LIVING IN BATU CITY - My Life Now

 

Debut karirku menjadi dosen di Universitas Brawijaya berlangsung dengan kurang baik , itu karena perkuliahan masih berlangsung secara daring online melalui laptop sehingga tak ada acara tatap muka dan berkumpul secara langsung seperti di kelas kelas kampus , hal ini membuatku setengah hati jika harus mengajar mata kuliah yang tak lebih sekedar formalitas untuk mengisi absen saja , sama halnya dengan para mahasiswa yang sepertinya juga tak ada semangat untuk berkuliah secara daring karena mereka sebenarnya hanya ingin memenuhi absen saja , belum lagi mereka juga masih tetap harus membayar biaya semester yang sama seperti biasanya dan itu jelas terasa memberatkan di tengah situasi seperti sekarang ini , lagipula mereka tak lagi memakai fasilitas kampus apapun tapi tetap harus membayar penuh tanpa ada keringanan biaya atau bantuan dana pendidikan sama sekali , sementara bos Gojek yang sekarang jadi mentri pendidikan menjanjikan akan memberikan bantuan dana perkuliahan kepada para mahasiswa universitas negeri tetapi kenyataannya itu semua cuma lip service belaka.

Bagusnya aku menerima gaji penuh dari kampus , bisa dibilang semacam gaji buta karena aku tidak berkontribusi banyak saat mengajar secara daring , karena itulah aku selalu menanyakan pada mahasiswaku sekiranya ada yang orang tuanya kesusahan membayar biaya semester maka aku siap menalangi walaupun jumlahnya tidak banyak , itu adalah bentuk kepedulianku terhadap mahasiswa yang termasuk golongan kurang mampu agar tetap bisa berkuliah dengan tenang tanpa harus mikir soal biaya , belum lagi kampus tempatku mengajar sekarang sudah berubah menjadi kampus kapitalis dimana gedung gedung megah terus dibangun dengan menghisap uang dari para mahasiswa , itu karena kampus kampus di kota Malang sekarang bersaing menjadi kampus paling unggul sehingga tidak ada yang mau kalah jor joran membangun gedung gedung baru.

Perkuliahan online membuatku punya banyak waktu luang di rumah yang kumanfaatkan untuk bermain main dengan Dewa kecil , kini usianya sudah setengah tahun dan ia mulai belajar merangkak atau menirukan ngomong walaupun kata katanya tidak jelas , selain itu pertumbuhannya juga mulai terlihat dimana Dewa kecil sekarang sudah punya gigi susu yang tumbuh di gusinya , bahkan badannya kian gemuk karena ia mulai diberi makan bubur yang dicampur dengan daging ikan yang diblender halus , belum lagi soal minum susu ia juga rutin ngempeng dari mamanya entah pagi siang sore atau malam , pokoknya kalau Dewa kecil menangis mamanya akan langsung ngempengin sampai ia tertidur pulas , tentu saja Dewa kecil bisa pulas tidur karena ia tau kalau aku dan Aline sangat menyayanginya lebih dari apapun.

Selain mengurusi Dewa kecil waktuku juga tersita untuk mengurusi kepindahan mertuaku yang sudah tidak betah lagi hidup di Jakarta , banyak barang barang yang secara bertahap dikirim dengan truk carteran dan mungkin akan terus berlanjut sampai akhir tahun , kedua mertuaku sudah sepakat bahwa setelah lebaran mereka sudah siap untuk hijrah ke kota Batu secara permanen dan kemudian mengurus surat pindah pada catatan sipil , nantinya mereka akan menempati rumahku yang sekarang sementara aku dan Aline akan segera pindahan menempati rumah baru kami yang baru saja selesai dibangun , rasanya sudah tak sabar ingin segera pindah ke sana dan menikmati suasana baru di daerah Oro Oro Ombo yang dekat dengan gunung Panderman dan penuh ketenangan.

Di usiaku yang hampir 32 tahun ini aku hanya ingin hidup tenang bersama keluarga tercinta , tidak peduli apapun yang terjadi di dunia ini aku hanya ingin bisa merasakan ketentraman hidup bersama keluarga yang penuh kehangatan cinta kasih , karena sesungguhnya tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain keluarga.

Vigo 
Mei 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar