BORNEO YO BRO - Puake Antu Laot

 


Ketika malam hari hawa udara di desa ini terasa dingin dan lembab sehingga tak heran kalau warga desa memilih berdiam diri di dalam rumah , suasana jadi terasa sepi dan kulihat juga tak ada penjual makanan apapun di desa ini , padahal kalau di Jawa banyak tukang bakso atau nasgor yang jualan keliling kampung hingga larut malam.

Me : " kalo laper pas malem bisa gawat ini bang "

Renggo : " mesti masak sendiri ini kalo malem malem laper vig "

Untungnya kami sudah kekenyangan makan sehingga malam ini kami tak lagi kelaparan , kini yang kami lakukan cuma menyeruput kopi di beranda rumah sembari mendengar bang Fajri bercerita mengenai sosok naga Puaka , katanya sejumlah warga di daerah Paminggir ini pernah melihat penampakan sosok ular gaib raksasa itu.

Fajri : " dulu malem jam 1 ada orang yang lagi maiwak tiba tiba maliat air sungai muncrat seperti ada perahu klotok lewat , tapi dia kaget ternyata yang lewat itu naga puaka raksasa yang badannya panjang "

Renggo : " trus yang kebo mati itu kapan jri kejadiannya ? "

Fajri : " itu tahun 2014 ada kebo warga ilang kada ketemu pang dicari cari seharian , barulah isuknya ada orang besampan ketemu bangkai kebonya itu di rawa udah hancur runcam tinggal tulang saja , pasti dimakan naga puaka itu "

Sosok Puake Antu Laot pernah kulihat foto penampakannya di Google walaupun aku tak tahu itu foto asli atau editan , ular gaib raksasa itu terlihat tengah berenang di sungai dan ukuran tubuhnya juga sangat panjang , aku sendiri meyakini eksistensi sosok ular gaib yang dianggap mitos itu dan akan kubuktikan sendiri malam ini juga.

Pada saat tengah malam aku dan bang Renggo melakukan astral projection , badan kami duduk bersila di dalam rumah sementara sukma kami telah melayang tinggi di atas hamparan rawa rawa yang tampak gelap gulita , dari atas sini kami dapat mengamati keadaan di segala penjuru daerah Paminggir walaupun tak terlalu jelas juga kami melihatnya , maklum mata astral punya keterbatasan jarak pandang yang menyebabkan foton tidak bisa mencapai objek yang terlalu jauh.

Me : " bisa deteksi energinya bang ? "

Renggo : " gak kerasa ini vig "

Kami terbang terlalu tinggi dan tak bisa melihat ada dimana sosok naga Puaka itu , lebih baik kami turun dan menelusuri hamparan rawa rawa saja agar bang Renggo bisa mendeteksi energinya , siapa tahu kalau ular raksasa itu sedang bersembunyi di dalam sungai.

Me : " bisa kelamaan bang deteksi energinya , rawanya luas banget kayak gini "

Renggo : " ya mau gimana lagi vig "

Hamparan rawa rawa di daerah Paminggir ini begitu luas hingga melebihi luasnya perkotaan , butuh waktu lama untuk menelusurinya dengan cara terbang rendah agar energinya terdeteksi oleh bang Renggo.

Renggo : " nyoba belok ke sungai yang kanan vig "

Me : " oke "

Penelusuran kami berlangsung sangat lama dan nyaris membuat kami putus asa , rawa rawa dan sungai yang bercabang cabang telah kami telusuri sejak tadi namun upaya kami masih belum membuahkan hasil.

Me : " apa emang gak ada di sini bang puakenya ? "

Renggo : " gw gak tau vig , tapi gw dulu pernah liat di sini "

Di tengah kondisi nyaris patah arang kami memutuskan untuk terbang santai saja dan tidak terlalu ngoyo mencari cari keberadaan ular raksasa itu , kami hanya terbang rendah di atas lebatnya enceng gondok yang memenuhi hampir seluruh permukaan rawa , hingga akhirnya bang Renggo tersentak kaget saat ia merasakan ada energi makhluk gaib tepat di bawah kami.

Me : " beneran ada di bawah sini bang ? "

Renggo : " ada vig , tapi gerak terus ini kayaknya , gak diem "

Kami bisa memastikan kalau sosok naga Puaka sedang bersembunyi di balik lebatnya dedaunan enceng gondok yang ada di bawah kami , namun katanya makhluk itu terus melakukan pergerakan secara lambat dan kemungkinan sedang menuju sungai yang letaknya tak jauh dari sini.

Renggo : " ini panjang banget badannya vig , ayo kita ikutin terus sampe sungai "

Me : " gw takut bang "

Renggo : " puake gak nyerang , gak usah takut , kita ati ati aja terbangnya biar gak keganggu puakenya "

Kami harus berhati hati saat terbang rendah di atas hamparan rawa yang tertutupi enceng gondok ini , jangan sampai ular raksasa itu merasa terganggu karena diikuti oleh kami berdua , hingga beberapa menit kemudian kami telah mencapai sungai yang cukup lebar dan saat dilewati oleh naga Puaka permukaan air sungai itu tampak beriak riak.

Renggo : " pokoknya kita ikutin terus vig , ya siapa tau ntar dia keluar dari air "

Me : " ayo wes ! "

Dengan lambat kami mulai terbang rendah di atas sungai yang tengah dilewati oleh naga Puaka , sementara air sungai terus beriak riak dan sesekali kami dapat melihat sisik punggungnya yang menyembul keluar dari permukaan air sungai.

Renggo : " nah vig keliatan dikit tuh badannya "

Me : " tapi ini mau berhenti dimana bang puakenya ?!.. dari tadi renang terus gak berhenti "

Renggo : " ya makanya kita ikutin terus "

Entah mau kemana sosok ular raksasa yang tengah kami ikuti ini , dari tadi makhluk ini terus berenang dengan lambat dan kami tak tahu akan berhenti dimana nantinya , namun tanpa kami duga ketika mencapai percabangan sungai makhluk ini tiba tiba mengeluarkan kepalanya dari dalam air hingga membuat kami kaget seketika " byuuuaar !! " hanya sekejap saja kepala naga Puaka ini muncul sebelum akhirnya masuk kembali ke dalam air.

Me : " keluar bentar bang palanya tadi "

Renggo : " liat jelas gak lu tadi ? "

Me : " ya gak jelas bang , cuma bentar doang tadi "

Walaupun cuma muncul sebentar namun sekilas aku tadi sempat melihat kepala naga Puaka yang tampak ditumbuhi bulu bulu lebat di sekeliling kepalanya , selain itu aku juga sempat melihat gumpalan aneh di atas kepalanya namun aku tak tahu itu apa , yang jelas itu bukan tanduk atau cula.

Me : " di kepalanya ada apaan bang tadi ?!.. kok kayak ada gumpalan gede gitu "

Renggo : " kalo gw cerita ya gak seru dong vig , kita ikutin aja biar ntar lu bisa liat sendiri "

Semakin lama aku semakin penasaran ingin melihat seperti apa wujud naga Puaka ini secara keseluruhan , selepas berbelok di percabangan sungai makhluk ini masih terus berenang dengan lambat hingga akhirnya saat yang kutunggu tunggu tiba juga , beberapa meter di hadapan kami tampak daratan yang berupa tanah urukan dan makhluk ini semakin mengarah ke sana , ketika jaraknya semakin dekat barulah kepalanya keluar dari sungai diikuti tubuhnya secara keseluruhan yang langsung merayap lambat di atas tanah , karuan saja kami kegirangan melihatnya.

Me : " wah keluar ke darat juga bang akhirnya , kalo gini baru bisa liat "

Renggo : " jangan deket deket terbangnya vig "

Kini kami melayang di atas tanah daratan ini sambil mengamati wujud naga Puaka yang tengah merayap lambat di bawah kami , kulihat sisik sisiknya bertekstur halus dan berwarna ungu kebiruan , sementara gumpalan aneh di atas kepalanya itu ternyata adalah bagian yang mirip cengger ayam berwarna kekuningan , selain itu di bagian atas moncongnya ada duri duri kecil dan di belakang kepalanya ditumbuhi bulu bulu lebat berwarna hijau gelap.

Me : " beda ini bang sama naga di jawa "

Renggo : " naga itu ada banyak jenisnya vig , tiap daerah beda beda "

Me : " tapi kok gak ada kakinya bang ? "

Renggo : " ya emang gini puake antu laot itu vig , naga di kalimantan gak ada yang punya kaki "

Naga terbesar yang pernah kulihat adalah penghuni telaga Ngebel Ponorogo dan wujudnya berbeda jauh dengan sosok Puake Antu Laot ini , kulihat naga yang satu ini tak memiliki kaki sama sekali dan hanya bisa merayap saja di daratan , namun makhluk ini terus aktif bergerak menjauh dan tak ada tanda tanda akan berhenti.

Renggo : " kalo buat orang dayak makhluk yang sakral itu cuma burung anggang sama naga vig "

Me : " burung anggang kan penguasa langit , kayak patung di barabai itu kan ? "

Renggo : " iya , itu burung anggang ntar bersinergi sama naga yang jadi penguasa bumi , itu yang bikin ekosistem kalimantan terjaga secara gaib vig "

Aku senang melihat sosok naga Puaka yang tengah merayap dengan lambat itu , bagi orang yang belum pernah atau tidak bisa melihatnya makhluk itu hanya dianggap sebatas mitos belaka , namun bagi kami yang memiliki kemampuan astral projection sosok Puake Antu Laot itu benar benar nyata adanya , walaupun kami tidak bisa pamer foto di sosmed karena kami tak bisa membawa kamera saat melakukan astral projection.

Me : " puakenya gak berhenti bang , kita ikutin lagi apa ngga nih ? "

Renggo : " gak usah deh , udah cukup kan kita liatnya ? "

Me : " yo wes "

Perlahan sosok naga Puaka itu mulai meninggalkan daratan dan masuk kembali ke dalam sungai , entah akan pergi kemana lagi makhluk itu kami sudah tak mengikutinya seperti tadi , bagi kami sudah cukup melihat penampakan wujudnya walaupun cuma sebentar saja , biarkan sosok Puake Antu Laot itu menikmati kehidupannya di rawa rawa Paminggir yang begitu luas ini.

12 - 13 Des 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar