Gelak canda tawa terdengar begitu riuh di sudut ruangan warung kopi depan kampus UMM ini , teman temanku tak kuasa untuk tidak tertawa mendengar bermacam banyolan dari mulut Bang Renggo , padahal baru 2 jam lalu aku mengenalkannya pada mereka dan kini ia sudah berbaur akrab bagaikan seorang kawan lama.... hal ini tidaklah mengherankan karena aku sendiri mengenal Bang Renggo Joyo sebagai seorang yang berwatak supel , mudah bergaul dan memiliki rasa humor yang tinggi , alhasil dia memiliki banyak teman dimana mana.
Niken : " bang , tebakan yang lainnya dong !!.. yang paling susah "
Renggo : " eh apa ya ?!... gw masih mikir nih "
Niken : " katanya masih banyak tebakannya bang ? "
Renggo : " eh ini gw inget , gajah kalo manjat pohon kelihatan apanya coba ?!?... bisa jawab gak lu ?! "
Niken : " ahh gampang tu , ya kelihatan buntutnya lah bang "
Renggo : " ha.. ha.. salah lu , ayo yang lainnya coba tebak ! "
Zul : " kelihatan bokongnya deh bang "
Renggo : " yakin lu zul ? "
Zul : " yakin deh bang , apalagi kalo ngga kelihatan bokongnya.... iya ngga ndik ? "
Pendik : " ujutes bro "
Renggo : " salah semuanya deh.. ha.. ha.. "
Niken : " huh gw nyerah deh bang , kelihatan apanya coba ?! "
Renggo : " jawaban yang bener ya kelihatan bohongnya lah... ha.. ha.. ha.. "
Niken : " arrghhh !!.... sial lu bang , udah capek mikir nih gak taunya boong... huh !! "
Renggo : " ha.. ha... mana ada coba gajah bisa manjat pohon ?!? "
Zul : " ha.. ha... kita aja yang bego mau dikibulin nik "
Renggo : " ha.. ha... ngakunya mahasiswa tapi gw kibulin mau aja... ha.. ha.. "
Di saat mereka masih asik main tebak tebakan aku dan Steve yang duduk di meja terpisah mulai ngobrol soal sosok kuntilanak merah penunggu gedung GKB 1.
Me : " stiv , kita ntar kalo beneran ketemu kuntilanak merah di gkb 1 lu bisa ngatasin kan ? "
Steve : " aku sih asalkan ada bang renggo ngga masalah mas , dia tenaga dalamnya setingkat di atasku.... tapi kita harus benar benar bisa kendaliin pikiran sama kuasain rasa takut kita mas "
Me : " biar kita gak kesurupan ? "
Steve : " makhluk itu kalo sampe masuk bisa bikin repot mas , trus dia bisa nyamar jadi orang juga "
Me : " maksud lu ? "
Steve : " dia bisa jadi siapa saja dari kita mas , makanya kita harus bisa kendaliin pikiran kita "
Me : " gw takut juga sebenernya stiv "
Steve : " pokoknya tenang aja deh mas , masak udah takut duluan padahal ketemu aja belom "
Me : " ya moga aja ntar gak kenapa napa , tapi ntar kita jelajahin sebelah timur kampus dulu deh "
Steve : " lapangan bola ya mas ? "
Me : " gw penasaran sama rusunawa stiv "
Steve : " rusunawa kan baru aja kelar dibangun tuh mas , kayaknya sih ngga ada apa apanya "
Me : " ya ntar kita lihat aja dulu "
Tak terasa waktu telah menunjukkan jam setengah 11 malam , kami semua lekas menghabiskan minuman yang masih tersisa dan kemudian beranjak meninggalkan warung kopi ini , hanya perlu menyeberangi jalan raya dan tibalah kami di pelataran atm dekat gerbang masuk kampus UMM... sesaat kami berdiri mematung sambil memandangi komplek kampus yang begitu luas ini , kami para personel yang tersisa dan juga Bang Renggo Joyo telah siap untuk melakukan rencana besar kami malam ini , sebuah lanjutan dari penjelajahan mistis sebelumnya yang kami rasa masih belum tuntas dan menyisakan tabir misteri yang belum tersingkap sepenuhnya.
Dengan langkah tergesa kami berjalan memasuki komplek kampus yang tampak lengang ini , kuputuskan untuk mengajak teman temanku menuju ke komplek rusunawa yang baru kelar dibangun sebulan lalu , tempat itu akan menjadi sesi pembuka penjelajahan mistis kali ini.
Renggo : " mentereng juga ya kampus lu vig , luas banget ampe capek gw jalan "
Niken : " ahh payah lu bang , gw tiap hari jalan kaki muterin kampus ini ngga capek tuh "
Me : " ini baru setengahnya bang , belum nyampe sebelah timur "
Renggo : " lu tau kereta keretaan yang biasa dinaikin bocah itu ?!... yang bayarnya seribu perak ? "
Niken : " emang napa bang ?!.. lu mau naek itu sambil kelilingin kampus ini ? "
Renggo : " ha.. ha.. mau gw sih gitu... lu bilang dong ma rektor lu buat ngasih kereta keretaan , biar gak capek "
Me : " ha.. ha.. ntar gw omongin sama pak muhadjir deh "
Niken : " ha.. ha.. lucu juga tuh vig kalo ada gituan di kampus ini "
Sekitar 10 menitan kami berjalan santai dari depan kampus dan kini kami telah tiba di sebelah timur gedung GKB 2 yang berupa komplek lapangan bola , namun kami terus berjalan menuju gerbang belakang karena lokasi rusunawa tujuan kami terletak di belakang kampus dan menyatu dengan perkampungan Tegalgondo.
Renggo : " sepi amat vig kampungnya "
Me : " ya emang gini bos dari dulu , beda sama tirto yang rame terus "
Begitu kami melintasi gerbang belakang kampus terlihatlah komplek rusunawa yang dibangun di atas tanah seluas 4000 meter persegi itu.... dahulu area itu tak lebih sekedar lahan persawahan yang begitu sunyi dan gelap gulita , seperti halnya suasana kampung Tegalgondo yang selalu sepi dan terisolasi dari keramaian.
Sejenak kami menghentikan langkah kaki saat tiba di dalam komplek rusunawa yang begitu luas ini , ada 2 blok asrama yang masing masing terdiri dari 2 bangunan berlantai 4 , kami bingung sendiri mau masuk blok yang mana sebelum akhirnya kami mulai berunding singkat.
Me : " gimana stiv ?!.. lu bisa deteksi energi makhluk gaibnya ? "
Steve : " ngga terlalu kerasa sih mas , lemah banget energinya "
Renggo : " emang lemah banget vig , gw juga ngerasain "
Niken : " emang itu makhluk apaan sih bang ? "
Renggo : " gw juga gak bisa nebak apaan , yang jelas bukan kunti ato gendruwo ini "
Zul : " trus kita mau ke blok yang mana nih ? "
Steve : " kita coba blok a aja deh mas , kayaknya yang di sana energinya lebih besar dikit dari blok b "
Renggo : " iya , emang besaran dikit stiv "
Niken : " ya udah ayo masuk deh guys !!.. eh ndik lu keluarin dong senternya ! "
Pendik : " oh iya nik , kelupaan "
Dengan sigap Pendik mengeluarkan 4 buah senter dari dalam ranselnya , sementara Steve dan Bang Renggo mulai berjalan menuju bangunan asrama di blok A dengan telapak tangan yang terus terulur ke arah depan , mereka mencoba mendeteksi posisi dari makhluk gaib yang berada di salah satu bangunan asrama ini.
Renggo : " gw dapet nih , lu coba rasain stiv ! "
Steve : " oh iya bang , kerasa nih "
Bergegas kami memasuki salah satu bangunan asrama yang tentu saja keadaannya sangat gelap gulita karena instalasi listrik belum terpasang , begitu berada di dalam kami lekas mengarahkan sorotan senter ke segala arah , sementara Pendik mulai menyalakan 2 batang hio dan juga mengeluarkan speaker portable barunya yang telah tertancap flashdisk.
Niken : " eh ndik , beli lagi tuh speakernya ? "
Pendik : " iya nik , yang kemaren kan ilang ketinggalan di gazebo taman "
Zul : " trus infrasoundnya kok kamu punya lagi ndik ? "
Pendik : " filenya kan ada di komputerku zul , tinggal copas aja ke flashdisk "
Infrasound telah diputar dan semerbak aroma khas hio mulai menyengat indra penciuman kami , kini kami semua duduk bersila di tengah hall lantai 1 sembari mengamati keadaan sekeliling , sementara tangan kami terus menyoroti berbagai penjuru mulai dari balkon tiap tiap lantai hingga atap kanopi cembung yang berada di atas kepala kami.... entah ada kejutan apa di dalam bangunan yang tak lama lagi akan ditinggali para mahasiswa baru ini , adakah makhluk gaib yang telah duluan tinggal di sini ?!?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar