HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Gerilja Masoek Hoetan

 Gerilya dari hutan ke hutan memang sangat melelahkan , butuh ketahanan fisik dan mental agar perang gerilya bisa terus berkelanjutan dari hari ke hari , begitulah yang dilakukan Darmanto dan rekan rekan sekompinya yang selama hampir sebulan terus bergerilya blusukan di hutan hutan sekitar Caruban , Nganjuk hingga Tulungagung , selain harus menghadapi pasukan Belanda mereka juga harus mewaspadai penduduk desa yang justru menjadi kaki tangan Belanda , hal ini disebabkan karena kebiasaan para penduduk yang kecanduan madat justru dimanfaatkan Belanda dengan memberi mereka opium secara cuma cuma , akhirnya banyak penduduk yang berusaha menjebak atau mematai matai pergerakan tentara TNI di sekitar desa demi mendapat imbalan opium yang tak seberapa.

Ruang gerak yang terbatas serta perbekalan yang kian menipis membuat Darmanto dan rekan rekannya tidak bisa lagi berbuat banyak untuk melakukan perlawanan , di tengah kondisi yang serba sulit mereka hanya berusaha bertahan hidup dengan berburu hewan hewan yang ada di hutan , tak jarang ada beberapa tentara yang sakit sakitan hingga akhirnya mati begitu saja tanpa sempat diobati , sungguh teramat berat menjalani perang gerilya berkepanjangan tanpa tahu kapan akan berakhir.

Dengan semangat juang yang semakin meredup Darmanto dan rekan rekan sekompinya sudah tak yakin untuk bisa terus melanjutkan perang gerilya , lebih buruknya lagi beberapa tentara yang sudah frustasi malah menyerah kepada pasukan Belanda dan sekaligus mengkhianati perjuangan rekan rekannya , biasanya mereka akan diberi makanan , rokok dan uang yang cukup banyak dengan syarat mau memberitahukan posisi rekan rekannya yang sedang bergerilya , jika sudah begini Darmanto dan rekan rekan sekompinya terpaksa harus kabur ke daerah lain agar terhindar dari serbuan pasukan Belanda , lama kelamaan posisi mereka semakin terdesak hingga akhirnya mereka memilih kabur ke Trenggalek dan bersembunyi di hutan jati yang ada di daerah Pogalan , kali ini tanpa sengaja mereka malah bertemu dengan rombongan pasukan gerilya jendral Sudirman yang sepertinya akan melanjutkan perjalanan ke Tulungagung.


Jendral Sudirman duduk di atas kursi tandu yang digotong oleh beberapa anak buahnya , sementara pasukan yang mengawalnya berjumlah sekitar 40 an tentara TNI dari divisi Diponegoro dan Senopati , pasukan itu dikomandani oleh letkol Suadi dan kapten Nolly yang juga merangkap menjadi ajudan pribadi jendral Sudirman , setelah memperkenalkan diri mereka berdua langsung mengistirahatkan pasukan dan meminta informasi mengenai rute gerilya menuju Tulungagung.

Pasukan Belanda diperkirakan masih menyisir hutan hutan di sekitar perbatasan Trenggalek dan Tulungagung sehingga rombongan jendral Sudirman harus menunggu hingga keadaan di sana benar benar aman , akhirnya mereka memilih berdiam semalaman di hutan sambil berbagi singkong dan gaplek yang langsung dibakar ramai ramai , sementara jendral Sudirman yang duduk bersila di dekat api unggun terus menghisap berbatang batang rokok kretek sembari mengucapkan petuah petuah perjuangan " sak abot abotipun perjuangan niki tansah saget dilakoni yen ing sajroning ati sampun diniati ingsun ikhlas lahir lan batin , perjuangan niki mboten amargi bondho utowo nopo nopo nanging amargi katetepan ati ingkang madep jejeg marang kamardikaane nuso lan bongso " mendengar petuah sang jendral membuat hati sanubari kembali merasakan ketegaran yang menggelegak , bahwasanya sejak dulu perjuangan bangsa ini memang teramat berat , berliku liku dan penuh dengan pengorbanan , namun sang jendral tetap teguh meyakini bahwa semakin dekat apa yang dicita citakan maka semakin berat pula perjuangan yang harus dilakukan , hanya dengan tetap beristiqomah perjuangan ini bisa terus berlanjut hingga tercapai apa yang dicita citakan.

" Kulo sudirman luwih milih mati ing sajroning peperangan tinimbangane mati nggletak ing dipan !... uhuk !.. uhuk !... dereng lego ati kulo nek bongso niki dereng merdeko saklawase !.. uhuk !.. uhuk !.. " sambil terbatuk batuk sang jendral mengucapkan kebulatan tekat perjuangannya , saat batuknya semakin parah kapten Nolly langsung menggendong tubuh kurusnya yang kemudian dibaringkan di dekat tandu , sementara dokter Suwondo langsung memberi obat obatan dan menungguinya hingga terlelap tidur , Darmanto dan rekan rekannya benar benar merasa trenyuh melihat kondisi sang jendral yang tubuhnya tampak ringkih itu , ternyata penderitaan yang selama ini mereka alami tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan penderitaan jendral Sudirman yang rela bergerilya dengan kondisi sakit sakitan.

Saat fajar menyingsing pasukan jendral Sudirman mulai berkemas kemas untuk melanjutkan perjalanan ke Tulungagung , dengan penuh keharuan Darmanto dan rekan rekan sekompinya memeluk mereka satu persatu sebelum akhirnya jendral Sudirman mengucapkan kata pamit secara singkat " eling eling sederek sederek sedoyo , perjuangan niki sampun cedak ing pungkasanipun !... mugi mugi sederek sederek sedoyo saget nglakoni lan nandangi sak kebakipun ati !... " setelah berpamitan sang jendral yang duduk di kursi tandu itu mulai digotong beberapa anak buahnya , tak lupa rombongan pasukan sang jendral saling mengepalkan tangannya sambil berteriak teriak " merdeka !... merdeka !.. sekali merdeka tetep merdeka !... " Darmanto dan rekan rekan sekompinya langsung membalas dengan penuh semangat sebelum akhirnya rombongan pasukan itu beranjak pergi meninggalkan hutan.


Sebulan kemudian Darmanto dan rekan rekan sekompinya masih terus bergerilya di sekitaran Trenggalek , hingga saat memasuki bulan Maret 1949 tiba tiba terdengar kabar kalau di Jogjakarta telah digelar serangan umum secara besar besaran , tentunya hal ini akan berdampak baik karena delegasi UNCI beserta para wartawan Internasional yang ada di Jogja jadi mengetahui bahwa Republik Indonesia yang dianggap sudah hancur ternyata masih ada , selain itu keberadaan tentara TNI yang selama ini dianggap extremist oleh Belanda juga akan diakui sebagai tentara nasional dari Republik Indonesia , bisa dibilang dampak serangan umum ini akan membalikkan propaganda omong kosong Belanda di dunia Internasional , mungkin setelah ini negara negara lain akan segera mendesak dewan keamanan PBB untuk menghentikan agresi militer Belanda yang dipropagandakan sebagai aksi polisionil menertibkan extremist extremist liar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar