HIDOEP ITOE PERDJOEANGAN - Soerabaja Membara chapter VIII

 " Bluuuaaar !!!.... bluuuaar !!!.... bluuuarr !!!.... " suara dentuman nyaring terdengar hingga membangunkan semua orang yang sedang tidur , dalam gelap malam semuanya panik mendengar suara dentuman yang tak kunjung berhenti itu " bluuaar !!.... bluuuar !!.... bluuarr !!.... " ternyata kapal kapal Inggris yang ada di Tanjung Perak kembali membombardir kota Surabaya , namun kali ini terasa lebih menegangkan karena pengeboman dilakukan saat malam hari " yok opo iki cak ?!... bengi bengi kapale inggris malah ngebom !!... bahaya nek klentheng iki ngasi keceblokan bom cak !!... " dengan panik Darmanto dan para pejuang yang masih gelagapan langsung berlari menuju halaman depan klenteng , sementara para pengungsi yang dicekam ketakutan hanya bisa meringkuk sembari berdoa atau menenangkan bayi bayi mereka yang terus menangis , sungguh benar benar menegangkan suasana malam ini.


Semua orang merasa lega saat suara dentuman bom kapal tak lagi terdengar , namun kelegaan yang dirasakan hanya berlangsung sesaat karena tak lama kemudian mulai terdengar suara dengungan pesawat terbang " ngguuuungg !!..... ngguuuungg !!.... " sepertinya pesawat pembom Inggris sedang terbang tak jauh dari klenteng ini , bisa dipastikan tak lama lagi pesawat itu akan menjatuhkan bom di berbagai tempat , untuk mengantisipasinya semua lilin , teplok dan perapian di klenteng harus dimatikan agar tidak terlihat oleh pilot pesawat itu " pateni kabeh genine !!... selak pesawate liwat kene !! " setelah lilin , teplok dan perapian dimatikan keadaan di dalam klenteng jadi gelap gulita , sementara orang orang yang dicekam ketakutan hanya bisa meringkuk diam saat suara dengungan pesawat itu terdengar semakin nyaring " ngguuuuung !!.... nguuuuuung !!..... " sepertinya pesawat itu terbang semakin dekat dan membuat semua orang khawatir kalau klenteng ini akan dijatuhi bom , namun setelah sekian menit berlalu suara dengungan pesawat itu terdengar semakin lirih sebelum akhirnya sama sekali tak terdengar " wes ngaleh pesawate cak !!... wes aman saiki !!... " pesawat pembom itu sudah terbang menjauh dan sama sekali tidak menjatuhkan bom , sementara orang orang yang tadi sudah ketakutan kini mulai merasa tenang untuk melanjutkan tidurnya lagi.

Menjelang shubuh beberapa polisi istimewa datang ke klenteng dengan mengendarai truk , mereka langsung menyuruh para penduduk untuk ikut mengungsi ke pos yang ada di pinggiran Surabaya , kemungkinan besar pada hari ini pasukan sekutu akan melakukan serangan besar besaran di berbagai sektor sehingga kota Surabaya harus benar benar dikosongkan , tanpa buang buang waktu para polisi istimewa itu langsung menaikkan semua orang ke bak truk , sementara para pejuang dan milisi yang terluka akan diangkut ke pos palang merah oleh truk pejuang PRI yang akan datang tak lama lagi.


Saat fajar hampir menyingsing truk pejuang PRI akhirnya tiba juga di klenteng ini , para pejuang dan milisi yang terluka langsung dinaikkan ke bak truk dengan menggunakan tandu , sementara para perawat dan perempuan Tionghoa juga ikut dinaikkan sambil membawa persediaan obat obatan dan bahan pangan yang ada di klenteng , tak lama kemudian truk itu mulai beranjak meninggalkan klenteng yang telah dikosongkan.

Sepanjang perjalanan Darmanto melihat lihat keadaan kota Surabaya yang semakin porak poranda , banyak bangunan yang sudah hancur tinggal puing puingnya saja , sementara mayat mayat bergelimpangan dimana mana dan tak sempat untuk dikuburkan , sungguh benar benar seperti kota hantu keadaan di Surabaya saat ini.


" Nguuuiiing !!..... nguuiiing !!.... " sirene pagi mulai berbunyi saat truk masih melintasi perkotaan , di sepanjang jalan Darmanto melihat ratusan pejuang , milisi , santri dan polisi yang sedang bersiap siap melanjutkan peperangan hari ini , sebenarnya ia ingin bisa ikut berperang bersama mereka tetapi apa daya luka di punggungnya masih belum mengering , satu satunya hal yang bisa dilakukannya hanyalah memberikan dukungan moril dengan mengepalkan tangan tinggi tinggi sambil berteriak " merdeka !!.... merdeka !!.... merdeka !!... " para pejuang , milisi , santri dan polisi yang melihatnya langsung balas mengangkat kepalan tangan sambil meneriakkan " merdeka !!... merdeka !!... merdeka !!... " semoga kemerdekaan bangsa ini benar benar dapat dipertahankan walaupun harus menumpahkan darah yang tak terkira banyaknya.


Tak terasa sudah hampir seminggu Darmanto berada di pos palang merah untuk memulihkan luka di punggungnya , kini ia merasa sudah cukup kuat untuk kembali memanggul senjata dan ikut berperang menghadapi pasukan sekutu yang hampir menguasai semua sektor kota Surabaya , bersama beberapa pejuang dan santri yang baru saja sembuh Darmanto diantarkan ke daerah Krian yang merupakan pertahanan terakhir pihak Republik di sektor selatan , di sana mereka akan bergabung dengan pasukan batalion Yonosewoyo yang jumlahnya mungkin hanya tersisa ratusan orang saja.

Dengan menumpangi truk Darmanto dan rekan rekannya diantarkan ke daerah Krian yang berada di Sidoarjo , cukup jauh perjalanan yang ditempuh hingga mereka baru tiba saat hari sudah beranjak petang , segera saja mereka diturunkan di balai desa yang dijadikan markas komando batalion Yonosewoyo , di sini telah berkumpul ratusan orang pejuang , santri dan polisi istimewa yang semuanya merupakan sisa sisa dari sektor selatan dan tengah , selain itu beberapa tentara Jepang juga ikut bergabung dengan membawa sisa sisa persenjataan dan amunisi milik mereka , begitu tahu Darmanto tidak membawa senapan mereka langsung memberi sepucuk bedil arisaka dan pistol nambu.



Malam harinya suasana di desa terasa begitu sunyi , yang terdengar hanyalah suara jangkrik dan kodok dari persawahan saja , sementara keadaan yang begitu gelap hanya diterangi oleh beberapa teplok dan obor yang terpasang di balai desa , di saat seperti ini semua orang mulai tertidur satu persatu sebelum akhirnya harus dibangunkan menjelang shubuh , buru buru mereka mencuci muka dan ikut shalat berjamaah bersama sama , setelah itu mereka langsung menyantap nasi pecel kiriman dari penduduk desa setempat.

Saat fajar mulai menyingsing semua orang langsung dibagi menjadi peleton peleton kecil yang hanya terdiri dari 20 an orang saja , Darmanto sendiri ikut bersama sejumlah santri dan tentara Jepang yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan desa bagian utara , nantinya kalau ada pergerakan pasukan sekutu yang memasuki desa mereka harus berusaha menghambat dengan segala cara , kalau mereka kewalahan maka salah satu orang harus secepatnya kembali ke balai desa agar dikerahkan peleton peleton lain untuk membantu.

Tanpa buang buang waktu Darmanto beserta para santri dan tentara Jepang langsung berangkat menuju perbatasan desa yang jaraknya cukup jauh , mereka berjalan kaki melewati jalanan pedesaan sambil bernyanyi nyanyi dengan penuh semangat " barisan hizbullah tentara allah penegak agama bagi kepentingan nusa dan bangsa negara indonesia.... " secara bergantian para santri bernyanyi dengan para tentara Jepang yang berbaris di depan mereka " kimigayo wa chiyo ni , yachiyo ni sazare ishi no , iwao to narite , koke no musu made.... " saking ramainya nyanyian mereka para penduduk desa langsung berkerumun di depan rumah masing masing , dengan muka sumringah orang orang desa itu melihat barisan para santri dan tentara Jepang yang sedang melewati rumah rumah mereka.



" Mas !!... mas !!... monggo pinarak mas !!... monggo sedoyo dhahar rumiyin !!.. " seorang mbok tiba tiba memanggil dan menawari makan di rumahnya , karena masih lapar Darmanto beserta para santri dan tentara Jepang langsung masuk ke rumah mbok itu sebelum akhirnya mereka semua menyantap makanan yang disuguhkan , ada nasi sayur kangkung berlauk ayam serta jajanan nogosari buat hidangan pencuci mulut.

Seusai makan Darmanto dan para santri duduk duduk sebentar di halaman rumah sambil berbincang dengan beberapa penduduk desa , sementara para tentara Jepang justru asik bermain main dengan sekumpulan bocah yang baru saja berdatangan , bocah bocah itu terlihat riang dan tak lagi takut terhadap tentara Jepang yang dulu selalu dianggap kejam , selain itu para penduduk desa juga tak lagi sungkan berkumpul dengan tentara Jepang yang kini sudah dianggap seperti saudara sendiri.


" Arigato gozaimas !!... arigato gozaimas !!... " sambil membungkukkan badan para tentara Jepang itu mengucap terima kasih kepada mbok yang menawari makan , tak lama kemudian mereka segera berbaris mengikuti para santri yang sudah duluan berada di jalan , kali ini mereka semua terburu buru menuju perbatasan desa agar tidak keduluan pasukan sekutu yang bisa datang sewaktu waktu.

Selepas melewati lahan persawahan mereka semua tiba di perbatasan desa yang berdekatan dengan sungai dan tegalan , Darmanto bersama para tentara Jepang langsung bersembunyi di semak semak yang ada di pinggiran sungai , sementara para santri bersembunyi di tegalan yang dipenuhi pepohonan kelapa dan randu , kalau pasukan sekutu datang mereka semua akan langsung menembaki dari arah yang berbeda , selain itu beberapa ranjau juga diuruk di jalanan agar nantinya bisa meledakkan tank , panser atau truk yang lewat.

Di pinggir sungai Darmanto beserta para tentara Jepang terus mengamati keadaan yang tampak sepi , sudah berjam jam mereka menunggu namun sama sekali tak ada tanda tanda kedatangan pasukan sekutu , hingga saat menjelang siang akhirnya mulai terlihat iring iringan truk di kejauhan , truk truk itu mengangkut puluhan tentara Inggris dan Gurkha tanpa pengawalan armada tank atau panser , lama kelamaan iring iringan truk itu semakin melaju mendekati sungai sebelum akhirnya " bluuuuaar !!!... " ledakan dahsyat langsung menghancurkan truk yang melaju paling depan , sementara para tentara Inggris dan Gurkha yang diangkut truk itu mati terbakar seketika.


Truk truk lainnya langsung berhenti melaju dan menurunkan semua tentara yang diangkut , mereka tampak ketakutan melihat rekan rekannya mati terbakar dilalap api , sementara Darmanto dan para tentara Jepang yang berada di pinggir sungai langsung bersiap untuk menembaki mereka " dreet !!.... drett !!.... drett !!.... " muntahan peluru dari senapan mesin tentara Jepang terus menghujani para tentara Inggris dan Gurkha yang ada di seberang sungai " dreett !!.... dreett !!.... dreett !!... " banyak di antara mereka yang mati bertumpangan sementara yang lainnya berusaha melarikan diri ke tegalan , sialnya di sana ada para santri yang tanpa ampun langsung memberondong para tentara Inggris dan Gurkha yang sudah kocar kacir itu " duaar !!... duaar !!... drett !!... drett !!... " baku tembak yang terjadi di tegalan berlangsung sengit hingga para tentara Inggris dan Gurkha yang tersisa langsung menceburkan diri ke sungai " byuar !!.. byuar !!.. " Darmanto dan para tentara Jepang yang masih berada di pinggir sungai langsung bersiap menembaki beberapa tentara Inggris dan Gurkha yang sedang berenang renang itu " drett !!... drett !!... duaar !!... duaar !!... " satu persatu dari mereka mati tertembak dan mayatnya langsung hanyut terbawa arus sungai yang cukup deras.



Darmanto senang karena konfrontasi yang berlangsung singkat ini berhasil menewaskan puluhan tentara Inggris dan Gurkha , sementara sisanya yang masih hidup langsung digelandang dan dikumpulkan di pinggir jalan , dengan kedua tangan terangkat mereka tampak ketakutan ditodongkan moncong moncong senapan di hadapan muka mereka " please !!... please don't kill me !!... " tak ada yang bisa mereka lakukan selain mengiba iba memohon belas kasihan agar tak dihabisi , namun para tentara Jepang yang merasa dendam atas kekalahan perang di Burma tidak lagi punya belas kasihan terhadap mereka " shinu kichigai !!... shinu kichigai !!... " sambil membentak bentak para tentara Jepang menyuruh semua tentara Inggris dan Gurkha untuk berlutut dengan kepala menunduk , sekejap kemudian " sreet !!.... sreett !!.... sreet !!.... " satu persatu kepala mereka berjatuhan setelah ditebasi pedang pedang samurai milik para tentara Jepang , sungguh benar benar mendebarkan melihat eksekusi yang cukup sadis itu.


Mayat mayat tentara Inggris dan Gurkha yang bergelimpangan dimana mana akhirnya dibuang semua ke sungai , sementara persenjataan dan amunisi yang berceceran diambili semuanya untuk menambah persediaan , selain itu ada beberapa truk yang bisa dibawa ke markas komando untuk dijadikan tambahan sarana transportasi , tanpa berlama lama Darmanto beserta para santri dan tentara Jepang langsung kembali ke markas komando dengan mengendarai truk truk itu , begitu tiba di markas mereka langsung disambut selayaknya pahlawan yang baru menang perang " wah yo alhamdulillah iki cak , arek arek santri iki budhal gak nggowo opo opo lha kok moleh nggowo bedil ambek truk !!.. ojok lali dai nippon wes dadi bolone awake dhewe , nek ngrewangi yo pol polan sisan cak !!.. banzai !!.. banzai !!... arigato !!.. " para santri dan tentara Jepang dikerumuni semua orang sambil terus dielu elukan , sementara Darmanto langsung membagi bagikan senjata dan amunisi yang ada di bak truk " to aku njaluk bren sak pelurune !!.. aku yo njaluk sten sak pelurune to !!.. granate njaluk telu ae to !!.. " semua orang langsung berebutan meminta senjata yang sesuai seleranya masing masing , mereka senang dengan persenjataan milik militer Inggris yang dirasa jauh lebih baik daripada milik militer Jepang.


Sepucuk senapan sten beserta sejumlah magasinnya telah berada di genggaman Darmanto , dengan santai ia melumasi senapan itu sembari bersenda gurau bersama rekan rekan pejuang lainnya " lho iki kok pelurune gak sedeng dilebokno cak !!... kegeden cak iki pelurune " Darmanto tertawa melihat beberapa pejuang tidak bisa memasukkan peluru di senapannya , setelah dberi tahu mereka baru paham kalau peluru tiap tiap senapan ada jenisnya sendiri sendiri " wah yo goblok koen iku lha pelurune ancen bedo !!.. koen dadi pejuang mbedakno pelurune ae gak iso , ngisin ngisini koen iku !!.. " maklum selama ini para pejuang lebih terbiasa menggunakan senapan Jepang , lagipula mereka tadinya cuma orang biasa yang sama sekali tidak mengenal seluk beluk persenjataan militer.

" Wingi lho cak , arek arek onok seng nguncalno granat gak mbledos , lha ambek gurkha diuncalno maneh malah arek arek seng kebledosan.. lak yo guoblok temenan iku cak !!.. " banyak cerita lucu di kalangan para pejuang yang belum memahami seluk beluk penggunaan senjata militer , ada yang melempar granat tapi tidak meledak karena pemicunya belum ditarik , ada lagi yang menembakkan mortir tapi malah hampir mengenai teman sendiri , ada juga yang berhasil merampas tank tapi malah menceburkan ke sungai karena kesulitan mengemudi , kejadian semacam ini sudah biasa terjadi dan akhirnya malah menjadi bahan guyonan bagi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar