LIVING IN BATU CITY - Piring Terbang Ngapung di Laut

 

Menjelang ashar aku baru saja tiba di kota Gresik , selepas melewati gapura selamat datang langsung kupacu Taftku mengelilingi kota ini sambil menikmati suasananya yang cukup ramai , walaupun cuaca masih terasa panas tapi di sepanjang ruas ruas jalan banyak pepohonan rimbun yang membuat teduh , selain itu tata kotanya juga rapi dan banyak tugu tugu yang menghiasi jalan raya , diantaranya ada tugu Wilmar dan tugu Lontar yang dibangun oleh perusahaan perusahaan industri di kota ini.



Setelah cukup puas keliling kota Gresik akhirnya kuhentikan laju Taftku di alun alun yang tampak begitu ramai , alun alun di sini tidak terlalu luas tapi suasananya terasa teduh karena ditanami pepohonan rimbun , kulihat ada banyak orang yang sedang nongkrong santai sambil makan jajanan yang banyak dijual di sekitar alun alun , karena sedang lapar akhirnya aku membeli siomai dan kumakan pelan pelan sambil melihat lihat suasana alun alun.



Saat makan siomai aku mulai melamun dan kembali terkenang dengan mantan pacarku yang dulu pernah mengikuti ajang Cak Yuk Gresik , waktu itu aku menjadi fotografernya tapi malah keterusan menjalin cinta dengannya , tiap akhir pekan aku selalu mengajaknya jalan jalan keliling kota dan kemudian pacaran di alun alun ini sampai larut malam , kini setelah tahun demi tahun berlalu aku masih saja teringat pada dirinya yang selalu kuanggap sebagai mantan terindah.

Lamunanku buyar saat ponselku tiba tiba berbunyi , ternyata temanku yang bernama Cak Tofa baru saja mengirim pesan WA untuk menanyakan posisiku saat ini , langsung saja kujawab kalau aku sedang berada di alun alun dan kusuruh ia untuk cepat cepat kemari , kami memang sudah janjian mau ketemuan karena Cak Tofa yang memang asli orang sini akan mengajakku ngastral ke dermaga untuk melihat sesuatu yang baru ia temukan beberapa hari lalu , katanya ia baru saja menemukan sebuah piring terbang yang mengapung di dekat dermaga dan ada alien mati di dalamnya.

Sekitar jam 4 sore Cak Tofa akhirnya tiba juga di alun alun , temanku yang masih keturunan Arab itu terlihat religius karena sehari hari ia selalu memakai kopyah , sarung dan baju gamis yang membuat penampilannya tampak seperti ustad , setelah memarkir motor maticnya ia langsung menyapaku dan ikut duduk bersamaku.

Cak Tofa : " haqqul yaqin ane udah lihat sendiri vig , masih ada itu piring terbang di dermaga , tapi udah mati aliennya "

Me : " segede apa piring terbangnya cak ?!.. kok tau kalo aliennya udah mati ? "

Cak Tofa : " itu piring terbang cuma segede jenontrol warnanya silver , ane bisa masuk ada lobangnya di tengah , nanti ente coba masuk juga biar tau ada alien mati di dalemnya "

Penemuan piring terbang di dermaga itu baru diketahui oleh Cak Tofa saja , ia belum menceritakan pada rekan rekan astraler lainnya karena takut tidak dipercaya atau malah ditertawakan , karena itulah ia hanya menceritakan padaku karena sejak dulu aku memang punya ketertarikan dengan alien atau UFO , apalagi aku sudah beberapa kali melihat spaceship besar sewaktu ngastral di gunung gunung Jawa.

Setelah maghrib aku sudah berada di rumah Cak Tofa yang tidak jauh dari komplek makam Syeh Maulana Malik Ibrahim , sambil menunggunya selesai mengaji aku mencoba menghubungi teman lamaku di Jakarta yang juga seorang pakar ufologi , kukatakan padanya deskripsi mengenai piring terbang dan mayat alien yang tadi diceritakan Cak Tofa padaku , selang beberapa menit kemudian temanku memberi jawaban kalau piring terbang itu kemungkinan adalah milik ras alien gray yang sangat berbahaya dan sudah sering datang ke bumi untuk tujuan yang tidak baik , contohnya orang orang yang hilang secara misterius sebenarnya diculik oleh ras alien gray untuk dijadikan bahan eksperimen humanoid.

Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam saat Cak Tofa mengajakku ngastral ke dermaga , di dalam kamar lantai 2 kami duduk bersila dan bersiap melepaskan sukma astral dari tubuh fisik , tak sampai setengah jam kemudian sukma astral kami sudah keluar dari tubuh fisik dan langsung terbang melayang layang di atas kota Gresik yang tampak kelap kelip , tanpa berlama lama kami langsung terbang menuju dermaga yang letaknya tidak terlalu jauh dari kota , begitu tiba kami melihat lihat sebentar suasana dermaga yang masih cukup ramai , ada banyak perahu perahu nelayan yang sedang melaut dan juga orang orang yang sedang asik memancing ikan di tepian dermaga.

Me : " mana cak piring terbange ? "

Cak Tofa : " ane ajak ente ke laut sebelah wetan , nanti ente bakal lihat itu piring terbang ngapung di laut "

Kuikuti sukma Cak Tofa yang mengajakku terbang melayang ke lautan sebelah timur dermaga , dalam gelap malam kami terus melayang dan mengamati apa saja yang ada di permukaan air laut , hingga tak lama kemudian terlihatlah sebuah piring terbang berwarna silver yang tampak mengapung apung terbawa arus ombak yang beriak riak.

Cak Tofa : " nah itu tuh piring terbangnya , ane bilang juga apa ?!.. gak ngibul kan ane "

Me : " gedenya kayak bianglala itu cak "

Cak Tofa : " iya sama itu gedenya kayak jenontrol "

Sambil melayang aku terus mengamati piring terbang berwarna silver yang ukurannya hampir sama dengan bianglala itu , kulihat bagian tengahnya tampak agak hancur hingga berlubang cukup lebar untuk dimasuki sukma kami , tanpa berlama lama Cak Tofa langsung mengajakku masuk melalui lubang itu.



Begitu berada di dalam piring terbang sukma kami terus menjelajahi lorong lorong sempit yang bercabang kemana mana , hingga akhirnya kami mendapati sebuah ruangan besar yang sepertinya adalah ruang kemudi , kulihat ada sejumlah kursi , layar layar besar dan panel tombol yang rumit dengan huruf huruf aneh , yang mengejutkan di sudut ruangan ini ternyata ada sesosok mayat alien mati yang teronggok penuh luka , darah hijau tampak mengering di luka luka sekujur kulitnya yang berwarna abu abu , sementara kepalanya yang besar juga terluka parah hingga berlumuran darah hijau.

Cak Tofa : " nah ente udah lihat kan ada alien mati di sini "

Me : " matinya kenapa kira kira cak ?!.. badannya luka luka gini "

Cak Tofa : " mana ane tahu ini alien matinya kenapa , mungkin ada yang nyerang piring terbangnya sampe jatuh ke laut "

Seumur umur baru kali ini aku melihat sosok alien walaupun sudah mati , jika melihat ciri cirinya kurasa mayat alien ini memang termasuk jenis ras alien gray , tapi aku tak mengerti kenapa ia bisa mati mengenaskan seperti ini , sepertinya memang ada pihak lain yang menyerang piring terbang alien ini hingga terjatuh ke laut dan menyebabkan ia mati penuh luka , sungguh sangat mengenaskan melihat mayatnya yang penuh luka dan berlumuran darah hijau , kalau alien ini berwujud fisik sudah pasti akan membuat heboh jika mayat dan piring terbangnya ditemukan oleh nelayan.



Temanku yang pakar ufologi pernah bilang kalau ras alien gray punya banyak musuh ras ras alien lainnya yang saling berperang sejak lama , menurutku piring terbang ini terjatuh karena ditembak oleh spaceship ras alien lainnya , begitu terjatuh ke laut piring terbang ini dimasuki oleh alien yang menyerang dan kemudian terjadi adu tembak dengan alien gray yang sudah jadi mayat ini , kulihat luka lukanya seperti bekas tembakan dan layar layar besar di ruangan kemudi ini juga banyak yang pecah seperti kena tembakan , selain itu di lantai juga kutemukan sebuah benda aneh yang sepertinya adalah senjata untuk menembak tapi aku tidak berani memegangnya karena takut kalau tak sengaja menembak nembak sendiri.

Me : " itu di lantai ada tembak kayaknya "

Cak Tofa : " oh itu tembak ya vig ?!.. ane kira itu apaan bentuknya aneh "

Me : " mungkin tembak laser atau tembak proton plasma kayak di film "

Cak Tofa : " canggih ya kalo gitu "

Tidak diketahui darimana asalnya ras alien gray , ada yang bilang kalau asalnya dari galaksi yang berjarak ribuan tahun cahaya dari bumi , tapi soal jarak sejauh apapun alien selalu bisa mendatangi bumi secara cepat karena piring terbang atau spaceship biasanya punya teknologi untuk membuka wormhole , suatu portal pintasan melewati dimensi 4D yang akan menembus titik tertentu di galaksi Milky Way hingga akhirnya bisa sampai ke bumi secara cepat , teknologi semacam itu jelas tidak terjangkau oleh perkembangan sains manusia yang ketinggalan jauh.

Setelah cukup lama berada di ruang kemudi aku dan Cak Tofa kembali menjelajahi lorong lorong sempit yang entah akan berujung kemana , kami menemukan beberapa pintu dengan huruf huruf aneh tapi semuanya tertutup rapat sehingga tak bisa dimasuki sukma kami , entah kami tak tahu apa ada alien lainnya di dalam piring terbang ini karena kami sama sekali tidak menemukannya.

Me : " cuma satu doang aliennya ? "

Cak Tofa : " iya cuma satu tadi , mana ane tau kalo ada alien yang ngumpet dalem ruangan , kan gak bisa dibuka pintunya "

Tak ada lagi yang bisa kami lakukan di dalam piring terbang ini , akhirnya kami memutuskan untuk segera keluar dan kemudian duduk duduk di tepian piring terbang sambil membahas apa yang akan kami lakukan setelah ini.

Me : " masak kita biarin ini piring terbang ngapung di laut ? "

Cak Tofa : " lah ente maunya diapain ini piring terbang ? "

Me : " kalo dibiarin ngapung di laut ntar bisa ilang kebawa ombak sampe jauh "

Cak Tofa : " jadi kita harus pindahin ini piring terbang ?!.. gimana caranya ?! "

Me : " itu yang susah cak , mau dipindahin kemana juga bingung , tapi emang harus diamanin ini piring terbang biar gak ilang "

Aku tidak ingin piring terbang ini terus mengapung apung di laut hingga akhirnya hilang terbawa ombak sampai jauh , karena itulah aku berniat ingin mengamankannya ke suatu tempat tapi aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya , setelah berpikir sejenak lebih baik kubiarkan dulu piring terbang ini mengapung di laut sementara di lain hari aku akan mengajak sejumlah rekan rekan astraler untuk memindahkan piring terbang ini bersama sama , nantinya piring terbang ini akan diangkat bersama dan kemudian dibawa terbang ke suatu tempat di daratan , kurasa itu adalah solusi terbaik agar piring terbang ini bisa diamankan dan menjadi objek penelitian bagi rekan rekan astraler.

Tak sampai seminggu kemudian aku berhasil mengajak puluhan rekan rekan astraler untuk datang melihat piring terbang dan mayat alien yang ada di dalamnya , mereka akhirnya percaya kalau alien memang benar benar ada sama halnya dengan makhluk astral macam jin , siluman atau dedemit , begitu mereka sudah puas melihat mayat alien langsung saja kuajak mereka semua untuk memindahkan piring terbang ke daratan , bersama sama kami mengangkat piring terbang yang sangat berat itu sembari terbang melayang meninggalkan lautan sebelum akhirnya kami menaruh piring terbang itu di lapangan stadion Petrokimia , besok besoknya kami memindahkan lagi piring terbang itu ke rooftop apartemen Icon Mall dan kemudian kami pindahkan lagi ke daerah Sidayu karena di sana banyak lahan kosong yang jauh dari pemukiman , sementara mayat alien di dalam piring terbang itu terpaksa kami buang ke laut karena sudah membusuk.

Tak ada orang yang bisa menemukan piring terbang itu karena masih berwujud astral , lain halnya dengan piring terbang yang jatuh di Roswell memang bisa ditemukan orang karena sudah mengalami materialisasi atom hingga berwujud fisik , termasuk juga mayat aliennya yang hingga kini masih tersimpan di Area 51 yang sangat rahasia.

Sekarang ini aku dan rekan rekan astraler sering datang ke daerah Sidayu untuk meneliti piring terbang yang kami taruh di lahan kosong dekat tambak ikan bandeng , kami mengutak atik apa saja yang ada di dalam piring terbang itu hingga akhirnya kami menemukan suatu file holografik tak terenkripsi yang berisi data mengenai sejumlah lokasi di kota Gresik yang sudah ditandai dalam peta , diantaranya adalah perbukitan kapur hingga kawasan pelabuhan industri , entah kami tak mengerti kenapa lokasi lokasi itu ditandai dalam peta tetapi sepertinya bukan untuk tujuan yang baik , bisa jadi kalau lokasi lokasi itu adalah area operasional dimana alien gray menculik orang orang.

Vigo 
Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar