ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2012 ketika aku masih kuliah semester 10
Hujan masih belum reda ketika kami tiba di rumahnya Bang Renggo malam ini , dengan terburu sang tuan rumah itu membukakan pintu pagar sementara aku bersiap memasukkan mobilku ke dalam halaman.
Renggo : " lama amat vig jam segini baru nyampe ? "
Me : " gara gara nungguin pendik jadi kelamaan bos "
Kuparkir mobilku di halaman yang beratap kanopi dan kemudian kami semua bergegas masuk ke dalam rumah yang tampak sepi ini.
Niken : " udah belanja buat acara masak bang ? "
Renggo : " udah dong , la fonte sama kornetnya juga ada tuh "
Niken : " sipp deh , gak sabar gw mau masak "
Malam ini Bang Renggo memang meminta kami untuk menginap di rumahnya , ia merasa kesepian dan ingin kumpul kumpul bareng kami... rencananya setelah ini kami mau masak makanan yang enak enak dan kemudian kubam kubaman sambil begadang semalam suntuk.
Me : " minumannya udah ada bang ? "
Renggo : " udah ada vig , gw beliin mansion house , ntar dicampur sama bir bintang "
Zul : " wah aku dikit aja minumnya bang , kalo kebanyakan bisa muntah ntar "
Renggo : " ntar aja kubamnya zul , sekarang masak masak dulu acaranya "
Dengan bersemangat sang tuan rumah itu mengajak kami masuk ke dapur , kulihat di dekat kompor gas sudah ada banyak bahan makanan yang tersedia , ada beberapa kotak spaghetti La Fonte , sekaleng kornet beef Pronas , sebungkus minyak goreng Filma , sayuran , bumbu , saos , kecap dan sebangsanya.
Niken : " tabung gasnya udah diganti bang ? "
Renggo : " udah dong , tadi sore baru diganti nik "
Niken : " trus nasinya udah mateng ? "
Renggo : " kayaknya udah mateng tuh nik , gw masukin magic jarnya pas mau maghrib tadi "
Niken : " yo wes masak sekarang aja yuk bang ! "
Renggo : " gw keluarin dulu wajan sama ulek uleknya "
Tanpa berlama lama kami semua langsung memulai acara masak masakan , Niken sibuk mengulek ulek bumbu sementara aku sibuk mengaduk aduk spaghetti yang kurebus dalam panci.
Me : " bang , ini spaghettinya taruh mana kalo mateng ? "
Renggo : " taruh rantang aja vig , bentar gw ambilin "
Tak butuh waktu lama spaghetti yang kumasak ini telah matang dan kemudian kutaruh di sebuah rantang besar , lekas kucampurkan bumbu bumbu dan saos Bolognaise hingga warnanya berubah jadi kemerahan " ahh !!.. " mencium aromanya langsung membuat air liur menetes.
Renggo : " wangi nih baunya vig "
Me : " he.. he.. mak nyos pokoke bos "
Ururan memasak spaghetti telah beres , kini aku duduk di meja makan sambil melihat Niken yang sibuk memasak nasi goreng , sementara Zul dan Pendik masih belum beres mencuci piring di wastafel , maklum Bang Renggo memang malas mencuci piring sehabis makan dan biasanya hanya digeletakkan di dapur hingga bertumpuk selama berhari hari.
Me : " males amat bang nyuci piring ? "
Renggo : " ha.. ha.. emang paling males gw kalo soal cuci mencuci vig "
Aroma nasi goreng yang dimasak Niken terasa semakin semerbak memenuhi ruangan dapur ini , seperempat jam kemudian nasi goreng itu telah siap untuk disajikan , dengan bersemangat Niken menyendoki kornet yang kemudian dicampurkan dengan nasi goreng buatannya.
Niken : " nih bang , nasgor bikinan gw kayak yang ada di hotel bintang lima "
Renggo : " ha.. ha.. awas kalo rasanya keasinan nik "
Niken : " cobain dulu bang , pokoknya nasgor bikinan chef niken top markotop deh... ntar kalo udah makan bisa ketagihan lu bang "
Renggo : " emangnya lu bumbuin pake heroin ?!.. ha.. ha.. "
Piring piring telah diletakkan di meja makan sementara kami semua telah duduk di kursi dan bersiap untuk makan malam bersama , satu persatu dari kami mulai mengambili nasi goreng yang ditaruh di ceting aluminium , sementara spaghetti yang ada di rantang dijadikan sebagai pelengkap.
Pendik : " koyok oges goreng mawut vig "
Me : " wes pokoke diawut awut ndik , ben soyo mawut "
Renggo : " ayo cepetan dimakan deh , keburu gw sikat semua lho "
Acara nakam nakam berlangsung dengan santai sambil diselingi canda tawa , sementara Bang Renggo terus melontarkan banyolan yang membuat kami tak bisa menahan tawa.
Renggo : " seniman kalo hasil karyanya diinjek injek pasti marah kan ? "
Niken : " ya iyalah bang , udah capek capek bikin malah diinjek injek "
Renggo : " tapi ada orang yang hasil karyanya diinjek injek dia gak marah "
Niken : " ah mana ada ? "
Zul : " ya pasti marah bang orangnya "
Renggo : " mau tau jawabannya ? "
Niken : " apaan coba ? "
Renggo : " jawabannya yang bener... tukang bikin sepatu "
Niken : " yaelah bang , gw sampe bingung mikirnya "
Zul : " ha.. ha.. kita nebak gak pernah bener ya nik "
Niken : " iya tuh , huff !!.. dikadalin terus kita zul "
Renggo : " ada lagi tebakan yang lainnya "
Niken : " ya udah apaan bang ? "
Renggo : " ada pocong yang gak ditakutin orang , tapi justru malah disenengin orang "
Zul : " ah mana ada pocong disenengin orang bang ? "
Niken : " paling artis ngetop dipakein kostum pocong kan bang ? "
Renggo : " salah nik "
Me : " pocong boneka bang , yang bentuknya imut imut "
Renggo : " salah juga vig "
Niken : " gw nyerah deh bang , emang pocong apaan coba ? "
Renggo : " jawaban yang bener... pocongan harga "
Niken : " njiir ?!.. pocongan harga ?!.. ha.. ha.. maksa banget jawabannya bang "
Zul : " ha.. ha.. kirain pocong apaan bang "
Renggo : " loh bener kan ?!... mana ada orang yang gak suka kalo ada pocongan harga ?!.. ha.. ha.. "
Me : " ha.. ha.. "
Pendik : " ha.. ha.. "
Sekitar jam 9 malam kami telah menyudahi acara makan malam , kini Bang Renggo mengajak kami ke ruang tengah yang dipenuhi poster poster band rock , dengan bersemangat sang tuan rumah itu mengambili beberapa botol Mansion House dan bir Bintang yang disimpan di kamarnya.
Renggo : " nih , campurin dulu vig ! "
Me : " ceret sama slokinya mana bang ? "
Renggo : " ada di rak dapur vig , lu ambil dulu deh ! "
Buru buru aku kembali ke dapur untuk mengambil ceret dan gelas gelas sloki , namun ketika tengah sibuk mencari cari di rak tanpa sengaja telingaku mendengar suara perempuan yang sedang bernyanyi " Ik hou m’n handen op m’n rug , en ik zeg lekker " suara nyanyian itu terdengar sayup sayup dari belakang rumah sementara liriknya menggunakan bahasa asing yang tak kumengerti " ik wil lekker knoeien het zout , ik wil niet aardig zijn " sesaat aku terdiam dan merasa agak merinding mendengarnya , hingga secara perlahan suara nyanyian perempuan itu tak lagi terdengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar