Kami hanya terdiam dan terpana saat pandangan mata kami tertuju pada sesuatu di atas dahan itu , di hadapan kami tampak sesosok kuntilanak yang mengenakan kain putih kusam hingga menutupi sekujur tubuhnya , sementara rambutnya panjang terurai sampai pinggang dan tampak acak acakan…. ia duduk di atas dahan itu dengan kepala menunduk sehingga kami tak bisa melihat mukanya yang tertutupi rambut , sementara tangan kanannya menggoyang goyangkan ranting hingga membuat dedaunan berjatuhan dan tiba tiba saja ia tertawa cekikikan ” iihhiihii… ihhhii... iihiii… ” kami berdua yang sedari tadi berdiri mematung kini langsung kehabisan nyali dan bersiap mengambil langkah seribu.
Me : ” ayoo balikk cepet zul !! ”
Zul : ” iiiya aayo cepetan vig !! ”
Dengan kalang kabut kami langsung berlari meninggalkan area parkiran , nafas kami terengah engah dan keringatpun bercucuran membasahi tubuh kami.. belum sempat kami berdua memulihkan kondisi tiba tiba saja jantung kami nyaris dibuat copot , saat jarak kami ke kantin hanya tinggal beberapa meter kami mendapati kuntilanak itu sudah berada di sana , lebih buruknya lagi ia duduk di meja belakangnya si Memet dan teman kami yang satu ini sama sekali tak menyadari keberadaannya , bahkan si Memet masih terlihat asik dengan ponselnya sambil sesekali cengengesan.
Saat ini aku dan Zul masih berdiri mematung tak jauh dari kantin Asri dimana si Memet dan kuntilanak itu berada , entah kenapa tiba tiba aku merasakan dingin di sekujur tubuh , aku merasa beku dan berat sekali menggerakkan kaki , bahkan saat aku hendak berteriak suaraku menjadi parau dan lirih sekali ” zzzuull !… zzuull !.. ” kucoba bersuara memanggil Zul yang berdiri di belakangku tapi tak ada jawaban , aku hanya mendengar desah nafasnya yang begitu terengah engah " hah !.. hah !.. hah !.. " begitu juga ketika hendak kutolehkan leherku ke arahnya , benar benar tak bisa... leherku menjadi kaku dan tak dapat digerakkan sama sekali.
Me : " zzzuuul ?!.. hah !.. hah !.. "
Zul : " hah !.. hah !.. vviiiig ?!.. "
Aku dan Zul benar benar merasa kaku dan tak bisa berbuat apa apa , kami hanya bisa terpaku menatap sosok kuntilanak bermuka pucat itu... kali ini sambil duduk di meja belakangnya si Memet ia juga menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan , pada akhirnya baru kusadari kalau kuntilanak itu rupanya sedang mengikuti irama lagu ‘Lingsir Wengi‘ yang masih mengalun dari speaker ponselku , tadi aku memang memutarnya dalam mode repeat sebelum aku dan Zul pergi ke area parkiran…. ternyata mitos bahwa lagu itu disukai kaum kuntilanak memang benar adanya , saat ini juga aku benar benar telah membuktikannya.
Memet yang sedari tadi asik online sama sekali tak menyadari bahwa kami masih berdiri mematung di sini , hingga tak lama kemudian ia mulai meletakkan ponselnya sambil menguap dan merenggangkan kedua tangannya yang sepertinya sudah pegal memainkan ponsel... kali ini tanpa sengaja dia melihat ke arah kami.
Memet : ” woe !!... nyapo neng kono ?!? ”
(woe !!... ngapain di situ ?!?)
Me : ” haah !!... haahh !!.. ”
Memet : ” nyapo kowe ki ?!.. reneo tho !! ”
(kenapa kamu ini ?!.. ayo ke sini !!)
Me : ” hhahh !!… mmeeett !!... hhahh !!!... ”
Zul : ” haahh !!... hhaahh !!!... mmeeett !!... ”
Tak satupun dari kami berdua yang bisa bersuara , si Memet mulai merasa aneh lalu buru buru dia bangkit dari duduknya… saat dia hendak menggeser kursi dan menghadap ke belakang barulah dia menyadari siapa sosok di belakangnya itu ” hhuuuuaaah ???!!!!... ” dengan nyaring dia berteriak saking kagetnya melihat sosok kuntilanak itu , lebih buruknya lagi dia langsung tergeletak pingsan di lantai kantin , sementara kuntilanak itu tiba tiba menghilang entah kemana , sepertinya sosok itu kabur gara gara teriakannya si Memet tadi ” ffuuuhhh !! ” aku menarik nafas lega dan berangsur angsur kondisiku mulai pulih , perlahan aku bisa menggerakkan semua anggota tubuhku begitu juga dengan Zul… segera saja kami berlari menghampiri si Memet.
Tak terasa sudah jam 3 pagi , aku dan Zul masih duduk termenung di kantin Asri sembari menunggu si Memet siuman dari pingsannya… bagi kami bertiga bisa melihat sosok kuntilanak tadi sudah merupakan hal yang luar biasa , kami luar biasa shock dan untung saja aku dan Zul tidak ikut ikutan pingsan seperti si Memet… soal gedung GKB 1 lantai 6 terpaksa kami tunda untuk dijelajahi , keadaan kami sudah terlalu buruk dan tak sanggup untuk meneruskan penjelajahan mistis di kampus UMM ini.
Zul : " kita gimana abis ini vig ?!.. aku lemes banget gak kuat jalan kayaknya "
Me : " aku mau telpon si donnie aja zul , ntar aq suruh dia bangunin pak jupri buat jemput kita "
Kami merasa lelah dan tak sanggup untuk berjalan kembali ke kosan , apalagi si Memet juga masih belum siuman dari pingsannya , lebih baik kutelepon teman kosku si Donnie dan kusuruh ia membangunkan tukang becak dekat kosanku.
Me : ” halo ?!.. don udah tidur kamu ?! "
Donnie : ” ini mau tidur bro , kamu udah balik ke kos ? ”
Me : ” belum don masih di kampus , aku minta tolong don ”
Donnie : ” kenapa bro ? ”
Me : ” kamu bangunin pak jupri trus suruh dia ke kampus bawa becak ya ”
Donnie : ” emangnya kenapa vig ?! ”
Me : ” udah kamu suruh aja dia ke kampus sekarang , suruh ke jembatan di dekat mesjid ”
Donnie : ” iya iya vig , aku ke rumahnya sekarang ”
15 menit kemudian tukang becak dekat kosanku yang bernama Pak Jupri telah tiba di kampus , aku dan Zul langsung menggotong tubuh gembul si Memet ke atas jok becak…. segera saja kusuruh Pak Jupri mengantar kami bertiga ke kosannya Memet , kami akan tidur seharian di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar