak " bluk !... bluk !.. bluk !.." seketika kami mengarahkan sorotan senter dan mencari cari sumber suara tersebut.
Niken : " duh apaan sih tadi ?! "
Zul : " bentar nik aku lagi cariin nih "
Steve : " pokoknya tetep tenang mbak , ngga usah panik "
Tak lama berselang kami kembali dikejutkan dengan suara lainnya " aha.. ha.. haa.. " kali ini kami mendengar riuh suara tawa anak kecil dalam jumlah banyak , namun tetap saja sorotan senter kami tak berhasil menemukan penampakan apapun.
Me : " gimana nih ?!.. brani ngga naik ke lantai 4 situ ? "
Zul : " kita naik ke sana nih vig ? "
Pendik : " ayo vig , aku gak wedi kok "
(ayo vig , aku gak takut kok)
Sambil meredam rasa takut yang mulai menyergap , aku , Zul dan Pendik memutuskan naik ke lantai 4 sambil terus menyoroti apa yang ada di hadapan kami... namun ketika kami masih berada di lantai 3 mendadak " buukk !! " ada sesuatu yang terlempar mengenai punggungnya Zul.
Zul : " apaan itu tadi ?!.. aku kaget vig "
Me : " sorotin lantainya zul , cari terus ! "
Spontan kami mengarahkan sorotan senter mencari cari sesuatu yang jatuh di lantai itu , hingga akhirnya kami menemukan sebuah bola tenis yang menggelinding tak jauh dari posisi kami berada.
Zul : " loh kok ada bola tenis vig ?! "
Me : " gw juga ngga ngerti zul "
Pendik : " tak jupuke sek yo "
(aku ambil dulu ya)
Dengan rasa was was Pendik memungut bola tenis berwarna hijau itu dan kemudian menunjukkannya padaku dan juga Zul , namun tak lama kemudian kami dikejutkan dengan suara tawa cekikikan beberapa bocah yang terdengar dari pojokan balkon lantai 3 ini " hii... hii.. hii.. "
Pendik : " waduh ?!... onok opo iki vig ?! "
(waduh ?!... ada apa ini vig ?!)
Me : " ayo cepet senterin ! "
Tanpa ragu lagi kami mengarahkan sorotan senter ke pojokan balkon yang gelap gulita , seketika kami dikejutkan dengan apa yang kami lihat beberapa meter di hadapan kami itu.
Di tengah sorotan senter kami mendapati 3 sosok anak kecil seumuran anak TK , mereka tidak berbaju dan hanya mengenakan kain jarik yang dijadikan popok sementara kepala mereka gundul semua.
Pendik : " wancik rekk ?!... iku tuyul a vig ?! "
(wancik rekk ?!... itu tuyul tha vig ?!)
Me : " ketoke guduk ndik , bentuke koyok uwong "
(kayaknya bukan ndik , bentuknya kayak orang)
Zul : " ayo coba kita samperin , brani ngga ?! "
Me : " oke , pelan pelan aja zul "
Perlahan kami mulai mencoba mendekati 3 bocah itu sambil tetap menyorotinya dengan senter , anehnya mereka tidak lari ataupun menghilang , bahkan mereka masih tertawa cekikikan dengan riang.
Me : " pokoke tenang ndik , awake dhewe ojok wedi "
(pokoknya tenang ndik , kita jangan takut)
Pendik : " aku gak wedi vig , lha tak sawang yo gak medeni "
(aku gak takut vig , lha aku lihat ngga nyeremin)
Dengan hanya berjarak sekitar 3 meteran dari bocah bocah itu kami dapat mengamati seperti apa wujud rupa mereka dengan lebih jelas lagi , mereka tampak sama persis seperti anak manusia pada umumnya dan sama sekali tak terlihat menakutkan , justru mereka malah terlihat lucu , polos dan menggemaskan.
Me : " wani takon gak ndik ?! "
(berani tanya gak ndik ?!)
Pendik : " jajal tak takoni ya ? "
(coba aku tanyain ya ?)
Me : " ati ati ndik "
Tanpa rasa takut si Pendik mulai mendekat dan kemudian melontarkan pertanyaan kepada bocah bocah yang sedari tadi terus tertawa cekikikan itu.
Pendik : " lapo kon ndek kene le ?! "
(ngapain kamu di sini le ?!)
Bocah A : " aku ambek dulur dulurku podo dolenan ndek kene mas "
(aku sama saudaraku pada main di sini mas)
Pendik : " kabeh iki dulurmu a ?! "
(semua ini saudaramu tha ?!)
Bocah A : " iyo mas , iseh akeh dulurku seng liyane "
(iya mas , masih banyak saudaraku yang lainnya)
Pendik : " kon manggon ndek kene wes suwe a le ?! "
(kamu tinggal di sini udah lama tha le ?!)
Bocah A : " omahku gak ndek kene mas tapi ndek lapangan kono , cedake kali "
(rumahku gak di sini mas tapi di lapangan sana , dekatnya sungai)
Pendik : " lha trus lapo kok dolenan turut kene ?! "
(lha trus ngapain kok main sampai sini ?!)
Bocah A : " aku waleh mas dolenan ndek lapangan terus "
(aku bosen mas main di lapangan terus)
Bocah B : " iyo mas , ndek kene penak mas "
(iya mas , di sini enak mas)
Pendik : " lha iki guduk panggonanmu lho , sedelut maneh dipanggoni menungso kene ini "
(lha ini bukan tempatmu lho , sebentar lagi ditempatin manusia tempat ini)
Bocah B : " iyo iyo mas , ngko nek wes onok menungso manggon ndek kene awake dhewe gak dolenan ndek kene maneh kok "
(iya iya mas , nanti kalo udah ada manusia tinggal di sini kita gak main sini lagi kok)
Bocah A : " iyo mas , aku bakalan ngaleh "
(iya mas , aku bakalan pergi)
Pendik : " gak mbujuki kon ?!.. ngko malah podo njaraki menungso seng manggon kene ?! "
(gak bohong kamu ?!.. ntar malah pada jailin manusia yang tinggal sini ?!)
Bocah A : " gak mas , aku gak mbujuki kok "
(gak mas , aku gak bohong kok)
Pendik : " ngasi mbujuki tak kethak gundulmu lho le ! "
(sampe bohong aku pukul gundulmu lho le !)
Bocah A : " ojok mas ! "
(jangan mas !)
Bocah B : " ojok dikethaki tho mas "
(jangan dipukulin ya mas)
Bocah C : " emoh mas , emoh dikethaki... ngko loro endasku "
(ngga mau mas , ngga mau dipukulin... nanti sakit kepalaku)
Bocah A : " ojok mas.. huuu.. huu... "
Bocah B : " huuu... huuuu... "
Bocah C : " huuu... huuu... "
Kami terheran sendiri melihat perilaku mereka yang benar benar aneh , hanya digertak sedikit saja mereka malah menangis sesenggukan... padahal si Pendik hanya bercanda saja tanpa ada maksud menyakiti.
Pendik : " waduh yok opo ki vig ?! "
(waduh gimana nih vig ?!)
Me : " ben nangis jarno ae ndik , ancen gembeng kabeh iki "
(biarin nangis cuekin aja ndik , emang cengeng semuanya ini)
Zul : " ha.. ha... baru kali ini aku ketemu yang beginian "
Kawanan bocah gaib itu terus menangis dan membuat kami terheran heran , namun tiba tiba saja " slaap !!!... slaapp !!!... slaapp !!!... " kilatan flashlight kamera berpendar beberapa kali dan mengagetkan kami semua , ternyata Niken telah berada di belakang kami sementara bocah bocah gaib itu telah menghilang entah kemana.
Me : " ahhh elu nik !!.... dateng diem diem langsung moto "
Zul : " iya nih , gara gara kamu nih jadi ilang tu bocah nik ! "
Pendik : " ilang wes "
Niken : " gw denger suara bocah nangis sih makanya gw langsung naik , eh malah liat kalian pada nyenterin tu bocah bocah gundul.... emang makhluk apaan sih itu tadi ?!.. kok sekarang malah pada ilang ya ? "
Me : " udah kita turun dulu deh , ntar ngomong di bawah aja "
Kami merasa agak dongkol dengan ulah Niken barusan , padahal kami masih belum puas berinteraksi dengan bocah bocah gaib tadi.... namun salah satu dari mereka tadi ngomong kalo rumahnya ada di lapangan bola dekat sungai Brantas , kurasa akan sangat menarik jika lokasi tersebut menjadi tujuan berikutnya..... siapa tahu kami akan menemukan perkampungan jin di sana.
Kini kami kembali berkumpul di hall lantai 1 dan membahas kejadian barusan , sementara Niken memamerkan hasil jepretan photonya yang terlihat cukup buruk.
Renggo : " waduh ngga jelas nih bentuknya "
Zul : " aneh ya , kok cuma gini nik ? "
Niken : " yang namanya moto demit ya untung untungan hasilnya zul "
Steve : " mereka udah pada pergi kok , energinya udah ngga kerasa lagi "
Renggo : " paling juga anak jin tu bocah , di asrama brawijaya juga banyak yang begituan "
Waktu sudah menunjukkan jam 11 lewat seperempat , lekas kuajak teman temanku ini menuju ke lokasi selanjutnya.... tak sampai 5 menitan kami berenam telah tiba di lapangan bola kampus UMM yang begitu luas namun sangat gelap gulita , satu satunya penerangan di tempat ini hanyalah dari lampu lampu neon yang ada di tribun.
Niken : " bang cepetan dideteksi energinya ! "
Renggo : " iya deh , ayo stiv kita jalan ! "
Kini kami berenam mulai melangkahkan kaki di atas rerumputan lapangan bola ini , hingga akhirnya Bang Renggo dan Steve berjalan menuju ke arah pepohonan lebat sebelah selatan yang tak jauh dari tribun , lekas saja kami mengikuti mereka.
Steve : " ini energinya banyak tapi ada di bawah mas "
Me : " bawah gimana maksud lu ? "
Steve : " ada di bawah tanah "
Me : " trus kita mesti gimana stiv ?!.. bisa muncul ngga tuh makhluknya ? "
Steve : " ngga tau nih mas , gimana bang ? "
Renggo : " gampang , pasti ada jalur keluar masuknya nih... pasti ada lobangnya sekitaran sini "
Niken : " emang demitnya lewat lobang ya bang ? "
Renggo : " sama aja kayak demit yang ada di pantai balekambang , tinggalnya di bawah tanah , kalo keluar masuk juga lewat lobang "
Tanpa buang waktu Bang Renggo mulai mencari cari lobang yang dimaksud sambil terus mengarahkan senter ke rerumputan dan juga semak semak , ia tampak mondar mandir di antara pepohonan lebat yang letaknya berdekatan dengan sungai Brantas yang mengalir di sebelah lapangan ini.
Renggo : " woy !!.. ayo sini udah ketemu nih !! "
Steve : " iya bang "
Lekas saja kami menghampiri Bang Renggo yang sedang berjongkok di bawah pepohonan rimbun , di hadapannya tampak sebuah lubang sempit seukuran saluran air yang ditumbuhi semak belukar.
Niken : " ini lobangnya bang ?! "
Renggo : " gw yakin ini satu satunya lobang buat keluar masuk "
Zul : " trus kita harus masuk lobang ini bang ? "
Renggo : " masuk ?!?.. lu pikir ni lobang cukup buat kita masuk zul ?!.. ha.. ha.. "
Steve : " kita pancing penghuni di dalamnya biar keluar mas "
Niken : " ya udah deh kita duduk aja di sini , eh ndik keluarin infrasoundnya dong ! "
Pendik : " oyi nik "
Dengan sigap Pendik memutar infrasoundnya dan sekaligus menyalakan 4 batang hio , namun ia tidak menancapkannya di tanah tetapi malah memasukkan hio itu ke dalam lobang hingga mengepulkan asap.
Pendik : " cek podo plepeken kabeh demite vig "
(biar pada megap megap semua demitnya vig)
Me : " ha.. ha.. "
Renggo : " beres nih , kita tungguin aja sekarang "
Kini kami berenam mulai duduk bersila mengelilingi lobang ini , namun kami tidak bisa tenang karena gigitan nyamuk benar benar mengganggu konsentrasi kami.
Renggo : " gile nih , banyak amat nyamuknya "
Niken : " duh tau gini pake lotion anti nyamuk tadi "
Zul : " ha.. ha.. donor darah nih kita "
Steve : " tahan bentar dulu deh mas "
Detik demi detik terus berlalu sementara kami terus mengarahkan sorotan senter ke lobang yang berasap ini , sebelum akhirnya kami terperanjat oleh suara tawa anak anak kecil yang terdengar samar dari dalam lobang , bahkan 4 batang hio yang tadi dimasukkan Pendik tiba tiba saja terlempar keluar dari lobang ini... kami benar benar merasa terkejut dan tak mengerti dengan apa yang terjadi.
Niken : " buset ndik , ada apaan ni ?! "
Pendik : " lihat aja ntar nik "
Renggo : " gw tau ini sarangnya anak anak jin yang tadi ada di rusunawa "
Steve : " iya bang , di dalem pasti ada lebih banyak lagi.... energinya makin kuat "
Me : " kalo bocah kayak tadi gw gak takut deh "
Niken : " gw mau siap siap moto lagi deh kalo gitu "
Zul : " jangan buru buru nik , ntar bocahnya langsung ilang kayak tadi "
Mendadak Steve dan Bang Renggo menempelkan kedua telapak tangannya di atas tanah dekat lobang , sementara kedua matanya saling bertatapan satu sama lain... sepertinya mereka mendeteksi energi yang lebih besar lagi dari dalam lobang ini.
Renggo : " stiv , makin deket nih kayaknya "
Steve : " iiya bang , kayaknya mau keluar semua "
Renggo : " eh ayo cepetan pada lari dari sini !! "
Niken : " lah napa mesti lari bang ?!.. kan cuma anak anak jin doang ?!... lagian gw mau moto nih "
Renggo : " ini jumlahnya ada banyak banget , udah cepetan lari ke tribun sono !! "
Niken : " oh ya udah bang , ayo guys cepetan !! "
Dengan tergesa kami semua berlari menuju tribun dan kemudian berdiri berjejeran di bagian atas , sementara mata kami terus mengawasi lobang tadi walaupun terlihat cukup gelap dari sini , apalagi Bang Renggo menyuruh kami mematikan senter agar tak menarik perhatian.
Niken : " mana bang ?!.... ngga ada gitu lho anak jinnya ?! "
Renggo : " udah tungguin bentar lagi juga nongol "
Benar saja apa kata Bang Renggo , tak sampai 5 menit kemudian kami melihat sendiri sosok sosok anak jin merangkak keluar dari lobang tadi , bahkan saking banyaknya kami tak bisa menghitung berapa jumlah mereka semuanya.
Niken : " buset bang ?!?... banyak amat tu anak jinnya ?! "
Renggo : " ha.. ha.. udah kayak anak sekolahan lagi wisata tuh "
Zul : " kalo naek bis gede langsung penuh tuh bang "
Pendik : " mereka kalo kemari nyamperin kita gimana bang ?! "
Zul : " iya tuh , bisa mampus kita dikeroyok "
Renggo : " udah lu pada tenang aja mereka gak bakal nyamperin kita , makanya gw nyuruh matiin senter "
Perlahan satu persatu dari mereka mulai berlarian menuju ke lapangan bola , mereka terlihat begitu riang bermain satu sama lain , bahkan beberapa dari mereka tampak asik bergelayutan di tiang gawang sebelah timur.
Niken : " buset , udah kayak anak orang aja tuh polahnya "
Renggo : " yang namanya anak kecil sama aja nik , pada demen main melulu "
Steve : " kehidupan jin sama aja sih kayak manusia , ya cuma beda alam aja "
Niken : " eh gw mau turun nih , pengen moto dari deket "
Zul : " jangan nik !!... mereka bakalan kabur ntar "
Renggo : " udah ngga usah dipoto nik , biarin aja mereka main sepuasnya "
Cukup lama kami memandangi mereka bermain main di lapangan bola , sebelum akhirnya satu persatu dari mereka mulai beterbangan menuju komplek rusunawa tadi.
Renggo : " nah lo , pada bosen tuh mereka main di lapangan "
Niken : " buset dah , mereka pindah mainnya ke rusunawa "
Zul : " moga aja ntar mereka ngga main situ lagi kalo rusunawa udah ditinggalin "
Pendik : " iya zul , kasian mahasiswa yang tinggal situ ntar bisa dijailin sama mereka "
Renggo : " mereka ngga jahat sih sebenernya , cuma suka usil doang.... suka ngumpetin barang biasanya "
Zul : " wah kalo ngumpetin hape atau dompet gitu kan gawat juga bang ? "
Renggo : " ya itu sih resiko mahasiswa yang nempatin rusunawa zul , moga aja ntar gak ada kejadian begituan "
Tak terasa sudah nyaris jam 12 malam , kini kami berenam mulai duduk santai di tribun bagian atas sementara Zul mulai mengeluarkan logistik perbekalan dari ranselnya.... tak banyak yang dibawanya , hanya ada sebotol Pepsi blue ukuran besar dan juga 3 bungkus roti sisir.... lekas saja kami menyantapnya sambil ngobrolin hal hal gaib.
Renggo : " kalian tau yang namanya alam astral ? "
Niken : " ya tempatnya makhluk astral lah bang "
Renggo : " bener , tapi lu tau gimana caranya masuk alam astral ? "
Niken : " engga bang "
Steve : " kita mesti astral projection bang "
Renggo : " bener tuh stiv , kok lu bisa tau ?!... lu bisa juga ya ?! "
Steve : " belum ada setahun belajar bang , ya kadang bisa kadang ngga "
Pendik : " itu rogo sukmo kalo istilahnya orang jawa "
Me : " gw juga tau bang tapi susah ngeluarin sukma kita , gw pernah nyoba pake brainwave tapi gak bisa bisa "
Renggo : " lu tau gw bisa keluarin sukma gw cuma dalam waktu gak sampe 10 menit "
Me : " ahh yang bener bang ? "
Renggo : " loh beneran vig , gw buktiin sekarang ya ?! "
Entah habis dibisikin setan mana mendadak Bang Renggo pengen memamerkan kemampuannya melakukan astral projection , namun aku sendiri tidak heran dengannya karena bukan sekali ini saja ia pamer kemampuan supranaturalnya , terlebih kepada orang yang baru dikenalnya seperti teman temanku ini.... kurasa ia hanya ingin kesaktiannya diakui oleh banyak orang.
Bang Renggo sempat bingung sendiri mau mendemontrasikan kemampuan astral projectionnya dengan cara apa , kebetulan saja ada 2 buah bola merk Nike yang tergeletak di tribun bagian atas ini , segera saja kupungut dan kutaruh berjejeran di dekat tempat kami duduk.
Me : " nih bang , lu tendang bolanya tapi secara astral , bisa ngga ?! "
Renggo : " oke vig , kecil ini kalo cuma nendang bola.... pada liat ya semuanya ! "
Zul : " wah beneran nih bisa bang ?! "
Niken : " eh gw rekam video sekalian ya bang ?! "
Renggo : " boleh tuh nik , sekalian ntar upload ke youtube , biar semua orang pada tau "
Niken : " ha... ha... beres bang "
Tanpa buang waktu lagi Bang Renggo segera bersiap melakukan prosesi astral projection , ia duduk bersila seperti orang semedi dengan kedua mata yang terpejam lalu ia melakukan olah nafas secara singkat.
Niken : " gw deg degan nih vig , emang beneran bisa ya ? "
Me : " lu liat aja ntar "
Detik demi detik terus berlalu sementara kami semua terdiam menatap 2 buah bola yang ada di dekat kami , hingga tiba tiba " bukkkk !!!!..... buuukkk !!!!.... " secara mengejutkan kedua bola itu terbang melambung ke arah lapangan dengan cepat , seketika kami terperanjat dan takjub luar biasa melihat aksi Bang Renggo barusan.... ia benar benar mengeluarkan sukmanya yang tak kasat mata dan menendangi bola bola itu secara astral.
Niken : " buusett vig ?!... hebat bener nih ?!.. gak percaya gw... "
Zul : " wah gokil banget nih !! "
Pendik : " kok iso yo vig ?!.. padahal ngetokno sukmo ae angele setengah mati "
(kok bisa ya vig ?!.. padahal ngeluarin sukma aja susahnya setengah mati)
Me : " ojok nggumon kon ambek renggo joyo "
(jangan heran kamu sama renggo joyo)
Tak lama kemudian Bang Renggo mulai membuka kedua matanya dan kemudian tertawa lepas penuh kepuasan , ia merasa puas bisa membuat kami semua takjub setengah mati.
Renggo : " gimana ?!.. gak sampe 10 menit kan ?!... ha.. ha.. ha.. "
Steve : " iya bang , aku aja butuh sejam lebih keluarin sukma "
Niken : " wah hebat bang !!... jadi pengen nih bisa begituan "
Zul : " ajarin kita kita juga dong bang ! "
Renggo : " ha.. ha.. gampang itu , ntar bisa diatur "
Tak dapat dipungkiri bahwa kami semua juga ingin bisa menguasai kemampuan astral projection , akan ada banyak hal menakjubkan yang bisa dilakukan dengan kemampuan supranatural yang satu ini.... Bang Renggo menjanjikan akan mengajari kami semua sampai benar benar mahir melakukannya dan kuharap ia ngga cuma omong doang , soalnya Renggo Joyo juga dikenal sebagai orang yang suka mengobral janji tanpa ada realisasi , mirip caleg caleg yang ikutan kampanye itu.
PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 3 A
Waktu sudah menunjukkan jam setengah 1 malam ketika kami tiba di gedung GKB 2 yang tampak terang benderang karena lampu lampu di balkonnya menyala semua.... bangunan gedung ini tidaklah semegah dan seluas gedung GKB 1 yang berada di sebelah baratnya , selain tak memiliki lorong jumlah lantainya hanya ada 5 tingkat saja.
Renggo : " kok gw gak ngerasain apa apa di sini ya ?!... padahal tadi kerasa lho stiv "
Steve : " tadi pas mau ke rusunawa aku juga ngerasain energinya bang , gak tau sekarang kok ngga kerasa lagi "
Niken : " lah trus ada makhluknya ngga sih gedung ini stiv ? "
Steve : " ada sih mbak , biasanya aku ngerasain energinya tapi sekarang bener bener ngga ada "
Renggo : " kayaknya nih makhluk penunggunya udah tau kita mau ke sini , makanya dia kabur duluan "
Niken : " kok bisa gitu sih bang ? "
Renggo : " mungkin dia ngerasain gabungan energi gw sama steve , jadi dia takut kalo ntar dimusnahin sama kita "
Niken : " trus kita mesti gimana dong ? "
Renggo : " ya udah kita masuk aja dulu , gw pengen liat kayak apa dalemnya "
Niken : " oke deh bang , yukz guys ! "
Lekas saja kami berenam memasuki gedung tempat kuliahnya anak anak fakultas Ekonomi ini , 2 lift yang berada di bagian tengah gedung tidak diaktifkan saat malam hari sehingga kami harus menaiki anak tangga untuk menuju lantai lantai di atas.
Renggo : " eh kita nongkrong di balkon dulu deh , gw pengen ngerokok nih "
Niken : " iya deh bang "
Begitu tiba di balkon lantai 2 sebelah barat kami berenam duduk santai sejenak sambil ngerokok dan minum Pepsi , aku sendiri sibuk membalasi beberapa sms dari Rani yang baru saja masuk setengah jam lalu.
Niken : " smsan sama rani lu vig ? "
Me : " iya nik , dia lagi mudik di kampungnya "
Niken : " emang asalnya dari mana sih tu anak ?!... lupa gw vig "
Me : " sukabumi nik "
Niken : " oh iya sukabumi , gw kirain dari bekasi vig... eh pas abis uas kemaren gw nongkrong di kantin sama rista lho , dia kayaknya jadi benci sama lu gara gara lu putusin vig "
Me : " trus lu cerita kalo gw sekarang macarin rani ? "
Niken : " ngga , kalo dia nanya gw bilang aja ngga tau "
Me : " ya udah "
Niken : " ya udah gimana vig ?!.. lu tuh ngga mikirin perasaannya rista ya ?!.. dia tuh hancur gara gara elu tau !! "
Me : " gw ngerti "
Niken : " ngerti gimana ?!... cowo tuh sama aja ya dimana mana suka nyakitin cewe , kayak lu juga ! "
Me : " lu kenapa sih nik ?!.. kok jadi marah marah sama gw "
Niken : " ngga kok , gw gak marah sama lu , gw cuma heran aja sama lu "
Me : " lu dengerin nih , gw sebenernya berat mutusin rista tapi gw gak pengen munafik jadi orang.... kalo gw udah bosen masak gw mesti maksain tetep sama dia ?! "
Niken : " bosen ?!... dia udah ngasih segalanya sama lu trus ujung ujungnya lu bilang bosen ?!... kebangetan lu jadi cowo vig !! "
Me : " udah deh , terserah lu mau anggep gw kayak apa... sewot amat sih lu nik ?! "
Niken : " uh dasar slebor lu vig !!... kalo bukan temen udah gw pites lu !! "
Aku merasa agak jengkel dengerin omelan si Niken yang sok ikut campur urusan pribadiku , mungkin ia menganggapku sebagai seorang playboy atau buaya darat... but I don't care what she might think about me.
Niken : " eh vig gw baru inget nih "
Me : " inget apaan ? "
Niken : " lu percaya ngga cerita kakak tingkat kita dulu ? "
Me : " cerita apaan ?!.. kunti baju merah lagi ? "
Niken : " bukan , ini cerita soal cewe yang bunuh diri itu "
Me : " yang katanya lompat dari lantai 6 itu ? "
Niken : " iya , lu percaya ngga ? "
Me : " gw gak percaya nik "
Niken : " gw juga gak yakin vig , tapi gak tau kenapa tiba tiba gw kepikiran cerita itu "
Me : " lagian ngga ada saksinya kan ? "
Niken : " tapi kalo emang beneran serem juga kan ? "
Mendengar omongan Niken barusan membuatku sedikit merinding juga , walaupun cerita dari senior kami itu masih diragukan kebenarannya.... konon beberapa tahun lalu ada seorang mahasiswi yang nekat mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai 6 gedung GKB 1 , diduga ia mengalami frustasi karena diputusin pacarnya dalam keadaan hamil.... entahlah soal benar atau tidaknya cerita tragis itu kurasa hanya Tuhan saja yang tahu.
2 batang rokok telah habis kuhisap dan kurasa sudah waktunya untuk beranjak meninggalkan gedung GKB 2 ini , lagipula tak ada apa apa di sini.
Me : " eh ayo kita cabut sekarang ! "
Zul : " kita langsung ke gkb 1 nih vig ? "
Me : " iya zul , emang mau kemana lagi ? "
Zul : " ya udah ayo deh ! "
Niken : " trus kalo ntar beneran ketemu kunti merah ?!... duh gw kok jadi agak takut gini ya guys "
Renggo : " udah tenang aja lu nik , kan ada gw sama steve "
Kini kami mulai mengemasi perbekalan dan bersiap siap menuju gedung GKB 1 , namun ketika kami hendak turun mendadak kami dikejutkan oleh suara teriakan yang terdengar sayup sayup dari arah jembatan gantung , tak jauh dari gedung GKB 2 ini.
Niken : " loh kok ada orang teriak teriak sih ?! "
Pendik : " waduh onok opo iki ?! "
Steve : " ayo cepetan kita lihat aja mas ! "
Dengan tergesa kami lekas menuruni gedung ini , sesampainya di lantai 1 kami melihat 3 orang yang tengah berlari terbirit birit meninggalkan jembatan gantung sembari terus berteriak.
Niken : " loh mereka siapa sih ?!.. "
Zul : " kayaknya mereka abis lihat demit di tegalan nik "
Niken : " tapi ngapain mereka jam segini kok lewat jembatan gantung ?!.. brani amat "
Pendik : " ayo kita samperin aja nik ! "
Segera saja kami menghampiri mereka bertiga yang kini tengah rebahan di beranda gedung ICT , ternyata mereka terdiri dari 2 orang cowok bertampang cupu dan seorang cewe berjilbab yang tampangnya mirip artis Nirina , sementara di sebelahnya tergeletak sebuah handycam yang masih menyala.... sepertinya mereka baru saja mengalami kejadian buruk , nafas mereka terengah engah sementara peluh tampak bercucuran membanjiri muka mereka.
Renggo : " woy ?!.. pada habis ngapain malem malem gini di kampus ? "
Niken : " kalian siapa sih ?!... mahasiswa umm juga ya ? "
Tak ada sepatah kata terucap dari mulut mereka , kamipun menyadari bahwa kondisi mereka sepertinya masih terlalu shock sehingga kami biarkan dulu mereka memulihkan kondisi dan kami tawarkan sisa perbekalan kami pada mereka... tak lama kemudian satu persatu dari mereka mulai mengenalkan diri pada kami , 2 orang cowo ini bernama Eko dan Rio sementara si cewe berjilbab ini bernama Pratiwi , mereka bertiga adalah mahasiswa semester 2 dari fakultas FKIP.
Niken : " tadi pada habis ngapain sih di tegalan situ ?! "
Tiwi : " kita habis dikejar gendruwo mbak "
Eko : " iya mbak , sumpah beneran ada gendruwo di tegalan situ "
Rio : " iitu mbak , coba lihat sendiri videonya tadi sempet kita rekam "
Dengan tangan gemetaran cewe berjilbab ini memperlihatkan rekaman video pada handycamnya lalu kami berenam menyaksikannya secara bergantian , walau tak terlalu jelas namun kami dapat melihat sepasang sorotan mata merah menyala di tengah kegelapan.
Niken : " stiv , kok masih ada gendruwonya ? "
Me : " bukannya dulu udah lu musnahin pake garam ? "
Steve : " ini pasti gendruwo yang lainnya mas , kayaknya masih ada gendruwo lain di tegalan itu "
Rekaman video berdurasi 2 menitan tersebut telah usai kami tonton namun tanpa sengaja kami melihat rekaman video lainnya , kali ini kami menyaksikan rekaman video yang berlokasi di halaman kantor BAU yang berada di sebelah timur lapangan helipad.... yang mengejutkan kami melihat penampakan sesosok kuntilanak di dekat pepohonan.
Niken : " loh dek ?!... ini kunti ya ? "
Tiwi : " oh itu tadi kita iseng uji nyali di kantor b.a.u , ngga taunya lihat kunti mbak "
Eko : " kita udah gemeteran tadi mbak , untung aja cepet ngilang kuntinya "
Rio : " sumpah serem banget tadi mbak , mau lari aja rasanya kaku banget "
Niken : " trus kalian ini malem malem ke kampus emang niatnya mau uji nyali ya ? "
Tiwi : " iya mbak , kita pada penasaran sih "
Eko : " pengen tau aja sih mbak kayak yang di tv itu "
Rio : " gak taunya serem banget ya ko "
Eko : " ternyata emang angker kampus kita ini mbak , kirain cuma rumor doang "
Tiwi : " makanya mbak kita nyoba uji nyali malem ini , buat ngebuktiin rumor rumor itu "
Siapa sangka jika pada penjelajahan mistis kali ini ternyata kami malah bertemu dengan tim lain yang memiliki tujuan sama , mereka tergerak oleh rasa penasaran yang sama besarnya dengan kami dan pada akhirnya nekat beruji nyali di kampus ini.... kurasa akan lebih baik jika mereka menggabungkan diri bersama kami menjadi 1 tim.
Me : " kita juga lagi uji nyali di kampus ini , udah lebih dari sekali "
Niken : " iya dek , udah liat macem macem pokoknya "
Me : " jangan anggep enteng soal uji nyali , ntar bisa kena masalah "
Pendik : " di kampus ini ada banyak makhluk yang berbahaya dek "
Tiwi : " iya mas , kita juga sebenernya kuatir kalo misalnya ada yang kesurupan gitu "
Eko : " jujur aja sih mas kita gak punya kemampuan gaib sama sekali , cuma apal ayat qursi doang "
Steve : " sebenernya percuma aja sih baca doa apapun kalo kitanya gak bisa kuasain rasa takut kita "
Renggo : " bener tuh mesti punya tenaga dalam juga buat ngatasin demit yang berbahaya "
Me : " abis ini kalian mau pulang apa lanjut uji nyali nih ? "
Tiwi : " gimana ko ? "
Eko : " kita pengen lanjut aja mas , kalo bisa sampe shubuh ntar "
Me : " yo wes , abis ini kalian gabung kita aja deh "
Eko : " oh iya iya mas , aku juga pengennya gitu "
Rio : " iya mas , kita ngikut aja deh pokoknya "
Tak terasa malam semakin larut dan kami semua masih berkumpul di beranda gedung ICT sambil ngobrolin hal hal gaib di kampus ini.
Niken : " eh kalian kan anak fkip , jadi kita kuliahnya sama dong di lantai 6 gkb 1 "
Zul : " kita ini anak fisip dek "
Tiwi : " oh kebetulan mas , pasti tau rumor soal kuntilanak merah ya ? "
Zul : " kalo soal itu sih udah banyak anak fisip yang liat "
Niken : " kita emang udah niat mau ngebuktiin sendiri malam ini dek "
Tiwi : " aku ceritain deh mbak , anak fkip juga udah sering lho liat kunti merah , apalagi pas abis kuliah malem mbak kadang dia muncul di lorong atau di anak tangga "
Eko : " iya tuh mbak , kita mau turun aja mesti rame rame.... takut kalo sendirian "
Mendengar omongan mereka soal kuntilanak merah membuat kami semua semakin yakin bahwa sosok itu memang benar benar ada , yang kami perlukan hanyalah pembuktian dengan mata kepala kami sendiri dan tuntas sudah rasa penasaran yang selama ini mengganggu benak kami.
Sekarang sudah jam 1 lewat dan kami semua mulai bersiap siap menuju lokasi terakhir dari penjelajahan mistis ini.... sesaat kami memandangi gedung GKB 1 yang letaknya tak jauh dari beranda gedung ICT ini , entah kejutan apa yang akan kami alami di sana nanti.... benak kami mulai dibayangi rasa gamang yang sulit untuk ditepis dan terasa melemahkan mental kami.
Tiwi : " mbak , kita jadi ke gkb 1 ? "
Niken : " gw agak takut juga sih sebenernya wi "
Zul : " nanggung kalo kita ngga ke situ , kalo harus mati ya sekalian mati aja "
Pendik : " jangan ngomong gitu zul ! "
Renggo : " jadi pada takut semua nih mau ke situ ? "
Tiwi : " ngga tau nih mas , perasaanku kok jadi gak enak gini "
Renggo : " gw akan bilang ke kalian semua kalo kita gak boleh dikalahin rasa takut , ntar demitnya bisa nyerap energi kita "
Steve : " wajar sih kita ngerasa takut tapi kita harus kuatin nyali kita , pikiran juga jangan sampe blank "
Renggo : " bener tuh , lagian ada gw sama steve... kita berdua yang jalan di depan kalian di belakang aja "
Tiwi : " ya udah deh mas , moga aja gak apa apa ya ntar "
Ketika manusia merasa tak sanggup mengenyahkan rasa takutnya maka satu satunya harapan adalah kekuatan yang berasal dari yang Maha Kuasa , sejenak kami berdoa meminta kekuatan dan juga keselamatan agar sanggup menghadapi apapun yang akan terjadi nanti.
Renggo : " kita jalan sekarang ya ? "
Tiwi : " iya mas aku siap "
Niken : " oke deh , yukz guys !! "
Dengan langkah mantap kami bersembilan mulai berjalan menuju gedung GKB 1, namun ketika tengah melintasi jembatan di kolam mendadak Bang Renggo menyuruh kami semua menghentikan langkah kaki.... rupanya ia mendeteksi keberadaan makhluk gaib penunggu kolam ini , siapa lagi kalau bukan siluman ular bernama Nyai Anjani yang sebelumnya nyaris mencelakakan Tomi.
Renggo : " di sini ada makhluknya stiv "
Steve : " udah tau bang , kita pernah ketemu , wujudnya perempuan setengah ular "
Renggo : " gila energinya kuat banget , bisa bahaya nih "
Tiwi : " masak sih mas ada perempuan setengah ular di kolam ini ? "
Eko : " kita gak pernah lihat tuh mas "
Me : " temen kita ada yang kesurupan siluman ular itu , ngeluarinnya susah "
Zul : " dia minta tumbal , untung aja steve bisa ngatasin "
Tiwi : " masak sih mas sampe minta tumbal ? "
Steve : " energiku sampe habis buat ngeluarin siluman ular itu "
Niken : " mending kita cepetan masuk gedung aja deh guys ! "
Dengan terburu buru kami segera melintasi jembatan di kolam ini dan kemudian berkumpul di depan ruang LC yang berada di lantai 1 , tak jauh dari lift sebelah barat.
Niken : " slamet dah kita , gak nongol tuh siluman ular "
Zul : " dulu kan nongolnya gara gara infrasoundnya pendik nik "
Pendik : " tu siluman bisa marah nik kalo dengerin infrasound "
Selama beberapa menit kami berkumpul di depan ruang LC ini sambil melihat keadaan sekeliling yang tampak lengang , sementara Tiwi sibuk memenceti tombol pada pintu lift.
Tiwi : " loh kok pintunya ngga mau mbukak mas ? "
Zul : " ha... ha... kalo malem emang ngga aktif liftnya dek "
Tiwi : " trus kita naiknya mesti lewat tangga dong ? "
Zul : " iya , mau lewat mana lagi ? "
Tiwi : " hadehh !!.. bisa capek nih mas "
Eko : " kamu manja amat sih wi , kan cuma 6 lantai doang "
Rio : " iya sekalian olahraga wi "
Tiwi : " huff !!... aku biasanya naek pake lift sih "
Memang tak dapat dipungkiri jika harus naik menuju lantai 6 dengan melewati anak tangga bisa bikin badan keringetan dan kaki serasa mau patah , tak heran jika singkatan kampus UMM ini sering diplesetkan menjadi 'Universitas Munggah Mudun'
Niken : " guys ?!.. kita ke atas sekarang nih ? "
Renggo : " bentar dulu nik , gw lagi deteksi energi nih "
Steve : " ada yang mau mendekat mbak "
Niken : " loh ada apaan lagi ini stiv ?! "
Tiwi : " siluman ularnya mau keluar ya mas ?! "
Renggo : " udah diem dulu , jangan kemana kemana ! "
Sedikit rasa panik mulai menyergap ketika Bang Renggo dan Steve mendadak mendeteksi energi makhluk gaib lagi , mereka terus mondar mandir di tepian kolam sambil mengulurkan telapak tangan sementara kami semua mengamati keadaan sekeliling..... kurasa sosok siluman ular bernama Nyai Anjani itu akan muncul lagi dan membuat masalah dengan kami.
PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 3 B
Detik demi detik berlalu penuh ketegangan sementara benak kami sibuk menebak nebak apa yang akan terjadi setelah ini , hingga akhirnya kami dikagetkan oleh kemunculan belasan ekor ular seukuran selang air dan bersisik hijau gelap yang tengah merayap di atas rerumputan tepi kolam , semuanya bergerak lambat dan terus mendekat ke arah kami yang masih terpaku di depan ruang LC.
Tiwi : " ya allah ?!.. iitu ularnya banyak banget !!... kita mesti gimana nih mbak ?!? "
Niken : " stiv , cepet atasin tu ularnya !! "
Steve : " iya mbak... eh bang , bawa garam kan ? "
Renggo : " oh bawa dong , lu juga bawa kan ? "
Steve : " iya bang , kita lemparin garam bareng bareng aja "
Renggo : " oke stiv , eh semuanya cepetan ke tangga dulu !! "
Niken : " ati ati ya bang ! "
Dengan panik kami semua berlari pontang panting menuju anak tangga di bagian tengah gedung ini , sementara Steve dan Bang Renggo tetap bertahan di depan ruang LC , masing masing dari mereka telah menggenggam garam di kepalan tangannya dan siap untuk melemparkannya pada ular ular itu.
Tiwi : " emang ularnya takut sama garam ya mas ? "
Zul : " liat aja ntar dek , katanya sih ampuh "
Kini kami semua berdiri berdesakan di atas anak tangga ini , dari sini kami dapat menyaksikan apa yang terjadi di depan ruang LC , belasan ekor ular itu semakin mendekat ke arah Bang Renggo dan Steve , mereka berdua benar benar terkepung oleh ular ular itu namun dengan cekatan mereka berdua segera melemparkan garamnya , lemparan pertama hanya berhasil mengenai 3 ekor ular dan menimbulkan kobaran api kecil , hingga akhirnya setelah berkali kali melempar garam semua ular itu terbakar hebat dan terus menggelepar kesakitan di atas rerumputan.
Eko : " aku masih ngga percaya nih , kok bisa terbakar ya ularnya ?! "
Tiwi : " padahal kan cuma dilemparin garam aja mas , kok bisa kebakar kayak gitu ?! "
Me : " itu ular gaib , ngatasinnya emang pake garam "
Eko : " oh gitu ya mas ?!... baru tau aku "
Rio : " aneh juga ya ko ?! "
Niken : " dah aman nih , ayo kita turun guys !! "
Bergegas kami turun dari anak tangga dan kembali lagi ke depan ruang LC , ular ular itu masih tampak menggelepar di atas rumput dengan sekujur tubuh yang terbakar dilalap api , bahkan bau daging hangus terasa menyengat indra penciuman kami.
Renggo : " kecil nik kalo cuma ular ginian "
Niken : " ampuh juga ya bang garamnya "
Tiwi : " masih deg degan nih aku mbak "
Tak lama kemudian ular ular itu tampak terdiam dan tak lagi menggeleparkan tubuhnya yang terbakar , semuanya telah mati dan secara perlahan satu persatu dari bangkai ular yang mengepulkan asap itu mulai menghilang dari pandangan mata kami.... yang tersisa hanyalah serpihan abu yang tampak mengotori rerumputan di tepi kolam ini.
Tiwi : " loh kok pada ilang semua ularnya ?! "
Renggo : " kalo udah mati ya langsung ilang , kan asalnya dari alam gaib dek "
Steve : " ular ular itu suruhannya nyai anjani "
Zul : " untung nyai anjani ngga nongol lagi stiv "
Pendik : " jangan sampe nongol zul , ngeri juga kalo inget dulu "
Rasa lega tampak terpancar dari raut muka kami semua , masalah yang menyambut kami ini telah teratasi dengan mudah dan tanpa menguras tenaga sama sekali.
Niken : " ya udah deh , sekarang kita ke atas yukz guys ! "
Tiwi : " deg degan juga mbak aku mau ke atas "
Eko : " iya nih mbak , agak takut juga "
Niken : " gak usah takut deh , kalo ada apa apa biar diatasin sama bang renggo "
Tiwi : " iya mbak , bismilahirahmanirahim "
Tanpa buang waktu kami semua segera berjalan ke anak tangga dan sejenak kami mendongakkan kepala ke atas.... dari sini kami dapat melihat betapa gelapnya lorong lorong yang ada di lantai 2 hingga lantai 6 , berbanding terbalik dengan kondisi tiap balkon yang tampak terang benderang.
Renggo : " ayo deh naek sekarang ! "
Niken : " kita pake senter gak bang ? "
Renggo : " nggak usah deh , ntar aja kalo udah nyampe atas "
Anak tangga di gedung GKB 1 ini disusun secara bersambungan antar lantai , pada lantai ganjil anak tangga berawal dari balkon dan berakhir di lorong , sebaliknya pada lantai genap anak tangga berawal dari lorong dan berakhir di balkon.... begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya di lantai 6.
Eko : " gak serem nih lorong lantai 2 "
Rio : " iya ko , paling juga gak ada hantunya di sini "
Tiwi : " ahh kalo ada hantunya kamu juga bakalan teriak kayak tadi "
Meskipun suasananya gelap remang remang namun tak ada yang terlihat menyeramkan di lorong lantai 2 ini , lagipula Steve dan Bang Renggo juga tak mendeteksi keberadaan makhluk gaib di sini.... segera saja kami melangkahkan kaki ke anak tangga berikutnya menuju lantai 3 , namun tiba tiba saja " byuuuar !!!!..... byuuuarr !!!!.... byuuuarrr !!!! " terdengar suara nyaring dari arah kolam yang seketika mengagetkan kami semua , suara itu tak kunjung berhenti ketika kami semua masih terperanjat di atas anak tangga ini.
Eko : " aduhh apaan itu wi ?! "
Tiwi : " mbakk ?!... iitu suara apaan ?! "
Niken : " ya allah vig ?!... iitu pasti siluman ular yang dulu "
Me : " nongol lagi nih ternyata "
Steve : " gimana bang , kita lihat sekarang ?! "
Renggo : " ayo deh , gw pengen tau wujudnya kayak apa "
Dengan langkah tergesa kami menuruni anak tangga dan kembali ke balkon lantai 2 , dari sini kami dapat melihat seluruh sisi kolam secara jelas..... di hadapan kami tampak sosok siluman ular bernama Nyai Anjani itu tengah berenang renang di sisi barat kolam " byuarr !!... byuarr !!... " berkali kali ia terus melecutkan ekor ularnya yang panjang itu hingga membuat air kolam bermuncratan ke segala arah.
Renggo : " itu silumannya stiv ?! "
Steve : " iya bang , nyai anjani namanya "
Tiwi : " astagfirullah ?!.. iiitu mbak ??!.. baru sekarang aku lihat yang kayak gitu "
Eko : " aaku masih ngga percaya kalo di kolam ada makhluk kayak gitu wi "
Rio : " ssereem ko , aaku takut "
Siapapun akan merasa ngeri jika melihat sosok perempuan berbadan setengah ular itu , selama beberapa menit kami semua terdiam dan terpana memandanginya dari balkon lantai 2 ini sebelum akhirnya sosok itu masuk kembali ke dalam air.
Niken : " yahh , udah ngilang lagi tu siluman... mana gw belum sempet moto nih "
Tiwi : " boro boro mbak , ngga kepikiran juga mau ngrekam video tadi.... sumpah aku deg degan ngelihatnya mbak "
Eko : " sampe keringetan aku wi "
Rio : " untung aja ya ko kita ngelihatnya dari sini , coba kalo pas di jembatan tadi ? "
Eko : " iya , pasti udah mampus kita "
Raut muka ketiga personel baru ini tampak cukup shock selepas melihat siluman ular penunggu kolam tadi , sejenak kami biarkan mereka menenangkan diri dulu sementara kami para personel lama berbincang soal kemunculan siluman ular tadi.
Renggo : " siluman kayak gitu biasanya ada di sungai , tapi kok malah ada di kolam ya stiv ? "
Steve : " itu aslinya emang dari sungai brantas depan kampus bang "
Renggo : " lah kok bisa pindah situ ? "
Steve : " aku lupa bang kenapa dia bisa pindah kolam "
Pendik : " dulu aku yang nanyain pake bahasa jawa bang , katanya ada yang nyuruh pindah situ tapi dia gak mau jawab siapa yang nyuruh "
Renggo : " berarti pasti ada makhluk yang lebih tua yang nyuruh "
Me : " yang lebih tua siapa lagi kalo bukan kunti merah bang ? "
Renggo : " bener tuh vig , kayaknya gedung ini udah kayak keratonnya gitu.... makanya dia butuh penjaga "
Me : " masuk akal juga tuh bang "
Secara logis kami menyimpulkan bahwa keberadaan Nyai Anjani di kolam itu pastilah atas perintah dari kuntilanak merah yang menempati lantai 6 gedung GKB 1 ini , sepengetahuan kami jika mahkluk gaib itu berusia lebih tua maka semakin tinggi pula kesaktiannya dan makhluk gaib yang berusia lebih muda akan tunduk padanya.
Setelah 10 menitan duduk di balkon lantai 2 kami semua mulai berjalan kembali ke lorong dan menaiki anak tangga menuju lantai 3 , tak ada yang aneh saat kami tiba di balkon lantai 3 namun kami juga tak terburu buru untuk naik ke lantai 4 , tak ada salahnya jika kami menyempatkan diri untuk mengecek keadaan di lorong lantai 3 ini.
Renggo : " lumayan gelap juga di sini nik "
Niken : " iya bang serem juga ya "
Tak ada satupun lampu yang menyala di sepanjang lorong ini , satu satunya penerangan hanyalah pantulan lampu dari balkon saja yang membuat suasana terlihat agak remang.
Renggo : " gimana ?!.. kita keliling dulu apa langsung naek lantai 4 ? "
Niken : " guys gimana nih enaknya ? "
Me : " keliling bentar aja deh bang , masih jam segini "
Renggo : " oke vig "
Dengan rasa was was kami mulai mengelilingi segala penjuru lantai 3 ini , tak hanya di lorong saja tapi juga area belakang gedung GKB 1 yang berupa tebing plengsengan.... suasana di sini agak remang oleh pantulan lampu dari kantin 3.5 yang berada di atas tebing plengsengan , namun entah kenapa kami merasa hawanya berbeda sehingga menimbulkan rasa merinding , bahkan tak lama kemudian Bang Renggo mulai mendeteksi keberadaan makhluk gaib di sini.
Me : " ada apaan di sini bang ?! "
Renggo : " gw gak tau vig , eh bantuin gw stiv ! "
Steve : " iya bang "
Sementara Bang Renggo dan Steve masih sibuk mendeteksi Pendik mulai mengeluarkan 4 buah senter dari dalam tasnya , dengan sigap ia langsung membaginya pada kami semua.
Me : " kalian gak bawa senter tadi ? "
Tiwi : " tadi sih bawa 2 mas tapi jatuh di tegalan pas kita dikejar gendruwo "
Me : " ya udah nih kalian pegang 1 senter aja "
Tiwi : " iya mas "
kami terus mengarahkan sorotan senter ke segala arah namun tak ada penampakan apapun yang kami dapati , hingga akhirnya " hhuuaa !!!.... hhhuuuua !!!... " perhatian kami tersita oleh suara teriakan perempuan yang terdengar sayup sayup dari dasar tebing plengsengan ini , suara itu hanya terdengar sebentar saja dan membuat kami semua terperanjat.
Niken : " bang denger suara itu ?! "
Renggo : " iya gw denger "
Niken : " itu suara kunti ya bang ?! "
Renggo : " bukan kayaknya , gw juga ngga ngerti apaan "
Me : " ayo senterin ke bawah semua ! "
Tiwi : " iya mas "
Dengan sedikit bergidik kami semua menjulurkan tangan dan mengarahkan sorotan senter ke dasar tebing yang berada di belakang lantai 1 , namun tak ada apapun yang kami temukan... hingga tiba tiba " braakk !!! " salah satu senter terjatuh ke bawah dan hancur seketika , segera saja kami menyadari ada salah satu di antara kami yang menjatuhkannya , Tiwi si cewe berjilbab itu tiba tiba saja ambruk dengan tubuh yang mengejang hebat di lantai dan " hhhuuuaaaa !!!!!..... hhuuaaa !!!!.... " teriakan yang kami cari cari sumber suaranya itu kini telah terdengar di hadapan kami semua , teriakan yang menyiratkan kesakitan itu kini terdengar nyaring dari mulut Tiwi.
PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 4 A
Rasa kalut melanda kami semua ketika Tiwi menggelepar kesakitan di lantai sementara mulutnya terus berteriak histeris " huuua !!!..... hhuua !!!!..... " sungguh sangat memilukan mendengar teriakannya , apalagi plengsengan tebing di belakang gedung GKB 1 ini membuat teriakannya terus menggema.
Eko : " wi ?!?… kamu kenapa wi ?!? "
Rio : " aduhh gimana ini ko ?!? "
Kedua teman Tiwi hanya bisa bingung sendiri dengan keadaan ini , sementara kami mencoba untuk tetap tenang di tengah keadaan yang tak kami mengerti ini.
Niken : " bang ?!... tu anak kesurupan kayaknya "
Renggo : " iya gw ngerti nik "
Zul : " kita keluarin langsung apa ditanyain dulu nih bang ?! "
Renggo : " coba ditanyain dulu deh , kali aja dapet info "
Perlahan Bang Renggo menghampiri Tiwi yang masih menggelepar di lantai dan terus berteriak tanpa henti , kami yang berdiri di belakangnya hanya bisa harap harap cemas dengan kondisi Tiwi.
Eko : " bang tolongin tiwi bang ! "
Rio : " iiya bang , kasian dia bang "
Renggo : " tenang semuanya , gw tanyain dulu ya "
Dengan posisi berjongkok Bang Renggo mencoba menanyai sosok yang merasuki Tiwi , namun karena terus berteriak Bang Renggo mulai meninggikan nada bicaranya.
Renggo : " kamu siapa ?!? "
Tiwi : " hhuuaaa !!!!..... hhuuaa !!!!.... "
Renggo : " woe !!!.. aku tanya kamu siapa namanya ?!? "
Tiwi : " hhuuuaaa !!!!.... hhuuaa !!!!.... "
Tak satupun pertanyaan Bang Renggo yang terjawab , sedari tadi hanya teriakan nyaring saja yang keluar dari mulut Tiwi.
Renggo : " eh coba pada duduk sini , lu lihat wajahnya nih ! "
Niken : " iiya bang "
Perlahan kami semua duduk berjongkok mengelilingi Tiwi , ketika kami menyoroti wajahnya dari dekat yang terlihat hanyalah ekspresi kesakitan yang teramat sangat.... seperti seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan parah di jalan.
Niken : " ya allah bang ?!?... ini kenapa sebenernya ?! "
Renggo : " ntar aja gw jelasin , sekarang gw keluarin aja ya ?! "
Niken : " iiya deh bang , kasian lihatnya "
Merasa tak ada gunanya menanyai lagi Bang Renggo memutuskan untuk mengeluarkan sosok yang merasuki Tiwi , segera saja ia meletakkan telapak tangan kanannya pada ubun ubun Tiwi dan kemudian " huuuuaaa !!!..... huuaa !!!!!..... " teriakan kesakitan itu terdengar nyaring untuk terakhir kalinya disertai tubuh Tiwi yang mengejang hebat , sebelum akhirnya ia terkulai pingsan bermandikan peluh.
Renggo : " dah beres nih , sekarang kita bawa kemana nih ?! "
Niken : " kemana ya bang ?!... gw juga bingung nih "
Pendik : " kita bawa ke kantin 3.5 aja nik "
Niken : " oh iya tu ndik , trus yang bawa siapa nih ?! "
Pendik : " biar aku aja yang bawa "
Seorang personel telah tumbang dan kami memutuskan untuk mengevakuasinya ke kantin 3.5 yang berada di belakang lantai 4 sekaligus di atas tebing plengsengan ini , segera saja Pendik membopong tubuh Tiwi sementara kami mengikutinya dari belakang.
Setibanya di kantin 3.5 Pendik segera merebahkan tubuh Tiwi di atas meja , sementara kedua temannya duduk termenung di sebelahnya dengan raut muka yang terlihat cemas.
Renggo : " gak usah kuatir dia udah gw netralisir "
Niken : " iya dek , tungguin aja ntar dia bangun sendiri "
Eko : " masih lama ngga ya bangunnya mbak ? "
Niken : " masih lama ngga bang ? "
Renggo : " engga , paling 2 atau 3 jam lagi udah bangun "
Eko : " oh syukur deh kalo gitu "
Kini kami semua duduk santai sejenak di kantin 3.5 ini sembari membahas kejadian barusan , kami merasa apa yang menimpa Tiwi adalah sebuah pertanyaan besar..... makhluk apakah yang tadi merasukinya dan kenapa ia terus berteriak kesakitan hingga tak bisa diajak berbicara.
Me : " stiv , tadi si tiwi kerasukan apa sebenernya ? "
Zul : " kunti merahnya turun ke lantai 3 trus ngerasukin dia ya stiv ? "
Steve : " aku ngerasa tadi bukan makhluk gaib mas , energinya sama kayak manusia biasa "
Niken : " trus kalo gitu apaan dong stiv ? "
Steve : " bisa aja sih itu arwah gentayangan mbak "
Niken : " hah ?!.. yang bener lu ?!.. "
Zul : " trus arwahnya siapa dong ?! "
Steve : " kalo soal ini aku ngga tau sama sekali mas , kayaknya ada orang yang mati mengenaskan di situ "
Mendengar penjelasan Steve barusan membuatku teringat lagi dengan cerita tragis dari senior kami tentang cewe yang bunuh diri itu , apalagi tadi aku sempat membicarakannya dengan Niken sewaktu berada di gedung GKB 2.
Me : " nik , kayaknya ini ada hubungannya sama cewe yang bunuh diri itu "
Niken : " gw juga mikir gitu vig "
Zul : " jangan jangan tadi itu arwahnya ya vig ? "
Me : " gak tau zul , bayangin aja kalo tu cewe lompat dari lantai 6 pasti jatuhnya di dasar tebing lantai 1 kan ? "
Zul : " ngeri nih bayanginnya vig kalo emang bener "
Pendik : " pasti hancur tubuhnya pas jatuh "
Me : " makanya tadi pas tiwi kesurupan cuma bisa teriak doang arwahnya , mungkin aja saking sakitnya pas jatuh itu "
Niken : " duh kok gw lama lama ngerasa tu cerita emang kejadian beneran ya ? "
Pendik : " sama nik , kalo aku pikir bener juga kayaknya.... lokasinya juga di belakang gedung ini kan ? "
Steve : " kadang kalo pas lagi kuliah aku ngga sengaja deteksi energinya , mungkin aja sih tu cerita emang kejadian beneran "
Seribu tanya di kepala kami perlahan mulai sedikit terjawab , walaupun kami juga tak terlalu yakin apakah Tiwi kerasukan oleh arwah cewe yang bunuh diri itu.... namun jika spekulasi kami tepat maka cerita tragis dari senior kami itu bukanlah sekedar isapan jempol belaka , melainkan kejadian yang benar benar pernah terjadi di masa lampau.
Sudah jam 2 lewat dan kami masih berkumpul di kantin 3.5 ini sambil ngerokok dan minum Pepsi , sementara Eko dan Rio sedang menonton rekaman video dari handycamnya Tiwi.
Me : " tadi sempet ngerekam ya ko ? "
Eko : " iya mas , rio yang ngerekam tadi "
Rio : " cuma bentar sih mas , gak sampe 2 menitan kok "
Me : " coba sini kita mau lihat videonya ! "
Segera saja si Eko menyodorkan handycamnya Tiwi padaku lalu kami tonton secara berbarengan , namun tak ada penampakan sosok apapun yang kami lihat.
Niken : " gak kelihatan apa apa nih "
Zul : " kirain ada penampakan arwahnya cewe itu "
Lekas saja kukembalikan handycamnya Tiwi ini sama si Eko dan kemudian kami mulai berunding singkat , sesuai kesepakatan kami akan meninggalkan Eko dan Rio di kantin ini untuk menunggui Tiwi yang masih pingsan.... hanya kami para personel lama yang akan melanjutkan naik ke lantai 5 dan 6.
Niken : " ntar kalian di sini sampe pagi ya ?!.. ntar kita pulangnya barengan "
Eko : " iya iya mbak "
Me : " eh kalo pepsinya habis minta air sama satpam di pos deket gerbang "
Eko : " oh iya iya mas "
Niken : " ya udah deh , kita mau naek sekarang nih... doain ya ! "
Eko : " iya mbak , pasti "
Rio : " ati ati ya mbak ! "
Bergegas kami masuk kembali ke dalam gedung GKB 1 , baru saja kami tiba di lorong lantai 4 perhatian kami tersita oleh gemerisik suara yang berasal dari bak sampah besar yang terbuat dari kayu " srekk !.. srekk !.. srekk !.. "
Niken : " loh ?!... itu suara apaan di dalem bak sampah ?! "
Zul : " ahh paling tikus itu nik "
Pendik : " tapi kok berisik banget kalo tikus zul "
Zul : " kayaknya lagi cari makan ndik tikusnya "
Sejenak kami terheran sendiri menatap bak sampah kayu bercat coklat gelap itu " srekk !.. srekk !... srekk !... " sedari tadi suara gemerisik itu tak kunjung berhenti dan terdengar terlalu berisik.... karena merasa curiga akhirnya kami mulai mendekati bak sampah itu dan bersiap melihat isi di dalamnya.
Renggo : " eh ayo senterin semuanya ! "
Niken : " iiya bang "
Dengan rasa was was kami semua melongok ke dalam bak sampah kayu ini sambil menyoroti dengan senter , di dalamnya tampak berbagai bungkus makanan ringan , rokok dan kertas kertas yang saling bertumpukan.... namun ada sesuatu yang bergerak gerak di balik sampah sampah itu hingga menimbulkan bunyi gemerisik " srekk !.. srekk !.. srekk !.. "
Renggo : " gimana ?!.. gw ambil dulu ya sampahnya biar kita bisa lihat "
Niken : " ati ati deh bang "
Tanpa rasa takut Bang Renggo mulai menyingkirkan sampah sampah itu sementara kami terus menyoroti dengan senter , sebelum akhirnya kami terperanjat melihat sesuatu yang bergerak gerak di dasar bak sampah ini.
Niken : " ya allah ?!?... iini apaan lagi ?!? "
Zul : " ndik ?!.. ittu ?!? "
Pendik : " wancik rekk ?!? "
Selama beberapa detik kami terus terperanjat melihat sesuatu yang kami kira seekor tikus itu , dugaan kami salah besar karena sesuatu yang bergerak gerak di dasar bak sampah ini ternyata adalah sepotong telapak tangan yang berlumuran darah.
Niken : " bang , ttangan siapa ini ?!? "
Zul : " kok bisa ada di sini bang ?! "
Renggo : " gw juga gak ngerti nih "
Pendik : " obah terus vig tangane "
Me : " medeni ndik "
Memang benar benar aneh tapi nyata , sepotong tangan di dalam bak sampah ini terus bergerak gerak seperti tangan orang buta yang tengah meraba raba , sementara darah segar tampak mengucur dari pergelangannya yang terpotong.... jujur saja kami cukup ngeri melihatnya namun sekali lagi kami harus bisa meredam rasa takut yang menghinggapi diri.
Renggo : " gimana enaknya ?!... dimusnahin aja ya ? "
Niken : " dimusnahin pake garem bang ? "
Renggo : " iya biar kebakar "
Niken : " ya udah deh bang , takut juga nih gw "
Renggo : " eh stiv pake garem lu deh , punya gw tinggal dikit "
Steve : " iya bang , punyaku masih banyak "
Tanpa buang waktu Steve segera mengeluarkan sebungkus garam dari saku celana kargonya lalu ia menyerahkannya sama Bang Renggo , kini sambil menghela nafas dalam dalam Bang Renggo bersiap menaburkan garam itu ke dalam bak sampah.
Renggo : " eh semuanya mundur dulu deh ! "
Niken : " iiya bang "
Segera saja kami mundur beberapa langkah menjauhi bak sampah kayu itu sementara Bang Renggo mulai menaburkan garamnya , tak lama kemudian kobaran api terlihat menyala dari dalam bak sampah kayu itu , apalagi sampah sampah di dalamnya semakin membuat kobaran apinya membesar hingga menerangi lorong gelap ini.
Niken : " udah ilang bang tangannya ?! "
Renggo : " udah gak ada , tenang aja "
Kini kami semua terdiam menatap kobaran api yang menjilat jilat dari dalam bak sampah itu , sementara benak kami dihinggapi oleh tanda tanya besar.... milik siapa potongan tangan itu dan kenapa ada di bak sampah ?!?
Langganan:
Postingan (Atom)