MALANG MYSTERIO EXO - Mas Lasmono part 5

Aku tidak menguasai kemampuan penyembuhan sehingga aku hanya melihat sukmanya Mas Lasmono disembuhkan oleh Steve dan Bang Priono , mereka berdua duduk bersila di kiri kanan sukmanya Mas Lasmono yang masih terbaring di atas paving , sementara telapak tangan mereka terus bergerak gerak menyapu sekujur sukma Mas Lasmono hingga perlahan tercipta cahaya keputihan yang semakin lama tampak semakin terang.

Priono : " tambahin lagi stiv , masih kuat kan ? "

Steve : " iya bang , aku masih kuat "

Sepertinya kedua orang itu mengerahkan seluruh energi yang dipunyainya , kulihat cahaya keputihan yang menyelimuti sekujur sukma Mas Lasmono tampak semakin terang benderang , bahkan saking terangnya cahaya itu langsung menarik perhatian arwah arwah yang berada di lapangan ini , beberapa arwah tentara Belanda , Jepang dan pejuang pribumi mulai berdatangan dan berkerumun mengelilingi kami yang duduk bersila di area pavingan ini.

Tentara Belanda : " ziel en lichaam geschiedenis "

Tentara Jepang : " sugu ni aitai ? "

Tak kupedulikan keberadaan arwah arwah tentara yang mengerumuni kami , walaupun kondisinya terlihat mengerikan namun mereka sama sekali tidak mengganggu , mereka tampak keheranan melihat cahaya keputihan yang menyelimuti sukmanya mas Lasmono , sementara Steve dan Bang Priono masih terus melakukan prosesi penyembuhan yang entah akan memakan waktu berapa lama.

Entah sudah jam berapa saat ini , aku mulai bosan menunggui Steve dan Bang Priono yang masih belum rampung melakukan prosesi penyembuhan , sementara kulihat satu persatu dari arwah tentara itu mulai meninggalkan kami , sepertinya mereka bosan sendiri melihat apa yang dilakukan Steve dan Bang Priono.

Priono : " cukup stiv ! "

Steve : " udah cukup segini bang ? "

Priono : " iya cukup ini "

Sepertinya Steve dan Bang Priono baru saja mengakhiri prosesi penyembuhan , kini mereka berdua mulai berdiri dan membiarkan sukmanya Mas Lasmono terselimuti cahaya keputihan yang tampak terang benderang.

Me : " udah sembuh itu bang ? "

Priono : " nungguin cahayanya sampe ilang "

Steve : " lumayan lama nih mas "

Rupanya kami masih harus menunggu agar cahaya keputihan yang menyelimuti sukmanya Mas Lasmono itu padam , kata Steve prosesnya masih memakan waktu cukup lama karena ada terlalu banyak negatifitas di sukmanya Mas Lasmono.

Me : " ntar kalo sukmanya balik ke badan langsung pulih lagi dia bang ? "

Priono : " kalo pulih normal udah gak bisa , badannya kan uda kelamaan diisi sama jin ijo itu vig "

Steve : " di otaknya mesti ada syaraf syaraf yang rusak mas , gak bisa dipulihin lagi "

Priono : " ya paling lasmono jadi kayak cecep gitu vig , tau kan sinetron cecep yang diperanin anjasmara ? "

Me : " kayak orang bego gitu ya bang ? "

Priono : " ya kayak gitulah pokoknya vig , mau gimana lagi ?!.. udah untung sukmanya bisa balik "

Steve : " yang penting gak agresif mas , gak pa pa jadi bego "

Sedih juga mendengar penjelasan Steve dan Bang Priono barusan , tadinya kupikir Mas Lasmono bisa kembali normal seperti sedia kala tapi ternyata ia bakalan jadi seperti orang bego atau idiot , ada syaraf syaraf yang rusak di otaknya akibat tubuhnya terlalu lama diisi oleh jin berkulit hijau suruhannya dukun dari Kediri... aku sungguh merasa kasihan dengannya , seharusnya orang seumuran Mas Lasmono bisa bekerja dan mencukupi kebutuhannya sendiri , tapi dengan kondisi seperti ini ia hanya akan menjadi beban bagi orang tuanya.

Cahaya keputihan yang menyelimuti sekujur sukma Mas Lasmono perlahan mulai meredup hingga akhirnya padam , kini kulihat sukmanya tampak lebih bersih daripada sebelumnya dan kurasa sudah siap untuk dikembalikan ke badannya.

Me : " kita ke rumah pak nyoto bang ? "

Priono : " iya vig , langsung dimasukin ke badannya "

Tanpa berlama lama lagi kami mulai beranjak meninggalkan lapangan Rampal sambil membawa sukmanya Mas Lasmono , beberapa menit kemudian kami telah tiba di rumahnya Pak Nyoto dan langsung masuk ke ruangan belakang.

Steve : " dimasukin sekarang bang sukmanya ? "

Priono : " iya stiv , pegangin tangan kanannya !... vig lu pegangin kakinya ! "

Me : " ini sukmanya ditaruh di atas badan bang ? "

Priono : " iyo vig , harus pas ini posisinya "

Kini kami bertiga mulai bersiap untuk memasukkan sukmanya Mas Lasmono ke dalam tubuh fisiknya yang masih tergolek pingsan di lantai , Steve dan Bang Priono memegangi kedua tangannya sementara aku memegangi kedua kakinya , secara perlahan kami meletakkan sukma ini tepat di atas tubuh fisik Mas Lasmono yang tergolek pingsan di lantai hingga terlihat tumpah tindih satu sama lain.

Me : " kok sukmanya gak masuk ke badan bang ? "

Priono : " udah kita tungguin aja , masuknya rada lama vig "

Tadinya kupikir sukmanya Mas Lasmono akan langsung masuk setelah digeletakkan di atas tubuh fisiknya , ternyata kami masih harus menunggu lagi karena sukmanya memerlukan proses yang cukup lama untuk bisa masuk ke dalam tubuh fisik secara keseluruhan.

Steve : " kayaknya abis shubuh baru bisa masuk semuanya "

Priono : " kita tungguin aja stiv , bentar lagi mau shubuh nih "

Me : " kalo sukmanya udah masuk dia bisa langsung bangun ya bang ? "

Priono : " ya gak mesti vig , kadang juga masih pingsan atau tidur "

Kami terus mengamati sukmanya Mas Lasmono yang digeletakkan di atas tubuh fisiknya , secara perlahan sukma itu mulai terbenam menembus tubuh Mas Lasmono hingga akhirnya benar benar masuk keseluruhan setelah kami menunggu cukup lama " assolatuhoiruminannaum.... assolatuhoiruminannaum... " kumandang adhzan shubuh menandai berakhirnya misi kami ini , kulihat tubuhnya Mas Lasmono mulai bergerak gerak dengan lemah.

Me : " udah sadar bang "

Priono : " ya udah , beres kerjaan kita nolongin dia "

Steve : " tapi masih lemah kondisinya bang , belum bisa bangun "

Priono : " ntar sore aja kita ke sini lagi stiv , badannya lasmono kudu dimandiin jamasan "

Ada rasa lega bisa melakukan semua ini untuk menolong Mas Lasmono , rencananya nanti sore kami akan kembali lagi ke sini untuk memberitahukan pada Pak Nyoto bahwa sukma anaknya telah kembali dan sekaligus untuk melakukan ritual mandi jamasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar