HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Soerabaja Membara chapter V

 Dari hari ke hari situasi kota Surabaya terasa semakin memanas , terlebih dari sektor utara sudah terdengar kabar kalau pihak sekutu sedang menyiagakan puluhan tank dan panser yang sepertinya akan digunakan untuk menyerang sektor timur , barat dan tengah sekaligus , selain itu para tentara Inggris dan Gurkha juga telah menyebar hingga ke kampung kampung sehingga semua penduduk yang berada di wilayah utara harus mengungsi ke daerah daerah di pinggiran Surabaya.


Melihat situasi yang sudah diambang peperangan besar seperti ini Dr Moestopo selaku komandan markas besar TKR langsung mengeluarkan perintah untuk mengevakuasi semua penduduk secepatnya , tanpa buang buang waktu lagi para anggota TKR beserta polisi istimewa langsung mendatangi kampung demi kampung dengan mengendarai truk , sementara Darmanto sendiri kebagian tugas untuk mengevakuasi penduduk di daerah Tegalsari yang letaknya tak terlalu jauh dari markas di jl Pregolan.

Begitu tiba di perkampungan Darmanto dan rekan rekannya langsung menyuruh semua orang untuk segera mengemasi barangnya masing masing , tak butuh waktu lama orang orang itu langsung berbondong bondong menghampiri truk sambil membawa kasur , tikar , rinjing , kendil , karung atau keranjang pikulan , selain itu juga ada banyak orang yang membawa hewan ternak seperti ayam , bebek , kambing atau sapi yang tentu saja tidak diperbolehkan ikut naik truk , lebih baik mereka pergi mengungsi dengan berjalan kaki sambil menuntun ternaknya atau dengan menumpang dokar dan cikar milik tetangganya.


Yang diprioritaskan menaiki truk adalah perempuan , anak anak dan juga orang yang sudah tua , satu persatu dari mereka terus dinaikkan hingga berjejal jejalan sebelum akhirnya bak truk penuh sesak tak dapat memuat orang lagi , tanpa berlama lama Darmanto dan rekan rekannya langsung tancap gas menuju pos penampungan pengungsi yang ada di daerah Maospati , nantinya mereka akan kembali lagi ke daerah Tegalsari karena masih ada banyak orang yang belum diangkut.

Di sepanjang perjalanan Darmanto melihat truk truk lain yang baknya sudah penuh sesak dipenuhi para pengungsi , sementara iring iringan dokar , cikar dan orang orang yang membawa barang atau hewan juga terlihat dimana mana hingga membuat jalanan jadi susah dilewati , dengan kondisi seramai ini perjalanan menuju daerah Maospati jadi tersendat sendat dan memakan waktu lama.


Setibanya di pos pengungsian Darmanto dan rekan rekannya langsung menurunkan semua orang yang diangkut di bak truk , tak butuh waktu lama orang orang itu sudah diturunkan semuanya dan langsung berbondong bondong menempati tenda tenda yang didirikan di tanah lapang dekat tegalan , saat Darmanto melihat tenda tenda itu ternyata di dalamnya sudah sesak dipenuhi para pengungsi dari berbagai daerah di Surabaya , mereka semua berjubelan di dalam tenda yang ukurannya tak terlalu besar sehingga untuk sekedar rebahan atau selonjoran kaki saja mereka kesusahan , belum lagi barang bawaan mereka berserakan dimana mana hingga membuat tenda jadi semakin penuh sesak , selain itu bayi bayi juga terus menangis karena udara di dalam tenda terasa pengab dan gerah , sungguh benar benar memprihatinkan keadaan di pos pengungsian ini.

Tanpa berlama lama Darmanto dan rekan rekannya segera kembali ke daerah Tegalsari , begitu tiba mereka langsung menaikkan orang orang ke bak truk sebelum akhirnya tancap gas ke daerah Maospati lagi , namun saat di perjalanan tiba tiba terdengar dentuman suara meriam yang sangat nyaring sekali " bluuarr !!... bluuaarr !!... " seketika Darmanto dan rekan rekannya langsung menghentikan laju truk dan kemudian mengamati keadaan sekitar " bluuarr !!.... bluuaar !!... di kejauhan tampak kepulan asap yang membubung tinggi hingga semua orang dapat melihatnya , ternyata kapal kapal Inggris yang berada di Tanjung Perak sedang menghujani kota Surabaya dengan gempuran meriam bertubi tubi " bluuarr !!.. bluuarr !!... " melihat keadaan yang sudah semakin genting Darmanto dan rekan rekannya langsung tancap gas melanjutkan perjalanan ke daerah Maospati , kali ini mereka mengemudikan truk dengan terburu buru karena takut terkena tembakan meriam kapal yang bisa jatuh dimana saja.


Urusan mengevakuasi penduduk baru tuntas dilakukan menjelang siang , begitu kembali ke markas Darmanto dan rekan rekannya kaget melihat sebagian bangunan sudah roboh terkena tembakan meriam kapal , lebih buruknya lagi ada beberapa orang yang mati dan terluka karena tertimpa puing puing bangunan , sementara di berbagai tempat juga terjadi hal yang sama , bahkan gedung pengadilan yang dijadikan markas pejuang PRI sudah hancur lebur rata dengan tanah , melihat serangan seperti ini semua orang jadi merasa was was dan memilih untuk bersiaga di luar markas.


Tembakan meriam kapal sudah berhenti sejak tadi tetapi selepas dhuhur tiba tiba ada pesawat besar yang terbang mengitari kota Surabaya , seketika semua orang mendongakkan kepalanya ke langit sebelum akhirnya pesawat itu menyebarkan ribuan kertas pamflet yang bertebaran dimana mana " ayo jupuk rek !!... jupuken kabeh kertase !!... " kertas kertas pamflet yang baru saja terjatuh di jalanan itu langsung dipunguti oleh semua orang , namun setelah membacanya raut muka mereka langsung dipenuhi rasa amarah yang membuncah , ternyata apa yang tertulis di kertas pamflet adalah ancaman agar semua orang menyerahkan senjatanya kepada pihak sekutu dengan batas waktu hingga besok pagi tanggal 10 November 1945 , kalau semua senjata tidak diserahkan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan maka pihak sekutu akan langsung menggempur kota Surabaya secara besar besaran , jelas sudah bahwa ini adalah tantangan untuk melanjutkan peperangan yang sempat terhenti selama masa gencatan senjata.

" Sopo seng sudi nyerah ambek inggris cok ?!?.. karuane awake dhewe perang maneh ngasi matek !!.. pokoke merdeka utowo matek rek !!.. " pihak sekutu perlu tau bahwa kata menyerah tidak pernah ada dibenak orang orang Indonesia , esok pagi saat fajar menyingsing mayjen Mansergh yang menggantikan brigjen Mallaby akan segera tau seperti apa jawaban orang orang Indonesia menanggapi ancaman itu , yang jelas semua orang sudah siap menyabung nyawa untuk berperang habis habisan mempertahankan kota Surabaya.

Malam harinya semua orang berkumpul di markas sambil mendengarkan orasi gubernur Suryo yang disiarkan melalui radio , dengan berapi api beliau menyatakan sikap untuk tidak tunduk terhadap ancaman pihak sekutu yang telah menginjak injak kedaulatan bangsa Indonesia " mari kita berjuang bersama sama saudara saudara !!... lebih baik hancur daripada dijajah kembali !!... merdeka !!.. merdeka !!... " begitu siaran radio itu selesai semua orang langsung mengepalkan tangan tinggi tinggi sambil berteriak " merdekaa !!... merdekaa !!.. " tak perlu diragukan lagi bahwa semua orang sudah siap mengangkat senjata untuk menghadapi pasukan sekutu yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada sebelumnya , menurut intel Republik jumlah keseluruhan pasukan infantri divisi 11 yang dikomandani mayjen Mansergh mencapai lebih dari 25.000 tentara , belum lagi ada puluhan tank , panser , pesawat dan juga kapal yang semuanya akan digunakan untuk menggempur kota Surabaya secara besar besaran.

Markas besar TKR telah menginstruksikan agar semua korps pejuang , santri dan laskar milisi melakukan penyerangan serentak selepas sirene pagi berbunyi , hanya tinggal menunggu beberapa jam saja penyerangan ini akan dimulai sehingga semua orang tidak sempat tidur dan langsung bersiap siap mengatur barisan , sementara batalion Sungkono sendiri dipecah menjadi beberapa kompi yang masing masing memimpin beberapa korps pejuang , santri dan milisi yang ada sektor tengah , karena itulah mereka semua langsung dikumpulkan di gedung De Simpangsch yang letaknya berdekatan dengan markas di jl Pregolan , di sana mereka dikoordinasi dan diberi briefing mengenai penyerangan esok hari.

Darmanto dan rekan rekan sekompinya akan melakukan penyerangan ke Darmo boulevard yang merupakan pemukiman elite orang orang Belanda , mereka akan menyerang bersama kompi pejuang TKR Chunking dan laskar milisi yang terdiri dari berpuluh puluh orang , sementara para pejuang PRI akan berada di garis depan dengan mengerahkan sejumlah panser sitaan Jepang , kemungkinan penyerangan ini akan berlangsung sengit karena pihak sekutu telah menyiagakan puluhan tank di sepanjang jalan menuju Darmo boulevard , selain itu perlu juga diwaspadai kalau ada penembak runduk Inggris yang bersembunyi di atap atap bangunan sekitar Darmo boulevard.

Selepas shubuh beberapa perempuan Tionghoa datang ke gedung De Simpangsch sambil membawakan kiriman nasi goreng , bakpao , teh dan juga rokok , para pejuang TKR langsung menikmatinya sembari melumasi senapan masing masing sebelum akhirnya kolonel Sungkono memerintahkan untuk segera berbaris di pelataran gedung , dengan tergesa semua orang langsung berbaris sesuai dengan kompinya masing masing , sementara ratusan orang milisi juga ikut bergabung menyertai kompi kompi yang telah ditentukan.


Sebelum sirene pagi berbunyi semua orang akhirnya beranjak meninggalkan gedung De Simpangsch dan kemudian menyebar ke berbagai target yang ada di sektor utara , dengan dikawal oleh panser panser pejuang PRI mereka semua terus berjalan sambil mengawasi keadaan yang masih gelap , kabarnya pihak sekutu telah menempatkan banyak penembak runduk di atap atap bangunan sehingga semua orang merasa was was saat berjalan.

" Daakk !!... daakk !!... " suara tembakan berperedam tiba tiba terdengar dan membuat semua orang panik , sementara di saat bersamaan ada beberapa pejuang TKR yang ambruk dengan kepala yang telah tertembak " dakk !!.. dakk !!.. " tembakan itu terdengar lagi namun sulit untuk mengetahui darimana asalnya , akhirnya para pejuang TKR langsung menembaki atap atap bangunan yang diduga menjadi tempat persembunyian penembak runduk Inggris " dreett !!... drett !!... drett !!.. " rentetan tembakan menghancurkan genteng genteng bangunan namun tak ada seorangpun penembak runduk Inggris yang terkena , justru beberapa milisi malah terkena tembakan balasan yang masih belum diketahui darimana asalnya " dakk !!.. dakk !!.. " untuk mencari selamat akhirnya semua orang langsung bersembunyi di bangunan sekitar.

Sulit untuk mengetahui posisi penembak runduk Inggris karena keadaan masih cukup gelap , di saat seperti ini beberapa milisi Dayak malah nekat berdiri di atas panser sambil mengangkat mandaunya tinggi tinggi , tanpa diduga mandau mandau itu tiba tiba terbang melesat dengan cepat sebelum akhirnya terdengar suara benda berjatuhan secara serentak " bruaak !!... bruaakk !!.. " setelah dihampiri ternyata benda benda jatuh itu adalah para penembak runduk Inggris yang semuanya telah mati dengan leher tertancap mandau , seketika semua orang terheran melihatnya dengan tatapan tak percaya , siapa sangka kalau mandau mandau milik milisi Dayak ternyata bisa terbang sendiri untuk membunuh musuh.

Para milisi Dayak yang mengenakan ikat kepala penuh bulu ini membuat semua orang terkagum kagum , kalau bukan karena mandau mandau bertuah milik mereka mungkin akan ada lebih banyak orang yang mati ditembaki para penembak runduk Inggris , namun orang orang Dayak ini juga sadis karena mayat mayat penembak runduk Inggris malah dipotong kepalanya satu persatu , kata mereka potongan kepala itu akan dibawa pulang ke Kalimantan sebagai bukti andil perjuangan mereka di Surabaya , bahkan semakin banyak kepala yang dipotong mereka akan semakin dihormati dan dianggap pahlawan di daerah asalnya sana.


Salah seorang milisi Dayak disuruh kembali ke markas dengan membawa beberapa potongan kepala yang berlumuran darah , tanpa menunggunya bergabung lagi semua orang langsung melanjutkan perjalanan ke Darmo boulevard yang jaraknya masih cukup jauh , hingga tak lama kemudian fajar mulai menyingsing disertai bunyi sirene yang terdengar nyaring dari pengeras suara " nguuiing !!!.... nguuiing !!!..... " ketika bunyi sirene berakhir tiba tiba ada beberapa tank yang terlihat di kejauhan , lama kelamaan tank tank itu melaju semakin dekat hingga para pejuang PRI yang mengendarai panser memutuskan untuk menyerang duluan " dreett !!... dreet !!... dreet !!.... senapan kaliber besar terus ditembakkan saat panser panser mereka melaju ke arah tank tank Inggris itu , namun serangan balasan yang dilakukan benar benar sangat dahsyat , secara bertubi tank tank itu menembaki panser panser para pejuang PRI hingga meledak satu persatu " bluaaar !!!.... bluuaar !!!.... " kobaran api langsung melahap panser panser yang meledak itu sementara sisanya langsung putar balik secepatnya.



" Bluuaar !!... bluaar !!... bluaarr !!... " tembakan bertubi tubi terus menghujani jalanan hingga membuat semua orang panik , semuanya kebingungan bagaimana menghadapi tank tank Inggris yang terus menembak secara membabi buta itu , hingga akhirnya saat tank itu semakin mendekat semua orang memutuskan untuk kabur melalui gang gang sempit di sekitar bangunan , semuanya terus berlarian menjauh tetapi beberapa pejuang TKR Chunking justru nekat memanjat atap bangunan sambil membawa granat batangan , saat tiba di atap mereka langsung menghujani tank tank Inggris yang sedang lewat dengan menggunakan granat batangan yang mereka bawa " bluaar !!... bluaar !!... bluarr !!... " ledakan demi ledakan terus terdengar hingga membuat semua orang kembali lagi ke jalanan , saat dilihat ternyata beberapa tank Inggris telah terbakar dilalap api sementara sisanya langsung kabur mundur begitu saja " moleh kono inggris jancok !!... moleh kabeh nang negoromu kono !!... " semua orang bersorak kegirangan melihat tank tank Inggris itu kabur menjauh , sementara pejuang TKR Chunking yang ada di atap tertawa terbahak bahak sambil berlagak sok pahlawan , tak percuma orang orang sipit itu ikut berperang.


Panser pejuang PRI yang tersisa kembali memandu semua orang berjalan menuju Darmo boulevard , di tengah perjalanan mereka bertemu kompi pejuang TKR dari sektor timur yang disertai milisi berjumlah puluhan orang , akhirnya mereka semua memutuskan bergabung untuk menyerang Darmo boulevard bersama sama , para pejuang dan milisi yang berjumlah ratusan orang ini terus berjalan hingga akhirnya mereka tiba di Darmo boulevard , rupanya pasukan sekutu telah menyiagakan ratusan tentara Inggris dan Gurkha yang disebar di berbagai titik , sementara jalan masuk ke Darmo boulevard dihalangi oleh barikade kawat berduri dan tumpukan karung pasir yang digunakan berlindung para tentara Inggris yang memegang senapan gatling dan bren , saat melihat kedatangan ratusan pejuang dan milisi mereka langsung mengarahkan moncong senjatanya dan bersiap untuk menembak.



" To all Indonesians !!... please surrender now !!... hand over head !!.. " seorang tentara Inggris langsung berteriak teriak menggunakan pengeras suara , dengan lantang ia terus berteriak memaksa para pejuang dan milisi agar bersedia menyerahkan senjata , namun tanpa diduga orang itu tiba tiba roboh terkena panah salah seorang milisi , seketika keadaan menjadi kacau karena para tentara Inggris langsung membalas dengan tembakan senapan gatling dan bren yang ditembakkan secara membabi buta " dreet !!... drett !!... drett !!... " beberapa orang roboh terkena tembakan sementara yang lainnya kocar kacir tak tentu arah , di tengah keadaan seperti ini semua orang ingin mencari selamat sendiri tetapi para milisi Dayak justru nekat maju sambil mengacungkan mandaunya tinggi tinggi " wuuu !!!.... wuuu !!!... " mereka terus berteriak sembari berlari ke arah tentara Inggris yang terus menembaki tanpa henti " dreett !!.. dreett !!.. " beberapa orang Dayak itu roboh namun yang lainnya berhasil melemparkan mandau hingga melesat terbang ke arah tentara Inggris yang memegang senapan gatling " jleb !!.. jleb !!... " semuanya mati setelah mandau mandau yang beterbangan itu menancap di leher mereka , sementara para milisi lain langsung bernyali untuk bersama sama maju menyerang secara gerudukan " mateq acon !!... mateq acon !!... " puluhan orang orang Sasak maju menyerbu dengan tombak yang terhunus dan diikuti oleh puluhan orang Bugis yang terus merangsek maju sembari mengacung acungkan badik " drett !!.. drett !!... drett !!... " rentetan tembakan dari berbagai arah mengenai para milisi yang maju duluan , sementara para pejuang TKR dan PRI berusaha menembaki tentara Inggris dan Gurkha yang berlindung di balik pagar pagar rumah " duaar !!.. duaar !!... dreet !!... drett !!... " aksi baku tembak terus terjadi hingga banyak korban berjatuhan , namun para milisi yang sudah kesetanan terus maju menyerbu hingga akhirnya mereka berhasil mengeroyok tentara Inggris yang ada di jalanan depan rumah rumah " help !!... help me !!... don't kill me !!.. please don't !!.. " tanpa mengenal ampun para milisi beramai ramai menghabisi tentara Inggris yang sudah tak berkutik " buno !!... buno matea !!... " dengan kalap mereka terus menghunuskan tombak , mandau dan badiknya hingga tentara Inggris yang mereka keroyok akhirnya mati mengenaskan.


" Run !!... run !!... " banyak tentara Inggris dan Gurkha yang berlarian kabur karena takut melihat keberingasan para milisi yang sudah kesetanan , dengan terbirit birit mereka terus berlari dan dikejar kejar seperti maling hingga akhirnya ada beberapa yang terpojok tak bisa melarikan diri lagi , untuk mencari selamat mereka berusaha memanjat tembok atau pohon yang ada di halaman rumah tapi sialnya para milisi keburu mengepung dan langsung membantai tanpa ampun.


" Drett !!... drett !!... " baku tembak terus berlangsung di jalanan Darmo Boulevard , para pejuang TKR dan PRI masih berusaha menghabisi semua tentara Inggris dan Gurkha yang bercokol di dalam rumah rumah " pyarr !!.. pyarr !!.. " kaca kaca pecah semua ditembaki dari luar , sementara para pejuang TKR Chunking malah memasang mortir dan menghujani rumah demi rumah " bluuarr !!... bluuaar !!... " saking dahsyat ledakannya dinding rumah rumah itu langsung hancur berserakan hingga membuat para tentara Inggris dan Gurkha yang ada di dalamnya tewas seketika tertimpa puing puing " ying le !!.. ying le !!.. " pejuang TKR Chunking itu langsung bersorak kegirangan setelah menghujani rumah rumah dengan mortir , namun kegirangan mereka tak berlangsung lama karena di kejauhan terlihat barisan tentara Inggris dan Gurkha yang jumlahnya mencapai ratusan orang , belum lagi ada puluhan tank yang mengawal di depan sambil terus menembaki para milisi yang masih berkerumun di jalanan " bluuarr !!... bluuaar !!... " banyak yang tewas hingga tubuhnya hancur sementara yang lainnya langsung mundur karena kehabisan nyali " ayo mundur !!... mundur kabeeh !!... " ketika keadaan mulai tak berpihak maka tak ada pilihan lain selain mundur mencari selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar