ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2009 ketika aku masih kuliah semester 4
Sudah sejam lebih jari jariku mengetik keyboard komputer dan aku mulai merasa lelah untuk melanjutkannya , sementara masih tersisa beberapa halaman lagi yang harus diselesaikan malam ini juga karena besok siang makalah kami ini harus dikumpulkan pada dosen.
Me : " zul , capek gw ngetik... giliran lu sekarang ! "
Zul : " masih banyak ngga sisanya ? "
Me : " sisa dikit doang ini , cepetan terusin ! "
Zul : " oke deh "
Posisi tukang ketik kini telah digantikan oleh Zul , sementara aku mulai leyeh leyeh di karpet bersama Memet dan Pendik yang juga telah menyelesaikan jatah ketikannya masing masing.
Me : " mene jilidno yo met makalahe ! "
(besok jilidkan ya met makalahnya !)
Memet : " oyi gampang iku vig "
Pendik : " presentasine kapan iku vig ? "
Me : " mboh gak ruh aku ndik "
(entah gak tau aku ndik)
Jika bukan karena tugas kelompok yang harus dikerjakan secara dadakan maka malam ini kami tidak akan berkumpul di kosannya Memet , semua ini adalah akibat dari kemalasan kami yang sama sekali tak mencicil untuk mengerjakannya , jangka waktu 2 minggu yang diberikan oleh dosen hanya kami habiskan untuk nongkrong dan bersenang senang saja.
Memet : " aku rodok ngantuk vig "
(aku agak ngantuk vig)
Me : " lha engko gak ndelok bal balan kon ? "
(lha nanti gak nonton bola kamu ?)
Memet : " iyo ya , tapi aku wes kroso ngantuk ki "
(iya ya , tapi aku udah merasa ngantuk nih)
Pendik : " ndang nggaweo ipok maneh met , wes entek kabeh iki "
(cepet bikinin kopi lagi met , udah abis semua nih)
Memet : " yo wes nek ngono ndik , tak nggawe kopi eneh "
(ya udah kalo gitu ndik , aku bikin kopi lagi)
Kopi yang dibikin si Memet sejak 2 jam lalu telah habis kami reguk , kini ia mulai bersiap bikin kopi lagi biar kami semua ngga mengantuk , apalagi kami sudah berniat untuk begadang menyaksikan pertandingan bola dini hari nanti.
Pendik : " jam piro saiki vig ? "
(jam berapa sekarang vig ?)
Me : " jam sepuluh kurang sithik ndik "
Pendik : " wayahe ngrungokno keramat iki vig , tak gentine sek radione "
(waktunya dengerin keramat nih vig , aku ganti dulu radionya)
Me : " wo iyo ndik , dino kemis tha iki mau ?! "
(oh iya ndik , hari kamis tha ini tadi ?!)
Mendadak si Pendik teringat acara radio 'Keramat' yang biasanya disiarkan pada hari kamis jam 10 malam , acara ini khusus menyiarkan hal hal mistis yang terjadi di seputaran kota Malang dan kami semua selalu rutin mendengarkannya.
Pendik : " lha iki vig , jek tas mulai acarane "
(lha ini vig , baru aja mulai acaranya)
Me : " oyi , ngrungokno disambi ngipok karo rokokan ndik "
(oyi , dengerin sambil ngopi sama ngerokok ndik)
Lagu lagu slow ballad yang diputar Kosmonita FM kini telah tergantikan oleh suara suara menyeramkan macam jeritan kuntilanak , gelegar petir , tangisan bayi , dll.... si Pendik baru saja mengganti frekuensi radio menjadi 91.1 FM yang merupakan channel dari Andalus FM yang menyiarkan acara 'Keramat' ini.
Memet : " biyuh medeni ndik suorone "
(biyuh serem ndik suaranya)
Pendik : " lampu kamare patenono ae met , cek serem suasanane "
(lampu kamarnya matiin aja met , biar serem suasananya)
Memet : " oyi ndik , zul kamu ngetik pake lampu meja aja ya ?! "
Zul : " oh iya iya met "
Agar suasana terasa semakin seram si Memet lekas mematikan lampu kamarnya , kini satu satunya penerangan di kamar ini hanyalah dari layar komputer dan lampu meja saja.
Me : " nyeruput kopi disek "
Pendik : " onok crito opo ae iki ? "
(ada cerita apa aja nih ?)
Suara suara menyeramkan telah berlalu , kini Bang Anton sang penyiar yang bersuara berat mulai menyapa para pendengar setianya " asss.. wr..wb.. selamat malam para pendengar setia andalus , baik manusia maupun jin , setan , pocong , kuntilanak dan gendruwo... kita berjumpa lagi di acara keramat.... bagi yang manusia apakah anda sudah menutup pintu kamar anda ?!?!... apakah anda sudah melihat apa yang berada di bawah tempat tidur anda ?!?!...atau bagi yang mendengar sendiri apakah anda sudah memastikan bahwa anda benar benar sendiri ?!?!... " sapaan khas sang penyiar itu membuat kami semua tertawa geli mendengarnya , memang suara berat Bang Anton sangat cocok mengucapkan sapaan aneh itu , tak heran cuma dia satu satunya orang yang sejak dulu didaulat menyiarkan acara ini tanpa pernah sekalipun digantikan orang lain.
Zul : " ha.. ha.. semua demit disapa tuh met "
Memet : " ha.. ha.. jancuk tenan zul "
Me : " ha.. ha... ancen nggateli penyiare met "
Bang Anton baru saja mengakhiri sapaan anehnya itu , kini backsound musik Gregorian mulai mengalun dan membangkitkan aura mistis yang kental.... acara 'Keramat' inipun dimulai oleh seorang pendengar yang menelpon untuk menceritakan pengalaman mistisnya " mas.. aku rumahnya di sawojajar , kalo pas lagi pulang malem lewat jembatan sulfat sepi banget keadaannya , gak ada kendaraan lain.... aku sering lihat penampakan kuntilanak sama pocong mas , saking takutnya langsung tancap gas aku mas " mendengar cerita barusan membuat kami cukup kaget , siapa sangka jika jembatan Sulfat yang berada di daerah Sawojajar itu ternyata angker juga , padahal aku cukup sering melewatinya sepulang ngapel dari rumahnya Rista mantan pacarku.
Memet : " angker ndik tibakno jembatane "
(angker ndik ternyata jembatanya)
Pendik : " ancen iku mbiyene bekas kuburan lho met , mayite akeh seng isek kependem ngisore jembatan "
(emang itu dulunya bekas kuburan lho met , mayatnya banyak yang masih terkubur di bawahnya jembatan)
Memet : " biyuh , kok gak dipindah sisan mayite ndik ?! "
(biyuh , kok gak dipindah sekalian mayatnya ndik ?!)
Pendik : " gak ruh babah wes "
(entah gak tau dah)
Sebenarnya acara 'Keramat' ini hanyalah berisi pengalaman pengalaman mistis yang dialami oleh para pendengar yang kemudian diceritakan melalui telepon , cerita pertama telah usai dan kini kami mulai bersiap mendengar cerita dari penelpon selanjutnya " halo semuanya , aku mau cerita pengalaman hororku pas tahun 2005 mas.... ceritanya pas aku nungguin mbakku ngamar opname di rumah sakit lavalette , waktu itu jam 1 malem aku kebelet pipis trus ke toilet , pas keluar aku lihat suster lagi dorong kursi roda , trus orang yang duduk di kursi roda itu gak ada kepalanya mas... waduh aku langsung lari ke kamarnya mbakku sampe keringetan , sampe sekarang kalo inget jadi merinding aku mas " cerita soal keangkeran rumah sakit Lavalette sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat kota Malang , rumah sakit itu termasuk bangunan kuno peninggalan Belanda jadi tak perlu diragukan lagi keangkerannya.
Zul : " suster ngesot ada ngga ndik di rumah sakit lavalette ? "
Pendik : " paling juga ada zul , kalo tetanggaku dulu ngakunya pernah lihat suster yang mukanya rata "
Me : " koyok hantu muka rata kampus brawijaya tha ndik ? "
Pendik : " yo paling sejenis vig "
Memet : " medeni ndik , mbayangno ae wes merinding opo maneh nek kejadian tenanan "
(serem ndik , ngebayangin aja udah merinding apalagi kalo kejadian beneran)
Semakin lama rasanya semakin merinding mendengar cerita cerita mistis ini , kini penelpon berikutnya datang dari daerah Kepanjen yang berada di Malang selatan " dulu aku pernah malem malem lewat kuburan pepen naek motor sendirian mas , pas lewat suasananya gelap sepi , trus motorku rasanya jadi berat tak pikir bannya bocor mas.... pas aku nengok belakang lha kok ternyata ada kuntilanak mbonceng di motorku mas , waa !!!... aku langsung ngebut ngga berani noleh belakang pokoknya , pas udah nyampe tempat rame kuntilanaknya ilang sendiri trus motorku jadi enteng lagi , alhamdulilah wes slamet aku mas " mendengar cerita barusan membuat kami cukup bergidik juga , sulit untuk membayangkan jika kami mengalami kejadian serupa.
Pendik : " wancik nggoncengno kunti met "
(wancik ngeboncengin kunti met )
Memet : " sujokno kuntine gak melok teko omahe yo ndik "
(untungnya kuntinya gak ikutan sampe rumahnya ya ndik)
Mendengar cerita demi cerita membuat kami jadi semakin berdebar seolah kami juga turut mengalami sendiri kejadiannya , kini kami mulai menyeruput kopi dan menyalakan rokok lagi sambil menunggu cerita selanjutnya , tak lama kemudian seorang penelpon lain masuk dan bersiap menceritakan pengalaman mistisnya " halo mas !!.... aku mau cerita nih , dulu aku pernah iseng malem malem mampir rumah rinjani jalan ijen , aku sama temenku masuk di halaman depan hawanya langsung merinding.... pas aku lagi lihat keadaan gak taunya ada penampakan noni belanda di jendela rumah mas , tapi abis itu langsung ilang gak tau kemana... trus temenku yang lagi jalan di samping rumah lihat noni belanda juga.... pakaiannya kayak di film film eropa trus rambutnya juga pirang mas " keangkeran rumah Rinjani baru aku ketahui belakangan ini melalui cerita Bang Renggo , apalagi dia juga pernah beruji nyali di sana beberapa tahun lalu , bahkan dia bilang ada sesosok noni Belanda yang mengikutinya saat dia pulang.
Pendik : " jare bang renggo nonine melok urip ndek omah kontrakane ya vig ? "
(katanya bang renggo noninya ikutan tinggal di rumah kontrakannya ya vig ?)
Me : " iyo , tapi mboh tenanan po gak "
(iya , tapi entah beneran apa ngga)
Memet : " aku kok gak ngerti panggone rumah rinjani iki jalan ijen sebelah endi tha vig ? "
(aku kok gak tau tempatnya rumah rinjani itu jalan ijen sebelah mana tha vig ?)
Me : " cedeke museum brawijaya met "
(deketnya museum brawijaya met)
Zul : " penasaran aku vig pengen uji nyali di rumah rinjani "
Pendik : " kita sekarang kuliah sibuk tugas melulu zul , ya kapan kapan aja kalo libur "
Me : " lagian sekarang rame zul rumahnya , banyak yang uji nyali di sana "
Sejujurnya kami merasa penasaran ingin membuktikan sendiri keangkeran rumah peninggalan Belanda itu , aku sendiri sempat melintas di depan rumah itu saat tengah malam dan ada begitu banyak orang yang berkumpul di sana.... bisa ditebak kalau mereka tengah ikut ikutan beruji nyali gara gara acara 'Dunia Lain' di tv itu.
Memet : " iki sek enek cerito liyane eneh vig "
(ini masih ada cerita lainnya vig !)
Me : " soko ngendi ki seng telpon ? "
(dari mana nih yang telpon ?)
Memet : " iki wong pujon vig "
(ini orang pujon vig)
Seorang penelpon dari daerah Pujon baru saja memulai ceritanya , lekas saja kami semua menyimaknya " begini ceritanya mas , kalo malem bus puspa indah sering ditumpangi sama hantu perempuan , dia numpang dari daerah kasembon trus turunnya biasanya di sekitar koperasi sae... aku lho mas pernah liat dia duduk sendirian di kursi belakang tapi gak ngira kalau dia itu hantu , lha pas busnya lewat koperasi sae kok aku lihat udah ngga ada perempuan itu , temenan ilang sendiri dia mas... astagfirullah !!.. aku langsung keringetan dingin trus pindah duduk deket sopir , pas tak tanyain sopirnya malah bilang kalo perempuan itu sering numpang bus malem malem... jadi sopirnya itu udah biasa mas , udah gak takut lagi kalo ada hantu perempuan itu numpang busnya " bus Puspa Indah jurusan Malang - Jombang bukanlah hal yang asing bagi diriku dan juga Memet , di masa awal kuliah kami kerap mudik bareng menggunakan bus itu namun tak sekalipun kami mendapati hantu perempuan yang ikut menumpang meskipun hari sudah malam.
Memet : " mbiyen awake dhewe lak kerep liwat kasembon bengi bengi , tapi kok gak tau pethuk demite yo vig ? "
(dulu kita kan sering lewat kasembon malem malem , tapi kok gak pernah ketemu demitnya ya vig ?)
Me : " mboh met , aku yo ra ruh "
(entah met , aku juga gak tau)
Pendik : " paling nek pethuk demite kon malah semaput met "
(paling kalo ketemu demitnya kamu malah pingsan met)
Me : " ha.. ha.. ha.. "
Tanpa terasa 1 jam telah berlalu , kini Bang Anton sang penyiar mulai bersiap menutup acara 'Keramat' ini.... sangat disayangkan acara ini harus berakhir ketika kami mulai terlarut menikmati cerita ceritanya dan merasa belum terpuaskan , durasi yang cuma 1 jam dirasa terlalu singkat untuk acara yang kabarnya telah mengudara sejak tahun 98 ini.
Memet : " bubar ndik keramate "
(abis ndik keramatnya)
Pendik : " sedelut yo met , gak marem "
(sebentar ya met , gak puas)
Me : " kudune rong jam pisan ngasi jam rolas bengi "
(harusnya dua jam sekalian sampe jam dua belas malem)
Zul : " nanggung banget ya vig "
Kami para pendengar setia hanya bisa berharap agar pihak Andalus FM bersedia menambah jam tayang acara 'Keramat' , bagi kami acara ini memiliki daya tarik tersendiri dan sekaligus bisa menambah wawasan mengenai tempat tempat angker di seantero kota Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar