ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar pertengahan tahun 2013
Akhir akhir ini kasus pembunuhan semakin marak terjadi di kota Ponorogo , baru beberapa bulan lalu terjadi kasus pembunuhan anak kades di daerah Jetis dan kini masyarakat digemparkan dengan penemuan mayat siswi SMK yang tewas mengenaskan di daerah Kauman , diduga ia dibunuh oleh pacarnya sendiri gara gara menuntut pertanggungjawaban atas kehamilannya.... kasus ini baru terjadi beberapa hari yang lalu dan kini sedang heboh hebohnya jadi perbincangan masyarakat Ponorogo , ada yang merasa geram dengan perbuatan sadis pelaku yang hingga kini masih buron , ada pula yang merasa prihatin dengan pergaulan anak muda masa kini yang cenderung kebablasan... yang jelas semua ini terjadi akibat lemahnya pengawasan orang tua dan juga semakin mudahnya akses pornografi di kalangan pelajar.
Pak Har : " lha yo rumangsaku bocah saiki polahe kok soyo ra karuan "
(lha iya menurutku anak sekarang polahnya kok makin gak karuan)
Harun : " goro goro enek internet kuwi pak , gampang nek golek bokep "
(gara gara ada internet itu pak , gampang kalo cari bokep)
Pak Har : " lha wong tuwekke opo ra tau ngerti pergaulane bocahe kuwi koyok piye "
(lha orang tuanya apa gak pernah ngerti pergaulannya anak itu kayak gimana)
Me : " mbok e dadi tki neng singapore pak , yo ra enek sing ngawasi "
(ibunya jadi tki di singapore pak , ya gak ada yang ngawasin)
Pak Har : " lha nek bapakke opo gaweane vig ? "
(lha kalo bapaknya apa kerjaannya vig ?)
Me : " gur kuli serabutan pak , jarene ra tau neng omah pisan "
(cuma kuli serabutan pak , katanya gak pernah ada di rumah juga)
Gendu : " yo kuwi masalahe ora enek keluargane seng ngawasi polahe , ngasi digawani lanangan ora enek seng ngerti "
(ya itu masalahnya gak ada keluarganya yang ngawasin polahnya , sampe dibawa lelaki gak ada yang tau)
Pak Har : " gek kuwi bocahe meteng pirang sasi ndu ? "
(trus itu anaknya hamil berapa bulan ndu ?)
Gendu : " wes meteng pitung sasi pak , wes gedi wetenge "
(udah hamil tujuh bulan pak , udah gede perutnya)
Harun : " podo ae mateni rong nyowo kuwi pak "
(sama aja bunuh dua nyawa itu pak)
Pak Har : " sakjane dirabi ae lak yo ora po po , nyapo ndadak mateni pacare dhewe "
(sebenernya dinikahin aja kan gak pa pa , kenapa malah bunuh pacarnya sendiri)
Gendu : " wes emboh pak , pancen mentolo tenan kuwi seng lanang "
(entahlah pak , emang tega banget itu yang lelaki)
Harun : " ngko deloken nek kecekel pulisi , mesti remuk kuwi seng lanang ndu "
(ntar lihat kalo ketangkep polisi , pasti remuk itu yang lelaki ndu)
Me : " yo entenono paling sedelut ngkas kecekel pulisi "
(ya tungguin aja paling sebentar lagi ketangkep polisi)
Harun : " ngko nek wes kecekel awake dhewe melok ndelok olah tkp ne vig "
(ntar kalo udah ketangkep kita ikut nonton olah tkp nya vig)
Me : " tkp ne neng dalan arah wonogiri kuwi tho run ? "
(tkp nya di jalan arah wonogiri itu tho tun ?)
Harun : " iyo vig , nek nemu mayite lak neng kalenan pinggir sawah "
(iya vig , kalo nemu mayatnya kan di parit pinggir sawah)
Gendu : " gek mayite ngasi remuk endase , dikepruki watu karo seng lanang "
(trus mayatnya sampe remuk kepalanya , dipukuli batu sama yang lelaki)
Pak Har : " aku mbayangne kok yo ngeri ndewe ndu "
(aku ngebayangin kok ya ngeri sendiri ndu)
Gendu : " sakdurunge lak dijojoh piso tho pak , tapi urung mati bocahe , yo wes akhire dikepruk watu pisan endase "
(sebelumnya kan ditusuk pisau tho pak , tapi belum mati anaknya , ya udah akhirnya dipukul batu aja kepalanya)
Harun : " mentolo tenan ya ndu "
(tega banget ya ndu)
Gendu : " jamane pancen wes edan run run "
Sulit bagiku membayangkan seperti apa kesakitan yang dirasakan korban sewaktu sakaratul maut , selain perutnya ditusuk pisau berkali kali korban juga dihantam batu besar di kepalanya.... kami hanya bisa berharap semoga pihak kepolisian berhasil meringkus pelaku secepatnya dan menjatuhinya dengan hukuman yang seberat beratnya.
Aku merasa penasaran ingin menemui arwah korban pembunuhan itu dan aku ingin mengorek sedikit info darinya , selepas Isya aku segera melakukan astral projection dan kemudian terbang ke daerah Kauman yang dipenuhi hamparan areal persawahan , dari pemberitaan media aku mengetahui jika jasad korban ditemukan di parit sepanjang jalan raya arah Wonogiri.... setelah sekian menit menyisiri parit akhirnya kutemukan juga sosok yang kucari itu , arwah gadis bernama Rizta itu tampak tengah merangkak dengan lemah , tak jauh dari warung gedek di tepi sawah... lekas saja aku mendarat lalu berjongkok di hadapannya.
Me : " rizta ?! "
Rizta : " uhhh ?!.. uhh ?!!.. "
Gadis ini berhenti merangkak dan kemudian menatapku sambil merintih rintih kesakitan " uuhhh !!... uuhh!!... " kulihat mukanya tampak berlumuran darah cukup banyak karena dahinya telah remuk dihantam batu besar , begitu juga sweater dan celana jeans yang dikenakannya terlihat belepotan oleh darah bercampur lumpur.
Me : " rizta ?!?! "
Rizta : " uuhhh ?!?... uhh ?!.. "
Dengan suara parau gadis ini terus merintih rintih , walaupun merasa iba namun aku tidak bisa memberi pertolongan apa apa padanya.
Me : " kamu dibunuh sama pacarmu kan ?! "
Rizta : " uuhh !!... uuh !!... "
Me : " sekarang pacarmu lagi dicari polisi , dia pasti ketangkep "
Rizta : " uuh !!... hikz !!.. hikz !!... "
Gadis ini malah menangis sesenggukan saat aku menyinggung soal pacarnya , kini aku bingung sendiri harus bagaimana menyikapinya , yang bisa kulakukan hanyalah mencoba untuk menenangkannya.
Me : " udah udah kamu jangan nangis lagi "
Rizta : " hhikz !!... hikkzz !!... "
Kucoba untuk menenangkannya namun gadis ini tetap saja menangis terisak isak , sejenak aku terdiam dan terus menatapnya , namun tak lama kemudian aku dikejutkan dengan kemunculan sesosok janin mungil berlumuran darah yang tiba tiba merayap dari tepi parit " ngik !... ngik !... ngik !... " barulah kusadari jika janin yang dikandung gadis ini ternyata telah bernyawa dan ikut bergentayangan di sini juga.
Me : " iitu bayi kamu ?! "
Rizta : " hikz !!... hikz !!.. "
Dengan lemah janin mungil itu terus merayap mendekati ibunya , sementara tali pusarnya tampak terburai hingga ke parit " ngik !... ngik !.. ngik !... " sekejap kemudian janin itu telah menerobos sela sela ketiak ibunya yang masih menangis terisak isak " hikz !... hikz !.. hikz !.. " sungguh aku merasa tak tahan melihatnya dan kurasa tak ada gunanya lagi aku berada di sini , perlahan aku mulai melayang lalu meninggalkan gadis dan janinnya itu di tepi sawah... biarkan saja mereka berbagi penderitaan di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar