LIVING IN BATU CITY - Ambyare Segoro Kidul 2

 

Saat berada di Banyuwangi aku diberi tahu Ardian kalau orang orang warga desa pesisiran mulai rutin menggelar acara istighosah tiap kamis malam , katanya acara itu bertujuan untuk meminta keselamatan dan perlindungan jika memang sudah tiba waktunya terjadi tsunami di laut selatan Jawa , bahkan kiai kiai sudah menganjurkan agar warga desa segera mempersiapkan segala hal mumpung masih ada waktu , sementara pelatihan mitigasi bencana mulai diterapkan secara berkala dimana warga desa benar benar dilatih untuk bertindak secepat mungkin agar bisa segera mengungsi ke lokasi lokasi aman yang telah disediakan.

Mengenai dampak tsunami di laut selatan Jawa kurasa Banyuwangi akan terdampak cukup parah juga , gelombang tsunami besar sudah pasti akan menyapu dermaga Muncar dan desa desa sekitarnya hingga pada akhirnya sampai ke kota , itu karena ketinggian MDPL wilayah Banyuwangi tidak terlalu tinggi dari permukaan laut sehingga gelombang tsunami besar bisa dengan gampang menyapu daratan sampai jauh , hal yang sama juga akan terjadi di wilayah Pacitan , Trenggalek , Tulungagung , Blitar , Malang Selatan , Lumajang dan Jember , bukan tak mungkin kalau kota kota itu benar benar akan tenggelam seiring terjangan gelombang tsunami besar yang bisa berkali kali menyapu daratan hingga radius berkilo kilo meter yang diakibatkan oleh keruntuhan lempengan Austronesia secara keseluruhan , runtuhnya lempengan ini akan diawali oleh gempa megathrust yang titiknya ada di lautan Pangandaraan dan kemudian memicu titik demi titik patahan di sepanjang pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara , itu berarti akan terjadi gempa berkali kali dengan magnitude awal 9 SR yang semakin lama semakin membesar hingga mencapai 13 SR dan diikuti dengan gelombang tsunami besar selama berkali kali pula , pada saat momentum ini terjadi orang orang harus segera menerapkan apa yang sudah dipelajari selama pelatihan mitigasi bencana , jika sampai telat kehabisan waktu maka sudah tak ada harapan untuk selamat.

Bayangkan saat siang hari kota yang sedang penuh kesibukan baru saja diguncang gempa besar hingga merobohkan banyak bangunan , sementara orang orang yang masih syok dan kepanikan harus segera bergegas menyelamatkan diri ke tempat tempat yang dirasa aman , pada saat yang bersamaan di tepi laut sudah terdengar raungan sirene peringatan tsunami yang menandakan kalau gelombang ombak tsunami akan segera mencapai daratan dalam waktu sekian menit " ngiiiiiiing !!.... ngiiiiiing !!... " di tengah situasi yang kalut orang orang makin kepanikan dan berusaha menyelamatkan diri sebisanya , jalanan semrawut penuh lalu lalang kendaraan dari berbagai arah yang menimbulkan kemacetan panjang " tiiiin !!... tiiin !!.. weer !!.. weer !!.. nguiing !!.. nguuing !!.. " suara bising klakson , deru kendaraan dan sirene polisi terdengar dimana mana hingga membuat situasi terasa semakin kalut , para polisi dan tentara tak akan bisa berbuat banyak untuk mengamankan situasi yang semakin tak terkendali karena orang orang sudah benar benar dicekam kepanikan.

Waktu semakin habis saat gulungan ombak tsunami mulai mencapai pantai dan terus menyapu apa saja yang ada di daratan " bluuaar !!... bluuuaarr !!... suara gemuruhnya terdengar menggetarkan hati seiring derasnya gelombang ombak menghantam pepohonan dan bangunan bangunan yang dilewati , sementara orang orang yang masih terjebak kemacetan di jalan sama sekali tidak menyadari kalau gelombang tsunami akan segera menyapu kota , hanya orang orang yang bertahan di bangunan tinggi saja yang bisa melihat derasnya gulungan ombak tsunami yang lama kelamaan kian mencapai kota " tsunamii !!... tsunamii !!... lari !!.. lari !!... tsunami !!!.. " teriakan teriakan lantang terdengar dari orang orang yang berada di bangunan tinggi tapi orang orang yang terjebak macet di jalanan tidak bisa mendengarnya karena suara klakson dan deru kendaraan benar benar bising , hingga saat gulungan ombak itu sudah semakin dekat barulah orang orang menyadari kalau sudah terlambat untuk menyelamatkan diri " ya allah ?!... tsunami ya allah ?!.. " dengan mata terpana orang orang melihat gulungan ombak mulai menyapu apa saja yang ada di jalanan " bluuuarr !!... bluuuaarr !!... " mobil mobil yang masih terjebak kemacetan akhirnya hanyut terseret gulungan ombak hingga tersangkut di atap bangunan , begitu juga orang orang yang masih berlarian di jalanan semuanya ikut hanyut terseret gulungan ombak yang nyaris setinggi ruko lantai 2 " bluaar !!.. bluuaar !!.. " suara hantaman ombak terdengar begitu menggelegar menyapu jalanan demi jalanan kota yang membuat orang orang kocar kacir mencari selamat " toooloong !!.... tooloong !!... " teriakan minta tolong terus terdengar saat orang orang hanyut terseret derasnya gelombang tsunami , lama kelamaan tak terdengar lagi teriakan teriakan minta tolong karena semua orang sudah mati , mayat mayat mengapung dimana mana dan bercampur dengan motor , mobil , pohon , gerobak hingga papan reklame , yang masih selamat hanyalah orang orang yang bertahan di bangunan tinggi saja , dengan mata nanar mereka melihat semua kengerian itu sambil menangis dan menyebut nyebut nama Allah tanpa henti " ya allah !.. ya allah !.. astagfirullah !... " batas hidup dan mati terasa begitu tipis hingga menggetarkan hati orang orang yang cukup beruntung masih diberi keselamatan oleh Allah.

Beberapa hari kemudian genangan air laut sudah surut menyisakan mayat mayat , rongsokan kendaraan dan puing puing bangunan yang berserakan dimana mana , para anggota polisi , tentara dan timsar mulai memeriksa seisi kota untuk mencari cari orang yang masih selamat , sementara helikopter banyak yang beterbangan di atas langit sambil mengamati betapa rusaknya seisi kota setelah diterjang tsunami , yang mencekam ketika malam tiba situasi kota terlihat sepi seperti halnya kota mati karena tak ada listrik atau penerangan apapun yang membuat seisi kota tampak gelap gulita , di tengah situasi seperti ini gerombolan gerombolan orang penjarah mulai berdatangan ke kota menumpangi truk atau pikep , sasaran mereka adalah minimarket dan toko toko yang tampak masih utuh , dengan beramai ramai mereka berusaha menjarah minimarket dan mengambil barang apa saja yang masih bisa dimakan , entah itu makanan dan minuman kaleng , mie instan , kopi , beras , nugget , sosis , minyak goreng hingga pembalut dan obat obatan , selain minimarket mereka juga turut menjarah pertokoan untuk mengambil barang apa saja yang bisa dibawa , ada yang mengambil tv , laptop , hape , kulkas , tape compo dan lain sebagainya , bahkan bilik bilik ATM juga tak ketinggalan dijarah karena mereka pikir uang kertas di dalam mesin ATM tidak kebasahan kena tsunami , gerombolan gerombolan macam ini semakin banyak yang berdatangan setiap malam karena polisi dan tentara tidak ada yang berjaga jaga.

Tak jauh dari kota tenda tenda darurat mulai didirikan , orang orang yang selamat ditampung di sana dengan perawatan ala kadarnya , selain kekurangan obat obatan ketersediaan tenaga medis juga tak sebanding dengan jumlah orang orang yang dirawat , banyak yang akhirnya malah mati dan dikubur secara massal bersama mayat mayat yang baru saja dievakuasi dari kota , sementara orang orang yang masih hidup terpaksa harus terbiasa menahan lapar karena pasokan makanan sering terlambat datang , belum lagi kesedihan terus menerus dirasakan karena harta benda dan sanak keluarga sudah hilang semuanya , tak ada yang bisa dilakukan selain berusaha ikhlas menerima semua kepedihan ini sebagai suatu suratan takdir.

Vigo 
Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar