Tampilkan postingan dengan label HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN. Tampilkan semua postingan

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - cover

 Ini adalah cerita epos perjuangan panjang demi mencapai kemerdekaan yang dicita citakan


" CERITAKAN TENTANG KAMI KEPADA MEREKA DAN SAMPAIKANLAH BAHWA UNTUK HIDUPMU SAAT INI KAMI BERIKAN HIDUP KAMI DI MASA LAMPAU "


HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Past Life Regression

 Aku tidak sempat mengenal dekat kakek buyutku Darmanto yang telah meninggal pada tahun 2002 silam , namun aku sangat mengaguminya karena beliau adalah seorang pejuang yang pernah ikut berperang melawan Belanda , Jepang , Sekutu dan juga PKI , aku tau itu karena kakekku yang merupakan anak pertama Darmanto sering menceritakan sepak terjang ayahnya semasa muda dulu.


Namun kalau hanya mendengar cerita kakek saja tidaklah cukup , untuk bisa mengetahui seperti apa sepak terjang kakek buyutku Darmanto aku harus melakukan suatu metode transendental yang disebut 'past life regression' , dengan metode ini aku bisa membuka bagian DNAku yang memuat memori masa lalu dari kehidupan semua leluhurku , atau dalam hal ini aku hanya fokus pada memori kehidupan kakek buyutku Darmanto saja.


Memori kehidupan beliau berwujud mimpi demi mimpi yang kualami saat sedang tidur , melalui mimpi mimpi itu aku bisa mengalami sendiri apa yang pernah dialami kakek buyutku Darmanto semasa berperang dulu , walaupun hanya sebatas mimpi namun terasa sangat nyata sekali karena aku tertidur dengan gelombang otak low theta yang frekwensinya nyaris mendekati 3 hertz , gelombang otak ini membuat semua panca indraku aktif saat sedang bermimpi sehingga apa yang kulihat , kudengar dan kurasa di alam mimpi terasa sangat nyata.

Setiap selesai mengalami mimpi demi mimpi aku selalu menuliskannya secara bertahap , hingga pada akhirnya terangkai suatu cerita epos perjuangan yang begitu panjang dan berlangsung selama bertahun tahun , cerita itu kuberi judul 'HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN MENTJAPAI TJITA TJITA' yang kudedikasikan kepada kakek buyutku Darmanto beserta orang orang yang pernah berjuang bersamanya demi mencapai kemerdekaan Indonesia.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Permoelaan Perdjoeangan

 Darmanto awalnya cuma seorang petani miskin yang tinggal di Madiun , karena ingin merubah nasib akhirnya ia merantau ke Payakumbuh Sumatera Barat untuk menjadi buruh perkebunan sawit milik Belanda , namun ketika sudah berada di sana ia justru mendapati keadaan yang menyedihkan , centeng centeng pengawas kebun selalu memperlakukan para buruh dengan semena mena , selain gaji tak dibayar para buruh yang sebagian besar menderita malaria dipaksa untuk bekerja terus terusan , kalau ada buruh yang lamban bekerja para centeng akan mencambuki tanpa belas kasihan , sementara kalau ada buruh yang mati mayatnya langsung dibuang di sungai.

Pernah juga Darmanto melawan seorang centeng yang sedang mencambuki buruh lain , berbekal ilmu silat yang dipelajari dari perguruan SH ia menghajar centeng itu hingga terluka parah , namun karena aksinya diketahui centeng lain ia langsung diringkus dan dihajar beramai ramai hingga babak belur , nasib yang sama juga dialami buruh buruh lain yang mencoba melawan para centeng.


Pada akhirnya para buruh tidak tahan berlama lama bekerja di situ sehingga mereka merencanakan pemberontakan dengan cara mengeroyok para centeng dan membunuhnya satu persatu , setelah itu para buruh melarikan diri dari kebun sawit dan bersembunyi di desa terdekat , namun meneer pemilik kebun sawit telah mengetahui kalau centeng centengnya mati dibunuh sehingga dikerahkan pasukan KNIL untuk menangkap para buruh yang bersembunyi di desa , beruntung Darmanto dan beberapa buruh lain berhasil melarikan diri ke daerah terpencil yang berada di sekitar lembah Harau , disana mereka berguru pada seorang datuk yang merupakan guru besar silek tuo harimau Minangkabau , lama kelamaan kemampuan silat Darmanto jadi semakin terasah hingga ia menguasai beragam jurus yang mematikan , tak cuma sekedar jurus tangan kosong tapi juga ada jurus yang menggunakan senjata tajam kerambik , ketika sudah khatam berguru sang datuk menyuruh Darmanto dan teman temannya untuk ikut serta dalam perjuangan melawan penjajah.


Darmanto dan teman temannya berjuang bersama para milisi yang biasa bergerilya dari hutan ke hutan , sasaran mereka adalah truk pengangkut amunisi dan logistik milik tentara KNIL yang biasanya hendak menuju markas markas yang berada di pedesaan , aksi demi aksi selalu berhasil dilakukan namun pada suatu waktu para milisi dijebak oleh seorang pengkhianat yang mengatakan tempat persembunyian mereka kepada pasukan KNIL , tak lama setelah itu para milisi kocar kacir diserbu pasukan KNIL yang berjumlah banyak dan bersenjata lengkap , untungnya Darmanto dan sejumlah milisi berhasil melarikan diri sementara yang lainnya tewas atau dijatuhi hukuman gantung.




Pada tahun 1939 Darmanto yang usianya hampir menginjak 20 tahun akhirnya berpindah ke Palembang , di kota ini ia bertemu dengan seorang perempuan Minang yang kemudian langsung dinikahinya , sementara untuk menyambung hidup Darmanto terpaksa menjadi kuli panggul di pelabuhan yang upahnya sangat sedikit dan tidak sebanding dengan beratnya pekerjaan , setiap hari ia harus memanggul karung karung berisi biji kopi yang beratnya mencapai puluhan kilo , kalau ada kuli panggul yang kelelahan dan menjatuhkan karung para mandor akan langsung menendangi sambil memaki maki , kesengsaraan seperti itu terpaksa dijalani selama berbulan bulan sebelum akhirnya Darmanto merasa tidak tahan dan menikam seorang mandor hingga mati , kejadian ini menyebabkan dirinya dijebloskan ke penjara dan harus menerima penderitaan yang lebih pahit , tiap hari para sipir selalu memperlakukannya dengan kejam , belum lagi kepala penjara kerap mengadakan pertarungan antar tahanan sebagai semacam hiburan atau bahan taruhan bagi orang orang Belanda yang bekerja di penjara itu , tak jarang pertarungan antar tahanan berakhir dengan luka luka serius yang tak pernah diobati , lebih buruknya lagi tahanan yang kalah bertarung akan direndam dalam kubangan besar yang berisi tai.


Dalam kondisi yang sudah putus asa Darmanto tetap berusaha menjaga harapan , ia meyakini ramalan Jayabaya yang mengatakan bahwa orang orang kate akan mengusir orang orang berkulit kuning yang menguasai Nusantara , ramalan itu oleh sebagian besar orang Jawa diyakini akan segera terjadi tak lama lagi.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Dai Nippon Berkoeasa chapter I

 Ramalan Jayabaya akhirnya terbukti juga , pada awal tahun 1942 terdengar kabar bahwa bala pasukan Dai Nippon tiba tiba datang ke Kalimantan dan merebut tiap kota dari kekuasaan Belanda , sebulan kemudian Palembang juga diserbu secara besar besaran hingga akhirnya Darmanto dan para tahanan lain langsung dibebaskan begitu saja setelah pasukan Jepang menyerbu penjara.

Hari hari berikutnya Darmanto melihat pertempuran udara antara pesawat Jepang dan Belanda , setelah itu ia melihat banyak pasukan Jepang yang diterjunkan dari udara dan langsung merebut kilang minyak milik Belanda yang berada di daerah Plaju , sementara orang orang Belanda yang tinggal di Palembang sebagian besar telah ditangkap atau dibunuh oleh pasukan Jepang.



Dalam waktu sekejap Palembang telah berhasil dikuasai pasukan Jepang , di segala penjuru kota bendera Belanda diturunkan dan diganti dengan bendera Jepang , selain itu kain bersimbol matahari juga banyak dipasang di tembok tembok bangunan , bahkan orang orang diberi bendera Jepang kecil yang akan digunakan untuk parade militer bala pasukan Dai Nippon.


Semua orang senang dengan pasukan Jepang karena mereka dianggap sebagai saudara pembebas , saat parade militer berlangsung orang orang sangat bersemangat meneriakan " banzai !!... banzai !!... " sambil mengangkat tangannya berkali kali , namun tak ada seorangpun yang menyangka kalau setelah kemeriahan parade itu Jepang akan membuat orang orang kembali merasakan kesengsaraan.

Semua rumah di Palembang tiba tiba digeledah oleh tentara Jepang , sementara para wanita ditangkap dan dibawa entah kemana , banyak yang bilang kalau mereka dijadikan jugun ianfu atau pelacur namun untungnya Darmanto berhasil menyembunyikan istrinya di sebuah rumah krematorium yang memiliki ruangan bawah tanah , di situ juga banyak wanita lain yang mengungsi bersama anak atau saudarinya , mereka bertahan hidup dengan kiriman logistik dari saudagar Tionghoa kaya raya.

Di tengah situasi yang tak menentu Darmanto mengajak istri dan saudara iparnya berpindah ke daerah Musi Rawas yang letaknya cukup terpencil , di sana ia menjadi nelayan dan tidak melakukan apapun untuk melawan tentara Jepang atau para kempetai yang berpatroli saat jam malam , situasi yang tidak menentu berlangsung hingga penghujung tahun 1942 sebelum akhirnya Darmanto memutuskan untuk mengajak istrinya kembali ke Jawa.

Saat tiba di Madiun Darmanto kembali menjadi petani , namun situasi semakin sulit karena Jepang memaksa para petani untuk meningkatkan hasil panen yang nantinya akan digunakan menyuplai pasukan Jepang saat perang melawan Amerika , tak bisa dibayangkan para petani harus bersusah payah menanam padi sementara hasil panennya harus diserahkan kepada Jepang , lebih buruknya lagi lumbung desa sampai kosong tak ada padi tersisa sehingga orang orang hanya bisa memakan singkong , gaplek atau bonggol pisang , bahkan para tentara Jepang juga merampas kambing , sapi atau ayam milik penduduk untuk dimakan sendiri di markasnya.

Di tengah situasi sulit seperti ini Darmanto akhirnya memiliki seorang putra , namun karena sedang prihatin keluarganya tidak pernah bisa merasakan kehidupan yang layak , satu satunya yang bisa menjadi pengharapan baginya adalah ramalan Jayabaya yang selalu diyakininya sejak dulu , ia merasa yakin kalau orang orang kate berada di Nusantara hanya seumuran jagung saja.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Dai Nippon Berkoeasa chapter II

 Sesungguhnya Jepang sedang terdesak dalam perang Pasifik melawan Amerika , karena kekurangan jumlah pasukan Jepang akhirnya membuka lowongan bagi orang orang Indonesia untuk bergabung dalam angkatan laut atau Heiho , melalui poster propaganda Jepang menyerukan agar orang orang Indonesia turut serta berperang melawan Amerika dan nantinya akan mendapat gaji yang tinggi , namun Darmanto tidak tertarik karena selain benci Jepang ia juga tak mau kalau harus dikirim perang ke Biak dan mati di sana.

Jepang berhasil meraih simpati saat membuka lowongan untuk bergabung dalam barisan pembela tanah air atau PETA , hal ini terjadi karena Jepang menjanjikan akan memberi kemerdekaan bagi Indonesia , sementara kemampuan militer diperlukan agar orang orang Indonesia bisa mempertahankan negaranya kalau nanti diserang oleh Amerika , Inggris atau Belanda , seketika banyak orang tertarik bergabung PETA termasuk Darmanto yang akhirnya mendaftar ke Bogor , kota ini adalah satu satunya basis pelatihan militer PETA di pulau Jawa sehingga orang orang dari berbagai daerah banyak yang berdatangan untuk mendaftar.


Di Bogor semua kadet PETA dilatih di bekas markas KNIL yang disebut boei gyugun rensetai , mereka semua dilatih dengan keras oleh sersan , kopral , letnan atau kapten yang merupakan orang Jepang asli , kedisiplinan tinggi diterapkan mulai sejak bangun tidur hingga beranjak tidur lagi , hari demi hari diisi dengan latihan tembak menembak , taktik penyerangan dan pertahanan , adu ketangkasan fisik , senam taisho dan gulat sumo , hingga baca tulis huruf kanji kataikana dan hiragana , lama kelamaan para kadet PETA mulai terbiasa menjalani hidup dengan penuh kedisiplinan , selain itu ada kebanggaan yang membuncah saat para kadet PETA melakukan parade mengelilingi kota Bogor sambil dielu elukan oleh orang orang yang menonton " banzai !!... banzai !!... banzai !!... " teriakan itu terus terdengar di sepanjang jalan yang dilalui parade kadet PETA , sungguh merupakan suatu kebanggaan besar bisa mengenakan seragam hijau dan mengibarkan bendera PETA yang bersimbol bulan bintang.


Kemampuan militer Darmanto meningkat pesat selama bergabung dengan PETA , lagipula ia merasa percuma kalau hanya mengandalkan jurus silat tidak akan pernah bisa menang melawan persenjataan modern , yang jelas Darmanto yakin kalau pelatihan militer yang selama ini ia jalani suatu saat akan berguna untuk membela bangsa.

Begitu lulus dari Bogor Darmanto yang berpangkat shodanco ditempatkan di daidan Blitar untuk melatih kadet kadet PETA setempat , tiap bulan ia digaji sebesar 10 rupiah dan langsung ia gunakan sebagian untuk menafkahi keluarganya di Madiun , hingga saat memasuki awal tahun 1945 istrinya hamil anak kedua namun keadaan di Blitar mulai memanas , penyebabnya karena shodanco Supriyadi beserta perwira perwira PETA yang lain nekat melakukan pemberontakan melawan tentara Jepang yang semena mena terhadap penduduk desa yang dijadikan romusha , peristiwa pemberontakan ini pada akhirnya menewaskan banyak perwira PETA sementara sisanya kabur menjadi buronan , bahkan Darmanto dan rekan rekannya yang tidak terlibat juga terpaksa kabur dan mengungsi ke pondok pesantren Tebu Ireng yang berada di daerah Cukir Jombang.

Pondok pesantren ini dipimpin oleh Hadratussyaikh Hasyim Ashari yang punya pengaruh luas di kalangan santri santri Jawa Timur , Darmanto dan rekan rekannya sesama eks PETA turut berperan melatih mereka kemampuan militer , walaupun masih payah namun para santri yang tergabung dalam laskar Hizbullah ini siap untuk jihad fisabilillah melawan bala pasukan Dai Nippon , mereka sangat membenci tentara Jepang karena dulu pernah menangkap kiai dan membunuh beberapa santri Tebu Ireng.


Baru sebentar dilatih militer para santri sudah mahir memegang senapan , bahkan mereka mulai berani melakukan aksi kecil kecilan yang cukup beresiko , saat jam malam berlangsung listrik seluruh kota akan dimatikan sementara orang orang dilarang keluar rumah , biasanya pada saat itu para santri akan beraksi menyergap para kempetai yang berpatroli dengan mengendarai sepeda onthel , kempetai yang telah disergap akan dilucuti senjatanya dan kemudian langsung dibunuh di pinggir sungai , aksi seperti itu terus menerus dilakukan tanpa mengenal rasa takut , apalagi di kalangan para santri ada kebanggaan tersendiri kalau berani melakukan aksi aksi heroik yang membuat Jepang kewalahan.


Namun untuk memerangi pasukan Jepang secara frontal tidaklah mungkin dilakukan , semua orang tau kalau bala pasukan Dai Nippon jumlahnya sangat banyak dan bersenjata lengkap , sementara orang orang Indonesia tidak punya apa apa untuk berperang menghadapi mereka , segala kesengsaraan selama masa penjajahan Jepang terus menerus dirasakan tanpa bisa berbuat apa apa untuk melawan , satu satunya pengharapan hanyalah kekalahan Jepang dalam perang Pasifik yang secara tidak langsung akan membuat semua negara jajahannya merdeka.


Setiap kali berkumpul orang orang selalu menyimak siaran radio untuk mengetahui perkembangan terkini perang Pasifik , semuanya merasa senang saat mengetahui posisi Jepang sudah semakin terdesak , pulau pulau seperti Saipan dan Okinawa sudah direbut Amerika , bahkan Tokyo sudah porak poranda dihujani bom napalm oleh pesawat Amerika , hanya tinggal menunggu waktu saja Jepang akan angkat kaki dari Indonesia dan memberi kemerdekaan yang dijanjikan , namun kalau sampai janji itu tidak ditepati maka rakyat akan nekat memerangi Jepang habis habisan.

Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 pesawat Amerika meledakkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , peristiwa ini pada akhirnya membuat Jepang kalah telak dalam perang Pasifik , para kempetai dan tentara Dai Nippon seperti kehilangan wibawa sehingga orang orang mulai berani mengeroyok mereka beramai ramai , selain itu bendera Jepang dan kain bersimbol matahari yang terpasang di segala penjuru kota juga turut dilepas dan dibakar , rakyat seperti melampiaskan kemarahannya terhadap Jepang yang selama ini terus membuat sengsara.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Merdeka Ataoe Mati

 Pada akhir Agustus 1945 orang orang saling berkumpul dan menyimak siaran radio dengan serius , semuanya terdiam saat mendengar rekaman suara Bung Karno yang membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 " proklamasi kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia... hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya... " setelah rakyat mendengarnya terciptalah euforia besar di segala penjuru kota , pada hari itu semua orang tumpah ruah di jalanan sambil lantang berteriak " merdekaa !!... merdekaa !!... merdekaa !!... " tak ketinggalan lagu 'Indonesia Raya' turut dinyanyikan dengan penuh semangat oleh rakyat yang sedang bergembira " indonesia raya merdeka merdeka tanahku negeriku yang kucinta... indonesia raya merdeka merdeka hiduplah Indonesia raya "





Bendera merah putih berkibar dimana mana , pesta meriah juga terus digelar selama berhari hari , semua orang bisa makan enak dan berjoget ramai ramai diiringi grup orkes yang memainkan lagu lagu riang , sementara para kempetai dan tentara Jepang hanya bisa tertunduk lesu di markas sambil memikirkan nasib negaranya yang telah hancur dibom Amerika.

Sesuai kesepakatan Internasional Jepang harus menyerahkan semua persenjataan kepada pasukan sekutu yang akan datang tak lama lagi , situasi ini menimbulkan kekhawatiran kalau nantinya pasukan sekutu akan berusaha mengembalikan Indonesia menjadi jajahan Belanda lagi , tentu saja hal ini tak bisa dibiarkan sehingga orang orang memilih untuk menyerbu markas Jepang beramai ramai , nantinya persenjataan yang berhasil direbut akan digunakan untuk berperang melawan pasukan sekutu atau Belanda.



Darmanto yang tergabung dalam BKR turut serta menyerbu markas Jepang yang ada di Jombang dan sekitarnya , saat diserbu sebagian besar tentara Jepang tidak lagi punya semangat tempur sehingga mereka langsung menyerah begitu saja , namun para komandan memiliki harga diri yang tinggi dan tak mau menyerah kepada para anggota BKR yang dikawal oleh polisi istimewa , mereka lebih memilih melakukan seppuku dengan cara menusukkan pedang samurai ke perut sambil meneriakkan " tenno heika !!... banzaaii !!... "



Banyak persenjataan dan amunisi yang berhasil direbut dari markas Jepang , semuanya dibagikan kepada para santri , polisi istimewa atau siapapun yang ingin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan , lagipula melalui siaran radio Bung Karno telah menyerukan 'masa bersiap' kepada para pemuda di seluruh Indonesia sehingga hari hari berikutnya diisi dengan persiapan perang yang berlangsung tanpa henti , orang orang yang tadinya cuma tukang soto , tukang becak , kuli , buruh , petani atau pengangguran semuanya diajari kemampuan militer hingga bisa menembakkan senapan atau melemparkan granat , walaupun masih payah namun semuanya selalu bersemangat saat latihan berlangsung , sementara slogan 'Merdeka Ataoe Mati' dicat besar besar di berbagai tembok bangunan agar orang orang yang membacanya jadi semakin bersemangat untuk berperang.



Semua orang merasa berapi api ingin segera ikut berperang , apalagi saat pertengahan September 1945 terdengar kabar kalau bendera Belanda tiba tiba berkibar di hotel Oranje Surabaya , kejadian ini membuat rakyat murka karena kemerdekaan bangsa Indonesia seperti tak diakui oleh Belanda , sudah jelas kalau sampai Belanda berani menginjak injak kedaulatan bangsa ini maka pilihannya hanyalah berperang.


Sebelum berperang Darmanto menyempatkan diri pulang ke Madiun untuk menemui keluarga dan juga anak keduanya yang baru lahir , setelah itu ia pergi ke Mojokerto untuk bertemu rekan rekannya sesama eks PETA yang telah tergabung dalam BKR , di sana juga ada banyak tentara Jepang yang diinstruksikan oleh komandannya untuk ikut berperang membantu Indonesia mempertahankan kemerdekaan , hal ini dilakukan karena mereka ingin menebus kehormatan sebagai orang Jepang yang menjunjung tinggi jiwa bushido , karena Jepang sudah kalah perang dan tak sudi menyerahkan diri kepada sekutu maka lebih baik tentara Jepang dikerahkan untuk membantu orang orang Indonesia berjuang melawan pasukan sekutu , apalagi Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia sehingga mereka juga merasa tak rela kalau Indonesia akan kembali dijajah oleh bangsa barat.


Pada pertengahan Oktober 1945 kota Surabaya sudah diambang peperangan besar , melalui siaran radio Bung Tomo terus menyerukan agar para pemuda dari segala penjuru tanah air datang ke Surabaya dan ikut berjuang bersama mempertahankan kemerdekaan , ini adalah suatu panggilan jiwa yang membuat siapapun tergerak untuk angkat senjata membela tanah air.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Soerabaja Membara chapter I

 Menjelang akhir Oktober 1945 para pejuang , santri , polisi dan milisi di Jombang mulai bersiap siap pergi berperang ke Surabaya , semuanya merasa berat harus meninggalkan anak , istri dan keluarganya masing masing , namun tekat untuk mempertahankan kemerdekaan sudah membakar jiwa sehingga semua orang tak lagi ragu untuk berjuang hingga titik darah penghabisan , apalagi Hadratussyaikh Hasyim Ashari turut memberi doa restu kepada mereka semua agar semakin mantap imannya untuk berjihad fisabilillah melawan para kafir penjajah.

Keberangkatan menuju Surabaya berlangsung secara besar besaran karena sangat banyak orang yang ikut berperang , puluhan truk yang mengangkut para pejuang , santri , polisi dan milisi terus berjalan beriringan disertai kibaran bendera merah putih dan teriakan takbir tanpa henti , sementara di sepanjang jalan para penduduk berdiri berjejeran sambil terus melambaikan tangan atau membagikan nasi bungkus , tak ketinggalan anak anak kecil juga turut bersorak sorai sambil berteriak " merdekaa !!... merdekaa !!.... " itu semua adalah bentuk dukungan moril agar orang orang yang berangkat berperang ke Surabaya jadi semakin bersemangat dalam memperjuangkan harapan rakyat.




Saat tiba di Surabaya jalanan sudah dipenuhi dengan kertas pamflet yang bertebaran dimana mana , kertas kertas itu baru saja disebarkan pesawat sekutu agar orang orang Indonesia bersedia menyerahkan senjata hingga batas waktu esok hari , tentu saja tak ada seorangpun yang mau melakukannya karena tekat mempertahankan kemerdekaan telah berkobar di hati sanubari masing masing orang , apalagi di Surabaya telah berkumpul para pejuang , santri dan milisi dari berbagai daerah yang telah siap berperang walaupun dengan persenjataan ala kadarnya , mereka hanya membawa celurit , parang , golok , keris , kujang dan juga bambu runcing.



Malam harinya tak ada seorangpun yang bisa tidur , semua orang sedang berusaha menguatkan mentalnya menghadapi perang esok hari , sementara para komandan berbagai korps pejuang seperti BKR , BPRI , PRI , Hizbullah maupun polisi istimewa sibuk berkoordinasi menentukan strategi terbaik menghadapi pasukan sekutu yang didukung persenjataan lengkap , dalam hal ini arek arek Suroboyo sangat paham seperti apa denah kotanya sehingga mereka yang akan menunjukkan jalur jalur untuk menyerang atau bertahan di tiap tiap sektor wilayah.

Selepas shubuh Darmanto beserta sekompi pejuang , santri dan milisi mulai bergerak menuju daerah Ketintang yang isinya pertokoan orang orang Tionghoa , ketika tiba di sana mereka langsung memanjat atap toko dan bersiap siaga menyerang pasukan sekutu yang akan melewati daerah itu , hingga akhirnya saat menjelang fajar mulai terdengar bunyi sirene nyaring yang menandakan perang telah dimulai " nguuiing !!... nguuiing !!... " tak lama kemudian pasukan sekutu mulai membuka serangan dengan gempuran meriam artileri yang entah berada dimana " bluarr !!.. bluarr !!.. bluarr !!.. " dentuman nyaring terdengar berulang kali hingga terasa menciutkan nyali , sementara di saat bersamaan ada banyak bangunan yang meledak dan terbakar dilalap api.


Para pejuang , santri dan milisi yang mulai kocar kacir semakin tidak terkoordinasi pergerakannya , namun dari pengeras suara yang terpasang di sudut sudut kota terdengar seruan Bung Tomo yang begitu berapi api dan terus meneriakkan takbir berkali kali " allahu akbar !!... allahu akbar !!..jangan gentar saudara saudara !!... majulah !!.. majulah karena allah bersama kita !!.... allahu akbar !!.. " semua yang mendengarnya serasa semakin terbakar semangatnya , dengan tanpa rasa gentar para pejuang , santri dan milisi mulai bergerak maju menghadang iring iringan tank yang terus menembak ke segala arah " duuar !!.. duuar !!.. " korban mulai berjatuhan hingga jalanan penuh dengan mayat yang bergelimpangan , sementara ledakan granat dan rentetan tembakan juga terus terdengar dimana mana " dreett !!.. dreett !!... duarr !!... duarr !!.. " Darmanto yang masih bertahan di atap toko terus menembaki iring iringan tank dan kompi pasukan sekutu yang lewat di jalanan , pasukan itu terdiri dari tentara Inggris dan juga tentara Gurkha dari India yang jumlahnya cukup banyak , karena semakin terdesak Darmanto beserta para pejuang , santri dan milisi yang tersisa akhirnya mundur dari Ketintang dan bergabung dengan kompi pejuang lain yang masih berada di sektor selatan , rencana mereka adalah menyerang gedung sekolahan HBS yang merupakan salah satu titik penting pertahanan pasukan sekutu di sektor tengah.

Untuk menuju gedung HBS tidaklah mudah karena ada banyak senapan gatling terpasang dimana mana , kalau nekat maju secara frontal sudah pasti akan ada banyak korban berjatuhan , untuk meminimalkan resiko para pejuang , santri dan milisi harus lihai menyelinap gang gang kecil di sepanjang jalan menuju gedung HBS , taktik seperti ini berjalan mulus karena tentara Inggris yang menjaga senapan gatling bisa diserang dari belakang dan kemudian direbut persenjataannya.


Ketika tiba di pelataran gedung HBS para pejuang , santri dan milisi langsung menghadapi tentara Inggris yang berjaga di luar , upaya ini tidaklah mudah karena mereka terus dihujani tembakan senapan gatling tanpa henti " dreett !!... dreett !!... dreet !!... dengan sigap mereka terus bergerak dan berlindung dibalik mobil atau truk sambil terus menembak dan melemparkan granat " duaar !!.. duaar !!... bluaar !!... " setelah melalui pertempuran sengit yang menewaskan puluhan orang barulah mereka berhasil masuk ke dalam gedung HBS.


Begitu memasuki gedung HBS para pejuang , santri dan milisi langsung menyerbu tentara Inggris dan Gurkha yang berada di dalam , ruangan demi ruangan terus disapu bersih hingga semua pasukan Inggris dan Gurkha tewas tak tersisa , keberhasilan merebut gedung sekolahan HBS ini dirayakan dengan minum minum whisky sambil bernyanyi lagu lagu perjuangan " maju tak gentar membela yang benar !!... maju tak gentar hak kita diserang !!... maju tak gentar tentu kita menang !!... "

Banyak persenjataan , amunisi dan logistik yang tertinggal di gedung HBS sehingga para pejuang membagi bagikannya kepada tiap orang , ada yang mendapat bayonet , pisau kukri , mortir , granat , ranjau , pistol revolver , senapan bedil enfield , senapan semi mesin sten hingga senapan mesin bren , selain itu banyak juga kendaraan jeep dan truk yang tertinggal di luar sehingga bisa digunakan untuk transportasi ke titik penyerangan berikutnya , namun sebelum melanjutkan peperangan para pejuang , santri dan milisi sibuk memeriksa mayat mayat yang bergelimpangan di dalam dan di luar gedung HBS , kalau ada teman temannya yang masih hidup dan terluka parah akan langsung dibawa ke pos palang merah yang berada di pinggiran Surabaya , namun kalau ada tentara Inggris atau Gurkha yang masih hidup akan langsung ditembak kepalanya.

Siang hari para pejuang , santri dan milisi bersiap melanjutkan penyerangan ke titik pertahanan musuh yang berbeda beda , sementara Darmanto beserta regu pejuang yang terdiri dari belasan orang memutuskan untuk menyerang penjara Koblen karena di sana ada banyak pejuang lain yang tertangkap , dengan mengendarai truk mereka langsung berangkat menuju penjara Koblen namun perjalanan menuju ke sana tidaklah mudah sama sekali , pasukan sekutu ternyata telah memblokade beberapa jalan dengan kawat berduri dan kendaraan panser yang dilengkapi senapan mesin kaliber besar , saat melihat truk yang ditumpangi para pejuang panser itu langsung mengejar sambil terus menembak tanpa henti.


Sungguh sulit meloloskan diri dari kejaran panser itu , ruas demi ruas jalan terus dilalui namun tetap saja truk yang ditumpangi para pejuang terkejar , hingga akhirnya saat melewati gereja Katholik para pejuang memutuskan untuk masuk ke halamannya yang dipenuhi pepohonan lebat , di sana mereka bersembunyi cukup lama agar panser yang mengejar mereka kehilangan jejak.

Setelah keadaan aman para pejuang berniat untuk meninggalkan gereja , namun seorang romo tiba tiba muncul dan mengajak mereka masuk ke dalam ruangan gereja yang ternyata dipenuhi oleh para pengungsi dan pejuang yang terluka , di sini Darmanto juga bertemu lagi dengan rekan rekan eks PETA yang sedang terluka parah dan tak dapat melanjutkan peperangan , mereka menyuruh Darmanto untuk menemui para tentara Jepang yang sedang berkumpul di hotel Decordina , para tentara Jepang itu juga berencana menyerbu penjara Koblen karena di sana ada banyak tentara Jepang lain yang ditawan.

Menjelang sore Darmanto beserta para pejuang memutuskan untuk pergi ke hotel Decordina yang letaknya cukup jauh dari gereja , dengan mengendarai truk mereka menempuh perjalanan melewati jalan jalan kecil agar tidak ketahuan oleh pasukan sekutu yang memblokade jalan raya , untungnya perjalanan itu berjalan lancar hingga dalam waktu singkat akhirnya mereka berhasil tiba di hotel Decordina.

Bangunan hotel ini tampak rusak dan berantakan , kaca kacanya banyak yang pecah sementara di dindingnya banyak lobang bekas tembakan peluru , selain itu di luar hotel juga banyak mayat bergelimpangan hingga menimbulkan bau anyir , beberapa mayat itu adalah rekan rekan sesama eks PETA sehingga Darmanto merasa bersedih atas kematian mereka.


Saat sedang memeriksa mayat di luar hotel tiba tiba Darmanto dihampiri seseorang yang ternyata adalah rekannya sesama eks PETA , tanpa berlama lama ia dan para pejuang lainnya langsung diajak masuk ke dalam hotel yang dijadikan tempat bersembunyi para tentara Jepang , sebagian besar kondisi mereka terluka parah karena tadi siang terjadi baku tembak di depan hotel , lebih buruknya lagi mereka juga kehabisan obat obatan dan hanya punya morphin untuk mengurangi rasa sakit , sementara tentara Jepang yang masih sehat jumlahnya hanya sedikit dan mereka juga kehabisan amunisi.


Setelah berkoordinasi akhirnya para pejuang beserta tentara Jepang memutuskan untuk kembali ke gedung HBS , kemungkinan di sana masih ada sisa senjata , amunisi , ransum dan obat obatan yang bisa dipergunakan untuk tentara Jepang , tanpa berlama lama mereka semua langsung pergi ke gedung HBS dengan melewati rute yang lebih jauh agar tidak ketahuan pasukan sekutu.

Selepas maghrib para pejuang beserta tentara Jepang akhirnya tiba di gedung HBS , suasana di sini sangat ramai karena para pejuang dari berbagai korps telah menjadikan gedung ini sebagai pos pertahanan , sementara di dalam telah berkumpul para komandan BKR , BKR laut dan polisi istimewa yang sedang sibuk merencanakan sejumlah penyerangan , dari mereka Darmanto mengetahui kalau penjara Koblen telah diserang oleh peleton pejuang yang berangkat sore tadi , namun tak ada seorangpun yang tau apakah penyerangan itu berhasil atau gagal.

Setelah mengambil amunisi dan obat obatan Darmanto langsung mengajak para pejuang dan tentara Jepang untuk pergi ke penjara Koblen , dengan mengendarai truk mereka berangkat melewati rute yang telah dibersihkan oleh peleton pejuang sebelumnya sehingga perjalanan ini tidak menemui rintangan apapun , hingga akhirnya saat tiba di dekat penjara Koblen mulai terdengar suara rentetan tembakan yang berlangsung tanpa henti , ternyata peleton pejuang sebelumnya masih terlibat baku tembak di jalanan depan penjara , jumlah mereka hanya tersisa beberapa orang saja sementara sebagian besar rekan rekannya sudah mati bergelimpangan di jalan.


Dengan sigap Darmanto dan para pejuang yang ikut bersamanya langsung turun dari truk , begitu juga dengan para tentara Jepang yang langsung tiarap di jalanan sambil terus menembaki tentara Inggris atau Gurkha yang terlihat " dreett !!... dreett !!... duaar !!... duaar !!... aksi baku tembak itu berlangsung terus menerus hingga akhirnya para pejuang dan tentara Jepang berhasil merangsek maju mendekati penjara Koblen , namun saat mereka hampir mencapai keunggulan tanpa diduga muncul beberapa tank dari jalanan di kiri kanan penjara " bluaar !!... bluuarr !!... bluaarr !!... " seketika para pejuang mulai kocar kacir dihujani tembakan tank tank itu , mereka terpaksa mundur lagi sambil berlindung di balik mobil , truk atau panser yang ditinggalkan di pinggir jalan , namun upaya itu percuma saja karena tembakan tank bisa meledakkan apa saja yang digunakan berlindung , akhirnya banyak pejuang yang mati terkena ledakan sementara sisanya panik tak tau harus berbuat apa.


Tank tank itu tak bisa dihancurkan dengan senapan apapun , sementara untuk melempar granat harus dilakukan dari jarak yang cukup dekat tapi tak ada seorangpun yang berani melakukannya , di saat seperti ini tanpa diduga para tentara Jepang tiba tiba nekat melakukan serangan bunuh diri , sambil membawa ranjau mereka terus berlari hingga berhasil menyelinap di bawah tank tank itu , sekejap kemudian terdengar teriakan " banzaaiiii !!!.. " yang diikuti dengan meledaknya tank tank itu satu persatu " bluuarr !!!... bluuarr !!!... bluaarr !!!... " kobaran api langsung melalap tank tank yang baru saja meledak itu , sementara para tentara Inggris yang berada di dalamnya juga ikut terbakar sambil terus berteriak kesakitan.

Keberanian para tentara Jepang itu membuat para pejuang terkejut , sementara Darmanto melakukan penghormatan dengan membungkukkan badan di dekat tank yang terbakar , selain itu ia juga memungut sebilah pedang samurai milik tentara Jepang yang meledakkan diri tadi , pedang samurai itu ia bawa untuk menggantikan pedangnya yang telah lama hilang di Blitar.

Darmanto beserta para pejuang yang tersisa akhirnya maju meneruskan penyerangan , sisa sisa tentara Inggris dan Gurkha yang berada di depan gerbang penjara bisa dihabisi dengan mudah , setelah itu dengan lemparan granat mereka berhasil meledakkan gerbang depan sebelum akhirnya mereka masuk dan menembaki tentara Gurkha yang berada di dalam " dreet !!.. dreet !!.. dreett !!... " aksi baku tembak berlangsung terus menerus seiring pergerakan para pejuang melewati sel demi sel yang dihuni para tawanan , tak lama kemudian penjara Koblen telah berhasil direbut sementara para tawanan yang berjumlah banyak itu dibebaskan dari selnya masing masing , mereka terdiri dari puluhan pejuang berbagai korps dan juga tentara Jepang kaigun anak buah marsekal Shibata Yaichiro yang ditangkap beberapa hari sebelumnya.

Keadaan di penjara Koblen masih belum aman karena pasukan sekutu akan segera mengirim bala bantuan , sebelum mereka tiba para pejuang dan juga tentara Jepang langsung terburu buru kabur melewati gang gang kecil yang gelap gulita , di tengah kegelapan malam mereka terus berjalan tertatih tatih mencari rute teraman untuk kembali ke gedung HBS , hingga saat menjelang tengah malam mereka akhirnya bertemu dengan truk pejuang lain yang langsung mengangkut mereka kembali ke gedung HBS.

Saat tiba di gedung HBS Darmanto dan teman teman seperjuangannya langsung disambut dengan penuh suka cita , keberhasilan menyerbu penjara Koblen turut melengkapi catatan kemenangan hari ini dimana sejumlah penyerangan di lokasi yang berbeda juga mengalami keberhasilan , sektor barat , timur dan sebagian sektor tengah kota Surabaya sudah berhasil dikuasai pihak Republik , bahkan pos pos pertahanan sekutu yang berada di sektor tengah dan utara sudah terputus sambungan listrik , telepon dan juga saluran airnya , selain itu mereka tak bisa lagi menerima suplai logistik dari Jakarta karena para pejuang di Jawa Barat sudah mencegat kereta api sekutu dan membajak muatannya untuk dikirim ke pihak Republik di Surabaya , sungguh suatu bentuk perjuangan yang benar benar solid dimana semua pihak saling berusaha bahu membahu demi kemenangan di Surabaya.


Saat tengah malam para pejuang yang sudah kelelahan dan mengantuk langsung tidur di sembarang tempat , sementara di luar ada beberapa orang yang siaga berjaga sambil mereguk whisky dan bernyanyi riang , Darmanto sendiri tak bisa tidur dan memilih untuk menyendiri di atap gedung HBS , berbatang batang rokok kretek habis ia hisap sembari merenungi apa yang telah ia alami hari ini , ia telah melihat banyak orang yang tewas terbunuh dan ia merasa bersyukur masih bisa hidup tanpa ada sebutir peluru yang bersarang di tubuhnya , namun ia juga merasa takut kalau peperangan esok hari akan membuatnya mati terbunuh , ia tak bisa membayangkan kalau maut akan memisahkan dirinya dengan anak dan istri yang dicintainya , ia benar benar tak ingin hal itu terjadi namun ia merasa tak kuasa untuk menyingkirkan bayang bayang kematian , hanya dengan bermunajad kepada Allah Darmanto berusaha menguatkan kembali jiwanya yang mulai goyah , baginya hidup atau mati hanyalah kuasa Allah semata , yang jelas selama masih bernafas ia akan terus berjuang demi harapannya bisa hidup berbahagia dalam suatu bangsa yang merdeka , kalaupun ia mati paling tidak anak cucunya kelak yang akan menikmati indahnya kemerdekaan.

HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Soerabaja Membara chapter II

 Sebelum shubuh para pejuang yang masih belum pulas tidur mulai dibangunkan satu persatu , dengan malas mereka langsung bergantian mandi dan kemudian ikut shalat berjamaah , setelah itu datang beberapa perempuan yang membawakan kiriman nasi pecel dan kopi dari pos logistik di pinggiran Surabaya , tanpa berlama lama para pejuang langsung menyantapnya sembari menyimak briefing singkat yang dijelaskan komandan BKR.

Perang hari kemarin memberikan hasil yang signifikan bagi pihak Republik , sektor demi sektor sudah berhasil dikuasai hingga membuat pasukan sekutu semakin terdesak posisinya , kini mereka hanya punya pertahanan di sektor tengah dan utara dengan sisa pasukan infantri yang jumlahnya kurang dari 3000 an tentara , diperkirakan pada hari ini juga mereka semua akan sanggup disapu bersih melalui serangan besar besaran dari sektor barat , timur dan selatan , sementara dari tepian selat Madura akan ada bantuan serangan meriam artileri dari para eks Heiho yang telah tergabung dalam BKR laut.

Seusai briefing para pejuang mulai membagi bagikan amunisi dan melumasi senapannya masing masing , tak lupa mereka berdoa bersama dan saling meneriakkan " merdekaa !!.. " sambil mengepalkan tangannya tinggi tinggi , bagi mereka semangat berperang tidak boleh mengendur walaupun badan masih terasa lelah dan luka luka , karena kemerdekaan bangsa ini adalah harga mati yang harus diperjuangkan dengan segenap jiwa.

Sebelum sirene pagi berbunyi para pejuang yang dibagi menjadi beberapa kompi lekas beranjak meninggalkan gedung HBS , dengan mengendarai beberapa truk mereka melaju melewati jalanan yang dipenuhi mayat , namun karena ada terlalu banyak mayat yang bergelimpangan di jalan terpaksa truk truk itu menghentikan lajunya sementara para pejuang harus berjalan kaki melanjutkan perjalanan , sudah tentu saat berjalan mereka harus terus menutup hidung karena mayat mayat itu berbau busuk , bahkan beberapa orang sempat muntah karena melihat mayat yang bentuknya hancur tidak karuan setelah digilas tank.


Perang ini memang mengerikan hingga kota Surabaya tampak seperti neraka jahanam , bagaimana tidak mengerikan kalau di sepanjang jalan yang ada hanya mayat mayat yang bergelimpangan dengan kondisi mengenaskan , lebih menyedihkannya lagi sebagian besar dari mayat mayat itu adalah orang Indonesia sehingga hati terasa teriris saat melihatnya , mereka semua telah gugur mengorbankan nyawanya demi mempertahankan kemerdekaan bangsa ini , saat berjalan melewati mayat mereka Darmanto dan rekan rekannya terus mengucapkan doa Al Fatihah untuk melancarkan perjalanan arwah mereka ke alam baka.

" Nguuuiiingg !!!..... nguuuuiing !!.. " sirene pagi akhirnya berbunyi saat fajar mulai menjelang , Darmanto dan rekan rekan sekompinya yang baru saja tiba di dekat jembatan Wonokromo bertemu dengan para santri , milisi , polisi istimewa dan kompi kompi pejuang lain yang sudah siap siaga berperang , sementara di seberang jembatan pasukan sekutu telah memblokade jalan dengan kawat berduri dan tumpukan karung pasir , selain itu sejumlah senapan gatling sudah terpasang dan siap memuntahkan peluru untuk memberondong siapapun yang berani menyeberangi jembatan.



" Surrender now !!... hand over head !!... " seorang tentara Inggris yang berdiri di atas jeep mulai berteriak teriak menggunakan pengeras suara , ia meminta agar para pejuang , santri , milisi atau polisi istimewa bersedia menyerahkan senjata , namun tentu saja tak ada yang mau melakukannya karena lebih baik senjata senjata itu dipergunakan untuk membantai tentara Inggris atau Gurkha yang berlagak petentengan di negeri orang.


" Allahu akbar !!... allahu akbar !!... " puluhan santri dari laskar Hizbullah tiba tiba berlarian maju sambil menembakkan senapan bedilnya " duar !.. duar !... duar !.. " tembakan mereka yang kurang terarah langsung dibalas dengan berondongan peluru senapan gatling tanpa henti " dreett !!... drett !!... drett !!.. " santri santri itu berguguran sebagai syuhada sementara di belakang mereka sudah ada ratusan milisi yang nekat menyerang dengan membawa parang , golok , celurit dan bambu runcing " merdekaa !!.. merdekaa !!... ayo serbuu !!... " dengan lantang mereka berteriak sambil berlari mengacungkan senjatanya tapi tentara Inggris terus menghujani mereka dengan peluru yang bertubi tubi " drett !!... drett !!... " drett !!... " satu persatu dari milisi itu mulai berguguran sebelum mencapai seberang jembatan , namun serangan tidak surut sedikitpun karena masih ada ratusan milisi yang terus merangsek maju sambil mengacungkan senjatanya " ayo serbuu !!.... merdekaa !!.. " tak ketinggalan para pejuang dan polisi istimewa ikut maju menembaki para tentara Inggris di seberang sungai itu " duar !!.. duarr !!.. drett !!.. drett !!... " kali ini serangan yang dilancarkan benar benar berhasil karena para milisi yang sudah mengamuk itu akhirnya bisa menyeberangi jembatan dan terus menyerbu tentara Inggris yang memegang senapan gatling " drett !!... drett !!.. drett !!.. " walaupun banyak yang bertumbangan namun para milisi tetap menyerbu dengan beringas hingga akhirnya para tentara Inggris itu dikeroyok beramai ramai " asu koen !!... modaro koen !!.. inggris jancok !!.. " maki makian terus terdengar saat para milisi yang asli arek arek Suroboyo itu menghabisi tentara Inggris yang sudah tak berkutik , sementara para pejuang dan polisi istimewa berusaha menghabisi puluhan tentara Gurkha yang berada di bangunan sekitar jembatan " drett !!... drett !!.. duaar !!.. duaar !!... " baku tembak terus berlangsung hingga banyak orang yang mati bergelimpangan , namun pasukan sekutu ternyata masih mengerahkan sekompi tentara Gurkha yang baru saja diturunkan dari truk , mereka langsung berlindung di balik bangunan sambil terus menembaki para milisi yang berusaha menyerbu " drett !!... drett !!... drett !!... " banyak milisi yang tumbang tapi masih banyak yang maju tanpa takut " ayo serbu !!... pateni kabeh wong india jancok !!... " pada akhirnya pertempuran ini lebih terlihat seperti tawuran karena para milisi yang jumlahnya sangat banyak itu benar benar ganas menyerbu para tentara Gurkha yang mulai kocar kacir " asu koen !!.. india jancok !!... matio cok !!.. " sambil memaki mereka terus membacok dan menusuki tentara Gurkha yang sudah terkepung , sungguh suatu amarah yang berapi api dan membuat pasukan sekutu ketakutan seperti melihat setan.


Jalanan di sekitar jembatan Wonokromo banjir genangan darah , ratusan orang mati bergelimpangan dimana mana , sementara para pejuang ,santri , milisi dan polisi istimewa yang sedang kelelahan sibuk menggotong rekan mereka yang terluka , Darmanto sendiri tertembak di bagian pundak kiri dan hanya disuntik morfin untuk mengurangi rasa sakit , maklum jumlah obat obatan yang dibawa petugas medis sangat terbatas.

Di saat semua orang sedang memulihkan tenaga tiba tiba terdengar suara dentuman tembakan tank yang entah berada dimana " bluuar !!... bluaarr !!... " semakin lama suara dentuman itu terdengar semakin nyaring sehingga semua orang langsung berdiri dan celingukan melihat sana sini , hingga tanpa diduga tiba tiba ada bangunan gedung yang seketika roboh terkena tembakan tank " bluuarr !!.... bluuaar !!... " tak lama kemudian terlihatlah iring iringan tank berjumlah banyak yang sedang mengarah menuju jembatan Wonokromo.


Semua orang panik melihat iring iringan tank itu semakin mendekat dan terus menembak secara membabi buta " bluuar !!... bluaar !!.. " para milisi yang berjumlah ratusan orang mulai kocar kacir berlarian tak tentu arah , sementara para pejuang dan polisi istimewa berusaha menembaki tank itu sembari terus berusaha menghindar " dreet !!... dreet !!... dreet !!... duar !!.. duar !!.. " percuma saja tank tank itu ditembaki sehingga para pejuang yang membawa granat mulai berusaha mendekat untuk melemparkan granatnya " bluaaar !!.. bluaar !!... " beberapa lemparan mengenai tank tank itu hingga meledak namun di belakangnya masih ada belasan tank lain yang terus menembaki tanpa henti " bluuaarr !!... bluuuarr !!.. " banyak pejuang yang tewas sebelum sempat melemparkan granatnya , sementara para santri mulai tergerak untuk melakukan serangan bunuh diri seperti yang dilakukan para tentara Jepang , mereka yang membawa granat tiba tiba berlarian mendekati tank tank itu sambil berteriak " allahu akbar !!... allahu akbar !!... " ketika jarak mereka sudah dekat dengan cepat pemicu granat langsung ditarik hingga akhirnya tubuh para santri itu meledak bersamaan dengan tank tank sekutu " bluuaar !!.... bluuuaarr !!... bluuaarr !!... " keberanian mereka sebagai syuhada benar benar menggetarkan hati semua orang yang melihatnya , kematian mereka syahid di jalan Allah dan pintu jannah telah terbuka untuk menyambut mereka " allahu akbar !!... allahu akbar !!.. "

Para milisi yang sempat kocar kacir mulai terbangkitkan lagi keberaniannya , mereka tiba tiba nekat berlari menyerbu tank tank yang masih tersisa " bluaaar !!... bluuaar !!... " sekalipun banyak yang mati tertembak tetap saja masih banyak milisi yang terus menyerbu , hingga akhirnya mereka berhasil memanjati tank tank itu beramai ramai sambil membacoki dengan parang , celurit dan golok , mereka tidak tahu bagaimana cara membuka pintu tank itu sehingga yang bisa dilakukan hanya membacok dan mencongkel saja " yok opo iki ??.. kok angel temenan mbukake cak ?? " sambil mencongkel pintu tank mereka terus bertanya tanya kebingungan sendiri harus bagaimana.

Di depan tank tank itu ada lobang kecil untuk pengemudinya , lobang itu akhirnya ditusuki dengan bambu runcing berkali kali hingga darah segar tampak membekas di ujung bambu itu , tak lama kemudian tank tank yang tersisa mulai berhenti melaju sebelum akhirnya para milisi membakar bajunya masing masing dan memasukkannya melalui lobang di depan tank ,akibatnya tentara Inggris yang masih ada di dalam tank terpaksa keluar dengan kondisi gelagapan terkena asap , saat itulah para milisi langsung mengeroyoknya beramai ramai sambil mengucapkan sumpah serapah penuh amarah " asu jancok mati koen saiki !!!.. "


Belasan tank sudah berhasil diatasi dan keadaan akhirnya tenang kembali , semua orang merasa senang karena daerah Wonokromo yang termasuk sektor tengah sudah berhasil dikuasai pihak Republik , sepertinya sisa sisa pasukan sekutu semakin terdesak di sektor utara dan mungkin pada hari ini juga mereka akan benar benar habis.

Menjelang siang semua orang sudah kembali ke pos pertahanan masing masing sambil saling mengabari situasi terkini , para pejuang , santri , milisi atau polisi istimewa sudah siap kalau harus melanjutkan peperangan selepas dhuhur , tapi entah kenapa tiba tiba ada kabar mengenai kedatangan Bung Karno , Bung Hatta dan mentri Amir Syarifudin yang katanya akan diajak berunding oleh pihak sekutu , semua orang langsung terkejut tak percaya karena kemenangan sudah hampir di depan mata tapi pemerintah justru mau diajak merundingkan gencatan senjata.

Para komandan berbagai korps langsung mencak mencak mendengar kabar ini , begitu juga dengan semua orang yang sudah siap melanjutkan peperangan tapi dengan terpaksa harus menelan kekecewaan , sungguh sangat naif keputusan pemerintah yang dinilai terlalu lembek dan tidak memahami situasi di Surabaya.

" Yok opo iki rek ??... temenan tha gencatan senjatane ?? " orang orang saling bertanya dan kebingungan sendiri dengan keputusan pemerintah , jika tau seperti ini sia sia sudah perjuangan pihak Republik yang berusaha mati matian mencapai keunggulan hingga di atas angin , padahal hanya tinggal selangkah pihak sekutu bisa dikalahkan dan dipaksa untuk angkat kaki dari Surabaya.

Entah diplomasi macam apa yang akan dilakukan oleh Bung Karno , banyak orang yang memuja dan tunduk pada dirinya tapi soal perundingan dengan sekutu ini sungguh sangat mengecewakan hati orang orang yang telah susah payah berperang di Surabaya , namun pada akhirnya kekecewaan itu hanya bisa dipendam dalam hati sehingga orang orang lebih memilih untuk tetap mempercayai pemerintah.

Selepas dhuhur para pejuang dari berbagai korps mulai berangkat ke lapangan udara Morokrembangan , mereka semua bersiap menyambut kedatangan Bung Karno , Bung Hatta dan mentri Amir Syarifudin yang katanya akan segera tiba tak lama lagi , sementara Darmanto tak ikut kesana karena luka di pundak kirinya sedang dioperasi , lagipula ia tidak bisa menerima keputusan pemerintah yang menyetujui perundingan bersama pihak sekutu di Surabaya ini , ia dan teman teman sekompinya merasa yakin kalau perundingan itu hanya akal akalan pihak sekutu karena posisinya sudah kepepet , setelah gencatan senjata disetujui kemungkinan pihak sekutu akan memperkuat diri sebelum akhirnya menggempur Surabaya habis habisan , kalau sampai hal itu terjadi maka sungguh bodoh diplomasi yang dijalankan oleh Bung Karno.