Sudah hampir jam 12 malam saat kami kembali ke dalam kamar , Aline yang sudah mengantuk langsung bersiap siap tidur sementara aku duduk bersila di lantai untuk bermeditasi sejenak , setelah ini aku akan melepas sukmaku dari tubuh lalu aku akan naik ke lantai 4 dan 5 , aku yakin arwah arwah orang Belanda yang dilihat Aline tadi berada di sana dan mungkin masih ada arwah lainnya juga.
Saat sukmaku terlepas dari tubuh aku langsung melayang menembus langit langit kamar , begitu tiba di lantai 4 aku langsung menuju lobby dan mengamati keadaan sekeliling yang tampak gelap gulita , kulihat ada banyak burung sriti yang membuat sarang di jendela atau kusen pintu sehingga keadaannya jadi kotor , namun aku tak menjumpai sesosok arwah orang Belanda di sini.
Kamar demi kamar telah kutembusi satu persatu namun tak ada arwah yang berada di dalamnya , tanpa berlama lama langsung saja aku melayang menembus langit langit ruangan lobby lantai 4 dan seketika aku terkejut saat kepalaku baru saja menyembul di lobby lantai 5 , ternyata di sini ada banyak arwah orang Belanda yang sedang duduk di kursi sambil berbincang bincang satu sama lain , tapi saat menyadari kedatanganku mereka langsung terdiam dan menatapku dengan penuh keheranan.
Arwah para pria mengenakan setelan jas sementara arwah para wanita mengenakan blouse , semuanya terlihat perlente dan sekaligus mengerikan karena mereka semua belepotan darah , entah di bagian muka , kepala , badan , tangan atau kaki , sungguh terasa seperti film horor saat aku dikelilingi mereka di lobby lantai 5 ini.
Beberapa dari mereka mulai berdiri dari kursi dan mengajakku berbicara , masalahnya aku sama sekali tak mengerti bahasa Belanda sehingga aku hanya terdiam seribu bahasa , setelah sekian menit berlalu tiba tiba arwah nonik yang mengenakan blouse pink berjalan menghampiriku dan menatapku dalam dalam , kurasa nonik yang satu ini adalah sosok yang tadi dilihat Aline di lobby lantai 3
Nonik berbaju pink ini berwajah cantik namun di perutnya ada bekas darah mengering , ia mengajakku bicara bahasa Belanda dan lagi lagi aku terdiam tak mengerti , sekejap kemudian ia malah meraih tanganku dan mengajakku berdansa , sementara arwah arwah lain juga mulai berdiri dan ikut berdansa secara berpasangan.
" Als de orchideen bloeien , kom dan toch terug bij mij , nogmaals wil ik met je wezen , zoveel leed is dan voorbij " seorang arwah lelaki tua tiba tiba menyanyikan lagu dan aku hapal nada nadanya , itu adalah lagu 'Boenga Anggrek' yang dinyanyikan Anneke Gronloh dan pernah tenar pada tahun 1940 an , sambil mendengar lagu itu arwah arwah lain terus berdansa ria , termasuk nonik berbaju pink yang kedua tangannya telah bergelayut di balik leherku.
Dansa adalah gaya hidup orang Belanda dan aku tak pernah menyangka kalau malam ini aku benar benar berdansa bersama arwah arwah londo , namun aku tidak tahan berdekatan dengan mereka karena ada bau anyir darah yang cukup menyengat , apalagi nonik berbaju pink yang sedang berdansa denganku juga berbau anyir.
Selesai berdansa aku langsung turun kembali ke lantai 3 dan memasukkan sukmaku ke dalam tubuh , begitu terjaga aku langsung rebahan di sebelah Aline sementara pikiranku terus terbayang arwah arwah orang Belanda di lobby lantai 5 tadi , ternyata memang benar rumor keangkeran yang kudengar selama ini , tak heran kalau hotel semegah dan seindah ini selalu sepi pengunjung meskipun tarifnya murah meriah , mungkin orang orang yang pernah menginap di sini merasa trauma dihantui arwah arwah londo itu.
Vigo
Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar