PONOROGO PRAKOSO - Uji Nyali di Rumah Sakit Mangkrak Jarakan part 2

 Jantungku terasa berdebar debar ketika Pak Franky mengajak kami berjalan mengendap endap menuju kamar mandi itu " byuurr !!!... byuurr !!!.... byuurr !!!.... "suara guyuran air itu terdengar begitu nyaring dan kian menciutkan nyali kami.

Beyes : " takut pak saya "

Jembing : " bisa pingsan saya kalo ada lelembutnya pak"

Mas Rudi : " sstt !!... meneng kabeh sek ! "

(sstt !!... diem dulu semua !)

Dengan langkah mengendap endap kami berempat menguntit di belakang Pak Franky , sementara suara guyuran air itu terus terdengar tanpa henti dan membuat jantung terasa semakin berdebar debar.

Pak Franky : " matiin semua senternya ! "

Me : " iiya pak "

Mas Rudi : " ayo pateni disek sentere ! "

(ayo matiin dulu sentere !)

Senter telah kami matikan dan kami terus berjalan mengendap endap menuju kamar mandi itu , hingga akhirnya kami tiba di depan pintunya yang terbuat dari aluminium... sejenak kami terdiam saling pandang dan berusaha tetap tenang karena suara guyuran air itu sungguh menciutkan nyali kami " byuurr !!... byuurr !!!.... " entah siapa gerangan sosok yang berada di dalam kamar mandi ini.

Pak Franky : " saya mau tendang sekarang "

Mas Rudi : " ati ati pak "

Sambil berbisik Pak Franky memberitahu kami kalau beliau akan menendang pintu ini , perlahan beliau menarik nafas dalam dalam dan mulai mengangkat kaki kanannya tinggi tinggi , hingga akhirnya " brruuaakk !!! " pintu kamar mandi ini langsung terbuka lebar setelah ditendang dengan keras dan ternyata tak ada siapapun di dalam kamar mandi ini , anehnya ketika kami menyoroti dengan senter seluruh permukaan lantai kamar mandi ini tampak basah dan ada sesuatu yang berceceran di lantai.

Mas Rudi : " ppak iitu ??! "

Pak Franky : " wow ?! "

Beyes : " rrambut siapa itu pak ? "

Jembing : " ppanjang panjang pak rambutnya "

Kami hanya melongo melihat berhelai helai rambut panjang yang berceceran di lantai yang basah ini , sepengetahuanku hanya sosok kuntilanak yang sering meninggalkan helaian rambutnya yang rontok.

Me : " rambut kunti pak ini ? "

Pak Franky : " iya ini pasti rambut kuntilanak "

Me : " berarti di sini ada kuntinya pak ? "

Pak Franky : " iya yang mandi tadi pasti kuntilanak mas "

Sesaat kami saling pandang dengan muka tegang dan kemudian celingukan kesana kemari , bisa jadi kuntilanak itu masih ada di sekitar sini.

Pak Franky : " senterin pohonnya mas ! "

Mas Rudi : " lebat banget pak daunnya "

Jembing : " waduh moga moga gak muncul kuntinya pak "

Beyes : " bisa semaput pak kalo kuntinya muncul di sini "

Kami terus mengarahkan sorotan senter ke pepohonan mangga lebat di pekarangan ini , namun sama sekali tak ada apa apa.... kami tak mendapati sosok kuntilanak pemilik rambut yang berceceran di kamar mandi.

Tak kami temukan apapun di pekarangan depan kamar mandi , kini Pak Franky mengajak kami menjelajahi area belakang namun tak ada yang aneh di sini , hanya ada perkakas usang macam kursi roda , tandu dorong , tabung oksigen besar dan botol bekas infus yang berserakan di lantai " ciit !.. ciit !... ciit !.. "sesekali terdengar suara tikus yang berkeliaran di sekitar tempat ini.

Mas Rudi : " kemana lagi kita pak ? "

Pak Franky : " ke belakang lagi "

Pak Franky mengajak kami terus berjalan ke area belakang dan kamipun tiba di tanah lapang yang berbatasan dengan sungai Jarakan " grujuk !.... grujuk !... grujuk !.... " terdengar suara deru aliran air sungai itu yang membuat kami merasa bergidik berada di sini.

Pak Franky : " kita ke kamar mayat sekarang ya ?! "

Beyes : " waduh pak takut saya kalo ke kamar mayat "

Jembing : " iya pak , yang lain aja "

Pak Franky : " ngga pa pa , bentar aja mas "

Di sebelah barat tanah lapang ini terdapat bangunan yang kata Pak Franky berfungsi sebagai kamar mayat , sementara di luar bangunan itu teronggok sebuah mobil ambulance jenasah yang telah bobrok... kini kami melangkah menuju ke sana dengan perasaan yang gamang , aku merasa seperti ada sesuatu yang tengah menanti kami di sana , apalagi suasananya sangat gelap dan terasa begitu mencekam.

Pak Franky : " ayo senterin dulu ! "

Pak Rudi : " wah serem juga pak di sini ya "

Begitu tiba di beranda kamar mayat kami langsung menyenteri segala penjuru , selain mobil ambulance bobrok di sini juga terdapat beberapa keranda besi berkarat yang saling bertumpukan di bawah tandon air... perlahan rasa merinding mulai menjalar saat kami melihat benda benda yang dulu pernah digunakan mengangkut mayat itu.

Me : " bekase mayit kuwi "

(bekasnya mayat itu)

Jembing : " hiii... ndelok kuwi ae wes wedi aku mas "

(hii... lihat itu aja aku udah takut mas)

Beyes : " podo mbing "

(sama mbing)

Dengan tenang Pak Franky mengecek pintu kamar mayat ini dan ternyata tak terkunci , beliau mengajak kami semua untuk masuk namun Jembing dan Beyes tak punya nyali sama sekali , mereka berdua memilih untuk menunggu di beranda.

Pak Franky : " ya sudah , tapi jangan pada kabur ya ? "

Beyes : " ngga pak , kita tetep nungguin di sini "

Pak Franky : " pokoknya senterin terus ya mas , siapa tahu ada yang muncul "

Jembing : " kkalo bisa ngga usah ada yang muncul pak , bisa semaput saya nanti "

Pak Franky : " ya sudah , saya mau masuk dulu ke kamar mayat "

Hanya bertiga kami memasuki kamar mayat ini , begitu berada di dalam kami merasakan hawa yang sangat pengab dan suasananya terasa begitu menyeramkan , ada sejumlah tempat pemandian jenasah yang terbuat dari porselen dan dilengkapi keran air , sementara di dinding sebelah barat terdapat deretan laci laci besi yang telah berkarat , aku tahu jika laci laci besi itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan jenasah.

Me : " dikunci ngga pak itu ? "

Pak Franky : " kita coba buka aja mas "

Tanpa rasa takut Pak Franky berjalan ke tempat penyimpanan jenasah itu dan mencoba untuk membukanya satu persatu , ternyata semuanya terkunci rapat.

Pak Franky : " kekunci semuanya mas "

Mas Rudi : " ya udah pak , paling gak ada apa apa juga di dalemnya "

Tak ada apapun yang aneh di ruangan kamar mayat ini , tanpa berlama lama kami bertiga memutuskan untuk keluar dari ruangan berhawa pengab ini.

Beyes : " ada apaan pak di dalem ? "

Pak Franky : " ada pocong tidur mas "

Beyes : " yang bener pak ada pocong tidur ?! "

Jembing : " sekarang masih di dalem pak pocongnya ?! "

Pak Franky : " ha.. ha.. saya bohong kok mas , gak ada apa apanya di dalem "

Jembing : " wah kirain ada pocong beneran di dalem "

Beyes : " udah kadung takut pak saya "

Di beranda kamar mayat kami merokok sambil celingukan mengamati keadaan sekitar , namun sedikit keanehan mulai terjadi di sini , perlahan tercium bau formalin yang begitu menyengat dan entah darimana asalnya.

Mas Rudi : " mambu formalin gak kowe vig ? "

(nyium bau formalin ngga kamu vig ?)

Me : " iyo mas , aku yo mambu ki "

(iya mas , aku juga nyium baunya nih)

Beyes : " waduh soko endi mas asale ki ?! "

(waduh darimana mas asalnya ini ?!)

Jembing : " jamput iki yes , ambune soyo nyegrak "

(jamput ini yes , baunya makin nyegrak)

Pak Franky : " tenang dulu semuanya , gak usah pada panik "

Kini kami terdiam sambil menutup hidung karena bau formalin ini semakin lama semakin terasa menyengat , kami bingung kenapa tiba tiba ada bau seperti ini dan entah darimana asalnya.

Pak Franky : " ini pasti dari dalem kamar mayat mas "

Mas Rudi : " tapi tadi ngga ada bau formalin pak pas kita di dalem "

Pak Franky : " saya juga bingung mas , tapi ini baunya pasti muncul dari dalem kamar mayat "

Pak Franky menyimpulkan jika bau formalin ini berasal dari ruangan kamar mayat , aku sendiri bingung kenapa bau menyengat ini baru muncul ketika kami telah berada di luar.

Me : " gimana pak ?!.. kita masuk lagi ngga nih ? "

Pak Franky : " ayo cek lagi mas ! "

Mas Rudi : " agak merinding juga saya pak "

Sekali lagi kami bertiga memasuki ruangan kamar mayat sambil terus menutup hidung , ketika kami menyoroti dengan senter ternyata ada sesuatu yang mengejutkan kami , tampak sesosok mayat yang tengah terbujur kaku di salah satu tempat pemandian jenasah.

Keringat dingin mulai bercucuran ketika kami menyoroti mayat yang terbaring di tempat pemandian jenasah itu , bagaimana bisa mayat itu tiba tiba muncul di situ padahal tadi tak ada apa apa ?!?!... benak kami dipenuhi seribu tanya yang beradu dengan ketegangan.

Me : " ggimana pak ?! "

Pak Franky : " gak usah takut , kita amati dulu "

Kondisi mayat lelaki itu tampak begitu mengenaskan , sekujur tubuhnya berlumuran darah kering sementara di perutnya terdapat bekas jahitan yang memanjang hingga ke dada.

Mas Rudi : " mayat siapa itu pak ? "

Pak Franky : " kayaknya mayat korban pembunuhan mas "

Me : " tapi kok bisa muncul tiba tiba ya pak ? "

Pak Franky : " itu bukan jasad fisiknya mas tapi arwahnya "

Dengan gemetaran kami memegangi senter dan terus menyoroti mayat itu , namun beberapa menit kemudian ada keanehan yang terjadi pada mayat itu , kami melihat jari jari kakinya bergerak gerak lemah.

Mas Rudi : " wwaduh pak itu kakinya ??!! "

Pak Franky : " iya saya tau mas , ayo kita keluar saja !! "

Buru buru kami keluar dari ruangan kamar mayat dan kemudian langsung berlari menuju beranda UGD , dengan nafas tersengal sengal kami duduk selonjoran di lantai sambil menyeka keringat yang membasahi muka kami.

Beyes : " yang bener pak ada mayat ?! "

Jembing : " tapi tadi kan ngga ada ya pak ? "

Pak Franky : " itu arwahnya orang mas , tiba tiba saja muncul di pemandian jenasah "

Beyes : " kok bisa ya pak ? "

Jembing : " gentayangan itu arwahnya ya pak , pantesan tiba tiba ada bau formalin "

Sejenak kami memulihkan diri di beranda UGD ini sambil bercerita mengenai kemunculan mayat tadi , namun tiba tiba saja " bruuakk !!.... bruuakk !!... " kami dikagetkan suara gaduh dari lorong sebelah timur , seketika raut muka kami langsung berubah tegang.

Jembing : " ssuoro opo kuwi mas ??!! "

Beyes : " waduh enek opo eneh iki ??!! "

Me : " gimana pak ?! "

Pak Franky : " berani ngecek nggak ?!.. "

Mas Rudi : " aayo pak kita cek ke sana saja ! "

Jembing : " ssaya nunggu sini saja pak "

Beyes : " iiya pak saya juga "

Pak Franky : " ayo cepet kita ke sana !! "

Dengan menguatkan nyali kami bertiga bangkit lalu berjalan menuju lorong timur yang mengarah ke unit rawat inap tadi " bruuaakk !!... bruuuakk !!.... suara gaduh itu terus terdengar nyaring memecah kesunyian malam dan membuat kami semakin gamang melangkahkan kaki.

Pak Franky : " ini pasti dari dalam unit rawat inap tadi "

Mas Rudi : " apa gara gara dupa menyannya ketinggalan tadi ya pak ?! "

Pak Franky : " kayaknya iya mas "

Ketika memasuki lorong kami semakin yakin jika suara gaduh itu memang berasal dari ruang unit rawat inap tadi , apalagi dupa milik Pak Franky tertinggal di sana dan kemungkinan telah mengundang makhluk halus ke dalam ruangan itu.

Me : " suaranya berhenti pak "

Pak Franky : " kayaknya udah tau kita mau datang "

Mas Rudi : " kita masuk unit rawat inap tadi pak ?! "

Pak Franky : " iya saya yakin suara tadi dari sana mas "

Suara gaduh itu tak terdengar lagi ketika kami tiba di depan pintu ruangan unit rawat inap , sesaat Pak Franky menghela nafas dan bersiap membuka pintu yang nyaris terlepas dari engselnya ini.

Pak Franky : " senterin terus mas ! "

Mas Rudi : " iiya pak "

Ketegangan menyergap kami ketika memasuki ruangan unit rawat inap ini , dengan gemetaran kami mengarahkan sorotan senter kesana kemari dan terlihatlah segala kekacauan yang terjadi di ruangan ini.

Kami hanya bisa terpana menyaksikan kondisi ruangan ini yang tak lagi sama seperti sebelumnya , seluruh ranjang besi tampak berantakan dan berpindah dari posisi semula , begitu juga dengan kasur , bantal dan selimut yang semuanya berserakan di lantai , sementara dupa kemenyan milik Pak Franky telah padam dan terguling di dekat pintu.

Mas Rudi : " kok bisa jadi berantakan gini pak ?! "

Pak Franky : " pasti tadi ada dedemit yang masuk sini dan berantakin semuanya mas "

Me : " kira kira demitnya masih di sini ngga pak ? "

Pak Franky : " itu yang saya ngga tau mas "

Dengan terheran heran kami mengamati kondisi ruangan ini sebelum akhirnya terjadi hal yang mengejutkan " uuahhh !!.. tiba tiba saja Mas Rudi ambruk dan mengerang erang seperti orang kesakitan , sementara matanya tampak mendelik hingga terlihat putihnya saja " uuuaaahh !!!... uuahh !!!... seketika aku dan Pak Franky kepanikan saat menyadari bahwa Mas Rudi tengah kesurupan.

Me : " ggiimana ini pak ?!?! "

Pak Franky : " bbantu pegangin kakinya mas !!.. saya mau keluarkan !! "

Me : " iiya pak "

Sekuat kuatnya kupegangi kedua kaki Mas Rudi yang terus menendang nendang dengan kencang , sementara Pak Franky mencoba mengeluarkan makhluk halus yang merasuki Mas Rudi.

Pak Franky : " ppegangin yang kuat mas !! "

Me : " iiya pak "

Keringat bercucuran membasahi sekujur tubuhku , aku merasa kewalahan memegangi kedua kaki Mas Rudi yang terus menendang nendang ini dan " uuaahhh !!!.... uuaahh !!!.... " teriakannya begitu nyaring hingga membuatku merasa ngeri mendengarnya.

Me : " aayo pak ccepet !! "

Pak Franky : " iiya mas kepalanya gerak terus susah ini megangnya "

Pak Franky kesulitan memegangi kepala Mas Rudi yang terus bergerak meronta ronta " uuuahh !!... uuahhh !!!.... " lamban laun aku kewalahan memegangi kedua kaki Mas Rudi dan entah kenapa tiba tiba kepalaku terasa berat " aahh !!!... ahhh !!... " pandangan mataku perlahan mulai kabur seiring kepalaku yang terasa kian berat " ahhh !!!.... aahhh !!!..... " aaku merasa tak sanggup lagi , aaku tak sanggup lagi mempertahankan kesadaranku.

Ketika kubuka mata rupanya hari telah pagi sementara tubuhku terbaring di lantai beranda UGD , kulihat Mas Rudi masih tergeletak pingsan di sebelahku sementara Pak Franky , Beyes dan Jembing duduk di dekatku dengan muka yang tampak cemas.

Beyes : " mas , gak po po sampeyan ?! "

Jembing : " ngombe sek mas "

Pak Franky : " minum air dulu mas "

Dengan lemas aku bangkit lalu duduk selonjoran bersandar dinding , lekas kureguk sebotol air mineral yang disodorkan Jembing hingga tersisa sedikit " ahhh !!... " aku merasa kondisiku sedikit lebih baik sekarang.

Pak Franky : " pas di unit rawat inap kamu kesurupan mas vig "

Me : " kkesurupan apa pak saya ?? "

Beyes : " kesurupan arwah korban tabrakan sampeyan mas "

Me : " arwah korban tabrakan pak ?! "

Pak Franky : " iya mas , sama kayak mas rudi juga "

Jembing : " tapi alhamdulilah njenengan bisa keluarin semuanya ya pak "

Pak Franky : " sampe gobyos saya keluarin arwahnya mas vig , habis tenaga saya "

Beyes : " iyo mas , aku karo jembing melok nyekeli ngasi kesel "

(iya mas , aku sama jembing ikut megangin sampe capek)

Tak pernah kusangka aku akan mengalami kesurupan di rumah sakit ini dan entah akan seperti apa jadinya kalau tak ada Pak Franky yang sanggup mengatasi , ternyata keangkeran rumah sakit ini bukan hanya sekedar isapan jempol belaka dan tak bisa dianggap remeh.... kuharap suatu saat nanti acara 'Masih Dunia Lain' berminat mengadakan uji nyali di rumah sakit ini , bisa dipastikan akan ada peserta yang mengalami kesurupan seperti diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar