Di saat semua orang masih bersantai tiba tiba di kejauhan terlihat para penduduk desa yang berlarian kalang kabut " inggris teko !!... gurkha teko !!... " mendengar teriakan para penduduk yang kepanikan itu semua orang yang ada di balai desa langsung memanggul senjatanya masing masing , dengan tergesa mereka semua berhamburan ke jalan dan menanyai para penduduk desa yang sedang berlarian " wah bahaya pak !!.. inggris ambek gurkha teko nang deso lor pak !!... uakeh pasukane seng teko pak !!... podo ngebomi omahe wong wong nganggo mortir pak !!.. " rupanya pasukan sekutu kembali mendatangi desa sebelah utara dan menghancurkan rumah rumah para penduduk , melihat keadaan mulai kacau seperti ini para semua orang langsung bersiap menghadapi pasukan sekutu yang tak lama lagi akan segera menyerbu kemari , sementara para penduduk yang sedang kepanikan dikumpulkan semua di balai desa sebelum akhirnya diungsikan ke daerah lain yang lebih aman.
Menjelang sore seorang intel baru saja mengabarkan kalau iring iringan truk pasukan sekutu mulai berdatangan memasuki desa , diperkirakan ada ratusan tentara Inggris dan Gurkha yang diangkut truk truk itu , tanpa buang buang waktu semua orang langsung berpencar memasuki rumah rumah gedek yang berada di sepanjang jalan menuju balai desa , begitu iring iringan truk pasukan sekutu lewat mereka semua langsung menembaki dari segala arah " dreet !!.... drett !!... duarr !!... duaar !!.. " baku tembak yang terjadi langsung menghentikan truk truk itu , sementara ratusan tentara Inggris dan Gurkha yang diangkut di bak truk langsung diturunkan di jalanan " duaar !!... duaar !!... dreet !!... dreet !!... " rumah rumah gedek yang dijadikan tempat bersembunyi langsung berlobang lobang setelah ditembaki para tentara Inggris dan Gurkha , satu persatu rekan Darmanto mati bertumbangan sementara ia sendiri terpaksa harus kabur ke tegalan yang ada di belakang rumah , dengan tergesa ia terus berlari melewati lebatnya pepohonan pisang sambil berusaha menembaki beberapa tentara Gurkha yang mengejarnya " dreett !!... drett !!... dreett !!... " berkali kali ia menembak namun semuanya meleset , justru para tentara Gurkha yang mengejarnya malah berhasil menembak lengan kanannya " duaar !!.. duaar !!... " seketika Darmanto menjatuhkan senapan sten yang dipegangnya , sambil meringis kesakitan ia terus berlari hingga akhirnya berhasil mencapai balai desa yang dijaga oleh puluhan orang.
" Onok gurkha nang tegalan !!.. aku dikiter gurkha nang tegalan !!... siaga kabeh !!... ndang siaga kabeh !!.. " begitu tiba di balai desa Darmanto langsung berteriak teriak memberi peringatan , sementara para pejuang , santri dan polisi mulai bersiap menembaki beberapa tentara Gurkha yang tadi mengejar Darmanto " jancok lha iku gurkhane !!... ndang tembaki kabeh rek !!.. " rententan tembakan langsung menghujani para tentara Gurkha yang baru saja keluar dari tegalan " dreett !!... dreett !!... duaar !!... duaar !!... " satu persatu mereka semua mati bertumbangan setelah dihujani tembakan bertubi tubi , namun keadaan masih belum aman karena baku tembak masih terjadi di sepanjang jalanan menuju balai desa " duaar !!... duaar !!... dreett !!... dreett !!... bluuar !!... bluuar !!... " rentetan tembakan dan ledakan granat terus terdengar dari jalanan , sementara para pejuang , santri dan polisi yang bersiaga di balai desa merasa cemas kalau rekan rekannya mati semua dalam baku tembak itu.
" Caak !!... ayo mlayu kabeh cak !!... awake dhewe wes kepepet !!... wes gak iso ngatasi maneh !!... " beberapa pejuang , santri dan polisi yang terlibat baku tembak tiba tiba berlarian kalang kabut , dengan terbirit birit mereka terus berlari menuju balai desa sambil berteriak teriak kepanikan " ayo mlayu cak !!... mlayu kabeh !!.. sekutune sek uakeh cak !!.. " semua orang yang mendengar teriakan mereka langsung ikut berlari meninggalkan balai desa secepatnya , kalau sampai pasukan sekutu yang masih terlibat baku tembak di jalanan itu menyerbu balai desa maka semua orang akan mati terbantai.
Setelah melintasi persawahan yang cukup jauh para pejuang , santri dan polisi yang tersisa akhirnya tiba di desa sebelah selatan , dengan nafas ngos ngosan mereka semua beristirahat di sebuah musholla dan diberi minum oleh kompi pejuang lain yang bermarkas di desa ini " wes cak !!... deso lor ngasi etan wes entek kabeh wonge !!... wes dikuasai sekutu kabeh desone cak !!... " begitu di ceritakan kejadiannya kompi pejuang yang bermarkas di desa ini langsung mengkoordinasikan anggotanya untuk diajak melakukan serangan balik , ada puluhan orang yang siap berangkat untuk merebut kembali desa sebelah timur yang baru saja direbut sekutu , kali ini Darmanto memutuskan ikut mereka walaupun lengan kanannya sudah terluka dan tak bisa memegang senapan , paling tidak ia masih bisa memegang pistol dengan tangan kirinya untuk sekedar membantu aksi tembak menembak , sementara untuk meredakan rasa sakit di lengan kanannya seorang petugas medis langsung menyuntikkan morfin dengan dosis yang cukup banyak.
Puluhan orang pejuang yang bermarkas di desa sebelah selatan akhirnya berangkat menuju desa sebelah timur yang baru saja dikuasai pasukan sekutu , selama sejam lebih mereka semua terus berjalan melintasi persawahan sebelum akhirnya tiba di pinggiran desa yang berupa tegalan , dengan waspada mereka mulai menyusup masuk melewati lebatnya pepohonan pisang dan singkong hingga akhirnya mereka mencapai kandang sapi di sebelah rumah penduduk " ati ati meneng kabeh !!... akeh tentara inggris neng dalan !!... " semua terdiam di balik kandang sapi sambil mengamati keadaan jalanan desa yang tampak ramai , banyak tentara Inggris yang sedang berjalan mondar mandir kesana kemari , ada juga yang bersembunyi di parit parit pinggir jalan sambil celingukan mengawasi keadaan sekitar , sementara di dekat balai desa ada beberapa pejuang yang tertangkap dan digelandang para tentara Gurkha yang terus menodongkan senapannya , melihat situasi seperti ini rasanya akan sulit untuk melakukan penyerangan secara frontal , kalau tetap nekat sama saja dengan setor nyawa.
Para pejuang yang berjumlah puluhan orang ini akhirnya dipecah menjadi regu regu kecil yang disebar di tegalan sekeliling desa , nantinya serangan akan dilakukan dari berbagai penjuru secara hit and run , begitu selesai menyerang maka tiap regu harus secepatnya berpindah ke tegalan lain untuk melakukan serangan berikutnya , tentu saja taktik seperti ini membutuhkan kecepatan dan juga kehati hatian agar aksi penyerangan bisa terus berkelanjutan.
Tanpa berlama lama lagi tiap regu langsung menyebar ke berbagai penjuru tegalan yang dipenuhi pepohonan lebat , Darmanto sendiri ikut bersama regu yang akan menyerang dari belakang balai desa , dengan waspada ia bersama rekan rekannya terus berjalan melewati lebatnya pepohonan bambu sebelum akhirnya mereka mencapai tegalan yang ada di belakang balai desa " ayo murep kabeh rek !!.. tiarap siaga kabeh !!.. " sambil tiarap mereka mulai mempersiapkan persenjataannya masing masing hingga akhirnya " duaar !!... duaar !!... dreet !!... dreet !!... " para tentara Inggris dan Gurkha yang berada di sekitar balai desa langsung kocar kacir diserang secara tiba tiba , banyak yang mati bertumbangan sementara sisanya kabur atau bersembunyi di dalam balai desa " wes ayo mlayu maneh !!... ngaleh saiki !!.. " dengan tergesa Darmanto dan rekan rekannya langsung melarikan diri dan berpindah ke penjuru tegalan yang lain , sementara di saat bersamaan regu regu lainnya mulai melakukan penyerangan secara berkelanjutan " duaar !!... duaar !!... dreet !!... drett !!... " baku tembak terus terjadi di segala penjuru desa ini , regu demi regu yang bersembunyi di tegalan terus berpindah pindah seusai melakukan penyerangan , namun jumlah tentara Inggris dan Gurkha yang menguasai desa ini memang sangat banyak sehingga rasanya agak mustahil untuk dihabisi semuanya.
Ketika sudah kehabisan amunisi regu demi regu yang dari tadi terus menyerang akhirnya mulai mundur keluar dari desa , namun pelarian mereka tidaklah gampang karena para tentara Inggris dan Gurkha terus mengejar dan menembaki mereka dari belakang " duaar !!... duaar !!... dreet !!... dreet !!... " beberapa pejuang tewas tertembak sementara yang lainnya terus berlari tunggang langgang hingga mencapai persawahan " hah !!.. hah !!... hah !!..." dengan nafas ngos ngosan mereka semua terus berlari sambil dihujani tembakan bertubi tubi , hingga tanpa diduga " duaar !!... duaar !!... " kaki kanan Darmanto terkena tembakan hingga ia ambruk seketika di pinggir sawah " aduuh caak !!... tuluung cakk !!... aku ojok ditinggal cakk !!.. " salah seorang pejuang tidak tega membiarkan Darmanto tergeletak kesakitan di pinggir sawah , akhirnya ia menggendong Darmanto di punggungnya sambil terus berlari sekuat tenaga , pada akhirnya mereka semua berhasil mencapai desa sebelah selatan dengan selamat , sementara para tentara Inggris dan Gurkha yang tadi terus mengejar kini telah kembali ke desa sebelah timur , sungguh terasa lega hati Darmanto yang tadi nyaris saja kehilangan nyawa , hanya ucapan terima kasih saja yang bisa ia berikan kepada seorang pejuang yang rela menolongnya itu " suwun cak !!.. suwun !!.. aku utang nyowo ambek sampeyan "
Darmanto yang terluka parah langsung ditandu oleh para petugas medis , dengan tergesa ia ditandu ke salah satu rumah yang dijadikan pos palang merah untuk dioperasi secepatnya " arrg !!... aduuh !!... aduuh sakiiit mbak !!... berkali kali ia mengerang kesakitan saat petugas medis mengeluarkan berbutir butir peluru yang bersarang di lengan dan kakinya , sementara darah segar terus mengucur tanpa henti hingga membasahi amben yang digunakan Darmanto berbaring.
Begitu selesai dioperasi para petugas medis langsung membalutkan perban pada lengan dan kaki Darmanto , dengan tertatih tatih ia dipapah menuju ruangan yang dipenuhi para pejuang , santri dan polisi yang terluka , mereka semua tergolek lemah di ranjang dengan kondisi yang jauh lebih parah daripada Darmanto , ada yang matanya sudah buta , kaki dan tangannya buntung sebelah atau sekujur tubuhnya penuh luka bakar , sungguh benar benar menyedihkan melihat kondisi mereka seperti itu.
Saat berbaring di ranjang Darmanto merenungi kondisinya yang sudah terluka cukup parah , tentunya butuh waktu lama untuk memulihkan diri agar bisa ikut berperang lagi , namun ia sendiri tak yakin kalau peperangan ini masih berlanjut saat dirinya sembuh nanti , kemungkinan besar beberapa hari ke depan pihak sekutu sudah berhasil melibas habis sisa sisa kekuatan pihak Republik yang masih bercokol di desa desa pinggiran Surabaya , jelas sudah bahwa peperangan ini hanya akan berakhir pahit bagi pihak Republik yang posisinya sudah di ujung tanduk.
" Cak cak !!... awake dhewe pengen urip merdeka kok angel temenan yo ?!... nek akhire koyok ngene yo panggah ae awake dhewe dijajah londo maneh koyok mbiyen !!.. " seorang pejuang yang terbaring di sebelah Darmanto terus meratapi perjuangan yang dianggapnya sia sia belaka , Darmanto sendiri tak bisa membayangkan kalau Indonesia yang baru saja menyatakan kemerdekaan ternyata harus kembali terjajah oleh Belanda , rasanya sungguh sangat memuakkan kalau kehidupan rakyat akan kembali tertindas , terinjak injak , terdiskriminasi dan terpaksa menjadi jongos di negeri sendiri , sementara kekayaan alam yang terkandung di bumi Nusantara juga akan kembali dihisap oleh meneer meneer rakus yang selalu ingin hidup seperti raja , pada akhirnya apa yang tersisa dari suatu negeri koloni yang bernama Dutch East Indies hanyalah kemiskinan , kesengsaraan dan kepedihan saja , tidak akan pernah ada yang namanya kesejahteraan ataupun kemakmuran sepanjang negeri ini masih berada dalam cengkraman kolonialisme Belanda.
Dengan memendam keputus asaan Darmanto akhirnya tertidur begitu saja , namun dalam tidurnya ia mengalami rentetan mimpi buruk hingga membuatnya terjaga berkali kali " opo'o cak ?!... ngimpi elek maneh tha sampeyan ?!.. " seorang pejuang yang terbaring di sampingnya terus bertanya tanya namun tak sekalipun Darmanto menjawabnya , ia hanya mencoba untuk kembali memejamkan mata dan berharap mimpi buruknya tidak berlanjut lagi.
Saat pagi menjelang semua orang yang sedang dirawat tiba tiba ditandu keluar satu persatu , kata petugas medis pada hari ini pasukan sekutu akan segera menyerbu desa sehingga orang orang yang terluka harus diungsikan secepatnya ke kota Grisse atau Gresik , apa boleh buat tak ada pilihan bagi Darmanto selain ikut mengungsi ke sana meskipun sebenarnya ia masih ingin ikut berperang bersama rekan rekannya " wes yo rek !!... lakonku wes tutuk semene wae !!... terusno nek berjuang !!... aku mek iso ngrewangi dongo soko kadohan !!... insya allah sekali merdeka tetep merdeka !!.. " dengan suara parau Darmanto berpamitan kepada rekan rekannya sebelum akhirnya ia ditandu keluar dan dinaikkan ke atas bak truk.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh truk itu akhirnya tiba di rumah sakit daerah Kebomas Gresik , begitu masuk ke dalam Darmanto melihat ada banyak orang yang terluka parah dan sedang menjalani perawatan , akhirnya di kamar paling belakang Darmanto dibaringkan bersama beberapa pejuang lain yang sudah duluan dirawat di sini , mereka kemudian saling berkenalan dan bercerita mengenai peperangan demi peperangan yang telah dialami , setiap kali bercerita bulir bulir air mata selalu menetes karena mereka teringat lagi dengan rekan rekannya yang sudah tewas " getihe konco koncone awake dhewe wes kutah mbanjiri kutho suroboyo , nanging akhire kok malah koyok ngene yo cak ?!.. " entah sudah berapa banyak orang yang tewas selama peperangan di Surabaya , rasanya seperti sia sia belaka pengorbanan nyawa mereka karena pada akhirnya kemerdekaan gagal untuk dipertahankan.
Melalui siaran radio orang orang di rumah sakit bisa menyimak perkembangan situasi dari hari ke hari , namun setiap kali menyimak siaran radio yang ada hanyalah kabar kabar buruk yang terasa menyesakkan dada , apalagi saat memasuki bulan Desember 1945 kota Surabaya telah sepenuhnya jatuh ke tangan sekutu , dengan situasi seperti ini NICA Belanda tinggal mengambil alih pemerintahan kota saja , sementara pusat pemerintahan Republik yang berada di Jakarta sudah semakin terdesak dan hanya tinggal menunggu waktu untuk direbut sekutu.
" Yok opo nek iki uduk akhire republik indonesia ??... yok opo nek iki malah dadi awalane republik indonesia ??... masio awake dhewe saiki ajur ajuran nanging perjuangan kudu tetep dilanjut nang kutho kutho liyane !!... " salah seorang pejuang masih tampak bersemangat untuk meneruskan perjuangan yang telah dianggap sia sia oleh semua orang , dengan berapi api ia berusaha menyalakan kembali semangat orang orang yang terlanjur padam setelah kekalahan di Surabaya , sementara Darmanto yang sudah putus asa perlahan mulai merasakan adanya sisa sisa harapan yang masih bisa diperjuangkan , rasanya akan sangat memalukan kalau ia menyerah sampai di sini karena sesungguhnya perjuangan mencapai kemerdekaan masih teramat panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar