Hujan deras mengguyur kota Malang sejak siang tadi dan masih belum kunjung reda meskipun hari telah beranjak sore , dari balik kaca jendela kamar ini kupandangi rintik rintik air yang membasahi jalanan di luar.... sejenak aku termenung mengingat penjelajahan mistis yang usai kulakukan 3 hari yang lalu , rasanya masih terlalu sulit kupercaya bahwa segala yang membuatku penasaran selama ini akhirnya telah tuntas terjawab , tiada sedikitpun rasa penasaran yang tersisa dan aku sungguh merasa lega luar biasa... kurasa kini sudah waktunya bagiku untuk fokus terhadap kuliahku yang telah memasuki semester 4.
Memet : " vig , niken mari sms aku , areke arep mrene "
(vig , niken abis sms aku , dia mau kesini)
Me : " jam piro ? "
(jam berapa ?)
Memet : " sedelut ngkas ngenteni udane mari "
(sebentar lagi nunggu ujannya abis)
Seperti hari hari sebelumnya si Niken selalu menyempatkan diri untuk datang kemari , biasanya ia datang sambil membawa makanan , buah buahan atau jajanan ringan buat kami , namun hujan yang masih belum reda ini membuat kedatangannya jadi tertunda.
Memet : " zul karo pendik kok gak tau mrene maneh yo vig ? "
(zul karo pendik kok gak pernah ke sini lagi ya vig ?)
Me : " paling podo repot dhewe dhewe met "
(mungkin pada repot sendiri sendiri met)
Memet : " trus rencanane dolen ndek jatim park kapan ki ? "
(trus rencananya main ke jatim park kapan nih ?)
Me : " sek ngenteni sikelku mari disek met "
(ntar nunggu kakiku sembuh dulu met)
Memet : " lha bang renggo ambek steve melok pisan po gak ? "
(lha bang renggo sama steve ikut sekalian ngga ?)
Me : " mboh iso kolem po gak "
(entah bisa ikut atau gak)
Selepas penjelajahan mistis kemaren kami semua memang berencana mau wisata ke Jatim Park bareng , namun kondisiku yang masih belum pulih total membuat rencana itu jadi tertunda , selain itu beberapa personel masih belum jelas kepastiannya untuk bisa ikut serta.... aku sendiri sebenarnya sudah tak sabar ingin segera ke sana , tentu saja sekalian kuajak Rani kekasih baruku itu karena doi belum pernah sekalipun mengunjungi Jatim Park , bisa kubayangkan akan seperti apa ekspresinya saat memasuki rumah hantu yang biasanya selalu membuat cewe cewe jejeritan histeris , bahkan si Rista mantan pacarku itu sampai menangis saat aku mengajaknya masuk ke sana setahunan lalu.
Memet : " saiki piro tha vig rego tikete jatim park ? "
(sekarang berapa tha vig harga tiketnya jatim park ?)
Me : " sewidak ewu met "
(enam puluh ribu met)
Memet : " kok larang temen vig , mbiyen awake dhewe lak gur patang puluh ewu tha ? "
(kok mahal amat vig , dulu kita kan cuma empat puluh ribu tha ?)
Me : " wes mundhak met jarene si eva "
(udah naik met katanya si eva)
Memet : " biyuh , lapo kok gak gratis ae yo mlebune vig ? "
(biyuh , kenapa kok gak gratis aja ya masuknya vig ?)
Me : " gratis nggone mbahmu met... ha.. ha.. "
(gratis punya moyangmu met... ha.. ha...)
Memet : " ha... ha... ha... "
Sambil menunggu kedatangan Niken kami berdua menghabiskan waktu ngobrolin rencana wisata ke Jatim Park , hingga akhirnya pada jam setengah 4 sore hujan mulai mereda dan hanya menyisakan rintik rintik gerimis saja.... tak lama kemudian terdengar suara deru motor dari pagar depan , ketika kulihat dari jendela tampak si Niken baru saja tiba sambil membawa beberapa bungkusan kresek , namun kali ini ia tak datang sendirian seperti hari hari kemarin , ada seorang cewe yang ikut dengannya dan aku sudah tidak asing lagi dengan wajahnya yang mirip Acha Septriasa itu.... dia adalah mantan pacarku yang bernama Rista.
Niken dan Rista baru saja masuk ke kamar ini , bungkusan kresek yang dibawanya tadi ternyata berisi mie ayam yang masih panas dan juga beberapa kopi sachetan.
Niken : " nih vig mie ayamnya masih panas , cepetan makan ! "
Me : " suwun nik "
Niken : " memet , siapin mangkok sama sendoknya dong ! "
Memet : " oyi bentar nik "
Segera saja si Memet mengeluarkan mangkok dan juga sendok dari rak plastik lalu ia mengelapnya sebentar menggunakan tisu , sekejap kemudian mie ayam itu telah terhidang dan siap untuk disantap.
Memet : " aku laper nik , tadi mau keluar hujan terus "
Niken : " ha.. ha.. lu sekali kali diet napa met ? "
Memet : " emohh nik gak tahan "
Niken : " he.. he.. eh met , kita makannya di ruang tamu aja yukz !!... si vigo sama rista biar di kamar aja "
Memet : " oh ayo ayo nik "
Rista : " nik , sini aja napa ?! "
Niken : " ngga ngga ris , kamu aja yang di sini sama vigo... makan sambil ngobrol sana ! "
Rista : " nikk ?!?! "
Niken : " udah dulu ya !! "
Emang ngeselin si Niken ini , ia sengaja mengajak Memet makan di ruang tamu dan meninggalkanku bersama Rista di kamar ini.... aku sudah tahu apa motif si Niken melakukan ini , ia ingin agar aku bisa kembali merajut kasih bersama Rista yang juga teman baiknya.... entah harus bagaimana aku bersikap terhadap Rista yang kini tengah duduk di hadapanku , sekilas kupandangi wajahnya yang tampak masih cantik dan menarik seperti saat pertama aku mengenalnya dan jatuh cinta padanya.
Rista : " kamu ngga apa apa kan ? "
Me : " kayak yang kamu lihat sekarang , makasih udah dateng "
Rista : " aku khawatir sama kamu vig "
Me : " iya aku ngerti "
Suasana terasa begitu canggung ketika kami mulai bercakap cakap , sejak hubungan kami berakhir sebulan yang lalu kami memang tak pernah lagi berbicara satu sama lain , apalagi aku memutuskan ikatan cinta secara sepihak dan dengan alasan yang kubuat buat , pastilah perasaannya hancur seketika dan mungkin masih sulit baginya untuk menerima kenyataan ini , bahwa hubungan cinta yang dirajutnya bersamaku selama setahun lebih ternyata harus kandas dan berakhir sia sia.
Me : " kita makan dulu ! "
Rista : " iiya "
Sejenak tak kupedulikan keberadaan si Rista di kamar ini , lebih baik lekas kusantap mie ayam ini karena aku sudah sangat lapar sekali.
Kunyalakan sebatang rokok selepas menyantap mie ayam lalu kuputuskan untuk berdiri di dekat jendela kamar sambil memandangi rintik rintik gerimis di luar , kini aku bingung harus bagaimana dengan si Rista.... mau bercakap cakap rasanya begitu canggung dan malah aneh sendiri jadinya , bahkan aku tak sanggup menatap matanya yang terlihat sayu itu karena membuatku jadi merasa bersalah.... seharusnya si Niken tak mengajaknya kemari.
Rista : " vvig ?!?... "
Me : " ...... "
Kubalikkan badanku menghadap dirinya ketika lirih kudengar ia memanggil namaku , kupaksakan diri untuk menatap wajahnya selama beberapa detik.... dahulu seraut wajah ayu itu begitu lekat denganku , tiap detik selalu membayangi pikiranku dan menjadi bunga tidurku , tapi kini wajah itu terasa begitu asing bagiku , seolah aku merasa tak pernah merajut kasih dengannya dan tak pernah ada masa masa dimana aku berbagi suka dan duka bersamanya.
Me : " kamu masih benci sama aku ?!? "
Rista : " ..... "
Me : " kenapa ngga jawab ?! "
Rista : " vvig... aaku gak bisa kalo kita kayak gini , aaku masih sayang sama kamu "
Sudah kuduga bahwa aku akan mendengar kata kata itu terlontar dari mulutnya , namun aku sama sekali tak bergeming menanggapinya.... sulit bagiku untuk bisa menjawab tanpa menyakiti perasaannya lebih jauh lagi.
Rista : " vvig ?!?.... "
Me : "..... "
Rista : " aaku masih sayang sama kamu vig , i'm trying so hard to forget you but i can't... i can't forget you vig "
Me : "...... "
Kubalikkan lagi badanku membelakangi dirinya lalu kembali kupandangi rintik rintik gerimis dari jendela ini..... aku hanya terdiam membisu dan tak tahu harus bagaimana menanggapinya.
Rista : " aku gak mau kita kayak gini , kamu udah janji kan gak bakal ninggalin aku ?!? "
Me : "....... "
Selama beberapa menit aku berdiri mematung di dekat jendela sementara mulutku diam seribu bahasa , perasaanku begitu berkecamuk saat ini..... di satu sisi aku merasa kasihan padanya namun tak mungkin pula aku kembali merajut kasih dengannya , hasrat cintaku terhadap dirinya telah sirna tanpa ada yang tersisa sedikitpun.
Rista : " kamu kok diem terus sih vig ?!?... "
Me : "...... "
Larut aku memandangi rintik rintik gerimis di luar hingga tiba tiba kurasakan dekapan erat mantan kekasihku ini , ia mendekapku dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggungku " hikz !... hikz !... hikz !... " lirih isak tangisnya mulai terdengar dan membuat perasaanku kian tak karuan.
Me : " maafin aku ris "
Rista : " hikz !... hikz !... "
Kubiarkan ia menangis terisak di punggungku sementara dekapannya terasa kian erat seolah tak ingin berpisah denganku , tak ingin kehilangan diriku... lelaki yang pernah mengukir kisah kisah indah bersamanya.
Rista : " you hurt me and made me cry , yet i still love you... hikz !.. hikz !.. how stupid am i ?!?!.. "
Me : " riz , i'm sorry for hurting you "
Rista : " so hard letting you go... hikz !.. hikz !.. i didn't want our love to end... hikz !.. hikz !.. "
Me : " please forgive me for whatever i've done and let me go , we are not for each other riz "
Rista : " hikz !... hikz !... gak bisa vig !!... aku gak bisa !!.. "
Di saat seperti ini tak ada lagi yang bisa kulakukan selain terdiam membisu , sementara isak tangisnya terdengar semakin menyayat hatiku... sungguh aku benar benar tak tahu harus bagaimana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar