Manusia berbuat keburukan bukan karena bisikan setan tetapi memang atas dasar free will atau kehendaknya sendiri , sementara kehendak berbuat keburukan itu adalah akibat dari terpacunya nafsu nafsu indrawi yang pada akhirnya mengotori chakra chakra bawah yaitu chakra Muladara , Swadistama dan Manipura , ketika chakra chakra itu sudah terlalu kotor maka manusia akan melakukan berbagai keburukan yang lama kelamaan akan menjadi kebiasaan , segala perbuatan buruk itu akan terhitung sebagai karma atau dosa karena pasti akan berdampak buruk pada manusia manusia lainnya , mulai dari korupsi , pembunuhan , perkosaan , pencabulan , perampokan , penjarahan , penipuan dan semua perbuatan buruk lain yang berskala kecil hingga besar , itu berarti manusia yang diperbudak nafsu nafsunya sama saja menjadi setan.
Tak perlu menyalahkan setan setan dari alam gaib yang tak tahu apa apa karena setan sesungguhnya adalah manusia itu sendiri , harusnya di saat bulan puasa manusia manusia semacam itu mengurung hawa nafsunya sendiri agar tidak terus terusan menjadi setan yang berbuat keburukan , perlu juga diluruskan bahwa setan setan yang semestinya dikurung saat bulan Ramadhan adalah manusia manusia yang menjadi budak nafsunya sendiri , bukan setan setan macam kuntilanak , pocong , tuyul atau gendruwo yang semua punya urusan di alamnya sendiri , karena itulah manusia harus bersadar diri untuk berpuasa agar nafsu nafsu dalam dirinya melemah , mulai dari nafsu Lawamah , Supiah dan Muamarah semuanya harus dilemahkan agar manusia tidak terus terusan diperbudak dan akhirnya menjadi setan , tapi sepertinya percuma saja karena manusia yang terbiasa berbuat keburukan tak pernah menyadari bahwa dirinya penuh dengan dosa , kalau sudah demikian maka sia sia saja punya agama atau malah agamanya justru digunakan buat pembenaran segala perbuatan buruknya , itulah yang terjadi selama ini dimana orang orang yang mengaku beragama ternyata malah penuh dengan dosa.
Kesucian Ramadhan akan tetap terjaga esensinya oleh mereka yang senantiasa mengendalikan hawa nafsunya , dengan cara begitu maka chakra chakra bawah akan tetap bersih sehingga nur pancer diri sejati dapat memancarkan sinarnya yang kemudian diteruskan oleh nafsu Mutmainah yang bersemayam di chakra Anahata , hasilnya terciptalah perbuatan perbuatan mulia dimana manusia berbuat selayaknya manusia yang memanusiakan manusia lainnya , entah itu sodaqoh , menyantuni yatim piatu , menolong orang susah , mengobati orang sakit , menghibur orang sedih dan bermacam perbuatan mulia lain yang semuanya akan terhitung sebagai dharma atau pahala , begitulah selayaknya manusia berbuat agar tidak sia sia waktu hidup yang singkat di dunia ini , mari kita jadikan Ramadhan kali ini sebagai kesempatan emas untuk memancarkan sinaran nur diri kita hingga mencapai Ramadhan Ramadhan yang berikutnya.
Marhaban Ya Ramadhan
Vigo
Mei 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar