Menyeruput kopi di saat hujan memang terasa penuh kenikmatan , apalagi jika disambi rokokan dan mendengarkan alunan musik jazz yang terasa begitu membuai , sungguh betapa nikmatnya hidup ini.
Kenikmatan yang sedang kurasakan berbanding jauh dengan apa yang terjadi di Jakarta sana , dari berita aku terus menyimak situasi di ibukota yang sedang dilanda banjir parah itu , memang Jakarta kebanjiran bukanlah hal yang baru tetapi pada awal tahun 2020 ini banjirnya memang kelewat parah daripada yang sudah sudah , banyak orang yang terpaksa mengungsi meninggalkan rumahnya masing masing , sementara di posko pengungsian mereka hidup dengan segala macam permasalahan seperti kurangnya makanan , air bersih ataupun obat obatan , ada yang sedang kelaparan atau mengalami sakit seperti hipotermia dan gatal gatal , bahkan yang menyedihkan orang orang sampai harus buang air besar di genangan banjir yang meluap kemana mana , belum lagi kerugian harta benda yang rusak akibat rumah terendam genangan banjir setinggi dada , sungguh benar benar menyedihkan nasib mereka di awal tahun 2020 ini.
Sementara sang gubernur yang datang mengunjungi korban banjir tampak seperti badut penghibur yang seolah olah terlihat peduli dengan penderitaan warganya , tiap kali diwawancarai gubernur bodoh itu suka ngoceh sana sini sekedar untuk menutupi ketidakbecusannya dalam menangani banjir , dengan berbagai alasan ia selalu bersilat lidah hingga seolah olah tidak terlihat bersalah , padahal sesungguhnya gubernur yang satu ini memang sangat patut untuk dipersalahkan , sungguh bodoh orang orang yang dulu memilihnya.
Tapi apa peduliku dengan Jakarta ??... sejak gubernur bodoh itu menjabat aku sudah berancang ancang ingin segera meninggalkan ibukota secepat mungkin , alhamdulilah kini aku sudah menetap di Mbatu dan bisa duduk nyaman sambil menyeruput hangatnya kopi di saat hujan.
Nikmat mana yang kudustakan ??
Vigo
Januari 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar