PENJELAJAHAN MISTIS KAMPUS UMM 3 - part 2


Baru sebentar kami duduk sudah terdengar suara gaduh dari lantai 4 , seperti ada orang yang berlarian dalam jumlah banyak " bluk !... bluk !.. bluk !.." seketika kami mengarahkan sorotan senter dan mencari cari sumber suara tersebut.

Niken : " duh apaan sih tadi ?! "

Zul : " bentar nik aku lagi cariin nih "

Steve : " pokoknya tetep tenang mbak , ngga usah panik "

Tak lama berselang kami kembali dikejutkan dengan suara lainnya " aha.. ha.. haa.. " kali ini kami mendengar riuh suara tawa anak kecil dalam jumlah banyak , namun tetap saja sorotan senter kami tak berhasil menemukan penampakan apapun.

Me : " gimana nih ?!.. brani ngga naik ke lantai 4 situ ? "

Zul : " kita naik ke sana nih vig ? "

Pendik : " ayo vig , aku gak wedi kok "

(ayo vig , aku gak takut kok)

Sambil meredam rasa takut yang mulai menyergap , aku , Zul dan Pendik memutuskan naik ke lantai 4 sambil terus menyoroti apa yang ada di hadapan kami... namun ketika kami masih berada di lantai 3 mendadak " buukk !! " ada sesuatu yang terlempar mengenai punggungnya Zul.

Zul : " apaan itu tadi ?!.. aku kaget vig "

Me : " sorotin lantainya zul , cari terus ! "

Spontan kami mengarahkan sorotan senter mencari cari sesuatu yang jatuh di lantai itu , hingga akhirnya kami menemukan sebuah bola tenis yang menggelinding tak jauh dari posisi kami berada.

Zul : " loh kok ada bola tenis vig ?! "

Me : " gw juga ngga ngerti zul "

Pendik : " tak jupuke sek yo "

(aku ambil dulu ya)

Dengan rasa was was Pendik memungut bola tenis berwarna hijau itu dan kemudian menunjukkannya padaku dan juga Zul , namun tak lama kemudian kami dikejutkan dengan suara tawa cekikikan beberapa bocah yang terdengar dari pojokan balkon lantai 3 ini " hii... hii.. hii.. "

Pendik : " waduh ?!... onok opo iki vig ?! "

(waduh ?!... ada apa ini vig ?!)

Me : " ayo cepet senterin ! "

Tanpa ragu lagi kami mengarahkan sorotan senter ke pojokan balkon yang gelap gulita , seketika kami dikejutkan dengan apa yang kami lihat beberapa meter di hadapan kami itu.

Di tengah sorotan senter kami mendapati 3 sosok anak kecil seumuran anak TK , mereka tidak berbaju dan hanya mengenakan kain jarik yang dijadikan popok sementara kepala mereka gundul semua.

Pendik : " wancik rekk ?!... iku tuyul a vig ?! "

(wancik rekk ?!... itu tuyul tha vig ?!)

Me : " ketoke guduk ndik , bentuke koyok uwong "

(kayaknya bukan ndik , bentuknya kayak orang)

Zul : " ayo coba kita samperin , brani ngga ?! "

Me : " oke , pelan pelan aja zul "

Perlahan kami mulai mencoba mendekati 3 bocah itu sambil tetap menyorotinya dengan senter , anehnya mereka tidak lari ataupun menghilang , bahkan mereka masih tertawa cekikikan dengan riang.

Me : " pokoke tenang ndik , awake dhewe ojok wedi "

(pokoknya tenang ndik , kita jangan takut)

Pendik : " aku gak wedi vig , lha tak sawang yo gak medeni "

(aku gak takut vig , lha aku lihat ngga nyeremin)

Dengan hanya berjarak sekitar 3 meteran dari bocah bocah itu kami dapat mengamati seperti apa wujud rupa mereka dengan lebih jelas lagi , mereka tampak sama persis seperti anak manusia pada umumnya dan sama sekali tak terlihat menakutkan , justru mereka malah terlihat lucu , polos dan menggemaskan.

Me : " wani takon gak ndik ?! "

(berani tanya gak ndik ?!)

Pendik : " jajal tak takoni ya ? "

(coba aku tanyain ya ?)

Me : " ati ati ndik "

Tanpa rasa takut si Pendik mulai mendekat dan kemudian melontarkan pertanyaan kepada bocah bocah yang sedari tadi terus tertawa cekikikan itu.

Pendik : " lapo kon ndek kene le ?! "

(ngapain kamu di sini le ?!)

Bocah A : " aku ambek dulur dulurku podo dolenan ndek kene mas "

(aku sama saudaraku pada main di sini mas)

Pendik : " kabeh iki dulurmu a ?! "

(semua ini saudaramu tha ?!)

Bocah A : " iyo mas , iseh akeh dulurku seng liyane "

(iya mas , masih banyak saudaraku yang lainnya)

Pendik : " kon manggon ndek kene wes suwe a le ?! "

(kamu tinggal di sini udah lama tha le ?!)

Bocah A : " omahku gak ndek kene mas tapi ndek lapangan kono , cedake kali "

(rumahku gak di sini mas tapi di lapangan sana , dekatnya sungai)

Pendik : " lha trus lapo kok dolenan turut kene ?! "

(lha trus ngapain kok main sampai sini ?!)

Bocah A : " aku waleh mas dolenan ndek lapangan terus "

(aku bosen mas main di lapangan terus)

Bocah B : " iyo mas , ndek kene penak mas "

(iya mas , di sini enak mas)

Pendik : " lha iki guduk panggonanmu lho , sedelut maneh dipanggoni menungso kene ini "

(lha ini bukan tempatmu lho , sebentar lagi ditempatin manusia tempat ini)

Bocah B : " iyo iyo mas , ngko nek wes onok menungso manggon ndek kene awake dhewe gak dolenan ndek kene maneh kok "

(iya iya mas , nanti kalo udah ada manusia tinggal di sini kita gak main sini lagi kok)

Bocah A : " iyo mas , aku bakalan ngaleh "

(iya mas , aku bakalan pergi)

Pendik : " gak mbujuki kon ?!.. ngko malah podo njaraki menungso seng manggon kene ?! "

(gak bohong kamu ?!.. ntar malah pada jailin manusia yang tinggal sini ?!)

Bocah A : " gak mas , aku gak mbujuki kok "

(gak mas , aku gak bohong kok)

Pendik : " ngasi mbujuki tak kethak gundulmu lho le ! "

(sampe bohong aku pukul gundulmu lho le !)

Bocah A : " ojok mas ! "

(jangan mas !)

Bocah B : " ojok dikethaki tho mas "

(jangan dipukulin ya mas)

Bocah C : " emoh mas , emoh dikethaki... ngko loro endasku "

(ngga mau mas , ngga mau dipukulin... nanti sakit kepalaku)

Bocah A : " ojok mas.. huuu.. huu... "

Bocah B : " huuu... huuuu... "

Bocah C : " huuu... huuu... "

Kami terheran sendiri melihat perilaku mereka yang benar benar aneh , hanya digertak sedikit saja mereka malah menangis sesenggukan... padahal si Pendik hanya bercanda saja tanpa ada maksud menyakiti.

Pendik : " waduh yok opo ki vig ?! "

(waduh gimana nih vig ?!)

Me : " ben nangis jarno ae ndik , ancen gembeng kabeh iki "

(biarin nangis cuekin aja ndik , emang cengeng semuanya ini)

Zul : " ha.. ha... baru kali ini aku ketemu yang beginian "

Kawanan bocah gaib itu terus menangis dan membuat kami terheran heran , namun tiba tiba saja " slaap !!!... slaapp !!!... slaapp !!!... " kilatan flashlight kamera berpendar beberapa kali dan mengagetkan kami semua , ternyata Niken telah berada di belakang kami sementara bocah bocah gaib itu telah menghilang entah kemana.

Me : " ahhh elu nik !!.... dateng diem diem langsung moto "

Zul : " iya nih , gara gara kamu nih jadi ilang tu bocah nik ! "

Pendik : " ilang wes "

Niken : " gw denger suara bocah nangis sih makanya gw langsung naik , eh malah liat kalian pada nyenterin tu bocah bocah gundul.... emang makhluk apaan sih itu tadi ?!.. kok sekarang malah pada ilang ya ? "

Me : " udah kita turun dulu deh , ntar ngomong di bawah aja "

Kami merasa agak dongkol dengan ulah Niken barusan , padahal kami masih belum puas berinteraksi dengan bocah bocah gaib tadi.... namun salah satu dari mereka tadi ngomong kalo rumahnya ada di lapangan bola dekat sungai Brantas , kurasa akan sangat menarik jika lokasi tersebut menjadi tujuan berikutnya..... siapa tahu kami akan menemukan perkampungan jin di sana.

Kini kami kembali berkumpul di hall lantai 1 dan membahas kejadian barusan , sementara Niken memamerkan hasil jepretan photonya yang terlihat cukup buruk.

Renggo : " waduh ngga jelas nih bentuknya "

Zul : " aneh ya , kok cuma gini nik ? "

Niken : " yang namanya moto demit ya untung untungan hasilnya zul "

Steve : " mereka udah pada pergi kok , energinya udah ngga kerasa lagi "

Renggo : " paling juga anak jin tu bocah , di asrama brawijaya juga banyak yang begituan "

Waktu sudah menunjukkan jam 11 lewat seperempat , lekas kuajak teman temanku ini menuju ke lokasi selanjutnya.... tak sampai 5 menitan kami berenam telah tiba di lapangan bola kampus UMM yang begitu luas namun sangat gelap gulita , satu satunya penerangan di tempat ini hanyalah dari lampu lampu neon yang ada di tribun.

Niken : " bang cepetan dideteksi energinya ! "

Renggo : " iya deh , ayo stiv kita jalan ! "

Kini kami berenam mulai melangkahkan kaki di atas rerumputan lapangan bola ini , hingga akhirnya Bang Renggo dan Steve berjalan menuju ke arah pepohonan lebat sebelah selatan yang tak jauh dari tribun , lekas saja kami mengikuti mereka.

Steve : " ini energinya banyak tapi ada di bawah mas "

Me : " bawah gimana maksud lu ? "

Steve : " ada di bawah tanah "

Me : " trus kita mesti gimana stiv ?!.. bisa muncul ngga tuh makhluknya ? "

Steve : " ngga tau nih mas , gimana bang ? "

Renggo : " gampang , pasti ada jalur keluar masuknya nih... pasti ada lobangnya sekitaran sini "

Niken : " emang demitnya lewat lobang ya bang ? "

Renggo : " sama aja kayak demit yang ada di pantai balekambang , tinggalnya di bawah tanah , kalo keluar masuk juga lewat lobang "

Tanpa buang waktu Bang Renggo mulai mencari cari lobang yang dimaksud sambil terus mengarahkan senter ke rerumputan dan juga semak semak , ia tampak mondar mandir di antara pepohonan lebat yang letaknya berdekatan dengan sungai Brantas yang mengalir di sebelah lapangan ini.

Renggo : " woy !!.. ayo sini udah ketemu nih !! "

Steve : " iya bang "

Lekas saja kami menghampiri Bang Renggo yang sedang berjongkok di bawah pepohonan rimbun , di hadapannya tampak sebuah lubang sempit seukuran saluran air yang ditumbuhi semak belukar.

Niken : " ini lobangnya bang ?! "

Renggo : " gw yakin ini satu satunya lobang buat keluar masuk "

Zul : " trus kita harus masuk lobang ini bang ? "

Renggo : " masuk ?!?.. lu pikir ni lobang cukup buat kita masuk zul ?!.. ha.. ha.. "

Steve : " kita pancing penghuni di dalamnya biar keluar mas "

Niken : " ya udah deh kita duduk aja di sini , eh ndik keluarin infrasoundnya dong ! "

Pendik : " oyi nik "

Dengan sigap Pendik memutar infrasoundnya dan sekaligus menyalakan 4 batang hio , namun ia tidak menancapkannya di tanah tetapi malah memasukkan hio itu ke dalam lobang hingga mengepulkan asap.

Pendik : " cek podo plepeken kabeh demite vig "

(biar pada megap megap semua demitnya vig)

Me : " ha.. ha.. "

Renggo : " beres nih , kita tungguin aja sekarang "

Kini kami berenam mulai duduk bersila mengelilingi lobang ini , namun kami tidak bisa tenang karena gigitan nyamuk benar benar mengganggu konsentrasi kami.

Renggo : " gile nih , banyak amat nyamuknya "

Niken : " duh tau gini pake lotion anti nyamuk tadi "

Zul : " ha.. ha.. donor darah nih kita "

Steve : " tahan bentar dulu deh mas "

Detik demi detik terus berlalu sementara kami terus mengarahkan sorotan senter ke lobang yang berasap ini , sebelum akhirnya kami terperanjat oleh suara tawa anak anak kecil yang terdengar samar dari dalam lobang , bahkan 4 batang hio yang tadi dimasukkan Pendik tiba tiba saja terlempar keluar dari lobang ini... kami benar benar merasa terkejut dan tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Niken : " buset ndik , ada apaan ni ?! "

Pendik : " lihat aja ntar nik "

Renggo : " gw tau ini sarangnya anak anak jin yang tadi ada di rusunawa "

Steve : " iya bang , di dalem pasti ada lebih banyak lagi.... energinya makin kuat "

Me : " kalo bocah kayak tadi gw gak takut deh "

Niken : " gw mau siap siap moto lagi deh kalo gitu "

Zul : " jangan buru buru nik , ntar bocahnya langsung ilang kayak tadi "

Mendadak Steve dan Bang Renggo menempelkan kedua telapak tangannya di atas tanah dekat lobang , sementara kedua matanya saling bertatapan satu sama lain... sepertinya mereka mendeteksi energi yang lebih besar lagi dari dalam lobang ini.

Renggo : " stiv , makin deket nih kayaknya "

Steve : " iiya bang , kayaknya mau keluar semua "

Renggo : " eh ayo cepetan pada lari dari sini !! "

Niken : " lah napa mesti lari bang ?!.. kan cuma anak anak jin doang ?!... lagian gw mau moto nih "

Renggo : " ini jumlahnya ada banyak banget , udah cepetan lari ke tribun sono !! "

Niken : " oh ya udah bang , ayo guys cepetan !! "

Dengan tergesa kami semua berlari menuju tribun dan kemudian berdiri berjejeran di bagian atas , sementara mata kami terus mengawasi lobang tadi walaupun terlihat cukup gelap dari sini , apalagi Bang Renggo menyuruh kami mematikan senter agar tak menarik perhatian.

Niken : " mana bang ?!.... ngga ada gitu lho anak jinnya ?! "

Renggo : " udah tungguin bentar lagi juga nongol "

Benar saja apa kata Bang Renggo , tak sampai 5 menit kemudian kami melihat sendiri sosok sosok anak jin merangkak keluar dari lobang tadi , bahkan saking banyaknya kami tak bisa menghitung berapa jumlah mereka semuanya.

Niken : " buset bang ?!?... banyak amat tu anak jinnya ?! "

Renggo : " ha.. ha.. udah kayak anak sekolahan lagi wisata tuh "

Zul : " kalo naek bis gede langsung penuh tuh bang "

Pendik : " mereka kalo kemari nyamperin kita gimana bang ?! "

Zul : " iya tuh , bisa mampus kita dikeroyok "

Renggo : " udah lu pada tenang aja mereka gak bakal nyamperin kita , makanya gw nyuruh matiin senter "

Perlahan satu persatu dari mereka mulai berlarian menuju ke lapangan bola , mereka terlihat begitu riang bermain satu sama lain , bahkan beberapa dari mereka tampak asik bergelayutan di tiang gawang sebelah timur.

Niken : " buset , udah kayak anak orang aja tuh polahnya "

Renggo : " yang namanya anak kecil sama aja nik , pada demen main melulu "

Steve : " kehidupan jin sama aja sih kayak manusia , ya cuma beda alam aja "

Niken : " eh gw mau turun nih , pengen moto dari deket "

Zul : " jangan nik !!... mereka bakalan kabur ntar "

Renggo : " udah ngga usah dipoto nik , biarin aja mereka main sepuasnya "

Cukup lama kami memandangi mereka bermain main di lapangan bola , sebelum akhirnya satu persatu dari mereka mulai beterbangan menuju komplek rusunawa tadi.

Renggo : " nah lo , pada bosen tuh mereka main di lapangan "

Niken : " buset dah , mereka pindah mainnya ke rusunawa "

Zul : " moga aja ntar mereka ngga main situ lagi kalo rusunawa udah ditinggalin "

Pendik : " iya zul , kasian mahasiswa yang tinggal situ ntar bisa dijailin sama mereka "

Renggo : " mereka ngga jahat sih sebenernya , cuma suka usil doang.... suka ngumpetin barang biasanya "

Zul : " wah kalo ngumpetin hape atau dompet gitu kan gawat juga bang ? "

Renggo : " ya itu sih resiko mahasiswa yang nempatin rusunawa zul , moga aja ntar gak ada kejadian begituan "

Tak terasa sudah nyaris jam 12 malam , kini kami berenam mulai duduk santai di tribun bagian atas sementara Zul mulai mengeluarkan logistik perbekalan dari ranselnya.... tak banyak yang dibawanya , hanya ada sebotol Pepsi blue ukuran besar dan juga 3 bungkus roti sisir.... lekas saja kami menyantapnya sambil ngobrolin hal hal gaib.

Renggo : " kalian tau yang namanya alam astral ? "

Niken : " ya tempatnya makhluk astral lah bang "

Renggo : " bener , tapi lu tau gimana caranya masuk alam astral ? "

Niken : " engga bang "

Steve : " kita mesti astral projection bang "

Renggo : " bener tuh stiv , kok lu bisa tau ?!... lu bisa juga ya ?! "

Steve : " belum ada setahun belajar bang , ya kadang bisa kadang ngga "

Pendik : " itu rogo sukmo kalo istilahnya orang jawa "

Me : " gw juga tau bang tapi susah ngeluarin sukma kita , gw pernah nyoba pake brainwave tapi gak bisa bisa "

Renggo : " lu tau gw bisa keluarin sukma gw cuma dalam waktu gak sampe 10 menit "

Me : " ahh yang bener bang ? "

Renggo : " loh beneran vig , gw buktiin sekarang ya ?! "

Entah habis dibisikin setan mana mendadak Bang Renggo pengen memamerkan kemampuannya melakukan astral projection , namun aku sendiri tidak heran dengannya karena bukan sekali ini saja ia pamer kemampuan supranaturalnya , terlebih kepada orang yang baru dikenalnya seperti teman temanku ini.... kurasa ia hanya ingin kesaktiannya diakui oleh banyak orang.

Bang Renggo sempat bingung sendiri mau mendemontrasikan kemampuan astral projectionnya dengan cara apa , kebetulan saja ada 2 buah bola merk Nike yang tergeletak di tribun bagian atas ini , segera saja kupungut dan kutaruh berjejeran di dekat tempat kami duduk.

Me : " nih bang , lu tendang bolanya tapi secara astral , bisa ngga ?! "

Renggo : " oke vig , kecil ini kalo cuma nendang bola.... pada liat ya semuanya ! "

Zul : " wah beneran nih bisa bang ?! "

Niken : " eh gw rekam video sekalian ya bang ?! "

Renggo : " boleh tuh nik , sekalian ntar upload ke youtube , biar semua orang pada tau "

Niken : " ha... ha... beres bang "

Tanpa buang waktu lagi Bang Renggo segera bersiap melakukan prosesi astral projection , ia duduk bersila seperti orang semedi dengan kedua mata yang terpejam lalu ia melakukan olah nafas secara singkat.

Niken : " gw deg degan nih vig , emang beneran bisa ya ? "

Me : " lu liat aja ntar "

Detik demi detik terus berlalu sementara kami semua terdiam menatap 2 buah bola yang ada di dekat kami , hingga tiba tiba " bukkkk !!!!..... buuukkk !!!!.... " secara mengejutkan kedua bola itu terbang melambung ke arah lapangan dengan cepat , seketika kami terperanjat dan takjub luar biasa melihat aksi Bang Renggo barusan.... ia benar benar mengeluarkan sukmanya yang tak kasat mata dan menendangi bola bola itu secara astral.

Niken : " buusett vig ?!... hebat bener nih ?!.. gak percaya gw... "

Zul : " wah gokil banget nih !! "

Pendik : " kok iso yo vig ?!.. padahal ngetokno sukmo ae angele setengah mati "

(kok bisa ya vig ?!.. padahal ngeluarin sukma aja susahnya setengah mati)

Me : " ojok nggumon kon ambek renggo joyo "

(jangan heran kamu sama renggo joyo)

Tak lama kemudian Bang Renggo mulai membuka kedua matanya dan kemudian tertawa lepas penuh kepuasan , ia merasa puas bisa membuat kami semua takjub setengah mati.

Renggo : " gimana ?!.. gak sampe 10 menit kan ?!... ha.. ha.. ha.. "

Steve : " iya bang , aku aja butuh sejam lebih keluarin sukma "

Niken : " wah hebat bang !!... jadi pengen nih bisa begituan "

Zul : " ajarin kita kita juga dong bang ! "

Renggo : " ha.. ha.. gampang itu , ntar bisa diatur "

Tak dapat dipungkiri bahwa kami semua juga ingin bisa menguasai kemampuan astral projection , akan ada banyak hal menakjubkan yang bisa dilakukan dengan kemampuan supranatural yang satu ini.... Bang Renggo menjanjikan akan mengajari kami semua sampai benar benar mahir melakukannya dan kuharap ia ngga cuma omong doang , soalnya Renggo Joyo juga dikenal sebagai orang yang suka mengobral janji tanpa ada realisasi , mirip caleg caleg yang ikutan kampanye itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar