BORNEO YO BRO - Naga Erau

 


Buaya itu masih berenang dengan lambat sementara aku mulai merasa tegang saat melihatnya , bagaimana bisa kami berkemah di muara yang dihuni buaya seperti ini ?!?.... buru buru kuhampiri bang Renggo dan Irfan lalu kusuruh mereka untuk melihat buaya itu.

Me : " kita ntar gimana dong ?!.. kalo ada buaya ke sini mampus kita bang ? "

Renggo : " santai vig , kan ada irfan yang jago ngatasin buaya "

Irfan : " di sini pang kada pernah kejadian orang mati dimakan buaya mas , amun turun ke sungai barulah buaya itu memangsa , nanti orang yang dimangsa dibawa nyelam ke dasar sungai biar kehabisan nafas "

Renggo : " iya bener itu vig , buaya biasanya makan orang yang lagi renang di sungai aja , gak bakal nyamperin kalo kita ngumpul di darat kayak gini "

Aku tidak bisa tenang berkemah di sini walaupun bang Renggo dan Irfan bilang kalau buaya tidak akan memangsa orang di daratan , kini sambil duduk menyantap kepiting aku terus mengawasi keadaan sekeliling karena terus terang aku jadi merasa agak parno , apalagi buaya yang kulihat tadi ukurannya cukup besar untuk melumat diriku yang ganteng ini.

Menjelang petang kami baru saja menyalakan api unggun yang tampak berkobar kobar menerangi tepian muara ini , sementara kulihat di kejauhan ada pancaran lampu petromax dari beberapa perahu milik nelayan setempat , kata Irfan mereka biasa memancing ikan di muara ini saat hari beranjak gelap.

Me : " kok gak takut diserang buaya ? "

Irfan : " asal ada lampu petromax nyala kada apa apa mas , buaya kada suka liat cahaya "

Renggo : " makanya kita bakalan aman kalo api unggunnya nyala terus vig "

Terkadang aku merasa aneh dengan diriku sendiri , sewaktu ngastral aku sudah biasa berhadapan dengan bermacam makhluk mengerikan tapi tetap saja aku masih takut dengan hewan biasa macam buaya atau ikan hiu , bahkan yang memalukan aku juga takut dengan serangga macam kecoa atau kelabang , aku merasa keberanianku hanya timbul sewaktu ngastral saja sementara di saat biasa aku tetaplah seorang penakut.

Me : " lembuswana yang kemarin serem juga ya bang , gw gak bisa bayangin kalo kemarin kita disamperin pas ngumpet di goa "

Renggo : " yang penting kan lu udah liat aslinya vig , tegang tegang dikit malah seru itu "

Irfan : " ulun pang kada pernah batamuan lawan lembuswana asli amang , masih kada yakin amun ada di alam astral "

Renggo : " ya amun ikam kawa ngastral atau indigo pasti batamuan lembuswana asli fan "

Masih terbayang jelas sosok Lembuswana yang mengejar ngejar kami semalam , makhluk itu adalah yang paling mengerikan dari semua makhluk yang pernah kujumpai di alam astral , meskipun begitu aku tetap memberanikan diri ngastral ke sarangnya karena ada rasa tertantang untuk membuktikan eksistensinya , kini aku juga akan memberanikan diri ngastral ke teluk Kaba untuk membuktikan eksistensi makhluk lain yang sepertinya tak kalah mengerikan , naga Erau yang kulihat patungnya di kota Tenggarong akan segera kujumpai sosok aslinya yang berdiam di dasar teluk Kaba.

Me : " naga erau ada di lapisan astral keberapa bang ? "

Renggo : " ada di lapisan bawah , tapi punya imunitas sama air payau "

Me : " trus jam berapa kita ngastral ? "

Renggo : " bentar lagi vig , tapi ntar kita butuh umpan "

Me : " umpan gimana maksudnya ? "

Renggo : " bahaya kalo kita nyelam ke teluk kaba , mending kita pancing naga eraunya biar keluar dari air "

Ternyata kami tidak akan menyelam ke dasar teluk Kaba karena kata bang Renggo sosok naga Erau sangat berbahaya sehingga bisa mengancam keselamatan kami , rencananya ia akan mengajakku mencari umpan untuk memancing naga Erau keluar dari air , sementara umpan yang dimaksudnya adalah makhluk gaib yang disebut lowo buto.

Renggo : " kita nyari lowo buto di goa dulu vig "

Me : " sebelah mana goanya bang ? "

Renggo : " ini kita masuk hutan dulu "

Irfan : " kada jauh pang masuk hutannya , nanti ada goa karst di dalam hutan mas "

Aku sudah sering menjumpai lowo buto di goa goa karst yang ada di Pacitan , makhluk itu tidak berbahaya namun sering mencuri ikan hasil tangkapan nelayan , rencananya sewaktu ngastral nanti kami akan menangkap beberapa ekor lowo buto di goa karst yang ada di dalam hutan , makhluk itu akan kami gunakan sebagai umpan untuk memancing naga Erau keluar dari dalam air.

Sekitar jam 9 malam kami sudah melepas sukma dari tubuh masing masing yang duduk bersila di dalam tenda , sementara kulihat Irfan tampak duduk termenung di dekat api unggun sambil menambahkan ranting kayu , selama kami ngastral ia harus menjaga agar api unggun itu tetap menyala , dengan demikian badan kami tidak akan dimasuki makhluk gaib atau yang lebih buruk dimakan buaya yang sedang kelaparan.

Perlahan kami terbang menyeberangi muara yang lumayan luas ini sebelum akhirnya kami tiba di hutan , tanpa berlama lama kami langsung mencari cari keberadaan goa karst yang ternyata terletak di bawah perbukitan kecil.

Me : " kalo lowo butonya kabur gimana bang ? "

Renggo : " gw bikin senjata gaib dulu vig "

Biasanya lowo buto akan kabur duluan kalau tahu ada orang yang sedang ngastral ke sarangnya , karena itulah bang Renggo berniat menciptakan senjata gaib agar lowo buto itu bisa tertangkap dengan mudah , kini sambil melayang ia terdiam memejamkan mata dan tak lama kemudian muncullah 4 tombak transparan yang tampak mengambang ambang di hadapannya.

Renggo : " lu pegang 2 tombak vig "

Me : " trus kita langsung lempar ke lowo buto bang ? "

Renggo : " bentar gw bikinin talinya dulu vig "

Tak cuma membuat tombak gaib tapi bang Renggo juga berniat membuat tali gaib untuk mengikat tombak tombak ini , kali ini ia kembali memejamkan mata dan sekejap kemudian tercipta gulungan tali transparan yang tampak mengambang ambang di hadapannya.

Renggo : " gw potongin talinya dulu trus dipasang di batang tombak "

Me : " yang panjang motong talinya bang "

Kini bang Renggo sibuk menguraikan gulungan tali transparan sebelum akhirnya ia memotong motong hingga sekian meter , setelah itu tiap potongan tali diikatkan di pangkal tombak transparan yang akan kami gunakan untuk menangkap lowo buto.

Renggo : " ayo turun ke goa ! "

Me : " kita nangkep 4 lowo buto nih bang "

Renggo : " ya moga aja bisa kena semua "

Perlahan kami mendarat tepat di depan celah goa karst yang tak terlalu lebar , sekejap kemudian bang Renggo bersiap melemparkan salah satu tombak ke dalam goa lalu " wuuzz !!.. " sebatang tombak itu melesat masuk disertai talinya yang ikut terulur dengan cepat , buru buru ia memegangi ujung tali itu agar tombaknya bisa ditarik lagi saat sudah mengenai lowo buto.

Tali yang terus terulur itu tiba tiba berhenti begitu saja sementara dari dalam goa terdengar suara erangan yang menggema " ngiikk !!... ngiikk !!.. ngiiik !!... " dengan sigap bang Renggo menarik tali hingga akhirnya muncullah sesosok lowo buto yang telah tertancap tombak tadi , makhluk itu masih terus mengepakkan sayapnya sembari merintih kesakitan " ngiik !!.. ngiikk !!.. "

Renggo : " dapet 1 vig , gw mau lempar lagi tombaknya "

Me : " trus ini ditaruh mana lowo butonya ?!.. "

Renggo : " lu ikat talinya di pohon biar dia gak kabur "

Bang Renggo bersiap melempar tombak berikutnya sementara aku disuruh mengikat tali ke pohon agar lowo buto yang barusan tertangkap tidak bisa kabur , kini makhluk itu hanya bisa tergolek lemah sambil merintih rintih kesakitan karena perutnya robek tertembus tombak tadi.

Cukup lama kami menangkapi lowo buto di goa karst ini hingga akhirnya kami mendapat 4 ekor , makhluk yang tampangnya mirip tokoh Piccolo di komik Dragon Ball ini siap untuk dijadikan umpan memancing naga Erau.

Renggo : " ntar lowo butonya kita bawa terbang di atas teluk kaba biar disamber sama naga erau "

Me : " kalau lowo butonya dimakan naga erau gimana bang ? "

Renggo : " langsung lepasin aja talinya , kalo lu ikut ketarik ya mampus lu dimakan naga erau juga "

Apa yang akan kami lakukan memang terasa ngeri ngeri sedap , aku sendiri agak takut membayangkan kalau naga Erau itu sampai menelan sukmaku , bisa bisa tubuhku yang masih berada di tenda akan langsung mati lemas begitu saja.

Kini kami mulai terbang meninggalkan hutan sementara para lowo buto yang tertangkap terbang di bawah kami dengan keadaan terluka , mereka terbang terhuyung huyung dengan tubuh tertancap tombak bertali yang ujungnya kami pegang erat erat.

Renggo : " nah itu teluk kabanya vig !!.. lu di belakang gw aja terbangnya "

Me : " oyi bos "

Lokasi teluk Kaba cukup dekat dengan muara tempat kami berkemah , ketika tiba kami hanya menyisiri tepian pantainya yang tampak luas dan sepi , sementara para lowo buto yang kami tangkap terlihat ketakutan saat kami membawanya terbang " ngguik !!... nguuikk !!... " mereka mulai berontak seakan akan tahu kalau di dasar teluk Kaba ada sesosok naga Erau yang siap memangsa.

Me : " bang ?!.. lowo butonya gimana nih ? "

Renggo : " talinya pegang yang kenceng , jangan sampe lepas "

Kami harus memegang tali seerat eratnya karena lowo buto mulai berontak dan mencoba terbang ke arah yang berlawanan " nguuikk !!... nguuiik !!.. " sialnya salah satu dari mereka sempat lepas karena tangan kiriku kurang kuat memegangi tali.

Me : " bang !!... lowo butonya lepas 1 "

Renggo : " biarin aja , yang itu jangan sampe lepas "

Kami terus terbang menyisiri tepian pantai sambil membawa 3 ekor lowo buto , tak lama kemudian bang Renggo menyuruhku untuk menunggu di dekat dermaga karena ia sendiri yang akan memancing naga Erau keluar dari dalam air.

Renggo : " bahaya vig kalo lu sampe kena samber naga erau , mendingan lu tungguin sini aja , ntar kalo naga erau keluar lu bisa liat "

Me : " oke "

Kini bang Renggo mulai terbang menuju ke tengah tengah teluk Kaba yang tampak begitu luas membentang , sementara 2 lowo buto tangkapannya terbang terhuyung huyung dengan posisi cukup rendah dengan permukaan air laut , sekejap kemudian " byuuaaaar !!!.. " tanpa kuduga muncul sebentuk kepala naga raksasa yang langsung menyambar salah satu lowo buto itu.

Seketika aku langsung terperanjat kaget melihat kemunculan kepala naga Erau dari dalam air , sayangnya cuma sebentar makhluk itu menampakkan diri sehingga aku tidak terlalu jelas melihatnya , sementara bang Renggo langsung terbang kembali ke dermaga ini sambil membawa seekor lowo buto yang lolos dari terkaman naga Erau.

Renggo : " gila vig !!... baru gw samperin bentar udah disamber lowo butonya "

Me : " gw gak liat jelas bang , cuma bentar kepalanya nongol "

Renggo : " ya mau gimana lagi ?!... cuma gitu doang caranya "

Setelah cukup lama berdiam di dermaga bang Renggo kembali mengulangi apa yang dilakukannya tadi , kini ia terbang tinggi mengelilingi teluk Kaba sementara lowo buto yang dibawanya terus berontak ingin melepaskan diri , namun tak lama kemudian " byuuuarr !!!... " air laut langsung bermuncratan saat kepala naga Erau tiba tiba muncul dan menyambar lowo buto itu , hanya sekejap saja makhluk raksasa itu menampakkan diri sebelum akhirnya masuk kembali ke dalam air.

Buru buru bang Renggo menghampiriku dan ia langsung meminta seekor lowo buto yang kubawa , tapi aku tak segera memberikannya karena aku ingin ia melakukan aksi yang lebih menantang.

Me : " berani gak bang kalo dikejar naga erau sampe pantai ?!.. biar naga eraunya keluar ke darat "

Renggo : " oke vig , tapi gw gak jamin kalo lowo butonya gak kemakan duluan sama naga erau "

Me : " coba aja deh bang , yang cepet terbangnya biar ini lowo buto gak kemakan duluan "

Bang Renggo menyanggupi permintaanku yang menyuruhnya untuk memancing naga Erau keluar ke tepian pantai agar aku bisa melihat wujud makhluk raksasa itu secara keseluruhan , kini lekas kuserahkan lowo buto yang kubawa lalu buru buru ia kembali terbang mengitari teluk Kaba.

Lowo buto itu tampak berontak saat dibawa bang Renggo terbang mengitari teluk Kaba , hingga sekejap kemudian " byuaar !!.. " kepala naga Erau keluar dari dalam air dan langsung menyambar lowo buto itu , namun karena bang Renggo terbang lebih cepat lowo buto itu lolos dari terkaman naga Erau.

Kini yang terjadi adalah kejar kejaran seperti yang kuharapkan , dengan cepat bang Renggo terbang menuju tepian pantai sementara naga Erau terus mengejar di belakangnya hingga membuat air laut terus bermuncratan " byuaar !!... byuaaarr !!.... byuaar !!... " sungguh mendebarkan saat aku menyaksikannya dari dermaga ini.

Hanya dalam waktu singkat bang Renggo telah mencapai tepian pantai sementara naga Erau yang mengejarnya mulai naik ke daratan " bruaak !!.. bruuakk !!.. " beberapa perahu langsung terlempar saat dilewati naga raksasa yang tampak semakin agresif itu , hingga sekejap kemudian keseluruhan tubuhnya yang sepanjang kereta api telah keluar dari air.

Wujudnya ternyata sama persis dengan patung di kota Tenggarong , naga raksasa bersisik hijau itu tak memiliki kaki dan ujung ekornya berbentuk mirip tunas pisang yang berwarna kemerahan , sementara kepalanya tak bertanduk dan ditumbuhi bulu bulu panjang berwarna kemerahan , yang menakutkan adalah mulutnya yang terus menganga lebar dan memperlihatkan deretan taring taring tajam , bahkan sebagian taring itu tampak memanjang hingga mencuat keluar dari mulut , jika Lembuswana yang kemarin berhadapan dengannya maka bisa kupastikan akan langsung mati terkoyak koyak taring tajam itu.

" Nguuuaaak !!!..... nguuaakk !!!... " naga raksasa itu terus meraung raung saat mengejar bang Renggo yang terbang di sekitar tepian pantai , sementara beberapa pohon kelapa langsung roboh saat dilewati oleh naga Erau yang tubuhnya sepanjang kereta api itu " bruaak !!.. bruak !!.. " sungguh sangat mendebarkan kusaksikan aksi kejar kejaran itu.

Bang Renggo terbang mengitari tepian pantai yang lumayan luas sementara naga Erau itu terus mengejarnya , kali ini kuberanikan diri untuk meninggalkan dermaga agar aksi kejar kejaran itu dapat kulihat lebih jelas lagi , perlahan aku mulai terbang tinggi sebelum akhirnya kuikuti naga Erau yang terus bergerak dengan agresif itu " nguuaakk !!.. nguuaakk !!.. nguuaak !!.... " begitu nyaring raungannya terdengar tanpa henti dan sesekali naga raksasa itu juga mencoba menyambar lowo buto yang dibawa terbang oleh bang Renggo.

Kulihat bang Renggo terbang ke arah muara sementara naga Erau terus mengejar di belakangnya " byuuar !!.. " tubuhnya yang sepanjang kereta api mulai masuk ke dalam air hingga menabraki gubuk panggung yang berada di muara " bruaak !!.. bruaak !!.. " gubuk itu roboh selepas ditabrak oleh naga Erau yang terus mengejar bang Renggo , hingga tanpa diduga tiba tiba bang Renggo melemparkan lowo buto yang dibawanya ke tengah tengah muara , seketika naga Erau langsung menyambarnya begitu saja " byuuar !!.. "

Hanya dalam sekejap lowo buto itu langsung disambar naga Erau dan dikunyah kunyah sebentar , tak lama kemudian kulihat naga raksasa itu mulai berenang kembali ke teluk Kaba dan menenggelamkan dirinya ke dalam air , berakhir sudah acara kejar kejaran yang mendebarkan tadi.

Renggo : " gila capek vig dari tadi dikejar terus gw "

Me : " serem juga bang , ganas kayak gitu naganya "

Sambil melayang di atas muara kami mengamati suasana teluk Kaba yang tampak sunyi seperti sedia kala , sementara di tepian pantai tampak beberapa perahu yang berserakan dan juga pepohonan kelapa yang roboh selepas dilewati naga Erau tadi , sungguh begitu dahsyat energinya hingga alam fisik juga terkena dampak kemunculan naga raksasa itu.

Renggo : " gimana udah puas lu liatnya ? "

Me : " yo wes bos , wes cukup "

Renggo : " ayo kita balik ke badan ! "

Ada kepuasan tersendiri setiap kali aku berhasil menjumpai eksistensi makhluk mitologi di alam astral , walaupun harus bermain dengan bahaya namun pada akhirnya sosok naga Erau yang sesungguhnya berhasil kulihat secara langsung , yang jelas segala misteri yang telah kusibak di Kutai ini kian memperkaya pengalaman mistisku dan aku sudah tak sabar untuk menulis ceritanya di Kaskus.

16 - 17 Des 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar