MALANG MYSTERIO EXO - Rumah Hantu BNS

ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2011 ketika aku masih kuliah semester 8


Memainkan musik jazz dengan sentuhan saxophone memang terasa berbeda , saat intro mengalun pemain saxophone bernama Sam Antok itu langsung beraksi dengan alatnya , lagu 'Kasmaran' nya Iga Mawarni kami bawakan dengan tempo lambat dan secara perlahan para tamu terhanyut menikmatinya " mengapakah ini terjadi pada diriku , bagaimanakah cara aku untuk menghindarinya , apakah semua ini yang dinamakan cinta , ataukah semua ini karena aku kasmaran " setelah lagu berakhir riuh tepuk tangan langsung terdengar menggema di ruangan lounge ini , dengan raut muka berseri kami semua menyampaikan ucapan terima kasih dan kemudian undur diri dari panggung.

Di dalam dressing room kami ngumpul sambil mereguk kopi panas , sementara Sam Antok harus bersiap siap tampil lagi mengiringi seorang penyanyi jazz perempuan dari Surabaya.

Sam Antok : " wes penakno nek ngipok rekk , ayas kate munggah panggung maneh iki "

Me : " oyi sam , nuwus yo !!.. kapan kapan maen bareng maneh "

Sang pemain saxophone itu baru saja keluar dari ruangan ini , buru buru kami semua mengemasi kostum dan kemudian menunggu si boss ngasih fee manggung... rencananya setelah ini kami akan pergi ke tempat wisata Batu Night Spektakuler (BNS) yang lokasinya tak terlalu jauh dari hotel ini.

Me : " gak pa pa kan sa kalo pulang malem ? "

Danang : " ini kan malem minggu sa , sekali kali gak pa pa dong pulang malem "

Elsa : " iya kak , aku sms mamah dulu ya "

Sinyo : " lagian kita kan belum pernah maen ke bns "

Toni : " sekalian foto foto yang buanyak ya nyo , biar dibilang gaul.. ha.. ha.. "

Tempat wisata BNS buka sampai jam 12 malam dan sekarang masih jam setengah 10 malam , masih ada waktu untuk bersenang senang di sana dan menikmati malam minggu yang cerah ini.

Saat kami tiba di BNS suasananya tampak begitu ramai pengunjung , sementara kilauan lampu warna warni bertebaran di mana mana sehingga suasananya terlihat begitu gemerlap... tempat yang pertama kami tuju adalah lampion garden , di sini ada begitu banyak lampion berukuran besar dengan bentuk hewan seperti ikan , bangau , kucing , gajah dan sebangsanya.

Elsa : " ayo kak kita foto foto ! "

Toni : " ayo sa , vig lu yang motoin ! "

Me : " oyi ton "

Selama beberapa menit kami berfoto di antara lampion lampion ini , sekejap kemudian kami melanjutkan langkah kaki mengelilingi segala penjuru tempat wisata ini , kulihat ada begitu banyak wahana yang tak jauh beda dengan Jatim Park , hanya saja semua wahana di sini bertaburan lampu warna warni sehingga jadi terlihat lebih gemerlap... namun untuk menikmati tiap wahana itu pengunjung harus membayar lagi sebesar 10 ribu rupiah , beda dengan Jatim Park yang menggunakan tiket terusan all access.

Sinyo : " ayo bro , nyobain naek itu kayaknya asik "

Danang : " wah sepeda udara itu nyo "

Elsa : " seru tuh kakk , naek aja ntar aku fotoin dari bawah "

Kami para cowok baru sekali ini mengunjungi BNS sehingga ada perasaan nggumun saat melihat wahana yang agak menantang , di hadapan kami terbentang rel yang sangat panjang dan ada 2 sepeda udara yang sedang melintas di atasnya , sepeda itu dikayuh mengelilingi rel setinggi hampir 10 meteran sehingga rasanya agak menantang juga kalau kami mencoba untuk menaikinya.

Me : " ayo wes naek sekarang ! "

Danang : " ayo vig "

Toni : " fotoin yang banyak ya sa ! "

Elsa : " oyi kak gampang "

Dengan bersemangat kami menuju loket dan kemudian bersiap menaiki sepeda udara beroda empat ini , aku berboncengan dengan Danang , sementara Toni dan Sinyo menaiki sepeda satunya yang berada di belakang.

Danang : " ngeri juga vig kalo sampe jatuh "

Me : " tapi pemandangannya keren nang "

Saking tingginya rel ini kami dapat melihat pemandangan kelap kelip lampu kota Batu di kejauhan , dengan santai kaki kami terus mengayuh pedal sementara Elsa mondar mandir di bawah sambil memotret.

Me : " kapan kapan mau ngajak cewe gw ke sini nang "

Danang : " gw juga niatnya gitu , kita cowo semua ntar disangka homo kalo goncengan kayak gini.. ha.. ha.. "

Me : " ha.. ha.. "

Rasanya melelahkan juga mengayuh sepeda ini mengelilingi rel yang lumayan panjang , belum lagi hembusan angin malam terasa begitu dingin saat menerpa kulit... kelar menikmati wahana ini kami langsung menuju area food court , di sini kami bersantai sejenak sambil memakan kebab dan menyeruput cappucino panas , menariknya lagi di ujung food court ini terdapat atraksi air mancur yang terus bergerak gerak dengan disinari laser beraneka warna.

Danang : " keren tuh air mancurnya vig , bisa gerak gerak gitu "

Me : " canggih juga nang pake laser warna warni "

Elsa : " itu cuma pas malem minggu aja kak air mancurnya dinyalain , kalo hari biasa gak ada "

Sungguh mengasikkan makan di sini sambil menikmati aktraksi air mancur itu , tak heran kalau food court ini begitu ramai dipenuhi pengunjung yang tak bosan berfoto di air mancur itu.

Sinyo : " jam berapa nih sekarang ? "

Danang : " mau jam 11 nyo "

Toni : " bentar lagi tutup nih tempatnya , kita gak sempet nyobain main yang lainnya nang "

Danang : " ya kapan kapan kan bisa ke sini lagi ton "

Elsa : " eh kak abis ini kita masuk rumah hantu yuk ! "

Sinyo : " rumah hantu sa ? "

Elsa : " iya kak , lumayan serem juga kok.. cobain aja "

Toni : " seru tuh kayaknya sa , kalo yang jatim park gitu gitu aja , mboseni sa "

Sinyo : " perlu dicobain tuh , sereman mana sama jatim park ya ton ? "

Di BNS memang ada wahana rumah hantu dan kami belum pernah sekalipun tau seperti apa isinya , kurasa akan sangat menarik kalau setelah ini kami masuk ke sana... siapa tahu rumah hantu itu lebih seram daripada yang ada di Jatim Park.

Saat kami tiba di rumah hantu suasananya sudah terlihat menyeramkan , di hadapan kami berdiri sebuah rumah besar berdinding kayu yang disinari temaram lampu spotlight redup , begitu masuk kami mendapati dekorasi berupa pepohonan lebat dan juga lengkingan suara tawa kuntilanak yang terdengar sayup sayup " iiihiihii !!.... iihhiihiii !!... " kulihat beberapa pengunjung lain sudah gemetaran berada di sini , sepertinya mereka kurang bernyali dan memaksakan diri untuk masuk.

Danang : " ini sih gak serem ya ton ? "

Toni : " paling bentar lagi kuntilanaknya nongol dari atas nang , kayak di jatim park "

Sekilas dekorasi tempat ini tidak jauh berbeda dengan rumah hantu di Jatim Park , kami menebak nebak mungkin setelah ini ada boneka kuntilanak yang muncul dan terbang kesana kemari , namun ternyata dugaan kami salah... beberapa kuntilanak tiba tiba muncul di antara lebatnya dedaunan dan seketika mengagetkan semua pengunjung , bahkan mereka tak segan segan mencolek siapapun yang berdiri terlalu dekat dengan mereka " uaahhh !!! " beberapa pengunjung langsung menjerit jerit histeris , apalagi keadaan yang cukup gelap membuat penampakan kuntilanak itu jadi terlihat lebih menyeramkan.

Danang : " anjiir !!.. kuntilanaknya orang nyo , bisa nyolek nyolek "

Sinyo : " ha.. ha.. dibayar brapa ya nang kok mau jadi kuntilanak "

Kuntilanak di sini ternyata adalah orang yang menggunakan kostum dan riasan , bukan boneka seperti yang ada di Jatim Park... berikutnya kami tiba di sebuah ruangan yang dipenuhi peti mati " krekk !!.. krekk !!... " perlahan tutup tutup peti itu mulai bergeser dan kemudian muncul beberapa tengkorak dari dalam peti " uuahhhh !!! " beberapa pengunjung yang kaget langsung berteriak sejadi jadinya sementara kami hanya tertawa saja.

Danang : " ha.. ha.. kurang serem nih sa "

Toni : " iya sa , rugi nih bayarnya kalo cuma gini doang "

Elsa : " ntar ada yang serem kak , liat aja "

Sejauh ini belum ada apapun yang membuat kami berteriak ketakutan , kini kami kembali berjalan menuju ruangan selanjutnya yang didekorasi mirip rumah sakit , di sini juga ada beberapa boneka yang dibaringkan di atas ranjang besi dan ditutupi selimut kusam berlumuran darah... sekilas suasananya hampir mirip kamar mayat.

Elsa : " yang ini rada serem kak "

Sinyo : " paling tuh boneka mayatnya pada bangun kan sa ? "

Elsa : " he.. he.. liat aja ntar kak "

Kami menebak boneka boneka mayat itu akan terbangun dan mengagetkan pengunjung , namun yang terjadi justru di luar dugaan.... sesosok suster ngesot tiba tiba muncul dari kolong ranjang besi dan secara perlahan ia ngesot mendekati para pengunjung.

Danang : " anjiir !!.. gak taunya ada suster ngesot vig "

Me : " ha.. ha.. kaget juga gw nang "

Elsa : " sereem kan suster ngesotnya kak ? "

Toni : " serem sih ngga , tapi ngagetin sa "

Sinyo : " mau maunya jadi suster ngesot ya ton "

Sebagian besar hantu hantuan di sini diperankan oleh orang sehingga mereka bisa bergerak sesuka hati menakut nakuti para pengunjung , di tengah suasana gelap remang remang suster ngesot itu berusaha mendekati seorang pengunjung yang sedang menjerit jerit histeris , sementara tangannya terus terulur dan mencoba untuk menjamah pengunjung yang ketakutan itu " uaahh !!... uuahh !!... " mendengar teriakannya yang begitu histeris hanya membuat kami tertawa , bertemu hantu gadungan saja sudah takut apalagi kalau bertemu hantu sungguhan , bisa bisa orang itu bakalan pingsan atau kejang kejang.

Sinyo : " payah tuh orang , ngapain takut ketemu hantu hantuan "

Me : " ayo wes jalan lagi ! "

Danang : " ada apaan lagi ya abis ini ? "

Kini kami kembali melangkahkan kaki menuju ruangan berikutnya yang terlihat mirip penjara kuno , ada beberapa tengkorak yang teronggok di balik jeruji besi dan yang mengejutkan adalah kemunculan sesosok hantu tanpa kepala dari dalam lobang sumur " uuaahhh !!! " teriakan histeris langsung terdengar nyaring dari mulut para pengunjung yang ketakutan.

Toni : " gitu aja pada takut tu orang orang "

Sinyo : " padahal cuma ngagetin doang ya ton "

Tanpa berlama lama kami langsung menuju ruangan berikutnya yang didekorasi menyerupai komplek pemakaman , sejumlah nisan tampak terpajang di kiri kanan jalan sementara pepohonan kamboja kecil tertanam di beberapa titik... kami menebak mungkin ada beberapa pocong yang akan muncul dari balik pepohonan itu.

Me : " tungguin pocongnya bakalan nongol "

Danang : " siap siap nih vig biar gak kaget gw "

Elsa : " awas kakk , pocongnya ada banyak loh "

Meskipun tahu bahwa hantu yang ada di sini hanyalah bohongan namun tetap saja kami harus mempersiapkan diri agar tidak merasa kaget , detik demi detik berlalu sementara kami terus mengamati apa yang ada di balik lebatnya dedaunan pohon kamboja , namun tak ada satupun pocong di sana.

Sinyo : " mana pocongnya sa ? "

Elsa : " siap siap kak , bentar lagi muncul kok "

Perasaan kami agak was was menanti apa yang akan terjadi setelah ini , hingga tiba tiba " braakk !!... brakk !!... brakk !!... " beberapa kuburan yang terbuat dari gabus mendadak hancur dan mengepulkan asap , sekejap kemudian beberapa pocong muncul dari dalam kuburan kuburan itu.

Danang : " anjiirr !!.. pocongnya keluar dari kuburan nyo ! "

Sinyo : " fuhhh !!.. lumayan ngagetin nang "

Pocong pocong itu mulai bangkit dari kubur dan berlompatan kesana kemari sehingga sebagian pengunjung langsung berlarian kalang kabut sambil berteriak , namun bagi kami pocong pocong itu tidak menyeramkan walaupun kemunculannya tadi cukup mengagetkan.

Elsa : " dah abis kak , ini yang terakhir "

Toni : " ahh cuma gini doang ternyata sa "

Sinyo : " iya nih , nanggung seremnya sa "

Danang : " ya paling ngga kita udah pernah masuk nyo "

Me : " yo wes ayo keluar sekarang rekk ! "

Akhirnya usai sudah acara blusukan di rumah hantu ini , aku sendiri merasa kurang puas dengan apa saja yang kulihat tadi , mungkin karena aku sudah keseringan melihat hantu sungguhan sehingga aku tak bisa merasakan ketakutan seperti pengunjung lainnya... kurasa wahana rumah hantu memang lebih cocok dinikmati oleh mereka yang berjiwa penakut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar