HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Merdeka Ataoe Mati

 Pada akhir Agustus 1945 orang orang saling berkumpul dan menyimak siaran radio dengan serius , semuanya terdiam saat mendengar rekaman suara Bung Karno yang membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 " proklamasi kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia... hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya... " setelah rakyat mendengarnya terciptalah euforia besar di segala penjuru kota , pada hari itu semua orang tumpah ruah di jalanan sambil lantang berteriak " merdekaa !!... merdekaa !!... merdekaa !!... " tak ketinggalan lagu 'Indonesia Raya' turut dinyanyikan dengan penuh semangat oleh rakyat yang sedang bergembira " indonesia raya merdeka merdeka tanahku negeriku yang kucinta... indonesia raya merdeka merdeka hiduplah Indonesia raya "





Bendera merah putih berkibar dimana mana , pesta meriah juga terus digelar selama berhari hari , semua orang bisa makan enak dan berjoget ramai ramai diiringi grup orkes yang memainkan lagu lagu riang , sementara para kempetai dan tentara Jepang hanya bisa tertunduk lesu di markas sambil memikirkan nasib negaranya yang telah hancur dibom Amerika.

Sesuai kesepakatan Internasional Jepang harus menyerahkan semua persenjataan kepada pasukan sekutu yang akan datang tak lama lagi , situasi ini menimbulkan kekhawatiran kalau nantinya pasukan sekutu akan berusaha mengembalikan Indonesia menjadi jajahan Belanda lagi , tentu saja hal ini tak bisa dibiarkan sehingga orang orang memilih untuk menyerbu markas Jepang beramai ramai , nantinya persenjataan yang berhasil direbut akan digunakan untuk berperang melawan pasukan sekutu atau Belanda.



Darmanto yang tergabung dalam BKR turut serta menyerbu markas Jepang yang ada di Jombang dan sekitarnya , saat diserbu sebagian besar tentara Jepang tidak lagi punya semangat tempur sehingga mereka langsung menyerah begitu saja , namun para komandan memiliki harga diri yang tinggi dan tak mau menyerah kepada para anggota BKR yang dikawal oleh polisi istimewa , mereka lebih memilih melakukan seppuku dengan cara menusukkan pedang samurai ke perut sambil meneriakkan " tenno heika !!... banzaaii !!... "



Banyak persenjataan dan amunisi yang berhasil direbut dari markas Jepang , semuanya dibagikan kepada para santri , polisi istimewa atau siapapun yang ingin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan , lagipula melalui siaran radio Bung Karno telah menyerukan 'masa bersiap' kepada para pemuda di seluruh Indonesia sehingga hari hari berikutnya diisi dengan persiapan perang yang berlangsung tanpa henti , orang orang yang tadinya cuma tukang soto , tukang becak , kuli , buruh , petani atau pengangguran semuanya diajari kemampuan militer hingga bisa menembakkan senapan atau melemparkan granat , walaupun masih payah namun semuanya selalu bersemangat saat latihan berlangsung , sementara slogan 'Merdeka Ataoe Mati' dicat besar besar di berbagai tembok bangunan agar orang orang yang membacanya jadi semakin bersemangat untuk berperang.



Semua orang merasa berapi api ingin segera ikut berperang , apalagi saat pertengahan September 1945 terdengar kabar kalau bendera Belanda tiba tiba berkibar di hotel Oranje Surabaya , kejadian ini membuat rakyat murka karena kemerdekaan bangsa Indonesia seperti tak diakui oleh Belanda , sudah jelas kalau sampai Belanda berani menginjak injak kedaulatan bangsa ini maka pilihannya hanyalah berperang.


Sebelum berperang Darmanto menyempatkan diri pulang ke Madiun untuk menemui keluarga dan juga anak keduanya yang baru lahir , setelah itu ia pergi ke Mojokerto untuk bertemu rekan rekannya sesama eks PETA yang telah tergabung dalam BKR , di sana juga ada banyak tentara Jepang yang diinstruksikan oleh komandannya untuk ikut berperang membantu Indonesia mempertahankan kemerdekaan , hal ini dilakukan karena mereka ingin menebus kehormatan sebagai orang Jepang yang menjunjung tinggi jiwa bushido , karena Jepang sudah kalah perang dan tak sudi menyerahkan diri kepada sekutu maka lebih baik tentara Jepang dikerahkan untuk membantu orang orang Indonesia berjuang melawan pasukan sekutu , apalagi Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia sehingga mereka juga merasa tak rela kalau Indonesia akan kembali dijajah oleh bangsa barat.


Pada pertengahan Oktober 1945 kota Surabaya sudah diambang peperangan besar , melalui siaran radio Bung Tomo terus menyerukan agar para pemuda dari segala penjuru tanah air datang ke Surabaya dan ikut berjuang bersama mempertahankan kemerdekaan , ini adalah suatu panggilan jiwa yang membuat siapapun tergerak untuk angkat senjata membela tanah air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar