Seonggok mayat pria tampak teronggok di sudut ruangan ini , sekujur tubuhnya berlumuran darah sementara kepalanya pecah berantakan , bahkan serpihan otaknya berceceran di lantai.... kami menduga pria itu baru saja dihabisi beberapa jam lalu , namun kami tak mendapati arwahnya yang seharusnya berada di ruangan ini juga.
Pendik : " wancik vig ?!.. pecah endase ! "
Me : " ngeri yo ndik ?!... ra kuat nyawang aku "
Steve : " masih basah darahnya mas "
Renggo : " abis diapain ini orang no ?! "
Priono : " ini mayat abis ditumbalin buat ritual "
Renggo : " lha arwahnya dikemanain no ?! "
Priono : " gw juga gak ngerti nggo , dah ayo kita masuk ke lorong ! "
Renggo : " lorong yang itu no ?!... lu yang jalan di depan aja deh ! "
Dengan gamang Bang Priono memimpin kami berjalan memasuki lorong sempit yang suasananya tampak gelap gulita , psi ball yang ia ciptakan tadi telah mati dan kini ia bersiap menciptakan psi ball baru di tangan kanannya.
Priono : " gw mesti ngirit prana juga nggo , bisa gawat kalo sampe kehabisan "
Renggo : " ya udah bikin psi ballnya jangan gede gede no "
Sebentuk psi ball mulai menyala di telapak tangan Bang Priono , kini kami dapat melihat bahwa lorong ini ternyata lumayan panjang dan berakhir di sebuah pintu kayu berukuran besar.
Pendik : " bahaya gak yo vig ? "
Me : " santai ndik "
Aku dan Pendik yang berjalan di belakang merasa ketar ketir sendiri , kata Bang Priono tempat ini biasa digunakan untuk ritual ritual gaib yang konon sering menumbalkan nyawa manusia dan mayat pria tadi adalah salah satu tumbalnya.
Priono : " nggo !... stiv !... bikin psi ball semuanya !! "
Steve : " iiya bang ! "
Renggo : " oke no "
Ketika tiba di depan pintu kayu Bang Priono segera menyuruh Steve dan Bang Renggo untuk menciptakan psi ball juga , sepertinya ada sesuatu yang membahayakan di balik pintu ini.
Pendik : " waduh vig ?!.. onok opo yo ?! "
Me : " tenang ae ndik !!.. wes onok seng ngatasi "
(tenang aja ndik !!.. udah ada yang ngatasin)
Priono : " kita siap siap masuk sekarang ! "
Steve : " iiya bang ! "
Renggo : " ayo no ! "
Dengan segenap nyali kami semua menembusi pintu kayu ini , begitu berada di dalam kami mendapati sebuah ruangan yang tampak kotor dan mengerikan.... ada banyak tulang belulang manusia yang berserakan di mana mana , selain itu terdapat alat alat penyiksaan macam cambuk berduri , parang , gergaji dan sebuah palu besar yang masih berlumuran darah segar..... bisa dipastikan jika mayat pria tadi dieksekusi menggunakan palu itu.
Pendik : " wancik ?!.. medeni vig ! "
Me : " gendeng ndik ! "
Renggo : " ini tulangnya orang orang yang ditumbalin ya no ?! "
Priono : " iya nggo "
Steve : " tapi arwahnya kok ngga ada ya bang ? "
Priono : " kata temen gw sih sukmanya dijadiin makanan siluman , tapi gw gak tau siluman apaan soalnya gak sempet jelajahin tempat ini sampe jauh "
kami hanya terdiam di dalam ruangan ini , rasanya sungguh shock melihat suasana yang tampak mengerikan ini.... seperti lokasi syuting film horor sadis namun ini jelas bukan film , ini benar benar nyata adanya.
Dari ruangan tadi kami berjalan memasuki lorong lainnya , baru saja kami melangkah sayup sayup terdengar suara rintihan orang kesakitan " uhhh !!... uhh !!.... " seketika kami terdiam dan saling pandang keheranan , entah dari mana asal suara rintihan itu.
Renggo : " no ?!.. darimana suaranya ?! "
Priono : " terus jalan nggo !!... kayaknya ada di depan "
Dengan menguatkan nyali kami semua terus berjalan menyusuri lorong ini , sebelum akhirnya kami dikagetkan dengan kemunculan sosok berjubah putih yang berdiri cukup jauh di depan.... sosok itu terus menatap kami karena nyala psi ball kami telah memantik perhatiannya.
Me : " iitu siapa bang ?! "
Priono : " itu jin penjaga , tetep tenang !! "
Steve : " gimana bang ?! "
Priono : " kita tunggu reaksinya , mau ngapain dia abis ini "
Renggo : " kalo macem macem kita serang langsung no "
Rupanya sosok berjubah putih itu adalah jin penjaga tempat ini , kini ia tampak mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya dan ternyata ia membawa sebilah belati yang memancarkan cahaya kemerahan.
Steve : " bahaya ini bang ! "
Renggo : " kita serang aja no ! "
Priono : " ayo cepet lemparin psi ballnya ! "
Dengan cekatan tiga orang sakti ini melemparkan psi ballnya masing masing " wuz !!... wuz !!... wuz !!... " sekejap kemudian tercipta ledakan kecil saat tiga psi ball itu menghantam sasaran " bluaar !!! " sosok berjubah putih itu langsung terbakar hebat dan menggelepar kesakitan di lantai , sementara belatinya terlempar jauh di belakang.
Priono : " ayo kita samperin !! "
Steve : " masih ada yang lainnya ngga bang ?! "
Priono : " kayaknya ngga ada "
Sosok berjubah putih itu telah hangus terbakar dan tak bergerak lagi , lekas saja kami semua menghampirinya dan melihat sisa jasadnya dari dekat.... ternyata sosok ini memiliki taring dan ujung kuping yang meruncing , selain itu jumlah jarinya hanya ada 4 dan kukunya tajam tajam semua.
Pendik : " wancik vig ?!.. jek tas ngerti jin bentuke ngene iki "
(wancik vig ?!... baru tau jin wujudnya kayak gini)
Me : " aku yo ngggumun ndik "
Steve : " tapi kok ngga kabur ya bang pas ketemu kita ? "
Priono : " udah tunduk sama dukunnya , kalo diperintah jagain tempat dia nurut gak peduli mesti mati "
Cukup lama kami terheran heran mengamati jasad yang telah hangus ini , sementara Bang Priono memungut sebilah belati yang terjatuh tadi.... nyala kemerahannya tampak kian meredup dan baru kusadari jika belati itu ternyata adalah sebilah kujang.
Me : " itu kujang bang ?! "
Priono : " iya , kujang ini "
Pendik : " kok bisa nyala merah gitu ? "
Priono : " bentar lagi mau mati ini "
Perlahan cahaya kemerahan yang menyelimuti kujang itu tampak semakin meredup dan akhirnya padam begitu saja , namun Bang Priono berhasil menyalakannya lagi dengan penyaluran energinya sendiri.
Priono : " gini kan enak , gw gak perlu bikin psi ball lagi "
Renggo : " bisa buat obor tuh no "
Steve : " kita kemana lagi bang ? "
Priono : " kita jalan terus aja stiv , pokoknya tetep awas "
Kujang yang dipegang Bang Priono menyala dengan terang sehingga cukup untuk dijadikan penerangan , kini ia memimpin kami berjalan menelusuri lorong ini lagi , namun tak lama kemudian terdengar lagi suara rintihan orang yang kesakitan " uhh !!!... uhh !!... " kali ini suara itu terdengar lebih nyaring daripada sebelumnya.
Steve : " bang ?!.. suaranya kedengeran lagi "
Pendik : " waduh ngeri krungu suoroe , yok opo iki bang ?! "
Renggo : " no ?!.. asal suaranya dari mana nih ?! "
Priono : " kayaknya masih di depan kita nggo , ayo jalan terus ! "
Dengan tergesa kami berjalan hingga akhirnya tiba di depan pintu kayu berukuran besar " uhh !!... uhh !!.." begitu nyaring suara itu terdengar dan kami yakin sumber suara itu berasal dari balik pintu kayu ini.
Priono : " ayo masuk ! "
Renggo : " gak bikin psi ball nih ?! "
Priono : " gw gak ngerasain energinya jin "
Dengan segenap nyali kami mulai menembusi pintu kayu ini , kini kami berada di sebuah ruangan yang dipenuhi tiang tiang besi yang menjulang tinggi " uhh !!... uhh !!... " suara itu terdengar lagi dan terasa begitu dekat , ketika kami mendongakkan kepala ke atas seketika kami semua terperanjat kaget.... tampak sesosok pria yang tergantung di pucuk salah satu tiang besi , kondisinya sangat mengenaskan karena pucuk tiang besi menusuk duburnya hingga menembus kepalanya yang pecah... ternyata pria ini adalah arwahnya mayat yang teronggok di ruangan tadi.
Pendik : " wancik ?!... iiku ?!... ngeri bang ! "
Renggo : " iya ndik , gila ni arwahnya mau diapain no ?! "
Priono : " kayaknya sih sengaja ditaruh sini buat makanan siluman nggo "
Renggo : " tapi kok gw ngga deteksi energinya siluman "
Priono : " kayaknya belum dateng silumannya "
Menurut Bang Priono arwah pria yang tergantung di tiang besi ini akan dijadikan makanannya siluman , sungguh aku benar benar ngeri melihatnya.
Bergegas kami meninggalkan ruangan ini dan membiarkan arwah pria itu tergantung di pucuk tiang besi , dengan was was kami berjalan menelusuri lorong gelap lagi sementara kujang yang dipegang Bang Priono menjadi penerangan satu satunya.
Steve : " aku ngerasain energinya jin bang "
Renggo : " gw juga stiv "
Priono : " kayaknya jin penjaga kayak tadi "
Sejenak Bang Priono menyuruh kami menghentikan langkah kaki , ada pergerakan makhluk gaib yang energinya telah terdeteksi dan benar saja.... sesosok jin penjaga berjubah putih tiba tiba muncul di hadapan kami.
Renggo : " gimana no ?! "
Priono : " gw mau lempar ni kujangnya "
Dengan sekuat tenaga Bang Priono melempar kujang yang digenggamnya " wuuzz !! " kujang yang menyala kemerahan itu meluncur dengan cepat dan menancap tepat di dada jin penjaga " uuaahh !!! " seketika sosok itu terjengkang di lantai dan menggelepar kesakitan " uuah !!!.. uahh !!!... peurih !!... peurih !!... uuahh !!!... " erangannya terdengar begitu nyaring hingga akhirnya mengundang jin penjaga lain datang kemari.
Pendik : " waduh teko maneh vig ?! "
(waduh datang lagi vig ?!)
Me : " kok akeh men ndik ?! "
(kok banyak banget ndik ?!)
Steve : " gimana bang ?!.. jinnya ada banyak "
Renggo : " bisa ngadepin ngga no ?! "
Priono : " kita kalah jumlah nih "
Tadinya kami pikir jin penjaga yang datang hanya 1 saja , ternyata kami salah karena jumlah mereka terus bertambah.... setelah kuhitung ada 9 jin penjaga yang berdiri di hadapan kami.
Priono : " kita kabur aja , langsung terbang ke atas sampe tanah , siap kan ?! "
Renggo : " oke no , ayo siap siap semuanya !! "
Dengan panik kami segera terbang menembus langit langit dan kemudian tiba di atas rel kereta api lagi , sebelum akhirnya kami terbang lagi hingga melayang puluhan meter di atas hutan.
Steve : " bang ?!... jin penjaganya ngejar kita !! "
Renggo : " waduh ?!... gawat no !! "
Priono : " kita atasin sebisanya , siap siap !! "
Tak kami sangka para jin penjaga itu ternyata berusaha mengejar kami , satu persatu dari mereka mulai muncul dari permukaan tanah dan kemudian menyusul kami yang tengah melayang di atas hutan.
Priono : " stiv !!.. nggo !!.. psi ballnya !! "
Steve : " iiya bang !! "
Renggo : " cepetan stiv !! "
Dengan panik tiga orang sakti ini menciptakan psi ball dan secara serempak mereka menghujani para jin penjaga itu " bluar !!... bluar !!... bluar !!... " beberapa dari jin penjaga itu terkena dan langsung terhempas ke tanah , namun beberapa lainnya cukup gesit menghindar.
Pendik : " wancik vig !!.. sek uakeh !! "
(wancik vig !!... masih buanyak !!)
Me : " aku tak njajal nggawe psi ball ndik "
(aku mau nyoba bikin psi ball ndik)
Aku merasa perlu untuk membantu dan akhirnya kuciptakan sebentuk psi ball di telapak tangan kananku , sekejap kemudian kulontarkan psi ball ini pada salah satu jin penjaga " wuzz !! " sayangnya aku kurang mahir melontarkan secara tepat , psi ball itu meleset dan langsung meledak saat mengenai tanah.
Pendik : " nggaweo maneh vig ! "
(bikin lagi vig !)
Me : " iiyo tak jajal "
(iya aku coba)
Kucoba menciptakan psi ball berikutnya namun tak ada hasilnya , selama ini aku memang tak pernah bisa menciptakan psi ball lebih dari 1 karena keterbatasan energi prana.
Me : " gak dadi ndik "
Pendik : " waduh yok opo iki vig ?! "
Kubiarkan tiga orang sakti ini menciptakan psi ball terus menerus dan menghujani para jin penjaga itu secara bertubi tubi " bluar !!... bluar !!... bluar !!... " ledakan demi ledakan tercipta di bawah sana dan entah sudah berapa banyak jin penjaga yang telah berhasil dimusnahkan.
Renggo : " gw capek stiv "
Steve : " aku juga bang , gak kuat "
Priono : " kurang dikit , masih sisa 3 tuh "
Di bawah kami tampak 3 sosok jin penjaga yang masih tersisa , namun Steve dan Bang Renggo sudah tak sanggup lagi menciptakan psi ball.... kini hanya Bang Priono satu satunya andalan kami menghadapi para jin penjaga itu.
secara bertubi tubi Bang Priono menghujani para jin penjaga itu dengan psi ball ciptaannya
" bluar !!... bluar !!... bluar !!... " ketiga jin penjaga yang tersisa itu langsung terbakar hebat saat terkena lontaran psi ball Bang Priono.
Renggo : " fuuh !!... slamet no "
Priono : " untung prana gw belum habis "
Bahaya telah teratasi dengan susah payah namun Bang Priono merasa khawatir jika masih ada jin penjaga lain yang akan menyusul kemari , lekas saja ia menyuruh kami semua memegangi tangannya lalu " wuzzz !!!! " dalam sekejap kami kabur meninggalkan hutan dan kemudian tiba di taman yang ada patung angsa berukuran besar.
Priono : " dah aman sekarang "
Steve : " banyak banget ya bang jin penjaganya "
Priono : " makanya gw dulu gak berani masuk lebih jauh "
Renggo : " trus lojinya mana no ?!.. kok cuman lorong doang "
Priono : " lojinya jauh banget nggo , malah lebih bahaya lagi kalo kita kesana "
Entah apa jadinya jika kami tak selamat menghadapi pasukan jin berjumlah banyak tadi , baru kali ini aku mengalami hal mengerikan di alam astral lapisan bawah , padahal biasanya aku hanya bertemu arwah gentayangan saja.
Me : " orang yang ditusuk tiang besi tadi gimana ya bang nasibnya ? "
Priono : " udah dimakan siluman kayaknya "
Pendik : " itu dukunnya sakti banget ya bang ? "
Priono : " iyo ndik , soalnya dibantuin sama siluman yang dikasih tumbal tadi... makanya tiap kamis legi pasti bunuh orang "
Renggo : " gile juga tuh , jadi yang bantuin dukunnya siluman itu ya no ?! "
Priono : " namanya dukun pasti dibantuin makhluk gaib nggo , lagian kliennya dukun itu kan orang orang penting semua "
Renggo : " repot juga ya no , negara ini pejabatnya pada main dukun gitu "
Priono : " kalo orang udah gila harta sama tahta apa aja bakal dilakuin nggo "
Hal hal yang bersifat klenik memang tak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia , keberadaan dukun selalu saja dicari demi tercapainya tujuan tujuan tertentu , entah soal pesugihan maupun perebutan kekuasaan... bisa dilihat tiap musim pilkada para dukun pasti kebanjiran order oleh orang orang yang haus kekuasaan , bahkan di kantor KPK kerap dijumpai benda benda aneh macam santet yang biasanya dikirim oleh dukun sewaan pejabat yang lagi terjerat kasus korupsi.... jika realitasnya seperti ini kurasa akan sangat sulit bagi negara ini untuk maju , aku merasa negara ini benar benar terjebak dalam lingkaran setan yang entah kapan akan berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar