MALANG MYSTERIO - Jenglot Sendang Jenon part 2

Sudah nyaris jam 12 siang dan kami masih betah berlama lama di sendang ini , sambil bersantai di bawah pohon ringin kami asik melihat lihat hasil photo tadi.

Niken : " mau gw aplot ke instagram vig "

Me : " instragram ?!.. apaan tuh nik ? "

Niken : " itu lho sosmed yang baru di android , photonya bisa dikasih efek yang keren keren "

Me : " emang hape lu udah ada instagramnya ? "

Niken : " belum sempet donlot aplikasinya vig , kemaren gw tau dari hapenya eva "

Me : " trus kalo gw pengen liat photonya mesti donlot aplikasinya juga nik ? "

Niken : " iya dong , pokoknya kita mesti punya akun instagram sendiri sendiri "

Zul : " hape gw symbian nik , bisa ngga ya ? "

Niken : " yaelah ganti hape android dong zul , murah murah kok harganya... yang itu jual aja "

Zul : " ntar deh tanggal muda aku maen ke dieng plaza nik "

Pendik : " aku juga mau ganti hape zul , bosen pake blackberry terus "

Perkembangan jaman kian memunculkan banyak pilihan , sebelumnya kami hanya menggunakan Facebook untuk mengupload photo dan kini muncul lagi media sosial baru yang bernama Instagram.... entah aku tak tahu apa menariknya , namun kurasa tak ada salahnya jika photo photo kami ini diupload semua di sosmed baru itu.

Niken : " eh ndik , ini ikannya ntar diapain ? "

Pendik : " digoreng di rumahku aja nik , sekalian nakam rame rame "

Niken : " udah lengkap ngga bumbunya ? "

Pendik : " komplit pokoke nik , bawang , cabe , tomat , terasi ada semua "

Niken : " yo wes ndik , ntar biar gw aja deh yang masak "

Ikan mujair pemberian bapak pemancing tadi benar benar terlihat menggiurkan , ukurannya gede gede dan jumlahnya lebih dari cukup buat acara makan rame rame.... namun sebenarnya aku masih penasaran dengan ikan siluman yang menghuni dasar sendang ini , entah bagaimana rasanya jika ikan itu dimakan dan apa akibat yang ditimbulkannya.... bisa jadi orang yang memakan akan kualat mendapatkan kutukan.

Niken dan Zul masih asik bersantai di tepi sendang sementara aku dan Pendik berjalan jalan di antara lebatnya pepohonan ringin , namun aku menemukan sesuatu yang aneh di sini.... ada sebuah kendi , dupa dan sesaji berupa kembang yang beraneka rupa.

Me : " iki kok onok sajen ndek kene ndik ?! "

(ini kok ada sesaji di sini ndik ?!)

Pendik : " ketoke mari digawe wong nggrandong golek wangsit togel vig "

(kayaknya abis dibikin orang nggrandong nyari wangsit togel vig)

Perkataan Pendik mungkin ada benarnya , sepertinya tempat ini juga digunakan oleh orang yang ingin mencari wangsit togel.... sulit dibayangkan ada seseorang yang nekat berada di sini saat malam hari , bisa dipastikan keadaan tempat ini bakalan sangat gelap dan menyeramkan.

Me : " ayo mlaku eneh ndik ! "

(ayo jalan lagi ndik !)

Pendik : " oyi vig "

Lekas kami tinggalkan benda benda mistik tadi lalu kami meneruskan jalan jalan lagi , baru beberapa meter kami melangkah tiba tiba si Pendik menemukan sesuatu yang aneh lagi.... kali ini jauh lebih aneh daripada sebelumnya karena sesuatu itu ternyata adalah sesosok jenglot.

Pendik : " wancik vig ?!.. jenglot iku ! "

Me : " jenglot tenanan opo guduk iku ndik ?! "

(jenglot beneran apa bukan itu ndik ?!)

Pendik : " ayo didelok soko cedak ae ! "

(ayo diliat dari dekat aja !)

Dengan gamang kami berjalan mendekati jenglot yang tergeletak di bawah pohon ringin itu , kini kami duduk berjongkok dan mengamati wujudnya dengan seksama.... rambutnya putih panjang hingga mencapai kaki sementara kuku kukunya tajam semua , selain itu kulitnya agak kasar dan berbintik bintik mirip tokek... saat melihat mukanya tampak sepasang taring tajam dan bola mata yang mirip mata ikan.

Me : " jenglot asli po guduk iki ndik ?! "

(jenglot asli apa bukan itu ndik ?!)

Pendik : " gak ngerti aku vig , ketoke koyok asli "

(gak ngerti aku vig , keliatannya kayak asli)

Cukup lama aku dan Pendik mengamati sosok jenglot ini , kami tak tahu apakah ini jenglot asli atau bukan tapi jika melihat wujudnya kurasa jenglot ini benar benar asli.... jujur saja aku jadi merasa agak takut , apalagi kata Bang Renggo makhluk yang satu ini bisa menghisap energi orang.

Me : " ketoke ancen asli jenglot tenanan ndik "

(kayaknya memang asli jenglot beneran ndik)

Pendik : " trus yok opo ki ?! "

(trus gimana ini ?!)

Me : " ayo ngaleh ae ndik ! "

(ayo cabut aja ndik !)

Pendik : " opo penake digowo ae jenglote vig ?!... ngko cek didelok bang renggo "

(apa enaknya dibawa aja jenglotnya vig ?!... ntar biar diliat bang renggo)

Me : " opo wani nyekel kon ?! "

(apa berani megang kamu ?!)

Pendik : " tak jupuk nggawe godong ae vig "

(aku ambil pake daun aja vig)

Entah kenapa si Pendik malah ingin memungut Jenglot ini , kini ia meraih selembar daun yang cukup lebar dan ditangkupkan di telapak tangan kanannya.

Pendik : " tak jupuke yo vig ?! "

(tak ambil ya vig ?!)

Me : " ati ati ndik !!... ngko urip jenglote "

(ati ati ndik !!... ntar hidup jenglotnya)

Pendik : " meneng ae ngono lho jenglote vig "

(diem aja gitu lho jenglotnya vig)

Me : " aku wedi ndik , tak ngadek ndek mburimu ae "

(aku takut ndik , tak berdiri di belakangmu aja)

Kuputuskan untuk berdiri di belakang Pendik karena aku takut jika jenglot itu tiba tiba hidup saat dipegang , kini ia mulai mengulurkan telapak tangan kanannya dan memungut jenglot seukuran kaleng minuman itu.... ternyata tak terjadi apa apa , makhluk itu tetap diam mematung dan tak bergerak sama sekali.

Pendik : " aman vig , ora obah tho jenglote ?! "

(aman vig , gak gerak tho jenglotnya ?!)

Me : " yo wes ndang lebokno sak clonomu ndik ! "

(ya udah cepet masukin saku celanamu ndik !)

Pendik : " opo sedeng iki dilebokno sak clonoku vig ?! "

(apa muat ini dimasukin saku celanaku vig ?!)

Sesaat Pendik kebingungan karena jenglot itu tak muat dimasukkan di saku celananya , untung saja kutemukan kresek hitam agak besar yang terserak di dekat semak semak.

Me : " lebokno kresek ae ndik ! "

(masukin kresek aja ndik !)

Pendik : " oyi vig "

Akhirnya jenglot itu dimasukkan Pendik ke dalam kresek lalu ia mengikatnya rapat rapat , kami sendiri tak tau harus diapakan jenglot ini nantinya.... satu satunya rencana kami hanyalah membawanya ke rumah Bang Renggo , siapa tahu ia bisa meneliti lebih lanjut lagi.

Pendik : " awake dhewe gak sah omong ambek niken karo zul "

(kita gak usah ngomong sama niken dan zul)

Me : " lha lapo ndik ? "

(lha kenapa ndik ?)

Pendik : " cek gak podo heboh vig "

(biar gak pada heboh vig)

Me : " trus iki jenglote piye nek nggowo pas numpak sepeda ? "

(trus ini jenglotnya gimana kalo bawa pas naik sepeda ?)

Pendik : " gampang , mari ngene langsung tak lebokno kresek iwak "

(gampang , abis ini langsung tak masukin kresek ikan)

Pendik tidak ingin penemuan jenglot ini diketahui Niken dan Zul , mereka akan heboh sendiri kalau sampai tau bahwa kami telah menemukan sesosok jenglot... begitu kembali ke tepi sendang Pendik langsung memasukkan jenglot itu ke dalam kresek besar berisi ikan mujair tadi.

Niken : " eh ndik pulang sekarang yuk !!... ngantuk nih gw "

Pendik : " ngalup saiki nik ?!.. yo wes ayo cepetan ! "

Zul : " aku ganti boncengin kamu ya vig ? "

Me : " oyi zul "

Sudah terlalu lama kami menghabiskan waktu di sendang Jenon ini , kini kami mulai bersiap siap untuk pulang.... satu persatu dari kami mulai menaiki sepeda onthel , sementara kresek besar berisi ikan mujair dan jenglot tadi digantungkan Pendik di setang sepedanya.

Waktu telah menunjukkan jam setengah 4 sore saat kami tiba di rumahnya Pendik , sejenak kami leyeh leyeh di teras untuk melepas lelah sementara bungkusan kresek besar itu masih tergantung di setang sepeda.

Pendik : " ikannya aku bawa ke dapur dulu ya nik "

Niken : " sekalian bawain air dingin ndik ! "

Pendik : " oyi tungguin bentar nik "

Dengan tergesa Pendik mengambil bungkusan kresek itu dan langsung dibawanya ke dapur , lekas saja aku mengikutinya karena jenglot tadi harus segera diamankan.

Niken : " eh lu mau kemana vig ? "

Me : " mau pipis bentar nik , udah kebelet "

Kususul si Pendik yang tengah berjongkok di dekat rak piring , sementara bungkusan kresek besar itu digeletakkan di atas lantai.

Me : " ayo dibukak ndik ! "

(ayo dibuka ndik !)

Pendik : " mari ngene langsung tak delekno ndek ngisor rak vig "

(abis ini langsung tak sembunyiin di bawah rak vig)

Kini Pendik mulai bersiap membuka ikatan di ujung kresek besar ini , perasaan kami terasa deg degan sewaktu melongok isi di dalamnya.... hingga akhirnya kami terbelalak saat mendapati bahwa isi dalam kresek ini hanyalah ikan mujair saja , sementara jenglot yang dimasukkan Pendik tadi lenyap entah kemana.

Pendik : " wancik vig ?!.. jenglote kok iso ilang ?! "

Me : " kok iso ndik ?!.. ngko ceblok ndek dalan ? "

(kok bisa ndik ?!.. ntar jatuh di jalan ?)

Pendik : " gak mungkin nek ceblok vig , kreseke gak jebol kok "

(gak mungkin nek ceblok vig , kreseknya gak jebol kok)

Me : " lha kok gak onok jenglote ?! "

(lha kok gak ada jenglotnya ?!)

Pendik : " lha iki seng aneh vig , kok iso ilang yo jenglote ?! "

(lha ini yang aneh vig , kok bisa hilang ya jenglotnya ?!)

Aku dan Pendik saling pandang penuh keheranan saat menyadari bahwa jenglot tadi telah lenyap dari kresek besar ini , sementara benak kami dipenuhi seribu tanya yang benar benar mengusik logika.... bagaimana bisa keanehan ini terjadi ?!?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar