LIVING IN BATU CITY - Daddy's Little Monster

 

Sabtu dini hari tanggal 24 Oktober 2020 terjadilah juga saat saat paling mendebarkan dalam hidupku , aku yang sedang main laptop di teras langsung terkaget setelah diteriaki Mbok Tun kalau air ketuban Aline baru saja pecah , ternyata istriku itu sudah mau melahirkan padahal kupikir bayiku baru akan lahir bulan depan.

Mbok Tun : " ayo cepet maas !!.. bayekmu wes kate mbrojol iku lho maas !! "

Me : " iyo mbok , ora ngiro saiki wes wayahe mbrojol "

Dengan panik aku menghampiri Aline dan kulihat ia sudah duduk bersimpuh di lantai yang basah sembari merintih rintih memegangi perutnya , sementara Ibu mertuaku berusaha membantu Aline agar bisa berdiri pelan pelan.

Aline : " aduuh maah !... saakitt maah !.. "

Ibu Mertua : " iya sakit dikit gak pa pa lin , kita buruan ke rumah sakit sekarang ya "

Aku masih bingung harus ngapain sementara Ayah Mertuaku yang baru terbangun langsung menyuruhku untuk segera bersiap mengantar Aline ke rumah sakit bersalin , tanpa sempat ganti baju aku langsung menyalakan mesin Taftku dan kemudian membuka gerbang pagar rumah , setelah itu aku kembali masuk ke rumah dan langsung membopong tubuh istriku yang masih merintih rintih kesakitan , dengan hati hati aku segera menaikkannya ke dalam Taft sementara Ayah dan Ibu mertuaku tergesa gesa mengemasi barang serta pakaian yang diperlukan , hingga tak lama kemudian mereka berdua ikut naik ke dalam Taft sambil membawa beberapa tas besar , tak ketinggalan Mbok Tun juga ikut naik setelah menutup gerbang pagar rumah.

Ayah Mertua : " mana mas rumah sakitnya ?!... jauh apa gak ? "

Me : " deket kok pak , kita ngebut aja "

Di tengah lengangnya jalanan kota Madiun saat dini hari aku terus memacu Taftku menuju rumah sakit bersalin Aisyah , tak butuh waktu lama kami semua sudah tiba di sana dan disambut oleh para perawat yang dengan cekatan langsung membaringkan Aline di ranjang dorong , istriku itu terus merintih rintih saat para perawat membawanya menuju ruangan bersalin sementara Mbok Tun dan Ibu Mertuaku tergesa mengikuti dari belakang.

Ayah Mertua : " papah mau ngurus administrasi dulu mas !... kamu langsung nyusul sambil bawa tasnya "

Me : " iya pak "

Dengan terburu langsung kuambil semua tas yang masih ada di dalam Taft , sekejap kemudian aku langsung berlari menuju ruangan bersalin sambil membawa tas tas itu , tak butuh waktu lama aku sudah tiba di ruangan bersalin yang pintunya sudah dikunci dari dalam , aku yang masih berada di luar hanya bisa mendengar suara jeritan Aline yang semakin menjadi jadi , semoga istriku itu lancar lancar saja persalinannya.

Satu jam berlalu aku dan Ayah Mertua masih menunggu di luar dengan perasaan cemas , jeritan Aline terus terdengar semakin nyaring hingga membuat kami cemas memikirkannya , hingga tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan aku disuruh masuk oleh Mbok Tun , katanya Aline butuh didampingi diriku biar merasa tenang.

Mbok Tun : " ayo mlebuo mas !!.. bojomu kancanono !!.. "

Me : " iyo mbok "

Dengan tergesa aku ikut masuk ke dalam ruangan bersalin , tetapi saat kulihat banyak darah di paha Aline aku langsung merasa ngeri sampai akhirnya aku malah keluar lagi , terus terang aku takut dengan darah.

Ayah Mertua : " lho kenapa keluar lagi mas ?! "

Me : " gak kuat lihat pak !!.. takut lihat darah !!. "

Ayah Mertua : " ah masak sama darah aja takut ?! "

Aku memilih menunggu di luar saja sementara Ayah Mertuaku ikut masuk menemani Aline , sampai adzhan shubuh berkumandang proses persalinan masih belum selesai dan aku hanya bisa harap harap cemas menantikan kelahiran bayiku , padahal tadinya kupikir Aline hanya perlu ngeden sebentar sudah keluar sendiri bayinya.

Sekitar jam 5 pagi aku terkaget mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan bersalin , seketika aku langsung bersemangat saat mendengar suara tangisan bayi yang meraung raung itu " ooeek !!.... ooeekk !!... ooeek !!... " sungguh sulit diungkapkan perasaanku saat mendengar suara tangisan itu , akhirnya terlahir juga jagoan kecil yang selama ini kunanti nantikan.

Saat pintu ruangan bersalin terbuka Mbok Tun langsung memanggilku untuk masuk , dengan bersemangat aku langsung masuk dan kulihat ada sesosok bayi mungil berlumuran darah yang sedang digendong seorang perawat , aku ingin melihatnya dari dekat tetapi perawat itu akan membersihkan bayiku terlebih dahulu , sementara kulihat Aline tampak terkulai lemas di ranjang dengan muka yang gobyos penuh keringat , segera saja aku duduk di sebelah ranjangnya sambil kubelai belai rambutnya yang berantakan , kasihan juga melihat istriku ini masih merintih rintih kesakitan saat bu dokter sedang membersihkan darah di pahanya , kata bu dokter rahim istriku tidak berkontraksi dengan baik saat mengeluarkan bayi dan plasenta sehingga terjadi pendarahan yang cukup banyak.

Aline : " ssakiit banget maas !... masih ssaikit banget !!.. "

Me : " iya gak pa pa , yang penting anak kita udah lahir "

Aline : " iiya.. anak kita cakep kan ?.. "

Me : " cakep dong sama kayak papahnya.. "

Aline : " he.. he.. "

Aline tampak lemas kehabisan tenaga dan aku terus membelai belai rambutnya , tak lupa kukecup keningnya berkali kali sebagai ungkapan terima kasih sudah mengandung berbulan bulan dan melahirkan jagoan kecilku dengan susah payah.

Me : " makasih beby !!.. kamu jadi mamah sekarang "

Aline : " iiya mas !.. capeek banget aku maas ! "

Kubiarkan Aline beristirahat ditemani kedua orang tuanya sementara aku masih menunggu bayiku dibersihkan perawat tadi , hingga jam setengah 7 pagi perawat tadi akhirnya muncul juga sambil menggendong bayiku yang sudah tertidur dan terbungkus kain bedongan , dengan bersemangat aku dan kedua mertuaku langsung melihatnya dari dekat sambil sesekali menyentuh pipinya yang kemerahan.

Ibu Mertua : " ini wajahnya mirip kamu lho mas "

Ayah Mertua : " kayaknya malah mirip aline ini mah ya "

Kubiarkan kedua mertuaku melihat lihat bayiku sepuasnya , mereka tampak sangat bahagia dengan kelahiran cucunya yang membuat status mereka berubah jadi kakek nenek , aku sendiri sudah resmi berstatus papah muda dan rasanya sungguh sangat bahagia luar biasa , bayi itu adalah kado terindah pada ulang tahunku yang ke 31 tahun ini.

Perawat mempersilahkan kedua mertuaku menggendong bayiku yang masih tertidur , aku sendiri tidak mau menggendong bayiku karena takut kalau nanti malah jatuh , maklum aku belum punya pengalaman apa apa memegang bayi yang masih merah , lebih baik kutunggu saja bayiku dibaringkan di ranjang sementara aku bersiap siap untuk azdhan.

" Assalatulhairunminnanaum !!.. assalatulhairunminnanaum !!.. " dengan suara lirih aku melantunkan adzhan di sebelah bayiku yang dibaringkan di sebelah Aline , semuanya terdiam sampai adzhan selesai sementara dalam hati aku merasa sangat bersyukur atas kelahiran putra pertamaku ini , ia kuberi nama TRIBUANA TUNGGA DEWA PERKASA dengan harapan agar suatu saat ketika dewasa ia akan menjadi orang besar yang punya andil dalam membangun kejayaan Nusantara , itu bukan sekedar harapan muluk belaka karena aku sebagai seorang ayah akan mendidiknya dengan nilai nilai kearifan Nusantara yang kuat.

Me : " nama panggilannya dewa aja pak "

Ayah Mertua : " dewa !!.. gagah itu namanya mas !!.. kalo namanya gagah pas udah gede pasti jadi gagah juga ya mah ?! "

Ibu Mertua : " iyalah pah , masih bayi aja ganteng gitu mukanya , apalagi kalo pas gede "

Mbok Tun : " nek nggantenge iki mesti nurun soko bapakane yo mas "

Me : " yo mesti kuwi mbok "

Aku tersenyum melihat bayiku yang masih tertidur pulas di sebelah Aline , tak bisa kubayangkan akan seperti apa nantinya kalau ia sudah tumbuh dewasa , kurasa ia akan menjadi sesosok pemuda yang gagah laksana dewa hingga membuat banyak wanita jatuh hati padanya , itu karena ia mewarisi lekukan kegantengan wajahku yang hakiki.

Aline : " eh maas !!.. fotoin aq sama dewa dong ! "

Me : " iya bentar "

Berkali kali kufoto Aline dan bayi mungilku sambil kubayangkan kalau ia akan mewarnai hari hari dalam kehidupan rumah tangga kami , rasa rasanya kami berdua sudah tak sabar ingin cepat cepat membawanya pulang ke rumah , kehadiran bayi mungil ini akan membuat suasana rumah kami yang biasanya sepi jadi terasa ceria , selain itu kami tak lagi merasa iri kalau melihat pasangan lain jalan jalan di tempat wisata sambil membawa anak , terbayang betapa gembiranya kalau kami mengajak bayi mungil ini berwisata ke Jatim Park , Omah Kitiran , Taman Langit , Taman Kelinci , Songgoriti dan berbagai tempat wisata lain di kota Batu , kami akan terlihat sebagai keluarga yang utuh bukan dikira pasangan yang sedang berwisata sambil pacaran.

Me : " ntar kalo udah mbalik ke batu , kita ajak dewa maen kemana mana "

Aline : " he eh mas , dah gak sabar pengen cepet cepet balik ke batu sama dewa "

Kami masih cukup lama berada di Madiun , mungkin bulan Februari tahun depan kami baru bisa kembali ke kota Batu yang kami rindukan , semoga saja wabah pandemi Corona sudah benar benar habis karena kami malas kalau harus berwisata sambil pakai masker.

Menjelang siang bayi mungilku dipindahkan ke ruangan khusus bayi , sementara istriku juga dipindahkan ke ruangan VIP yang fasilitasnya lengkap , hingga saat sore hari Ibu Mertuaku mengajakku keliling kota Madiun untuk mencari toko yang menjual perlengkapan bayi , aku memang belum mempersiapkan apa apa karena kupikir bayiku baru akan lahir bulan depan , karena itulah aku segera diajak Ibu Mertuaku berbelanja macam macam perlengkapan bayi yang diperlukan , mulai dari box tidur , kain bedongan , kain perlak , popok , baju , bedak , baby oil , sepatu kecil , bak mandi , mainan gantung , mangkuk , dot , kempong , obat nyamuk elektrik dan lain sebagainya , ternyata banyak juga perlengkapan yang harus dibeli sampai aku membayangkan akan ribet sendiri kalau nanti mengurusi bayi di rumah , sejauh ini aku dan Aline hanya menonton video Youtube sekedar untuk mempelajari cara cara mengurusi bayi dengan baik dan benar , mulai cara menggendong bayi , memandikan bayi , membersihkan kotoran bayi , menyusui bayi , menidurkan bayi , menenangkan bayi nangis , mengganti popok dan lain sebagainya , memang semua itu tampak ribet dan merepotkan bagi pasangan yang baru punya bayi seperti kami , tetapi dengan terus belajar dan mendapatkan bimbingan dari orang tua maka sedikit demi sedikit kami juga akan bisa mengurusi bayi dengan baik dan benar , yang jelas kami sebagai papah mamah akan mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayang buat membesarkan buah hati kami tercinta.

Vigo 
Oktober 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar