LIVING IN BATU CITY - Fish Business 2

 

Sebagai investor aku masih harus menghitung break event point atas modal yang kukeluarkan , uang dari transaksi ekspor yang menjadi bagianku harus kubagi untuk balik modal dan juga untuk membiayai kebutuhan hidup , begitulah mekanisme keuanganku atas bisnis amis yang sedang kugeluti bersama Ardian , dia selaku owner harus mengurusi semuanya di Banyuwangi sementara aku menjalani perkuliahan S2 di Mbatu.

Kini setelah menikahi Aline tak ada salahnya kuajak dia pergi ke Banyuwangi , biar dia tau seperti apa suasana di Muncar dan juga gudang tempat dimana bisnis amis berlangsung , namun karena aku belum berani menyetir ke sana lebih baik kami naik bus saja.

Aline : " lama gak kalo naik bus ke banyuwangi ? "

Me : " paling 8 jam baru nyampe sono "

Aline : " yah kelamaan di jalan dong "

Setelah perjalanan menaiki bus selama berjam jam akhirnya sampai juga di tanah Blambangan , kami menginap di hotel semalaman dan esoknya Ardian menjemput kami menggunakan Panther bututnya , sebelum ke gudang ia mengajak kami jalan jalan mengelilingi kabupaten Banyuwangi yang wilayahnya paling luas di Jawa Timur , ia juga menjanjikan kapan kapan akan mengajak kami berwisata ke taman nasional Baluran dan juga kawah Ijen yang terus menyemburkan api biru yang tak pernah sekalipun padam.

Ardian : " kawah ijen nek bengi apik vig , genine murup biru disawang apik temenan , kapan kapan kemah ae nek awake dhewe mrono "

Me : " bisa diatur bro "

Begitu kembali ke hotel aku dan Aline langsung tertidur karena kelelahan , esok harinya Ardian sudah datang menjemput kami dan mengajak mencari sarapan , setelah itu ia baru membawa kami ke gudang yang berada tak jauh dari dermaga Muncar , di pos depan sudah ada pak satpam yang standby membukakan portal , sementara saat masuk ke dalam kantor ada 2 orang cewek berjilbab yang sibuk dengan komputernya masing masing , mereka adalah para akuntan lulusan SMK yang dipekerjakan untuk mengurusi finansial dan marketing bisnis amis ini.

Tepat di belakang kantor terdapat gudang besar yang temboknya sudah kusam , begitu masuk ke dalam terlihatlah para pekerja yang badannya besar besar , ada 3 orang kuli angkut sedang sibuk menaikkan kotak kotak gabus ke atas bak truk Isuzu yang akan segera berangkat ke Muncar , sementara seorang bapak bapak yang bernama Pak Nanuk tampak santai mencuci forklift kuning yang diparkir di belakang gudang , mereka semua sibuk beraktifitas sambil diiringi lagu lagu Iwan Fals yang mengalun nyaring dari speaker besar di dekat musholla dalam gudang , musholla itu pula yang menjadi tempat orang orang ini shalat ketika tiba waktunya adzhan.

Kata Ardian para nelayan baru akan pulang melaut saat menjelang sore , masih ada banyak waktu yang bisa kami habiskan di gudang ini , langsung saja kuajak Aline masuk ke dalam ruang cold storage yang suhunya benar benar dingin , dengan suhu minus 0 ° celcius ikan ikan lemuru yang ada di dalam ruangan ini bisa tetap segar hingga tiba waktunya untuk dikirim ke Hongkong.

Me : " wes cukup iki jumlah iwake ? "

Ardian : " durung vig , sek 5 ton iwake saiki "

Saat ini stok ikan masih di kisaran 5 ton kurang , kami masih harus menambahnya sebanyak mungkin agar tepat menjelang akhir bulan kami sudah siap mengirimnya sesuai kuota 8 ton yang diminta klien , kalau sampai telat maka kami akan kena penalty dan kehilangan nilai transaksi sekian persen , begitulah aturan yang telah disepakati dalam klausa kontrak bisnis.

Me : " nek misale awake dhewe ekspor seng liyane iso po gak kiro kiro ?!.. rajungan , kepiting , urang karo lobster lak demand e akeh tho ? "

Ardian : " saiki pasarane sek angel vig , mek negoro arab thok seng gelem ngimpor ngono iku , masalahe nek ngirim kudu nganggo pesawat kargo "

Terpikir juga untuk mengekspor komoditas laut lain seperti rajungan , kepiting , udang atau lobster , namun kata Ardian pasar yang terbuka hanya di kawasan negara Arab saja dan kami masih belum bisa mengirim barang melalui pesawat kargo , sejauh ini kami masih berkutat di pasar Asia timur yang barangnya cukup dikirim menggunakan kapal peti kemas.

Menjelang siang aku menghabiskan waktu dengan belajar menyetir forklift kuning yang baru saja kelar dicuci , Pak Nanuk mengajariku cara mengendalikannya dan juga melatihku untuk menaikkan atau menurunkan kotak kotak gabus dari bak truk , ternyata susah juga melakukannya hingga kotak kotak itu selalu saja berjatuhan , maklum aku hanya pernah mengendarai forklift saat bermain game GTA San Andreas saja.

Me : " angel temenan pak nyetire , ceblok kabeh kotake "

Pak Nanuk : " yo mek aku thok mas seng tatak nyetir , wes puluhan tahun lho aku nyetiri forklift "

Selepas dhuhur kami bersantai di dalam kantor , ada free wifi yang bisa digunakan semua orang buat internetan , sementara di kulkas sudah tersedia bermacam soft drink yang bisa diminum siapapun.

Menjelang sore kami semua bersiap pergi ke dermaga Muncar untuk mengambil ikan , seorang pekerja menyopiri truk Isuzu yang kami tumpangi sementara di bak belakang ada 2 pekerja lainnya yang ikut serta , tak butuh waktu lama kami tiba di dermaga Muncar dan langsung menghampiri kapal kapal nelayan yang baru saja merapat , kulihat di dek kapal itu sudah ada jaring besar yang berisi ikan lemuru yang akan kami beli , dengan sigap Ardian selaku pengepul langsung menghitung uang dan memerintahkan para pekerja untuk memasukkan ikan ikan lemuru itu ke dalam kotak gabus yang kami bawa , aku merasa tidak enak kalau hanya melihat mereka bekerja sehingga lekas kusingsingkan lengan bajuku untuk membantu mereka.

Me : " iwak sakmene akehe nggo lawuh wong sak deso iso iki yan "

Ardian : " nek aku wes mblenger mangan iwak ngene iki vig "

Ada 4 kapal nelayan yang kami datangi , total hari ini kami sudah mengumpulkan sekitar 600 kg ikan lemuru yang langsung kami angkut ke dalam truk , para pekerja kembali duluan ke gudang sementara Ardian mengajak aku dan Aline jalan jalan keliling dermaga Muncar.

Aline : " rame ya mas di sini , kalo di muara angke aja gak segini ramenya "

Me : " ini kan pasar ikan paling gede sejawa timur , pusatnya jualan ikan ya di sini doang "

Dermaga ini adalah pasar ikan terbesar di Jawa Timur , apalagi selat Bali yang menjadi tempat pertemuan arus laut Jawa dan samudera Hindia memiliki populasi ikan yang melimpah ruah , kulihat ada banyak pedagang yang menjual ikan dan bermacam hasil laut lainnya , ada sotong besar berwarna kelabu , gurita besar berwarna kemerahan , kerang yang cangkangnya sebesar piring , dan ada juga udang lembeh atau mantis shrimp yang badannya seperti belalang dan penuh duri , bisa dibilang tempat ini adalah surganya sea food di Jawa , aneka hasil laut ada semua dan dijual murah meriah.

Aline : " jadi laper nih mas , makan apa gitu yuk ! "

Me : " iya gampang , enake mangan opo awake dhewe yan ? "

Ardian : " ayo tak jak mangan rajungan balado ae , enak pokoke "

Saat senja kami makan rajungan di warung sambil menikmati hamparan lautan di hadapan kami , apalagi segarnya hembusan angin laut membuat kami merasa nyaman berlama lama berada di sini , sementara di hatiku ada perasaan syukur yang tak henti hentinya menggelegak , segala kenikmatan yang kudapat ini adalah karunia besar menjalani hidup di bumi Nusantara yang gemah ripah loh jinawi.

Vigo
Juni 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar