HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Soerabaja Membara chapter VI

 " Munduur !!.. mundur kabeeh !!... " secara serempak semua orang langsung berlari mundur meninggalkan kawasan Darmo boulevard yang kembali dikuasai pihak sekutu , keadaan seperti ini membuat semua orang kalang kabut hingga terpisah pisah di berbagai tempat , lebih buruknya lagi kapal perang Inggris yang berada di Tanjung Perak mulai menghujani kota Surabaya dengan gempuran meriam bertubi tubi " bluuaarr !!!... bluuuaarr !!!... " banyak bangunan yang hancur terkena gempuran meriam kapal , sementara Darmanto dan rekan rekannya yang bersembunyi di dalam toko merasa bingung tak tahu harus berbuat apa , mereka benar benar ketakutan mendengar suara gempuran meriam kapal yang tak kunjung berhenti membombardir kota Surabaya " bluuaar !!... bluuaar !!... bluuaar !!... " sungguh peperangan ini mulai terasa menakutkan hingga nyali tergerus habis tak tersisa.


" Bluaar !!... bluuaar !!... bluuarr " di tengah dahsyatnya gempuran meriam kapal tiba tiba terdengar seruan Bung Tomo dari pengeras suara di pinggir jalan " saudara saudara semuanya !!... jangan takut !!... jangan takut untuk melawan !!... lawanlah !!.. lawanlah karena allah bersama kita !!... allahu akbar !!... allahu akbar !!... " semua orang yang tadinya sudah ketakutan tiba tiba terbangkitkan lagi nyalinya , begitu juga dengan Darmanto dan rekan rekannya yang memberanikan diri keluar dari toko walaupun gempuran meriam kapal masih berlangsung tanpa henti " bluuaar !!.. bluuaar !!... bluuaar !!... " tanpa rasa gentar semua orang yang berkerumun di jalanan langsung bersama sama kembali ke Darmo boulevard , semakin lama jumlahnya semakin banyak karena orang orang yang tadi sempat kocar kacir juga ikut bergabung lagi untuk bersama sama menyerang Darmo boulevard.



Saat masih berjalan di pertokoan dekat Darmo boulevard para pejuang dan milisi langsung disambut dengan hujan mortir berkali kali " bluuarr !!... bluuaar !!... " seketika semua orang panik hingga kocar kacir tak tentu arah , sementara yang lainnya terluka parah atau mati bergelimpangan di jalan " bluuar !!.. " bluuar !!... bluuarr !!.. " secara bertubi tubi tembakan mortir terus menghujani jalanan hingga menewaskan banyak orang , bahkan Darmanto sempat terkena ledakan mortir hingga pendengarannya mengalami tuli sesaat " ugh !!... ugh !!... " dengan sempoyongan ia berjalan sambil memegangi telinganya yang berdarah , sementara beberapa rekannya yang juga terkena ledakan hanya bisa menggelepar di jalanan sambil mengerang erang kesakitan " aduuhh !!... tuluung !!... tuluung sikelku kenek cak !!... loro temenan rasane cak !!.. aduuh !!... tuluung caak !!... " Darmanto tidak bisa berbuat banyak untuk menolong rekan rekannya yang terluka parah , lebih buruknya lagi petugas medis yang dibutuhkan malah sudah mati tergeletak di jalan , melihat keadaan seperti ini Darmanto berusaha menyeret rekan rekannya menuju tempat aman yang tidak terjangkau tembakan mortir.


Setelah susah payah mengamankan rekan rekannya Darmanto melihat panser panser Inggris mulai merangsek di jalanan , sementara para pejuang TKR yang tersisa berusaha melakukan perlawanan sebisanya " dreett !!... drett !!... drett !!.. " rentetan tembakan para pejuang tak bisa menghentikan panser panser berlapis baja itu , justru mereka malah bertumbangan setelah diberondong senapan mesin berkaliber besar yang terpasang di atas panser panser itu " dreett !!... drett !!.. drett !!... " melihat para pejuang mati bertumbangan semua milisi yang tersisa mulai nekat menyerbu secara gerudukan " ayo serbuu !!... serbu !!... " sambil mengacungkan senjata tajam mereka semua beramai ramai menyerbu panser panser yang terus menembaki tanpa henti " dreet !!... drett !!... drett !!... " beberapa orang mati bertumbangan namun yang lainnya masih terus berlari menyerbu panser panser itu " serbuu !!.. serbu semuaa !!.. " dengan penuh kenekatan mereka terus berlari menyerbu namun pada akhirnya mereka mati bertumbangan diberondong senapan mesin panser yang membabi buta tanpa henti , melihat teman temannya mati semua para milisi yang tersisa mulai kehabisan nyali dan tak bisa melakukan apa apa selain kabur mencari selamat.


Darmanto merasa ngeri melihat panser panser yang telah menghabisi banyak orang itu , ia ingin mengajak rekan rekannya kabur tapi mereka sudah terluka parah dan tak sanggup berjalan lagi , untungnya sebelum panser panser Inggris itu mendekat tiba tiba ada beberapa pejuang PRI yang datang mengendarai panser dan jeep " woe cakk !!... tulung cak !!... tulung koncoku arep matek !!.. " Darmanto langsung berteriak teriak meminta pertolongan hingga akhirnya ia dihampiri pejuang PRI yang mengendarai jeep , tanpa berlama lama ia langsung menaikkan rekan rekannya yang terluka sebelum akhirnya jeep itu mengantar mereka ke pos medis TKR Chunking yang ada di Kembang Jepun.

Begitu tiba di pos medis Darmanto dan rekan rekannya yang terluka langsung diberi perawatan oleh beberapa perempuan Tionghoa , di sini mereka juga bertemu banyak pejuang , milisi dan santri yang sama sama terluka parah , sambil dirawat mereka saling bercerita mengenai penyerangan di berbagai tempat yang semuanya mengalami kegagalan hingga menewaskan banyak orang , jelas hal ini terasa seperti mimpi buruk bagi pihak Republik yang tak mampu mengatasi ganasnya mesin perang pihak sekutu.


Menjelang sore kondisi Darmanto sudah membaik sehingga ia meminta diantarkan kembali ke markas di jl Pregolan , begitu tiba ia mendapati banyak pejuang , santri dan milisi yang kondisinya sudah terluka parah , ada yang matanya buta , kepalanya bocor atau kaki dan tangannya sudah buntung , dengan kondisi seperti itu mereka tak bisa lagi ikut berperang sehingga kolonel Sungkono memerintahkan Darmanto untuk membawa mereka ke pos palang merah yang ada di pinggiran Surabaya , tanpa buang buang waktu Darmanto langsung menjalankan perintah itu meskipun sebenarnya ia masih kelelahan.

Dengan lambat Darmanto memacu truk sambil melihat lihat keadaan kota Surabaya yang sudah porak poranda , banyak bangunan yang ambruk setelah digempur meriam kapal pagi tadi , bahkan pasar Turi sudah rata dengan tanah dan dipenuhi mayat mayat yang bergelimpangan di mana mana , tak cuma mayat orang saja tapi juga ada mayat sapi atau kuda milik penduduk yang tidak sempat mengungsi , selain itu di stasiun dekat pasar Turi ada beberapa polisi yang sedang sibuk mengevakuasi mayat dari gerbong gerbong kereta yang terguling dan hangus terbakar , sepertinya mayat mayat itu adalah para penduduk yang akan berangkat mengungsi ke Sidoarjo namun tragisnya gerbong gerbong yang mereka tumpangi keburu terkena gempuran meriam kapal.


Menjelang maghrib Darmanto akhirnya tiba di pos palang merah yang didirikan di dekat persawahan , beberapa petugas medis langsung membantunya menurunkan para pejuang , santri dan milisi yang diangkut di bak truk , satu persatu dari mereka diturunkan pelan pelan dan kemudian ditandu ke tenda tenda putih yang sudah dipenuhi banyak orang , semuanya sedang tergolek lemah di tikar dengan kondisi tubuh penuh luka " aduuh !!.. aduuhh !!... loro kabeh awakku cak !!.. aduuh !!... ra kuat caak !!... aduuhh !!... " mereka semua terus merintih rintih kesakitan karena luka yang mereka derita cukup parah , sementara para petugas medis yang jumlahnya hanya sedikit terus mondar mandir menangani mereka secara bergantian.


Pos medis ini menyatu dengan pos logistik yang merupakan pemasok makanan untuk semua orang yang berperang , saat Darmanto melihat lihat di dalam tenda terpal ada berkarung karung beras dan keranjang keranjang besar yang berisi telur , lamtoro , kangkung , cabe , tomat dan bermacam sayuran lainnya , sementara tak jauh di belakang tenda ada beberapa ekor sapi dan kambing yang diikat di pepohonan , semua itu adalah kiriman sukarela dari berbagai kota di Jawa Timur untuk mendukung perjuangan di Surabaya ini.

Kepulan asap tampak mengepul dari tenda terpal lain yang digunakan untuk dapur umum , di sana ada banyak mbok mbok yang sedang sibuk memasak tanpa mengenal lelah , ada yang sibuk mengulek sambel , menggoreng tempe , memotong daging dan sayuran atau menanak nasi di kuali besar , saat melihat Darmanto mbok mbok itu langsung memanggil manggil dan menawari sepiring nasi rawon yang baru saja matang " iki lho mas rawone wes mateng !!... sampeyan mangan disek ae ojok kesusu mbalik nang kutho !!... " dengan lahap Darmanto langsung menyantap sepiring rawon itu sambil bercengkrama dengan mbok mbok yang masih sibuk memasak.



" Perang yo perang mas , nanging ojok lali ngopi disek !.. " segelas kopi baru saja dibuatkan setelah Darmanto menghabiskan nasi rawon yang disantapnya , lekas saja ia menyeruput kopi itu bersama pejuang lain yang sedang duduk santai di pinggir sawah , sambil ngopi mereka saling bercerita mengenai kehidupan masing masing serta rencana muluk setelah perang usai nanti " nek aku yo cak penake panggah dadi wong cilik ae , urusan negoro iku bagiane wong seng pinter.... wah nek aku yo bakal neruske pangkatku ngasi dadi jendral cak , lak penak nduwe pasukan akeh karek ngongkoni thok !!... lha nek aku yo bakalane kate rabi maneh ae cak , jamane wes merdeka yo mesti oleh tho golek bojo sak akeh akehe.. hua.. ha.. ha.. bojo akeh iku gampang cak , seng penting duweke yo kudu akeh.. ha.. ha.. ha.. " mereka tampak bersemangat membicarakan impiannya masing masing , walaupun tak tahu apakah esok hari maut akan menjemput mereka tetap memandang kehidupan ini dengan penuh harapan.


Hari sudah beranjak petang saat Darmanto dan beberapa pejuang masih duduk santai di pinggir sawah , dari tadi mereka terus bersenda gurau sembari menyeruput kopi dan menghisap berbatang batang rokok kretek , namun tak lama kemudian mereka tak bisa lagi bersantai karena di kejauhan terlihat pesawat pembom Inggris yang sedang terbang mengitari kota Surabaya " jamput iki rek !!... wayah surup malah metu pesawate !!.. wah bahaya iki cak !!... pesawate inggris kate ngebom kutho cak !!... " seketika mereka semua langsung berdiri dan terdiam melihat pesawat pembom Inggris yang terbang mengitari kota Surabaya itu , hingga akhirnya " bluaar !!... bluaar !!... bluaar !!... " bom demi bom dijatuhkan pesawat itu hingga menimbukan ledakan dimana mana " bluaar !!... bluaar !!.. bluuaar !!... saking dahsyatnya ledakan bom itu mbok mbok yang ada di pos logistik langsung berhamburan keluar dan berkerumun di pinggir sawah , dengan muka tegang mereka semua melihat kota Surabaya sedang dibombardir pesawat pembom Inggris hingga terbakar dimana mana " ya allah !!... yok opo iki nasibe arek arek ndek kutho ?!... duh gusti !!.. sakno arek arek kenek bom koyok ngono iku !!.. mugo mugo podo slamet kabeh ya allah !!... " mbok mbok yang melihat kota Surabaya terbakar merasa khawatir dengan keselamatan orang orang yang sedang berperang , sementara para petugas medis langsung mengemasi obat obatan dan kemudian meminta diantarkan ke kota , tanpa buang buang waktu Darmanto langsung mengangkut mereka di bak truk sebelum akhirnya ia tancap gas secepatnya.


Saat tiba di kota keadaannya sudah seperti di neraka , kobaran api melalap bangunan bangunan yang roboh terkena bombardir pesawat tadi , sementara di jalanan mayat mayat hangus saling bergelimpangan dan belum diapa apakan sama sekali , lebih buruknya lagi listrik seisi kota juga padam sehingga keadaan jadi tampak gelap gulita , sungguh benar benar mengerikan keadaan Surabaya malam ini.



" Tuluung cak !!... akeh wong kenek bom cak !!... tulung mandeko disek !!.. " Darmanto langsung menghentikan laju truk saat ada seorang santri yang mencegatnya , sekejap kemudian Darmanto dan para petugas medis diajak santri itu masuk ke dalam masjid yang di dalamnya penuh orang orang yang terluka parah , ada yang sekujur kulitnya terbakar , tangan dan kakinya buntung atau kepalanya bocor mengucurkan darah , mereka semua sudah dalam keadaan sekarat sehingga para petugas medis langsung memberikan pertolongan sebisanya.

" Ashadu allah illahaillalah wa ashaduanna muhammadar rasullulah " kalimat syahadat terus terucap saat orang orang yang sekarat itu dijemput maut satu persatu , sementara orang orang yang masih hidup langsung diangkut ke bak truk sebelum akhirnya dibawa Darmanto kembali ke pos palang merah , berkali kali ia terus bolak balik karena ada banyak korban yang harus ditolong secepatnya , hingga akhirnya menjelang tengah malam Darmanto baru tiba di markas jl Pregolan yang bangunannya sudah hampir roboh semua , dengan kondisi seperti ini kolonel Sungkono langsung memindahkan markas divisi ke pabrik mebel Carpentierstraat yang bangunannya masih utuh tidak terkena bom , di sana orang orang yang tersisa dikumpulkan semua dan diberi waktu untuk beristirahat sejenak , mereka semua kelelahan setelah mengangkuti puluhan orang yang terluka untuk dirawat di pos medis TKR Chunking.

Karena listrik padam penerangan di dalam pabrik diganti dengan teplok , dalam suasana remang remang semua orang tidur di sembarang tempat sebelum akhirnya harus bangun lagi menjelang shubuh , walaupun masih lelah mereka semua langsung bersiap untuk berperang lagi karena intel Republik sudah mengabarkan kalau pasukan sekutu akan segera menyerang sektor tengah , tanpa buang buang waktu kolonel Sungkono langsung memerintahkan kompi demi kompi untuk bersiaga di daerah daerah yang telah ditentukan.

Setelah shalat shubuh berjamaah semua orang langsung berangkat bersama kompinya masing masing , Darmanto sendiri ditempatkan di daerah Tunjungan bersama dengan para milisi yang jumlahnya puluhan orang serta beberapa pejuang TKR laut yang membawa senapan anti aircraft berkaliber besar , senapan itu sudah terpasang di belakang mobil dan nantinya akan berguna untuk menembaki pesawat tempur Inggris yang menyerang.


Sebelum fajar menyingsing semua orang menyempatkan diri mampir ke dapur umum TKR Chunking yang ada di Kembang Jepun , saat shubuh tadi memang tidak ada makanan yang diantarkan ke markas sehingga mereka harus datang sendiri untuk mengambil makanan di dapur umum , ada bertumpuk tumpuk bakpao hangat yang langsung diambili semua orang , sementara beberapa perempuan Tionghoa sibuk menuangkan teh panas ke dalam gelas gelas yang ditaruh di meja , hanya dalam sekejap semua yang dihidangkan itu habis tak tersisa sebelum akhirnya semua orang bersiap pergi berperang.


Saat tiba di dekat daerah Tunjungan Darmanto melihat gudang amunisi sudah kosong melompong , rupanya para pejuang BPRI telah memindahkan persediaan amunisi ke sektor selatan agar lebih aman tidak terkena gempuran bom kapal atau pesawat , sementara untuk menyuplai kebutuhan amunisi tiap pos para pejuang BPRI akan mengirim kurir saat siang dan malam , dengan cara ini semua orang harus menghemat pelurunya masing masing karena kalau habis tidak ada persediaan yang bisa diambil sewaktu waktu.

Menit demi menit terus berlalu hingga akhirnya sirene pagi berbunyi seiring fajar yang mulai menyingsing " ngguuuiingg !!.... ngguuuiiingg !!.... " dengan sigap para pejuang TKR langsung bersembunyi di balik pilar pilar pertokoan yang ada di tepi jalan , sementara para milisi yang bersembunyi di atap pertokoan sudah menyiapkan berbotol botol bom molotov yang siap disulut , selain itu para pejuang TKR laut juga sudah memarkir mobilnya di lahan lahan kosong yang ada di selatan jalan agar nantinya bisa membidik pesawat tempur yang datang menyerang , dalam waktu beberapa menit lagi semua orang sudah siap beraksi menghabisi pasukan sekutu yang akan segera datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar