Tak ada yang menyangka kalau dollar terus bergerak naik hingga mencapai angka lebih dari 15 ribu rupiah , tentu saja aku dan Ardian tersenyum puas saat nilai transaksi ekport yang menggunakan kurs dollar juga ikut naik selepas dikonversi ke rupiah , hal seperti ini sangat bagus buat ekportir seperti kami tetapi bagi para importir justru berlaku sebaliknya , begitulah sistem perekonomian dunia ini bekerja dan tentunya akan selalu membawa dampak yang berbeda beda bagi setiap pemainnya.
Keuntungan yang cukup lumayan ini sebagian disisihkan untuk donasi korban tsunami di kota Palu dan Donggala Sulawesi Tengah , memang tak ada yang menyangka kalau di sana tiba tiba terjadi gempa berkekuatan 7 skala richter hingga pada akhirnya mendatangkan tsunami yang langsung menyapu daratan secara dahsyat , saat menonton videonya di Youtube kami melihat banyak bangunan yang hancur luluh lantak diterjang tsunami , mulai dari masjid , ruko dan pemukiman semuanya hancur hingga menewaskan ribuan orang , begitulah dampak dari bencana alam yang pada akhirnya membuat manusia mengakui bahwa dirinya tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan alam.
Tsunami itu terjadi menjelang petang pada hari Jumat 28 September 2018 , pada saat itu aku dan istriku Aline baru saja tiba di Jember untuk menikmati weekend , namun entah kenapa saat lagi ngopi di alun alun aku merasakan hal yang tidak enak , aku merasa seperti sedang terjadi sesuatu namun aku sendiri tak tahu itu apa.
Aline : " napa sih mas ?!.. kok gak kayak biasanya ?!.. kecapekan ya ? "
Me : " gak tau napa , perasaanku lagi gak enak "
Aline : " gak enak gimana emangnya ? "
Me : " pokoknya gak enak , kayak ngerasa lagi ada kejadian apa gitu "
Aline : " kejadian apaan sih emangnya mas ?!.. "
Me : " gak tau , pokoknya kejadian yang bakalan bikin heboh "
Aline : " bikin heboh ?!?
Malam itu aku sama sekali tidak enjoy ngopi di alun alun Jember , saat tidur aku juga merasa tidak nyenyak sama sekali , baru pada saat pagi hari ketika aku dan Aline mampir sarapan di warung tanpa sengaja kami mendengar obrolan orang yang tampak heboh membicarakan tsunami yang katanya baru saja terjadi kemarin petang , saat itulah aku baru menyadari bahwa perasaan tidak enak yang kurasakan ternyata adalah intuisi mengenai kejadian tsunami di Palu dan Donggala.
Perairan Sulawesi tidak termasuk dalam pengawasan astral yang biasa kulakukan bersama Bang Priono atau Bang Renggo , memang tak disangka kalau setelah gempa beruntun di Lombok ternyata justru memicu pergeseran lempeng tektonik ke sana , hasilnya terjadilah gempa berkekuatan 7 skala richter yang sudah cukup untuk mendatangkan tsunami , sementara dampak lanjutannya adalah terjadi sedikit erupsi di gunung anak Krakatau yang ada di selat Sunda , hal ini bisa dipahami karena setiap pergeseran lempeng tektonik di sepanjang jalur Ring of Fire akan selalu mengalirkan energi negatif yang lama kelamaan semakin mengumpul di dasar lautan selat Sunda , dan ketika sudah tiba waktunya maka bencana yang disebut Sunda Megathrust akan terjadi secara besar besaran hingga menimbulkan dampak parah di daerah daerah seperti Lampung , Jakarta , Banten , Tangerang dan sekitarnya , kami sendiri tak tahu kapan akan terjadi bencana Sunda Megathrust namun dalam pengawasan astral sejak akhir tahun 2017 kemarin selat Sunda memang paling pekat mengeluarkan kabut hitam yang di tahun 2018 ini semakin bertambah pekat pula kabutnya , itu berarti energi negatif di dasar laut selat Sunda sudah semakin banyak yang terkumpul dan hanya menunggu waktu untuk dikeluarkan secara besar besaran.
Vigo
Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar