Keinginanku berpindah tempat tinggal ke apartemen Jatim Park III terpaksa harus kuurungkan setelah aku mengetahui berbagai faktor yang terasa memberatkan , yang paling utama adalah hitung hitungan biaya rutin seperti listrik , air , cleaning service , maintenance hingga sinking fund untuk perawatan fasilitas , jika ditotal hitungan biaya rutin itu dalam setahun bisa mencapai belasan juta padahal kalau tinggal di rumah biasa tak akan membengkak sampai sebanyak itu , belum lagi sebagian unit ruangan yang tidak terjual malah digunakan tempat menginap orang orang yang berwisata ke Jatim Park III karena hotel sebelah sering kepenuhan , dampaknya semua fasilitas di apartemen lebih banyak digunakan oleh orang orang yang sedang menginap padahal biaya perawatan semua fasilitas itu berasal dari sinking fund para penghuni apartemen , hal hal itulah yang terasa begitu memberatkan hingga aku terpaksa mengurungkan niatku membeli unit di sana.
Meskipun tidak jadi membeli unit setidaknya aku masih bisa mencoba menginap beberapa hari sekedar ingin tahu seperti apa rasanya tinggal di apartemen , semuanya terasa sempit karena sekat dinding ruangan saling membatasi hingga tak bisa leluasa bergerak , meskipun interiornya terlihat mewah tapi kalau ruangannya sempit rasanya jadi sumpek juga mau ngapa ngapain nggak enak , kalau ruangan seperti ini hanya ditempati oleh seorang pria lajang atau sepasang suami istri yang tak punya anak rasanya tidak ada masalah , tapi kalau sudah punya anak bayi yang baru bisa merangkak atau berjalan maka sudah pasti tidak cocok kalau tinggal di ruangan sempit yang membatasi gerak diri.
Saat nongkrong di balkon rasanya asik juga bisa melihat apa saja yang ada di sekitar apartemen , mulai dari area parkiran Jatim Park III hingga tempat wisata WESB yang berada di seberang jalan akan jadi pemandangan sehari hari bagi orang yang tinggal menetap atau sekedar menginap di sini , apalagi semakin tinggi posisi unitnya semakin asik pula nongkrong di balkonnya sambil ngopi sore sore.
Sayangnya konsep yang tidak sepenuhnya hunian membuat apartemen ini lebih enak dipakai jadi tempat menginap daripada dijadikan tempat tinggal tetap , hanya dengan membayar tak sampai sejuta sudah cukup untuk menginap di sini selama beberapa hari dan menikmati segala fasilitas yang tersedia , sementara kalau tinggal menetap di sini justru malah harus tekor membayar semua biaya rutin yang terasa memberatkan bagi orang dengan tingkat ekonomi seperti diriku , bisa dibilang aku termasuk kaum 'mendingan' yang terpaksa harus mengurungkan keinginan karena tak sesuai kemampuan , padahal dari dulu aku ingin sekali tinggal di apartemen demi bisa terlihat bergaya hidup elit tapi apa daya finansialku sama sekali tak mendukung.
Vigo
November 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar