MALANG MYSTERIO - Ketemu Kuntilanak di Jalan Belakang Kampus UIN

ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2009 ketika aku masih kuliah semester 4


Malam beranjak semakin larut ketika aku dan Indro masih asik ngopi di warung depan kampus ITN yang suasananya tak seramai biasanya , maklum hujan deras baru saja mengguyur kota Malang beberapa jam lalu sehingga orang jadi malas buat keluar , apalagi hawa udara terasa kian dingin dan membuat rasa kantuk kian tak tertahankan lagi.

Me : " jam piro saiki ndro ? "

(jam berapa sekarang ndro ?)

Indro : " wes jam setengah siji saiki vig "

(udah jam setengah satu sekarang vig)

Me : " yok opo ?!.. muleh saiki a ? "

(gimana ?!.. pulang sekarang tha ?)

Indro : " sek , ngenteni jam siji sisan ae "

(ntar , tunggu jam satu sekalian aja)

Me : " yo wis , rodok ngantuk aku "

(ya udah , agak ngantuk aku)

Dengan terkantuk kantuk kuseruput sisa kopiku yang tak lagi panas , sepulang dari sini aku ingin segera tidur secepatnya.

Me : " aku turu ndek kosanmu ae ndro "

(aku tidur di kosanmu aja ndro)

Indro : " oyi , kowe yo wes suwe gak nginep kosanku vig "

(oyi , kamu udah lama gak nginep kosanku vig)

Malam ini kuputuskan untuk menginap di kosannya si Indro karena aku merasa malas buat balik ke kosanku sendiri , lagipula sudah terlalu lama aku ngga menginap di sana.

Indro : " wes ayo muleh saiki ! "

(udah ayo pulang sekarang !)

Me : " ayo , wes wayahe rudit iki "

(ayo , udah waktunya tidur ini)

Indro : " tak bayare ae bro "

(aku bayarin aja bro)

Begitu keluar dari warung si Indro segera menstarter motornya sementara aku duduk di boncengan , biasanya kalau pulang ngopi dari sini kami selalu lewat jl Gajayana yang suasananya masih ramai , namun karena sudah kelewat ngantuk akhirnya kami memutuskan untuk pulang lewat jl Sunan Kalijaga saja , walaupun suasananya sepi tapi jalan itu lebih dekat jaraknya dengan kosan si Indro yang berada di daerah Tlogomas... hanya perlu jalan terus ke arah barat dari kampus ITN ini dan tembusannya langsung berada tepat di depan pasar Dinoyo.

Indro : " suepi vig "

Me : " terah wes jam siji bengi yo sepi "

(emang udah jam satu malam ya sepi)

Selepas melintasi perumahan Sigura gura suasana jalanan tampak begitu sepi dan juga gelap gulita , hanya ada area persawahan dan beberapa ruko saja di kiri kanan jalan ini.

Me : " peteng ndedet ndro "

(gelap gulita ndro)

Indro : " wes tak ngebut ae , gocekan seng kenceng ! "

(dah aku ngebut aja , pegangan yang kenceng !)

Tanpa buang waktu si Indro segera mempercepat laju motornya , deretan ruko telah terlewati dan kini kami melintasi bagian belakang gedung kampus UIN yang berada di sebelah kanan jalan.... bangunan gedung berlantai 3 itu tampak megah dan luas serta dibatasi oleh tembok yang tak terlalu tinggi.

Indro : " kok yo lampune gedung iku gak diempakno kabeh yo vig ? "

(kok ya lampunya gedung itu gak dinyalain semua ya vig ?)

Me : " lha mboh , ngirit listrik paling "

(entah , ngirit listrik kayaknya)

Indro : " nek ngirit kepunjulen iku "

(kalo ngirit berlebihan itu)

Me : " ha.. ha.. wes ndang cepet ! "

(ha.. ha.. dah ayo cepet !)

Sambil terus melaju pandangan mata kami mengamati bangunan gedung berlantai 3 itu , rasanya sungguh aneh jika gedung semegah dan seluas itu hanya diterangi oleh beberapa lampu neon saja... aku merasa agak bergidik juga melihat suasananya yang cukup remang.

Indro : " vig ?!?... vig ?!?.. deloken kae !! "

(vig ?!?.. vig ?!?.. lihat itu !!)

Me : " opo ndro ?!?... onok wedokan tha ?! "

(apa ndro ?!?.. ada perempuan tha ?!)

Indro : " uduk... kae lho ndek ngarep ! "

(bukan... itu lho di depan !)

Entah apa yang dilihat si Indro barusan , mendadak ia menyuruhku melihat ke arah depan namun aku tak terlalu jelas melihatnya karena keadaan jalan ini terlalu gelap.

Indro : " onok wong tibo vig !!... lha iku motore nggletak ndek dalan "

(ada orang jatuh vig !!... lha itu motornya tergeletak di jalan)

Me : " mosok tho ndro ?! "

Indro : " ayo diparani ae ! "

(ayo disamperin aja !)

Ketika laju motor ini semakin dekat barulah kami berdua dapat melihat dengan jelas sesuatu yang berjarak beberapa meter di depan kami itu.... tampak sebuah motor matic tergeletak di tengah jalan dengan kondisi lampu dan mesin yang masih menyala , sementara pengendaranya duduk selonjoran di tepi jalan sambil memegangi kakinya.

Indro : " tenan tho onok wong tibo vig "

(bener kan ada orang jatuh vig)

Me : " lha lapo kok iso tibo ?!... mari kubam po piye iku ? "

(lha kenapa kok bisa jatuh ?... abis mabuk atau gmana itu ?)

Indro : " wes ayo ditulungi ae ! "

Segera saja si Indro menghentikan laju motornya lalu buru buru kami berdua turun , dengan tergesa kami segera meminggirkan motor matic yang masih tergeletak di tengah jalan itu dan kemudian kami hampiri pengendaranya yang bernasib sial... ketika kuamati ternyata ia tampak seumuran dengan kami , wajahnya meringis kesakitan sementara celana kain yang dikenakannya robek cukup lebar di bagian lutut hingga paha dan tampak belepotan oleh darah.

Indro : " kenapa mas kok jatuh ?!? "

Me : " rumahnya mana mas ?!? "

Orang ini sama sekali tak menjawab pertanyaan kami , namun dari raut mukanya yang meringis kesakitan kami menduga ada sesuatu yang tak beres hingga menyebabkannya terjatuh dari motor.

Mas : " aaduuh mas , aaku tadi jatuh gara gara kkaget lihat kkuntilanak "

Indro : " mosok tha mas ?!? "

Mas : " sssumpah mas , ttadi ada di pinggir jalan ini kuntilanaknya !!... aaku pikir cewe mau ikut numpang motorku "

Mendengar pengakuan orang ini membuat kami berdua terperanjat , dengan terbata bata ia terus bercerita dan membuat kami agak bergidik mendengarnya.

Mas : " aaku ngga bohong mas , ssekarang udah ilang kuntilanaknya "

Me : " ya udah wes , sampeyan rumahnya dimana mas ?!.... kita anterin pulang aja "

Mas : " aaku ngontrak di perumahan permata hijau mas "

Indro : " oh dekat itu , kita antar aja ya mas ?!.. bisa bangun ngga ?! "

Mas : " aaduuh ini kkakiku ssakit banget , pingganggku juga sakit mas "

Tadinya kami ingin mengantar orang ini pulang ke kontrakannya yang tak terlalu jauh dari sini , tapi melihat kondisinya yang terluka cukup parah membuat kami bingung sendiri harus bagaimana.

Indro : " gimana mas ?!... apa ditelpon aja temennya suruh jemput ke sini ?! "

Mas : " hhapeku mati mas , baterenya udah abis "

Indro : " ayo aku bantuin berdiri mas , ntar biar diboncengin temenku "

Mas : " iiyya , ttapi pelan aja ssakit banget "

Dengan dibantu Indro orang ini mulai berusaha untuk berdiri , namun ia tampak benar benar kesulitan untuk mengangkat kaki kirinya yang sepertinya mengalami patah tulang , bahkan mulutnya mulai mengaduh kesakitan hingga si Indro jadi serba salah saat membantunya berdiri.

Mas : " aaduh !!... aaduh mas !!... aaku gak kkuat berdiri "

Indro : " cuma bentar aja mas , abis itu langsung duduk di jok motor "

Mas : " aaduh , aaku gak kkuat !!... ssakit banget mas "

Indro : " ya udah mas duduk lagi aja , ntar kalo agak mendingan aku bantuin berdiri lagi "

Mas : " iiya "

Mau dipaksa seperti apapun juga percuma , orang ini benar benar tak sanggup untuk berdiri walaupun telah dibantu oleh Indro , aku merasa kasihan juga melihatnya.

Me : " yang sakit mana aja mas ? "

Mas : " iini kaki kiriku dari atas ke bawah ssakit semua "

Me : " emang tadi beneran lihat kunti mas ?! "

Mas : " aaku ngga bohong mas , aaku ttaakut kalo kkuntilanaknya muncul lagi "

Melihat raut mukanya yang tampak dicekam ketakutan membuat kami percaya apa yang dikatakannya , sepertinya orang ini sama sekali tidak mengada ada soal kuntilanak yang menyebabkannya terjatuh itu.

Sekarang sudah jam 1 lewat 10 menit dan kami berdua masih menunggui orang ini agar kondisinya agak baikan sedikit , kalau ia sudah cukup kuat untuk berdiri kami akan segera mengantarnya pulang.

Indro : " nek jam semene blas gak enek kendaraan liwat kene yo vig ? "

(kalo jam segini blas gak ada kendaraan lewat sini ya vig ?)

Me : " podo liwat jl gajayana kabeh ndro , opo wani liwat dalan iki jam semene ?!... suepi gek petheng ndedet koyok ngene "

(pada lewat jl gajayana semua ndro , apa berani lewat jalan ini jam segini ?!... suepi trus gelap gulita kayak gini)

Sambil merokok kami mengamati suasana yang gelap gulita di sekitar jalan ini , tak ada apapun di sini selain beberapa warung yang telah tutup dan letaknya berpencar pencar di area persawahan.

Indro : " medeni vig , mosok onok kunti ndek kene ?!? "

(serem vig , masak ada kunti di sini ?!?)

Me : " lha mboh "

(entahlah)

Selepas mengamati area persawahan lekas kuarahkan pandangan mataku mengamati tiap sisi bangunan gedung kampus UIN yang tampak agak remang , kuamati deretan jendela di tiap lantainya namun tak terlihat ada sesuatu yang aneh , hingga akhirnya kuarahkan pandanganku ke sebuah menara yang berdiri menjulang tak jauh dari lokasi kami dan seketika aku terperanjat saat melihat puncaknya... di sana terlihat sesuatu seperti kain putih yang berkibar kibar terhembus angin.

Me : " ndro !!... deloken nduwur menoro iku !! "

(ndro !!... lihat atas menara itu !!)

Indro : " loh ??!!.. iiku kuntilanak opo piye vig ?!? "

(loh ??!!.. iitu kuntilanak atau apaan vig ?!?)

Me : " lha mboh , gak pati kethok aku "

(entah , gak terlalu kelihatan aku)

Kondisi yang terlalu gelap membuat kami kesulitan untuk memastikan apakah kain putih itu adalah sesosok kuntilanak , hingga akhirnya kain putih itu menghilang dalam sekejap mata dan seketika membuat kami kebingungan sendiri.

Indro : " loh vig ?!?... kain e kok ilang ?! "

(loh vig ?!?... kainnya kok ilang ?!)

Me : " kuntilanak tenanan berarti iku ndro ! "

(kuntilanak beneran tadi itu ndro !)

Indro : " trus ilang ndek endi mau ?!? "

(trus ilang dimana tadi ?!?)

Me : " ayo goleki !! "

(ayo cari !!)

Kini kami berdua sibuk sendiri mencari cari kain putih yang baru saja menghilang itu , instingku mengatakan bahwa kain putih tadi benar benar sesosok kuntilanak yang telah membuat orang ini jatuh dari motor.

Mas : " aada apa mas ?!? "

Me : " aaku llihat pputih putih mas "

Mas : " wwaduh ini pasti kkuntilanak tadi mas !!.... ggimana ini mas ?!? "

Rasa merinding perlahan mulai menjalar seiring keadaan yang terasa kian mencekam , hingga tiba tiba " iiihhhhiii.... iihhhii..... " tawa melengking terdengar nyaring memecah kesunyian malam dan seketika mengagetkan kami semua , sebelum akhirnya kami mendapati sesuatu yang bertengger di atas tembok pembatas kampus UIN ini.... dari jarak sekitar 8 meteran kami dapat melihat sesosok kuntilanak yang tengah duduk di atas tembok sembari menggoyang goyangkan kedua kakinya.

Mas : " masya alloh ?!?... iittu ?!?!.... iittu kuntilanak tadi mas !! "

Me : " ndro ?!?... yok opo ki ndro ?!? "

(ndro ?!?... gimana ni ndro ?!?)

Indro : " jancuk !!... aaku wedi vig , lagek iki ngerti kuntilanak "

(jancuk !!... aaku takut vig , baru kali ini lihat kuntilanak)

Sesaat aku dan Indro terdiam tak tahu harus bagaimana setelah ini , sementara kuntilanak itu masih duduk di atas tembok dan lebih buruknya lagi tiba tiba kepalanya menoleh ke arah kami.... seketika nyali kami langsung menciut.

Indro : " vviig ?!?... kkuntine nyawang awake dhewe !!... yok opo iki ?!? "

(vviigg ?!?... kkuntinya ngelihatin kita !!... gimana ini ?!?)

Mas : " wwaduuh ya alloh ??!!.... masya alloh ?!?!... "

Selama beberapa detik kami terus terpaku menatap sosok kuntilanak itu , sementara kulihat muka si Indro telah basah dibanjiri keringat.

Indro : " vvig ?!?... ssikilku rodok kaku rasane , ppiye iki ?! "

(vvig ?!?... kkakiku agak kaku rasanya , ggimana ini ?!)

Me : " ?!? "

Indro : " jancuk !!... gak iso obah tenan vig sikelku "

(jancuk !!... gak bisa gerak beneran vig kakiku)

Gejala paralysed mulai dirasakan Indro yang kakinya terasa agak kaku , tak ingin keadaan menjadi lebih buruk lagi kuputuskan untuk mengajaknya segera kabur dari sini.

Me : " ndro !!... awake dhewe mlayu ae !! "

(ndro !!... kita kabur aja !!)

Indro : " kkarepku yo ngono , tapi wong iku piye ?!?... "

(mmauku juga gitu , tapi orang itu gimana ?!?)

Me : " wes jarno ae , seng penting awake dhewe slamet "

(udah biarin aja , yang penting kita slamet)

Indro : " mmesakno vig , gak mentolo aku "

(kkasian vig , gak tega aku)

Me : " wes tho , lha arep piye maneh ?!? "

(udahlah , lha mau gimana lagi ?!?)

Indro : " yyo wes nek ngono , ndang empakno montore aku tak mbonceng ae "

(yya udah kalo gitu , cepet hidupin motornya aku mbonceng aja)

Dengan panik segera kuhidupkan mesin motornya si Indro sementara dia sendiri tampak kesusahan menggerakkan kakinya yang agak kaku , terpaksa aku harus memapahnya berjalan dan kemudian membantunya duduk di jok motor.

Mas : " looh mass ?!?... mmau kemana ?!?.... waduh aaku bbagaimana ini mas ?!?.. ttolong mas !!! "

Me : " yo sepurane mas , aku gak bisa nolong sampeyan... baca doa aja mas !! "

Mas : " ttolong aaku jangan ditinggal di sini mas !!! .... ttollong aku mas !!!.... ttolong mas !!! "

Tanpa buang waktu lagi lekas kupacu motor ini sekencang kencangnya sementara orang itu kami tinggalkan begitu saja di belakang gedung kampus UIN tadi , ia terus berteriak teriak minta tolong namun tak kami hiraukan sama sekali.... entah apa yang akan terjadi dengannya kami sudah tak memikirkan lagi , satu satunya yang kami pikirkan hanyalah keselamatan kami sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar