LIVING IN BATU CITY - Just a Metaphor

 

Orang orang yang berpikiran dangkal selalu membaca apa saja secara tektual , mereka tidak bisa membedakan antara metafora dan arti intrinsik karena kedangkalan pola pikir mereka , hasilnya mereka menganggap tokoh tokoh yang ada di berbagai kitab atau nubuat benar benar akan muncul dengan wujud seperti yang dituliskan secara tektual , dalam pikiran mereka tokoh tokoh itu akan muncul seperti halnya film Hollywood dengan efek efek CGI yang memukau mata.

Jika orang orang yang berpikiran dangkal itu membaca tentang Dajjal maka di pikirannya memang ada sesosok makhluk bermata satu yang suka mengacau dan memfitnah , mereka pikir sosok dengan wujud demikian akan segera muncul dan membuat berbagai kekacauan di dunia seperti halnya sesosok monster liar , padahal sesungguhnya tidak pernah benar benar ada sosok makhluk dengan wujud yang mereka bayangkan itu , Dajjal yang tertulis dalam kitab tak lebih sekedar metamora yang menggambarkan tentang rusaknya segala tatanan kehidupan manusia , terutama pemerintahan yang menutup sebelah mata dengan segala kesengsaraan rakyat dan juga bentuk bentuk penguasaan media untuk menghasilkan publik opinion , hoax , hingga mendiskreditkan orang orang yang mengusik atau menentang pemerintahan , itulah arti intrinsik dari Dajjal yang tak akan pernah dimengerti oleh orang orang yang berpikiran dangkal.

Lain Dajjal lain pula Sabdopalon , banyak yang mengira kalau Sabdopalon adalah sosok Semar raksasa yang akan muncul ketika tanah Jawa mulai bergejolak , mereka pikir Semar raksasa itu akan muncul dari letusan gunung Merapi dan kemudian beraksi seperti Ultraman atau robot besar Power Rangers , sama halnya dengan nubuat turunnya Jesus Kristus dari surga yang dikira benar benar akan ada sosok Jesus turun melayang dari langit seperti Superman , semua itu terasa bagai khayalan bak film Hollywood akibat pikiran mereka yang dangkal tidak bisa memahami arti instrinsik dari suatu metafora , padahal sesungguhnya kedua sosok itu mengandung arti intrinsik yang sama yaitu tentang energi positif yang saat ini masih tertahan di lapisan langit ionosfer hingga stratosfer , energi itu memang akan berefek buruk bagi orang orang yang benenergi negatif tetapi sebaliknya justru berdampak baik bagi orang orang yang berenergi positif , lamban laun energi positif itu akan turun hingga ke permukaan bumi kalau memang massanya sudah semakin banyak , turunnya energi positif itulah yang dimetaforakan sebagai turunnya Jesus Kristus atau kembalinya Sabdopalon.

Sudah jelas semua sosok itu tak lebih sekedar gambaran metafora belaka , mau ditunggu sampai kiamatpun tak akan ada kemunculan sosok sosok itu secara fisik , karena itulah sebaiknya segera mengguprade pola pikir dengan banyak mengiqro ayat ayat kalamiyah secara lebih mendalam lagi , bahkan rahasia kitab Al Quran akan terus terkunci jika orang yang membacanya tak bisa menemukan arti instrinsik dari semua metafora yang tertulis di berbagai ayat , intinya jangan sampai menjadi golongan kaum yang merugi hanya karena terbiasa berpikiran dangkal hingga akhirnya malah jadi bahlul hakiki , orang orang yang seperti itu tak lebih sekedar domba domba tersesat yang gampang disesatkan oleh para penggembala palsu.

Vigo 
Oktober 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar