Baru saja kami meninggalkan komplek kampus UMM dan kami langsung dibuat terkejut saat melayang di atas jl Raya Tlogomas , lalu lintasnya tampak begitu padat hingga menimbulkan kemacetan parah tepat di pertigaan masuk jl Tirto Utomo.
Steve : " kok jadi gak karuan gitu ya jalannya ?! "
Petruk : " kayak gitu malang sekarang stiv , macetnya makin parah "
Pendik : " kate nyebrang ae bingung iku vig "
(mau nyebrang aja bingung itu vig)
Me : " awut awutan yo ndik "
Cukup lama kami mengamati suasana jalanan di bawah sana , selain kemacetan yang tampak parah kami tak mendapati lagi beberapa toko dan warung makan di tepi jalan , yang ada hanyalah lahan kosong berpagar tembok saja.
Me : " itu lahan kosong buat apaan ? "
Petruk : " itu tanahnya dibeli pihak kampus vig , saya juga ngga tau mau dibangun apaan di situ "
Steve : " semua tanahnya dibeli kampus nih mas "
Me : " kayaknya mau mbangun besar besaran nih kampus kita stiv "
Petruk : " ayo sekarang kita ke terminal landungsari ! "
Pendik : " oyi sam petruk ! "
Bergegas kami meninggalkan pertigaan jl Tirto Utomo dan kemudian terbang ke arah terminal Landungsari , sekali lagi kami dibuat terperanjat saat menyaksikan megahnya bangunan rumah sakit UMM yang berada di sebelah timur terminal , padahal sebelumnya bangunan itu masih sebatas konstruksi awal saja.
Pendik : " rumah sakite dadi vig ?! "
Me : " guedi ndik tibakno yo ?! "
(buesar ndik ternyata ?!)
Steve : " keren mas , sayang jalanannya macet "
Petruk : " ayo jalan lagi ke dinoyo ! "
Rasanya sungguh aneh melihat perubahan demi perubahan ini , tiap terbang beberapa meter kami selalu mendapati bermacam perubahan yang sangat berbeda drastis daripada sebelumnya... kini selepas melewati tandon air Tlogomas kami dibuat terkejut bukan kepalang , di kejauhan tampak sebuah gedung yang begitu tinggi menjulang dan memiliki banyak lantai , ketika jarak kami semakin dekat barulah kami menyadari jika gedung megah itu adalah bangunan baru kampus Unisma.
Pendik : " wancik ?!.. iku kampus unisma yo sam ?! "
Petruk : " iya ndik , beda banget ya ?! "
Saking tingginya gedung itu kami tak sempat menghitung berapa jumlah lantainya , padahal kampus Unisma sebelumnya hanyalah gedung berlantai 2 dan di halamannya terdapat taman asri yang dipenuhi pepohonan rimbun.... kini area parkiran yang begitu luas telah menggusur keberadaan taman itu , jika siang hari bisa dipastikan tempat ini akan terasa panas karena tak ada lagi pepohonan rimbun.
Steve : " gak nyangka mas unisma jadi kayak gini , malah gak enak suasananya "
Pendik : " iya stiv , tamannya ilang gak ada pohonnya lagi "
Kami sudah kehabisan kata untuk mengungkapkan apa yang kami lihat sejak tadi , di satu sisi ada rasa takjub namun di sisi lain ada rasa miris.... entahlah aku benar benar sulit mencerna semua ini.
Petruk : " gimana mau lanjut keliling malang apa sampe sini aja ? "
Steve : " terserah aku ngikut aja "
Me : " ngga kuat kayaknya "
Pendik : " iyo sam petruk , ngga kuat ngempet nggumunnya "
Petruk : " ya udah kita nongkrong di atas gedung aja "
Kini kami hanya berdiam diri nongkrong di atap gedung baru kampus Unisma ini , rasanya aku sudah tak sanggup keliling kota Malang lagi karena ada terlalu banyak perubahan drastis yang terlalu sulit untuk kucerna.
Petruk : " kamu tau roulette yang dipake buat judi di las vegas stiv ? "
Steve : " roulette ?!... yang diputer puter itu ? "
Petruk : " iya bener , sama dengan putaran waktu , kita tinggal muterin aja mau ke masa depan atau masa lalu "
Steve : " aku masih belum ngerti soal ini "
Petruk : " intinya sih kayak gitu kalo kita time projection "
Aku tak terlalu mengerti apa yang dibicarakan sosok Petruk ini dengan Steve , sepertinya ia cukup berpengalaman mengarungi ruang dan waktu hingga dapat melakukan time projection ke jaman apapun.
Me : " udah pernah ke jaman apa saja ? "
Petruk : " saya gak pernah ke jaman apapun selain ke malang , saya gak bisa bikin kotak kelayangan "
Me : " tapi kok tadi make kotak kelayangan ? "
Petruk : " itu dibikinin bang jalu , saya harus ambil di atas jembatan barito dulu kalo mau make "
Me : " kok bisa kenal bang jalu ? "
Petruk : " saya kenal semuanya vig , jalu , renggo , priono , niken , zul , memet , rani , danang.... semuanya aku kenal "
Pendik : " ?!?! "
Steve : " ?!?! "
Me : " kok bisa kenal semuanya ?!? "
Petruk : " udah gak usah banyak tanya vig !!... saya capek jawabnya "
Aku semakin penasaran siapa sebenarnya sosok bertopeng Petruk ini , ingin aku membuka paksa topeng yang menutupi mukanya itu tapi aku tak cukup berani melakukannya... lebih baik kutunggu sampai ia benar benar bersedia mengungkap identitasnya seperti yang telah dijanjikannya tadi.
Me : " katanya mau buka topengnya ?!... kapan ?! "
Petruk : " ntar aja vig "
Me : " ntar kapan ?! "
Petruk : " ntar pas di jakarta "
Me : " mau ngajakin ke jakarta ?! "
Petruk : " iya , ke daerah tebet jakarta selatan "
Me : " kenapa ngajakin ke sana ?! "
Petruk : " udah pokoknya ikut saja !!... gak usah banyak tanya kamu !! "
Dengan ketus sosok Petruk ini menyuruhku untuk berhenti bertanya , entah kenapa ia tak suka jika kami bertanya banyak hal padanya.... rencananya setelah ini ia akan mengajak kami ke daerah Tebet di Jakarta Selatan dan aku tak mengerti ada gerangan apa di sana , kurasa aku harus mempersiapkan diri agar tidak terlalu takjub saat berada di sana nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar