LIVING IN BATU CITY - Mumi Biksu part 2

 

Cak Roi menghentikan laju mobilnya di depan gerbang sebuah rumah mewah berlantai 4 , seorang sekuriti langsung menyambut dan membukakan pintu gerbang buat bosnya yang langsung memasukkan mobil dengan tergesa gesa , begitu kami semua sudah turun dari mobil anak buah Cak Roi langsung menggotong peti kayu itu menuju garasi yang tertutupi pintu kayu berjejeran , saat aku dan Bang Priono ikutan masuk kami sempat terkagum kagum melihat koleksi moge milik Cak Roi yang berjejeran rapi di ruangan garasi yang cukup luas , ada Triumph , Royal Enfield sampai Harley Davidson yang semuanya berharga ratusan juta dan membuat jiwa miskin kami meronta saat melihatnya.

Peti kayu ditaruh di sudut garasi sementara seorang mbok pembantu datang membawakan bergelas gelas kopi , kini kami semua duduk leyeh leyeh di lantai garasi sambil ngopi dan melepas lelah , kata Cak Roi semua orang yang pernah menyimpan mumi biksu itu punya jimat khusus bertuliskan huruf cina yang harus diperbarui tiap setahun sekali , jika tidak begitu maka orang yang menyimpan mumi itu akan kena kutukan hingga mengidap penyakit misterius atau malah bikin mati , masalahnya di Indonesia tidak ada suhu cina yang benar benar bisa membuat jimat khusus , semua suhu suhu cina di sini tak lebih sekedar tukang kibul yang hanya bisa membuat jimat jimatan palsu saja , sementara kalau diganti dengan jimat lain yang bertuliskan huruf arab atau jawa jelas tidak akan ada gunanya karena mumi itu asalnya dari cina dan kutukannya hanya bisa ditangkal dengan jimat cina asli yang harus diperbarui setahun sekali.

Cak Roi : " li bing bing iku nduwe suhu dhewe seng nggawekno jimat setaun pisan , lha neng kene gak enek seng iso nggawekno jimate , mangkane koen koen iku seng kudu ngilangi kutukane mumi biksu iku , dadi aku ora butuh jimat jimatan maneh "

Priono : " tapi doyo energine kroso kuat puol iki , panas e nek cedek cedek cak "

Cak Roi : " iki biksu uduk wong sembarangan , wes urip kaet dinasti han jamane cino mbukak jalur sutra nggo dagang karo romawi mbiyen , biksune semedi ndek gunung sekitaran jalur sutra ngasi akhire iso tukdam trus dijukuk karo wong biara buddha , doyo energine iku mergakno wonge tukdam "

Me : " trus mari kutukane ilang bakal diapakno cak mumine ? "

Cak Roi : " ngko ae tak jelasno , saiki ndang siap siapo ngilangi kutukane "

Ketika sudah lewat tengah malam anak buah Cak Roi mulai membuka peti kayu itu dengan menggunakan martil untuk melepasi paku pakunya , begitu peti sudah dibuka ada banyak gabus dan jerami yang memenuhi isi peti sementara sosok mumi biksu dibungkus kertas aluminium foil hingga rapat , kata Cak Roi mumi yang sudah kering memang harus terhindar dari hawa lembab agar tidak berjamur dan merusak tekstur kulitnya , kini dengan perlahan Cak Roi mulai membuka lapisan kertas aluminium foil hingga akhirnya terlihatlah wujud mumi biksu yang duduk bersila dengan kondisi yang sudah kering dan mengkerut , saking keringnya mumi itu tidak tampak lagi seperti jasad manusia tapi malah terlihat seperti patung kayu , mumi biksu itu tidak terbalut kain apapun dan ada selembar kertas kuning bertuliskan huruf cina yang tertempel di punggungnya , kertas kuning itu digunakan sebagai jimat penangkal kutukan dan mungkin sudah hampir kadaluwarsa karena aktris Li Bing Bing sudah kehilangan mumi itu hampir setahunan lalu.

Cak Roi : " iki lho mumine , koyok ngene iki bentuke "

Me : " sek tas pisan iki nyawang mumi langsung cak "

Priono : bedo karo mumi mesir yo cak , seng iki ora nganggo balsem "

Cak Roi : " iki mumi alami , ora dibalsem ora dibungkus perban karo jeroane yo ora diguwak , sek lengkap iku organ organ njero awake "

Semua orang terkagum kagum melihat sosok mumi biksu yang duduk bersila di lantai garasi , beberapa anak buah Cak Roi sempat mengeluarkan ponsel untuk memfoto tetapi Cak Roi melarangnya karena benda artefak tidak boleh difoto demi menjaga kerahasiaan dari incaran para kolektor yang selalu berusaha mencari jejak jejak keberadaan artefak dengan segala macam cara.

Cak Roi : " busak iku fotomu !!.. ngko bocor fotone kesebar iso bahaya ! "

Anak buah : " iyo iyo cak tak busak saiki fotone "

Aku dan Bang Priono terus merasakan pancaran energi panas dari sosok mumi biksu yang duduk bersila di lantai garasi , tak lama kemudian Cak Roi mulai menyuruh kami untuk segera melakukan prosesi ritual menghilangkan sawab atau kutukan pada mumi biksu itu , aku dan Bang Priono duduk bersila di hadapan mumi biksu sementara kedua telapak tangan kami terulur ke depan untuk menyalurkan energi tenaga dalam Chi secara terus menerus , kedua telapak tanganku terasa panas dingin berganti ganti karena energi Chi yang kukeluarkan mulai beradu dengan energi negatif kutukan mumi biksu itu , sampai hampir sejam kemudian aku dan bang Priono mulai merasakan kalau bentrokan energi sudah tak terasa lagi dan itu artinya hilang sudah kutukan pada mumi biksu itu.

Priono : " rampung cak !... kesel awakku "

Me : " kutukane wes ilang ki cak , wes resik energine "

Cak Roi : " temenan wes ilang kutukane ? "

Priono : " wes aman ki , ora bakal lapo lapo nek disimpen "

Aku dan Bang Priono langsung terkapar di lantai sambil mengatur nafas yang ngos ngosan , kami merasa lemas karena kehabisan energi Chi yang kami salurkan terus menerus untuk menghilangkan kutukan mumi itu , kini Cak Roi tersenyum puas dengan hasil kerja kami dan ia langsung menyuruh anak buahnya untuk mengangkat mumi biksu itu ke atas bak mobil Ford Ranger yang ada di garasi.

Cak Roi : " mumi iki meneh langsung tak gowo nang pulau b****n , kate tak tandur ndek njero lemahe pulau iku , mengko bakalane aku mbangun resort gedi ndek pulau iku , dadi doyo energine mumi iku iso dadi sarana penglaris cek iso rame resortku "

Priono : " oalah , tak kiro kate kok apakno cak mumine , tibakno kate kok nggo penglaris bisnis "

Cak Roi : " yo kon ngerti dhewe tha pulau b****n iku sepi pariwisatane ora digarap , mangkane kudu nganggo ngene iki nggo penglaris , cek iso rame resortku , iso maju sisan ekonomine wong wong ndek pulau iku "

Ternyata mumi biksu itu akan digunakan Cak Roi untuk penglarisan bisnis saja , ia bilang mumi biksu itu akan ditanam di tanah yang nantinya akan dibangun resort di sebuah pulau kecil yang indah namun sepi karena sektor pariwisatanya belum tergarap , dengan begitu pancaran daya energi mumi biksu itu diharapkan akan memberi pengaruh metafisik yang bisa mendatangkan rejeki agar orang orang semakin banyak yang berdatangan ke pulau itu dan menginap di resort yang akan dibangun Cak Roi , konsep semacam ini termasuk dalam keilmuan kuno Confusius dimana elemen elemen alam seperti air , api , tanah , kayu dan logam saling tarik menarik hingga menciptakan banyak reaksi yang bermanfaat , dalam hal ini mumi biksu yang sudah mengering itu punya elemen kayu dan tanah yang begitu kuat sehingga tanah pada tempat penguburannya akan bereaksi menarik uang untuk terus datang secara permanen , biasanya orang cina jaman dulu akan menggunakan kayu dari pepohonan yang sudah tua untuk ditanam di tanah tempat usaha , tetapi bagi Cak Roi tidak cukup hanya menanam kayu tua saja karena daya energinya jelas tak seberapa kuat dibandingkan jasad mumi biksu yang sudah mengering selama ribuan tahun.

Esok paginya Cak Roi mengajak aku dan Bang Priono makan lontong kupang di sekitaran pasar Turi , tak lupa ia mulai mentransfer bayaran kami melalui m banking pada ponselnya yang langsung kami cek setelah kelar makan , ternyata saldo rekening kami sudah terisi transferan sekian puluh juta dari Cak Roi sebagai imbalan jasa kemarin malam plus uang THR karena sebentar lagi akan lebaran.

Me : " suwun puol cak , langsung ijo motoku nyawang ongko akeh nol e "

Priono : " iyo cak suwun puol iki , bojoku nduwe duwek nggo blonjoan rioyo ngasi turah turah ki "

Cak Roi : " iyo wes sakarepmu kate mbok nggo opo duweke "

Menjual jasa metafisik pada orang kaya memang paling enak karena bayarannya sudah pasti banyak , bahkan jauh lebih banyak daripada gaji pegawai sebulan padahal kerja kami cuma semalaman saja , itulah gunanya punya kemampuan metafisik yang dulu kami pelajari dengan susah payah sampai melakoni lelaku yang berat berat , kini kami bisa menikmati hasilnya dengan penuh kepuasan tanpa harus banting tulang kerja seperti orang orang kebanyakan , memang enak juga jadi orang sakti di era modern apalagi jumlah orang sakti semakin sedikit dan kami tidak ada pesaing dalam urusan bisnis jasa metafisik , apalagi bisnis jasa kami sudah laku dengan sendirinya tanpa memasang iklan apa apa karena klien kami pasti akan membicarakan manfaat jasa kami kepada para koleganya yang sedang butuh , bisa dibilang promosi dari mulut ke mulut adalah sarana marketing efektif yang tak lekang oleh derasnya perkembangan informasi seperti sekarang ini.

Setelah ambil duit di ATM Pasar Turi kami berdua diajak jalan jalan oleh Cak Roi , kami keliling kota Surabaya sambil bernyanyi lagu khas Suroboyan yang disetel kencang di dalam mobil " rek ayo rek mlaku mlaku neng tunjungan !!.. rek ayo rek tuku ketan neng prapatan !!... " kami begitu kegirangan bernyanyi di dalam mobil sambil melihat lihat suasana jalanan kota Surabaya yang tampak ramai , kami melewati tugu pahlawan , tugu hiu buaya , tunjungan plaza , mampir beli hape baru di WTC Mall dan kemudian makan es krim di Zangrandi Grande , hingga menjelang siang Cak Roi akhirnya mengantar kami ke terminal Bungurasih karena kami harus buru buru balik ke Malang.

Cak Roi : " yo wes , titi dije ae ya rek "

Priono : " iyo cak , suwun puol ya "

Me : " suwun yo cak ! "

Cak Roi : " iyo podo podo , wes ndang numpak bis selak kesuwen ngko "

Setelah berpamitan aku dan Bang Priono segera naik bus Restu Panda yang akan membawa kami kembali ke Malang , dari balik jendela kulihat lelaki cina kaya itu terus melambaikan tangannya seiring bus yang kami tumpangi perlahan mulai bergerak meninggalkan terminal Bungurasih " selamat tinggal cak !!.. selamat tinggal surabaya !!... "

Vigo 
Mei 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar